BAB 5. Melabrak Via

Selamat! Membaca🤗🤗

❄❄❄

"Sudahlah mas, aku tidak mau membahas ini lagi karena sepertinya percuma jika aku mengatakan dan membahasnya pun kau tidak pernah mengerti,"kata Via yang semakin membuatku bingung.

Tapi lagi-lagi aku tidak mau memperdulikan omongan Via, aku menarik kursi di meja makan dan segera menyantap makan malamku yang sungguh berbeda ini.

"Kau masak sebanyak ini? Bukankah kau sedang berhemat?"tanyaku penasaran, karena sudah beberapa hari ini Via memasak menu yang sama yaitu tahu dan tempe tapi kenapa malam ini seperti di restoran bintang 5.

"Tidak! Ini semua makanan dari ibuku."

"Kau pulang ke rumah ibumu?"

"Tidak! Siang tadi ibu yang datang ke sini menjengukku dan Satria."

Aku menggangguk, karena hal itu juga memang sudah rutin dilakukan oleh ibu mertuaku, satu minggu sekali ia akan datang ke sini untuk menengok Satria cucunya.

Selesai dengan ritual makan malam, aku menuju ruang menonton TV, tapi bukan untuk menonton berita atau Sinetron.

Aku hanya ingin bersantai di sana sambil melihat-lihat media sosial milik teman-temanku.

Baru beberapa menit aku duduk sambil scroll-scroll ponselku tiba-tiba Via datang sambil membawakan satu gelas teh manis yang masih mengebul di tangannya.

Setelah meletakkan satu gelas teh itu di meja Via duduk di hadapanku.

"Mas!"panggilnya.

"Iya!"

"Kau tidak lupakan dengan percakapan kita tadi pagi?"

Aku mengerutkan kening setelah mendengar ucapan dari Via.

"Apa?"

Lagi-lagi Via menghela nafas berat.

"Mas, besok kita harus membayar uang listrik dan air. Apa kau masih tidak mengingatnya?"

Astaga!

Aku melupakan hal itu, aku lupa jika tadi pagi Via meminta uang untuk membayar listrik dan air. Tapi bagaimana ini! Uang bensinku pun sudah aku berikan kepada ibu untuk membayar arisan.

"Kenapa Mas?"

"Via, aku sudah tidak punya uang, kau tahu kan uang gaji bulanan ku ke mana saja, dan aku hanya menyisakan untuk bensin motorku selama 1 bulan bekerja."

"Lalu bagaimana dengan tagihan listrik dan air mas?"

"Ya itu terserah kau, aku sudah memberimu uang bulanan dan itu sudah termasuk untuk biaya listrik dan air."

"Tapi uang itu tidak cukup Mas!"

"Bukan tidak cukup, tapi karena kau yang terlalu boros menggunakan uang itu."

Mendengar ucapanku Via langsung berdiri dari duduknya.

"Jadi kau tidak mau memberi uang?"

"Bukan tidak mau Via tapi aku memang tidak punya uang lagi, aku baru memiliki uang lagi awal bulan nanti."

"Baiklah!"

Setelah mengatakan itu Via pergi masuk ke dalam kamar.

❄️❄️❄️❄️❄️

Keesokan harinya.

Seperti ucapannya kemarin Ibu Jubaidah mendatangi rumah Via di saat Rahman sudah berangkat bekerja.

Hari ini Rahman tidak sarapan di rumah ibunya karena pagi ini pun Via memasak masakan yang cocok untuk Rahman sehingga lelaki itu mau memakanya.

❄❄

Setelah mendapatkan info dari Rohmah jika Rahman sudah tidak ada di rumahnya ibu Jubaidah dan Rohmah segera menuju rumah Rahman untuk menemui Via.

Tentu ia tidak mau menunda lama-lama niatnya yang ingin melabrak menantu wanitanya itu.

Rohma melajukan motornya dengan sangat kencang karena ia pun sudah tidak sabar ingin melihat ibunya memaki Via.

"VIA!"

