Selamat! Membaca 🤗🤗🤗
❄️❄️❄️❄️
"Mas, kau tidak sarapan?"
Suara Via yang tiba-tiba muncul dari belakang mengejutkanku, dan sepertinya aku harus menyudahi sesi perkenalan pada kalian.
"Tidak!"sahutku cuek.
"Yasudah kalau kau tidak mau sarapan, itu malah lebih bagus. Karena bisa lebih menghemat uang belanja kita."
Aku tersentak mendengar perkataan Via yang seperti itu, bisa-bisanya ia bicara seperti itu.
Bukannya membujuk suaminya ini agar bersedia menyantap sarapan itu, ia malah mensyukuri jika aku tidak memakannya.
"Via!"aku sudah menggeram menahan jengkel di dadaku.
"Apa Mas!"sahut Via yang menatapku dengan tatapan yang tidak biasa.
Namun aku masih bisa menahan emosiku, karna aku tidak mau pagi ini di tutup dengan adegan perang otot dengan Via, karena aku malu pada tetangga yang sering memperhatikan dan mendengar pertengkaran kami.
"Yasudah, aku berangkat dulu."Akhirnya hanya kata itulah yang keluar dari mulutku.
Via meraih punggung tanganku dan menciumnya, membuat hatiku berbunga-bunga, apa mungkin Via sudah kembali seperti semula.
Tapi, bunga-bunga yang tumbuh di hatiku seketika layu dalam hitungan detik saja, karena mendengar perkataan Via.
"Mas, kau tahu kan ini sudah tanggal 15. Sudah saatnya untuk bayar air dan listrik Mas."
Lagi-lagi soal uang.
"Bukankah aku sudah memberi uang padamu?"
"Yang mana?"
"Dua minggu yang lalu Via, jangan bilang kau tidak mengingat atau memang kau sengaja pura-pura lupa, agar kau bisa kembali meminta uang padaku?"
"Apa maksudmu uang bulanan yang kau berikan senilai 1 juta itu?"
Aku mengangguk, mengiyakan apa yang dimaksud oleh Via. Tentu saja ia tidak akan lupakan dengan uang 1 juta yang aku berikan awal bulan lalu kan.
Tapi aku malah melihat wajah Via yang tersenyum kecut padaku.
"Mas, apa kau pikir uang senilai 1 juta itu besar? Mampu menutupi kebutuhan kita selama 1 bulan dengan semua tagihan yang ada di rumah ini?"
"Via. Aku memberikanmu uang bulanan sebesar 1 juta hanya beberapa bulan ini saja kan? Karna aku memang harus membantu ibu untuk membayar cicilan motor Mbak Rohmah, jadi aku harap kau mengerti akan hal itu."
"Mengerti bagaimana Mas!"
"Mengerti agar kau jangan terlalu boros, dan menghambur-hamburkan uang yang aku berikan padamu, ini untuk sementara saja Via, jika Mas Surya sudah kembali mengirim uang untuk Mbak Rohmah aku akan memberimu uang bulanan lebih."
"Menghambur-hamburkan uang yang kau berikan Mas!" Via terlihat marah sambil mengulangi kata-kata ku tadi.
Aku melihat Via menarik nafas dalam-dalam.
"Terserah kau saja mas, aku sudah capek terus-terusan berdebat soal ini dengan mu, pokoknya aku tidak mau tahu, nanti sore kau harus memberikan aku uang untuk membayar tagihan listrik dan air."
Setelah mengatakan itu Via pun kembali masuk ke dalam rumah meninggalkanku begitu saja di teras.
Aku kesal kenapa Via tidak pernah mengerti posisiku, seharusnya dia bisa menghemat uang yang aku berikan padanya agar bisa membayar semua tagihan di rumah ini.
❄️❄️❄️
Aku memutuskan untuk segera pergi, tapi aku tidak langsung pergi ke pabrik, melainkan ke rumah ibuku terlebih dahulu untuk mengisi perutku yang terasa lapar karena belum sarapan.
Tentu tidak mungkin kan jika aku berangkat bekerja dengan perut yang kosong ditambah lagi aku mempunyai penyakit maag.
Jarak rumahku dan rumah ibuku tidak terlalu jauh sehingga aku tidak membutuhkan waktu lama menempuh ke rumah orang tuaku itu.
Kurang dari 5 menit aku sampai di rumah Ibu.
