BAB 3. Lagi-lagi Soal Uang!

Selamat! Membaca 🤗🤗🤗

❄️❄️❄️❄️

"Mas, kau tidak sarapan?"

Suara Via yang tiba-tiba muncul dari belakang mengejutkanku, dan sepertinya aku harus menyudahi sesi perkenalan pada kalian.

"Tidak!"sahutku cuek.

"Yasudah kalau kau tidak mau sarapan, itu malah lebih bagus. Karena bisa lebih menghemat uang belanja kita."

Aku tersentak mendengar perkataan Via yang seperti itu, bisa-bisanya ia bicara seperti itu.

Bukannya membujuk suaminya ini agar bersedia menyantap sarapan itu, ia malah mensyukuri jika aku tidak memakannya.

"Via!"aku sudah menggeram menahan jengkel di dadaku.

"Apa Mas!"sahut Via yang menatapku dengan tatapan yang tidak biasa.

Namun aku masih bisa menahan emosiku, karna aku tidak mau pagi ini di tutup dengan adegan perang otot dengan Via, karena aku malu pada tetangga yang sering memperhatikan dan mendengar pertengkaran kami.

"Yasudah, aku berangkat dulu."Akhirnya hanya kata itulah yang keluar dari mulutku.

Via meraih punggung tanganku dan menciumnya, membuat hatiku berbunga-bunga, apa mungkin Via sudah kembali seperti semula.

Tapi, bunga-bunga yang tumbuh di hatiku seketika layu dalam hitungan detik saja, karena mendengar perkataan Via.

"Mas, kau tahu kan ini sudah tanggal 15. Sudah saatnya untuk bayar air dan listrik Mas."

Lagi-lagi soal uang.

"Bukankah aku sudah memberi uang padamu?"

"Yang mana?"

"Dua minggu yang lalu Via, jangan bilang kau tidak mengingat atau memang kau sengaja pura-pura lupa, agar kau bisa kembali meminta uang padaku?"

"Apa maksudmu uang bulanan yang kau berikan senilai 1 juta itu?"

Aku mengangguk, mengiyakan apa yang dimaksud oleh Via. Tentu saja ia tidak akan lupakan dengan uang 1 juta yang aku berikan awal bulan lalu kan.

Tapi aku malah melihat wajah Via yang tersenyum kecut padaku.

"Mas, apa kau pikir uang senilai 1 juta itu besar? Mampu menutupi kebutuhan kita selama 1 bulan dengan semua tagihan yang ada di rumah ini?"

"Via. Aku memberikanmu uang bulanan sebesar 1 juta hanya beberapa bulan ini saja kan? Karna aku memang harus membantu ibu untuk membayar cicilan motor Mbak Rohmah, jadi aku harap kau mengerti akan hal itu."

"Mengerti bagaimana Mas!"

"Mengerti agar kau jangan terlalu boros, dan menghambur-hamburkan uang yang aku berikan padamu, ini untuk sementara saja Via, jika Mas Surya sudah kembali mengirim uang untuk Mbak Rohmah aku akan memberimu uang bulanan lebih."

"Menghambur-hamburkan uang yang kau berikan Mas!" Via terlihat marah sambil mengulangi kata-kata ku tadi.

Aku melihat Via menarik nafas dalam-dalam.

"Terserah kau saja mas, aku sudah capek terus-terusan berdebat soal ini dengan mu, pokoknya aku tidak mau tahu, nanti sore kau harus memberikan aku uang untuk membayar tagihan listrik dan air."

Setelah mengatakan itu Via pun kembali masuk ke dalam rumah meninggalkanku begitu saja di teras.

Aku kesal kenapa Via tidak pernah mengerti posisiku, seharusnya dia bisa menghemat uang yang aku berikan padanya agar bisa membayar semua tagihan di rumah ini.