Wanita itu berteriak dengan sangat kencang ketika sudah sampai di depan rumah Rahman.

Via yang saat itu memang sedang berada di ruangan depan sedikit terkejut dan segera membuka pintu.

"Ibu, Mbak Rohmah. Ada apa pagi-pagi datang ke sini?"

"Memangnya kenapa jika aku dan ibu datang ke sini pagi-pagi apa kau tidak suka?"

"Bukan begitu mbak, Aku hanya bertanya?"

"Tapi pertanyaanmu itu seolah tidak menyukai jika aku dan ibu datang ke sini."

"Via saya ingin bicara denganmu!"kata Jubaidah menyela.

Via mengangguk dan segera mengajak ibu mertua dan kakak iparnya untuk duduk di ruang keluarga.

"Ada apa Bu?"

"Apakah sudah bosan menjadi istri Rahmah?"

"Apa maksud ibu?"

"Jika kau memang sudah bosan menjadi istri Rahman, Lebih baik kau tinggalkan saja suamimu itu daripada kau berstatus sebagai istrinya tapi kau tidak pernah memenuhi kewajibanmu sebagai seorang istri bahkan kau lebih sering menelantarkan Rahman."

Via tersentak dengan perkataan Ibu mertuanya itu.

"Apa Mas Rahman mengatakan sesuatu pada ibu?"

"Rahman tidak mengatakan apapun pada saya. Tapi apa kau tahu, kalau setiap pagi Rahman selalu sarapan di rumah saya. Karena kau tidak pernah memasak sarapan yang baik untuknya. Kau ini istrinya kan! Harusnya kau lebih mengutamakan suamimu itu dari segala-galanya kau harus mempersiapkan semua keperluan dan kebutuhan suamimu termasuk sarapannya di pagi hari."

"Aku sudah menyiapkan sarapan untuk mas Rahman setiap hati, tapi dia saja yang tidak mau memakanya."

"Itu karena kau memasak sarapan yang tidak bergizi untuk Rahman, Via, kau tahu kan suamimu itu bekerja keras banting tulang untuk menghidupi kau dan anakmu jadi kau harus memperhatikan kesehatannya."

"Jika memang di rumah Ibu ada masakan yang bergizi seimbang dan sehat untuk Mas Rahman, ya sudah biarkan saja Mas Rahman makan di rumah ibu."

"Apa! Kau gampang sekali berkata seperti itu, dengar Via. Rahman itu suamimu jadi kau harus bertanggung jawab untuk mengurusinya."

"Tapi Mas Rahman juga kan anak ibu. Apa salahnya jika anak ibu makan dan sarapan di rumah ibu, toh itu juga tidak setiap hari dan selamanya kan. Mas Rahman makan di rumah ibu, baru beberapa minggu ini saja, itu juga karena mas Rahman memberi uang bulanan yang tidak cukup untuk biaya hidup kami selama satu bulan, jadi ketika di akhir bulan seperti ini aku harus berhemat Bu."

"Bukan harus berhemat Via, tapi kau itu yang terlalu boros, menghambur-hamburkan uang suami seenaknya."

Via bangkit dari duduknya.

"Ibu, Maafkan aku jika aku berlaku tidak sopan. Jika ibu datang ke sini hanya untuk memaki dan menyudutkanku lebih baik Ibu pergi saja dari rumahku."

Jubaidah membelalakkan matanya tak percaya dengan apa yang dikatakan Via. Begitu juga dengan Rohmah, wanita itu tentu tidak terima jika Via berani mengusir ibunya.

"Via! Jangan kurang ajar kau, kau berani mengusir Ibuku dari rumah adikku sendiri."

"Ini rumahku Mbak!"

"Sudah biarkan saja Rohmah, dia benar-benar menantu durhaka yang berani mengusir Ibu mertuanya sendiri."

Tak banyak bicara, setelah mengatakan perkataan tadi Jubaidah pun menarik Rohmah untuk keluar dari sana.

"Ibu tidak boleh membiarkan Via seenaknya seperti itu, dia sudah kurang ajar berani mengusir Ibu ini kan rumah Rahman Bu!"