Karena rumah Ibu tidak dikunci aku langsung masuk saja.
Dan ketika aku sampai di dalam, aku segera menuju ruang makan karena di sana aku mendengar suara ibu, Rania dan Mbak Rohmah tengah berbincang.
Aku membuka gorden penutup pintu ruang makan dan aku mendapati mereka bertiga sedang sarapan di sana.
Aku cukup terkejut melihat penampakan di meja makan rumah ibuku itu,
di sana tersaji beberapa hidangan yang sangat menggoda membuat cacing-cacing yang ada di perutku memberontak.
Tanpa berkata apapun dan tanpa menunggu lama-lama lagi aku segera menarik kursi kosong yang ada di sana lalu mengambil piring dan mengisi nasi dengan beberapa lauk kesukaanku.
Ibu terkejut sekaligus bingung melihat kelakuanku seperti orang yang sedang kelaparan.
Dan itu memang benar.
Putranya ini sedang kelaparan karena bukan hanya tidak sarapan bahkan sudah sejak semalam perutku tidak terisi karena lagi-lagi Via hanya memasak tahu dan tempe membuatku bosan untuk memakannya.
"Rahman! Kenapa kau seperti ini, kau sudah seperti orang yang tidak makan selama satu minggu saja,"ketus ibu.
"Maaf bu, aku sedang lapar karena aku belum sarapan."
"Apa istrimu itu tidak memasak sarapan untukmu?"
"Masak bu, tapi lagi-lagi Via hanya menggoreng tahu dan tempe saja, aku bosan."Sahutku sambil mengunyah makanan yang penuh di mulutku.
"Dasar Via, apa dia sengaja tidak mau memasak makanan yang sehat dan bergizi untukmu? Ibu sudah pernah bilang padamu Rahman cari istri itu yang pandai mengurus suami."
"Sudah Bu! Via bukan tidak pandai mengurusku, tapi ia bilang uang belanja yang aku berikan padanya kurang jadi ia harus berhemat."
"Kurang! Lagi lagi istrimu itu selalu memberi alasan jika uang belanja yang kau berikan padanya kurang! selain dia tidak pandai memasak, tidak pandai mengurus suami dia juga tidak pandai mengelola uang yang diberikan oleh suaminya."
Ibu benar-benar marah saat itu, dan asal kalian tahu saja ini bukan pertama kalinya Ibu marah-marah pada Via, setiap hari ibu selalu memaki Via.
Tapi, kurang baik apa aku sebagai suami, karena aku selalu membela istriku itu ketika ibuku memarahinya bahkan ibuku nekat akan mendatangi Via jika tidak aku cegah.
"Tentu saja kurang bu, Ibu dan Mas Rahman tahu kan, Mbak Via itu hanya diberi uang sebesar 1 juta saja setiap bulannya, tentu saja itu tidak cukup ditambah lagi Mbak Via hampir setiap minggu bolak-balik ke dokter untuk memeriksakan kondisi Satria."
Tiba-tiba saja Rania menyela pembicaraan Ibu.
Dan hal itu tentu saja membuat Ibu marah bukan hanya ibu tapi Mbah Rohmah juga marah padanya.
"Kau jangan ikut campur anak kecil, kau tahu apa soal kebutuhan rumah tangga. Dan kau tidak perlu ikut campur urusan rumah tangga Via dan Rahman, kau belajar saja yang benar!"sahut mbak Rohmah yang kesal, karena seperti biasa adikku itu akan selalu membela Via jika ibu dan Mbak Rohmah menyudutkan Via.
Bersambung...
❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️
Terimakasih sudah berkunjung ke cerita ini🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Mohon dukungannya 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Tolong koreksi jika ada kesalahan dalam tulisan ini agar Ntor bisa segera memperbaikinya 🙏
Love banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Heny
Suami salah membagi napkah hrs nya keperluan anak dan istri lbh banyak
2024-12-23
1
Nyit-nyit Idjemz
bener2 suami g ada otak.
dipikir sejuta itu cukup buat sebulan?
mana lagi bayar ini itu
2024-02-15
2
Mirna Loden Mirna Mirna
yg baiknya via serakan uang 1jta itu untk rahman biar dia y kelola slma 1 bln,apa kah dia sanggup kelola uang 1jta atau gk,mkanya ksh uang 1jta tpi mau mkn enak,dasar laki2 stres
2023-05-03
4