❄️❄️❄️

Aku memutuskan untuk segera pergi, tapi aku tidak langsung pergi ke pabrik, melainkan ke rumah ibuku terlebih dahulu untuk mengisi perutku yang terasa lapar karena belum sarapan.

Tentu tidak mungkin kan jika aku berangkat bekerja dengan perut yang kosong ditambah lagi aku mempunyai penyakit maag.

Jarak rumahku dan rumah ibuku tidak terlalu jauh sehingga aku tidak membutuhkan waktu lama menempuh ke rumah orang tuaku itu.

Kurang dari 5 menit aku sampai di rumah Ibu.

Karena rumah Ibu tidak dikunci aku langsung masuk saja.

Dan ketika aku sampai di dalam, aku segera menuju ruang makan karena di sana aku mendengar suara ibu, Rania dan Mbak Rohmah tengah berbincang.

Aku membuka gorden penutup pintu ruang makan dan aku mendapati mereka bertiga sedang sarapan di sana.

Aku cukup terkejut melihat penampakan di meja makan rumah ibuku itu,

di sana tersaji beberapa hidangan yang sangat menggoda membuat cacing-cacing yang ada di perutku memberontak.

Tanpa berkata apapun dan tanpa menunggu lama-lama lagi aku segera menarik kursi kosong yang ada di sana lalu mengambil piring dan mengisi nasi dengan beberapa lauk kesukaanku.

Ibu terkejut sekaligus bingung melihat kelakuanku seperti orang yang sedang kelaparan.

Dan itu memang benar.

Putranya ini sedang kelaparan karena bukan hanya tidak sarapan bahkan sudah sejak semalam perutku tidak terisi karena lagi-lagi Via hanya memasak tahu dan tempe membuatku bosan untuk memakannya.

"Rahman! Kenapa kau seperti ini, kau sudah seperti orang yang tidak makan selama satu minggu saja,"ketus ibu.

"Maaf bu, aku sedang lapar karena aku belum sarapan."

"Apa istrimu itu tidak memasak sarapan untukmu?"

"Masak bu, tapi lagi-lagi Via hanya menggoreng tahu dan tempe saja, aku bosan."Sahutku sambil mengunyah makanan yang penuh di mulutku.

"Dasar Via, apa dia sengaja tidak mau memasak makanan yang sehat dan bergizi untukmu? Ibu sudah pernah bilang padamu Rahman cari istri itu yang pandai mengurus suami."

"Sudah Bu! Via bukan tidak pandai mengurusku, tapi ia bilang uang belanja yang aku berikan padanya kurang jadi ia harus berhemat."

"Kurang! Lagi lagi istrimu itu selalu memberi alasan jika uang belanja yang kau berikan padanya kurang! selain dia tidak pandai memasak, tidak pandai mengurus suami dia juga tidak pandai mengelola uang yang diberikan oleh suaminya."

Ibu benar-benar marah saat itu, dan asal kalian tahu saja ini bukan pertama kalinya Ibu marah-marah pada Via, setiap hari ibu selalu memaki Via.

Tapi, kurang baik apa aku sebagai suami, karena aku selalu membela istriku itu ketika ibuku memarahinya bahkan ibuku nekat akan mendatangi Via jika tidak aku cegah.

"Tentu saja kurang bu, Ibu dan Mas Rahman tahu kan, Mbak Via itu hanya diberi uang sebesar 1 juta saja setiap bulannya, tentu saja itu tidak cukup ditambah lagi Mbak Via hampir setiap minggu bolak-balik ke dokter untuk memeriksakan kondisi Satria."

Tiba-tiba saja Rania menyela pembicaraan Ibu.

Dan hal itu tentu saja membuat Ibu marah bukan hanya ibu tapi Mbah Rohmah juga marah padanya.

"Kau jangan ikut campur anak kecil, kau tahu apa soal kebutuhan rumah tangga. Dan kau tidak perlu ikut campur urusan rumah tangga Via dan Rahman, kau belajar saja yang benar!"sahut mbak Rohmah yang kesal, karena seperti biasa adikku itu akan selalu membela Via jika ibu dan Mbak Rohmah menyudutkan Via.