"Sudah Rohmah. Cepat kau nyalakan motor dan kita pergi dari sini."

Tak bisa berbuat apa-apa lagi, Rohmah pun menuruti permintaan ibunya ia segera menyalakan motor dan melaju menjauhi rumah Rahman dan Via.

Sebenarnya jarak rumah mereka tidaklah terlalu jauh, masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki hanya dalam waktu beberapa menit saja.

Tapi, baik Rohmah atau Rahman mereka lebih memilih untuk menggunakan motor jika berkunjung ke rumah masing-masing.

Via menutup pintu dengan rapat setelah kepergian ibu mertua dan kakak iparnya itu.

Ia kembali ke dalam kamar untuk melihat Satria yang baru beberapa menit yang lalu tertidur.

Bersambung....

❄️❄️❄️❄️

Terimakasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏

Mohon dukunganya ya🙏

Tolong koreksi jika ada kesalahan dalam tulisan ini agar Ntor bisa segera memperbaikinya.🤗🤗

Love banyak-banyak untuk semuanya❤❤❤❤❤

Terpopuler

Comments

Heny

Heny

Yg boros tu bkn istri mu tp ibu mu jatah sdh dikasi minta tambah lg

2024-12-23

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Perkenalan
2 BAB 2. Dia Boros
3 BAB 3. Lagi-lagi Soal Uang!
4 BAB 4. Ingin Melabrak Via.
5 BAB 5. Melabrak Via
6 BAB 6. Rahman Marah
7 BAB 7. Via Selalu Salah
8 BAB 8. Via VS Rohmah
9 BAB 9. Mengetahui Rahasia Besar Ibu Mertua
10 BAB 10. Video Dari Ibu Mertua
11 BAB 11. Mencari Kebenaran
12 BAB 12. Memutar Balikan Fakta
13 BAB 13. Ingin Merusak Nama Via
14 BAB 14. Via Melawan
15 BAB 15. Rahman Luluh
16 BAB 16. Tipuan Dari Rohmah
17 BAB 17. Rahman Tidak Menyusul
18 BAB 18. Pulang Ke Rumah Ibu
19 BAB 19. Menjemput Via
20 BAB 20. Rahman Yang Kembali Seperti Dulu
21 BAB 21. Jubaidah Gelisah
22 BAB 22. Jubaidah Pingsan
23 BAB 23. Kembali Berdebat
24 BAB 24. Tidak Ada Makan Malam. Atau Sarapan Sampai Satu Bulan Kedepan!
25 BAB 25. Via Ingin Bekerja
26 BAB 26. Melawan Ibu Mertua
27 BAB 27. Rahman Tetap Tidak Mengijinkan Via Bekerja
28 BAB 28. Nasehat Ibu Dan Ayah
29 BAB 29. Sikap Jubaidah Yang Tiba-tiba Berubah
30 BAB 30. Kedatangan Selvi
31 BAB 31. Mendekatkan Rahman Dan Selvi
32 Menantu Kebanggaan Pulang
33 Membandingkan Via
34 Ada Yang Mengantarkan Via Pulang
35 Di Minta Mengantarkan Selvi Pulang.
36 Harus Mendapatkan Uang