Bersambung...

❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️

Terimakasih sudah berkunjung ke cerita ini🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Mohon dukungannya 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Tolong koreksi jika ada kesalahan dalam tulisan ini agar Ntor bisa segera memperbaikinya 🙏

Love banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Heny

Heny

Suami salah membagi napkah hrs nya keperluan anak dan istri lbh banyak

2024-12-23

1

Nyit-nyit Idjemz

Nyit-nyit Idjemz

bener2 suami g ada otak.
dipikir sejuta itu cukup buat sebulan?
mana lagi bayar ini itu

2024-02-15

2

Mirna Loden Mirna Mirna

Mirna Loden Mirna Mirna

yg baiknya via serakan uang 1jta itu untk rahman biar dia y kelola slma 1 bln,apa kah dia sanggup kelola uang 1jta atau gk,mkanya ksh uang 1jta tpi mau mkn enak,dasar laki2 stres

2023-05-03

4

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Perkenalan
2 BAB 2. Dia Boros
3 BAB 3. Lagi-lagi Soal Uang!
4 BAB 4. Ingin Melabrak Via.
5 BAB 5. Melabrak Via
6 BAB 6. Rahman Marah
7 BAB 7. Via Selalu Salah
8 BAB 8. Via VS Rohmah
9 BAB 9. Mengetahui Rahasia Besar Ibu Mertua
10 BAB 10. Video Dari Ibu Mertua
11 BAB 11. Mencari Kebenaran
12 BAB 12. Memutar Balikan Fakta
13 BAB 13. Ingin Merusak Nama Via
14 BAB 14. Via Melawan
15 BAB 15. Rahman Luluh
16 BAB 16. Tipuan Dari Rohmah
17 BAB 17. Rahman Tidak Menyusul
18 BAB 18. Pulang Ke Rumah Ibu
19 BAB 19. Menjemput Via
20 BAB 20. Rahman Yang Kembali Seperti Dulu
21 BAB 21. Jubaidah Gelisah
22 BAB 22. Jubaidah Pingsan
23 BAB 23. Kembali Berdebat
24 BAB 24. Tidak Ada Makan Malam. Atau Sarapan Sampai Satu Bulan Kedepan!
25 BAB 25. Via Ingin Bekerja
26 BAB 26. Melawan Ibu Mertua
27 BAB 27. Rahman Tetap Tidak Mengijinkan Via Bekerja
28 BAB 28. Nasehat Ibu Dan Ayah
29 BAB 29. Sikap Jubaidah Yang Tiba-tiba Berubah
30 BAB 30. Kedatangan Selvi
31 BAB 31. Mendekatkan Rahman Dan Selvi
32 Menantu Kebanggaan Pulang
33 Membandingkan Via
34 Ada Yang Mengantarkan Via Pulang
35 Di Minta Mengantarkan Selvi Pulang.
36 Harus Mendapatkan Uang
37 Meragukan Via
38 Kemana Rudi?
39 Semakin Curiga
40 Bertemu Selvi Di Jalan
41 Uang Impian Jubaidah Raib.
42 Rahman Yang Tak Kunjung Pulang
43 Mungkin Saja, Rahman Mencari Kesenangan di Luar!
44 Kedatangan Selvi Dan Rahman. Membuat Via Kecewa.
45 Rahman Yang Plin-plan
46 Fakta Tentang Rudi
47 Rahman Berubah Hanya Beberapa Hari Saja
48 Rahman Dan Selvi yang Semakin Menjadi.
49 Via Menyerah Dan Ingin Pulang
50 Apa Yang Di Lakukan Selvi Dan Rahman?
51 Untung Rahman Sadar.
52 Izinkan Saya, Membawa Kembali Putri Tercinta Saya.
53 Membawa Via Pulang
54 Membuat Rahman, Hampir Mati
55 Membawa Via Pergi Jauh
56 Rahman Berani Membentak Junaidah
57 Mencari Keberadaan Via
58 Jubaidah Murka
59 Rahasia Jubaidah
60 Keadaan Sulit, Rohmah
61 Jubaidah. Harus Segera Bertindak.
62 Mendapatkan Uang 10 Juta
63 Wanita Gila
64 Jubaidah Kepergok!
65 Semangat! Rahman
66 Ingin Bertemu Via.
67 Tolong Maafkan Aku!
68 Masihkan Ada Harapan Untuk Rahman?
69 Menginap
70 Ancaman Jubaidah
71 Tindakan Alvian, Mengisi Jubaidah
72 Jubaidah Yang Tetep Tidak Mau Pergi
73 Jubaidah Mulai Bertindak.
74 Air Dari Jubaidah
75 Kotak Rahasia Milik Jubaidah
76 Kenapa Rohmah?
77 Tinggal Di Kontrakan 3 petak.
78 Rencana Menumbalkan Via
79 Rencana Jubaidah Dan Selvi
80 Memancing Via
81 Flash Back
82 Flash Back. Bagian Kedua
83 Berubah Jadi Benci.
84 Nasib Alvian
85 Rahman Yang Akan Datang
86 Kegialaan Rahman.
87 Rencana Rahman Untuk Jubaidah
88 Rudi Membawa Putri
89 Kembali Bersama.
90 Jubaidah Di Hajar Preman
91 Derita Awal Jubaidah.
92 Draft
93 Rahman Yang Semakin Benci
94 Putri Butuh Pertolongan
95 Usaha Menyelamatkan Putri.
96 Kegilaan Rudi
97 Menegangkan
98 Penjara Dan Rumah Sakit Jiwa
99 Rania Mencari Kerja
100 Kecurigaan Jubaidah
101 Memulai pekerjaan Dengan Baik.
102 Tolong Ibu Rahman
103 Harus Berbuat Baik Pada Siapapun.
104 Seperti Malam Pertama
105 Di mana Jubaidah?
106 Dendamnya Rahman Harus Segera Di Hentikan.
107 Seperti Psikopat!
108 Apa Kau Sudah Mengetahuinya?
109 Kenapa Kau Tega Melakukan itu padaku?
110 Jubaidah Menyesal
111 Final Episode.
112 Ucapan Terima Kasih Author Dan Ekstra Part
113 Promosi Novel Baru
114 Promosi Novel Baru
115 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 115 Episodes