37 Meragukan Via
38 Kemana Rudi?
39 Semakin Curiga
40 Bertemu Selvi Di Jalan
41 Uang Impian Jubaidah Raib.
42 Rahman Yang Tak Kunjung Pulang
43 Mungkin Saja, Rahman Mencari Kesenangan di Luar!
44 Kedatangan Selvi Dan Rahman. Membuat Via Kecewa.
45 Rahman Yang Plin-plan
46 Fakta Tentang Rudi
47 Rahman Berubah Hanya Beberapa Hari Saja
48 Rahman Dan Selvi yang Semakin Menjadi.
49 Via Menyerah Dan Ingin Pulang
50 Apa Yang Di Lakukan Selvi Dan Rahman?
51 Untung Rahman Sadar.
52 Izinkan Saya, Membawa Kembali Putri Tercinta Saya.
53 Membawa Via Pulang
54 Membuat Rahman, Hampir Mati
55 Membawa Via Pergi Jauh
56 Rahman Berani Membentak Junaidah
57 Mencari Keberadaan Via
58 Jubaidah Murka
59 Rahasia Jubaidah
60 Keadaan Sulit, Rohmah
61 Jubaidah. Harus Segera Bertindak.
62 Mendapatkan Uang 10 Juta
63 Wanita Gila
64 Jubaidah Kepergok!
65 Semangat! Rahman
66 Ingin Bertemu Via.
67 Tolong Maafkan Aku!
68 Masihkan Ada Harapan Untuk Rahman?
69 Menginap
70 Ancaman Jubaidah
71 Tindakan Alvian, Mengisi Jubaidah
72 Jubaidah Yang Tetep Tidak Mau Pergi
73 Jubaidah Mulai Bertindak.
74 Air Dari Jubaidah
75 Kotak Rahasia Milik Jubaidah
76 Kenapa Rohmah?
77 Tinggal Di Kontrakan 3 petak.
78 Rencana Menumbalkan Via
79 Rencana Jubaidah Dan Selvi
80 Memancing Via
81 Flash Back
82 Flash Back. Bagian Kedua
83 Berubah Jadi Benci.
84 Nasib Alvian
85 Rahman Yang Akan Datang
86 Kegialaan Rahman.
87 Rencana Rahman Untuk Jubaidah
88 Rudi Membawa Putri
89 Kembali Bersama.
90 Jubaidah Di Hajar Preman
91 Derita Awal Jubaidah.
92 Draft
93 Rahman Yang Semakin Benci
94 Putri Butuh Pertolongan
95 Usaha Menyelamatkan Putri.
96 Kegilaan Rudi
97 Menegangkan
98 Penjara Dan Rumah Sakit Jiwa
99 Rania Mencari Kerja
100 Kecurigaan Jubaidah
101 Memulai pekerjaan Dengan Baik.
102 Tolong Ibu Rahman
103 Harus Berbuat Baik Pada Siapapun.
104 Seperti Malam Pertama
105 Di mana Jubaidah?
106 Dendamnya Rahman Harus Segera Di Hentikan.
107 Seperti Psikopat!
108 Apa Kau Sudah Mengetahuinya?
109 Kenapa Kau Tega Melakukan itu padaku?
110 Jubaidah Menyesal
111 Final Episode.
112 Ucapan Terima Kasih Author Dan Ekstra Part
113 Promosi Novel Baru
114 Promosi Novel Baru
115 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 115 Episodes