1
BAB 1. Perkenalan
2
BAB 2. Dia Boros
3
BAB 3. Lagi-lagi Soal Uang!
4
BAB 4. Ingin Melabrak Via.
5
BAB 5. Melabrak Via
6
BAB 6. Rahman Marah
7
BAB 7. Via Selalu Salah
8
BAB 8. Via VS Rohmah
9
BAB 9. Mengetahui Rahasia Besar Ibu Mertua
10
BAB 10. Video Dari Ibu Mertua
11
BAB 11. Mencari Kebenaran
12
BAB 12. Memutar Balikan Fakta
13
BAB 13. Ingin Merusak Nama Via
14
BAB 14. Via Melawan
15
BAB 15. Rahman Luluh
16
BAB 16. Tipuan Dari Rohmah
17
BAB 17. Rahman Tidak Menyusul
18
BAB 18. Pulang Ke Rumah Ibu
19
BAB 19. Menjemput Via
20
BAB 20. Rahman Yang Kembali Seperti Dulu
21
BAB 21. Jubaidah Gelisah
22
BAB 22. Jubaidah Pingsan
23
BAB 23. Kembali Berdebat
24
BAB 24. Tidak Ada Makan Malam. Atau Sarapan Sampai Satu Bulan Kedepan!
25
BAB 25. Via Ingin Bekerja
26
BAB 26. Melawan Ibu Mertua
27
BAB 27. Rahman Tetap Tidak Mengijinkan Via Bekerja
28
BAB 28. Nasehat Ibu Dan Ayah
29
BAB 29. Sikap Jubaidah Yang Tiba-tiba Berubah
30
BAB 30. Kedatangan Selvi
31
BAB 31. Mendekatkan Rahman Dan Selvi
32
Menantu Kebanggaan Pulang
33
Membandingkan Via
34
Ada Yang Mengantarkan Via Pulang
35
Di Minta Mengantarkan Selvi Pulang.
36
Harus Mendapatkan Uang
37
Meragukan Via
38
Kemana Rudi?
39
Semakin Curiga
40
Bertemu Selvi Di Jalan
41
Uang Impian Jubaidah Raib.
42
Rahman Yang Tak Kunjung Pulang
43
Mungkin Saja, Rahman Mencari Kesenangan di Luar!
44
Kedatangan Selvi Dan Rahman. Membuat Via Kecewa.
45
Rahman Yang Plin-plan
46
Fakta Tentang Rudi
47
Rahman Berubah Hanya Beberapa Hari Saja
48
Rahman Dan Selvi yang Semakin Menjadi.
49
Via Menyerah Dan Ingin Pulang
50
Apa Yang Di Lakukan Selvi Dan Rahman?
51
Untung Rahman Sadar.
52
Izinkan Saya, Membawa Kembali Putri Tercinta Saya.
53
Membawa Via Pulang
54
Membuat Rahman, Hampir Mati
55
Membawa Via Pergi Jauh
56
Rahman Berani Membentak Junaidah
57
Mencari Keberadaan Via
58
Jubaidah Murka
59
Rahasia Jubaidah
60
Keadaan Sulit, Rohmah
61
Jubaidah. Harus Segera Bertindak.
62
Mendapatkan Uang 10 Juta
63
Wanita Gila
64
Jubaidah Kepergok!
65
Semangat! Rahman
66
Ingin Bertemu Via.
67
Tolong Maafkan Aku!
68
Masihkan Ada Harapan Untuk Rahman?
69
Menginap
70
Ancaman Jubaidah
71
Tindakan Alvian, Mengisi Jubaidah
72
Jubaidah Yang Tetep Tidak Mau Pergi
73
Jubaidah Mulai Bertindak.
74
Air Dari Jubaidah
75
Kotak Rahasia Milik Jubaidah
76
Kenapa Rohmah?
77
Tinggal Di Kontrakan 3 petak.
78
Rencana Menumbalkan Via
79
Rencana Jubaidah Dan Selvi
80
Memancing Via
81
Flash Back
82
Flash Back. Bagian Kedua
83
Berubah Jadi Benci.
84
Nasib Alvian
85
Rahman Yang Akan Datang
86
Kegialaan Rahman.
87
Rencana Rahman Untuk Jubaidah
88
Rudi Membawa Putri
89
Kembali Bersama.
90
Jubaidah Di Hajar Preman
91
Derita Awal Jubaidah.
92
Draft
93
Rahman Yang Semakin Benci
94
Putri Butuh Pertolongan
95
Usaha Menyelamatkan Putri.
96
Kegilaan Rudi
97
Menegangkan
98
Penjara Dan Rumah Sakit Jiwa
99
Rania Mencari Kerja
100
Kecurigaan Jubaidah
101
Memulai pekerjaan Dengan Baik.
102
Tolong Ibu Rahman
103
Harus Berbuat Baik Pada Siapapun.
104
Seperti Malam Pertama
105
Di mana Jubaidah?
106
Dendamnya Rahman Harus Segera Di Hentikan.
107
Seperti Psikopat!
108
Apa Kau Sudah Mengetahuinya?
109
Kenapa Kau Tega Melakukan itu padaku?
110
Jubaidah Menyesal
111
Final Episode.
112
Ucapan Terima Kasih Author Dan Ekstra Part
113
Promosi Novel Baru
114
Promosi Novel Baru
115
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!