1
BAB 1. Perkenalan
2
BAB 2. Dia Boros
3
BAB 3. Lagi-lagi Soal Uang!
4
BAB 4. Ingin Melabrak Via.
5
BAB 5. Melabrak Via
6
BAB 6. Rahman Marah
7
BAB 7. Via Selalu Salah
8
BAB 8. Via VS Rohmah
9
BAB 9. Mengetahui Rahasia Besar Ibu Mertua
10
BAB 10. Video Dari Ibu Mertua
11
BAB 11. Mencari Kebenaran
12
BAB 12. Memutar Balikan Fakta
13
BAB 13. Ingin Merusak Nama Via
14
BAB 14. Via Melawan
15
BAB 15. Rahman Luluh
16
BAB 16. Tipuan Dari Rohmah
17
BAB 17. Rahman Tidak Menyusul
18
BAB 18. Pulang Ke Rumah Ibu
19
BAB 19. Menjemput Via
20
BAB 20. Rahman Yang Kembali Seperti Dulu
21
BAB 21. Jubaidah Gelisah
22
BAB 22. Jubaidah Pingsan
23
BAB 23. Kembali Berdebat
24
BAB 24. Tidak Ada Makan Malam. Atau Sarapan Sampai Satu Bulan Kedepan!
25
BAB 25. Via Ingin Bekerja
26
BAB 26. Melawan Ibu Mertua
27
BAB 27. Rahman Tetap Tidak Mengijinkan Via Bekerja
28
BAB 28. Nasehat Ibu Dan Ayah
29
BAB 29. Sikap Jubaidah Yang Tiba-tiba Berubah
30
BAB 30. Kedatangan Selvi
31
BAB 31. Mendekatkan Rahman Dan Selvi
32
Menantu Kebanggaan Pulang
33
Membandingkan Via
34
Ada Yang Mengantarkan Via Pulang
35
Di Minta Mengantarkan Selvi Pulang.
36
Harus Mendapatkan Uang
37
Meragukan Via
38
Kemana Rudi?
39
Semakin Curiga
40
Bertemu Selvi Di Jalan
41
Uang Impian Jubaidah Raib.
42
Rahman Yang Tak Kunjung Pulang
43
Mungkin Saja, Rahman Mencari Kesenangan di Luar!
44
Kedatangan Selvi Dan Rahman. Membuat Via Kecewa.
45
Rahman Yang Plin-plan
46
Fakta Tentang Rudi
47
Rahman Berubah Hanya Beberapa Hari Saja
48
Rahman Dan Selvi yang Semakin Menjadi.
49
Via Menyerah Dan Ingin Pulang
50
Apa Yang Di Lakukan Selvi Dan Rahman?
51
Untung Rahman Sadar.
52
Izinkan Saya, Membawa Kembali Putri Tercinta Saya.
53
Membawa Via Pulang
54
Membuat Rahman, Hampir Mati
55
Membawa Via Pergi Jauh
56
Rahman Berani Membentak Junaidah
57
Mencari Keberadaan Via
58
Jubaidah Murka
59
Rahasia Jubaidah
60
Keadaan Sulit, Rohmah
61
Jubaidah. Harus Segera Bertindak.
62
Mendapatkan Uang 10 Juta
63
Wanita Gila
64
Jubaidah Kepergok!
65
Semangat! Rahman
66
Ingin Bertemu Via.
67
Tolong Maafkan Aku!
68
Masihkan Ada Harapan Untuk Rahman?
69
Menginap
70
Ancaman Jubaidah
71
Tindakan Alvian, Mengisi Jubaidah
72
Jubaidah Yang Tetep Tidak Mau Pergi
73
Jubaidah Mulai Bertindak.
74
Air Dari Jubaidah
75
Kotak Rahasia Milik Jubaidah
76
Kenapa Rohmah?
77
Tinggal Di Kontrakan 3 petak.
78
Rencana Menumbalkan Via
79
Rencana Jubaidah Dan Selvi
80
Memancing Via
81
Flash Back
82
Flash Back. Bagian Kedua
83
Berubah Jadi Benci.
84
Nasib Alvian
85
Rahman Yang Akan Datang
86
Kegialaan Rahman.
87
Rencana Rahman Untuk Jubaidah
88
Rudi Membawa Putri
89
Kembali Bersama.
90
Jubaidah Di Hajar Preman
91
Derita Awal Jubaidah.
92
Draft
93
Rahman Yang Semakin Benci
94
Putri Butuh Pertolongan
95
Usaha Menyelamatkan Putri.
96
Kegilaan Rudi
97
Menegangkan
98
Penjara Dan Rumah Sakit Jiwa
99
Rania Mencari Kerja
100
Kecurigaan Jubaidah
101
Memulai pekerjaan Dengan Baik.
102
Tolong Ibu Rahman
103
Harus Berbuat Baik Pada Siapapun.
104
Seperti Malam Pertama
105
Di mana Jubaidah?
106
Dendamnya Rahman Harus Segera Di Hentikan.
107
Seperti Psikopat!
108
Apa Kau Sudah Mengetahuinya?
109
Kenapa Kau Tega Melakukan itu padaku?
110
Jubaidah Menyesal
111
Final Episode.
112
Ucapan Terima Kasih Author Dan Ekstra Part
113
Promosi Novel Baru
114
Promosi Novel Baru
115
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!