Selamat! Membaca 🤗
❄️❄️❄️❄️❄️
Sore hari.
Seperti dugaanku.
Mas Rahman pulang dengan wajah merah penuh dengan amarah.
Ia membuka pintu dengan sangat keras tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu.
Aku sudah tahu apa yang terjadi, jadi aku bersikap santai tidak memperdulikannya.
"VIA!"
Mas Rahman berteriak dengan sangat kencang sampai memenuhi seluruh ruangan di Rumah kami.
"Ada apa mas? Apa kau tidak bisa mengecilkan suaramu, aku bisa mendengar tanpa kau harus berteriak seperti itu."
Mas Rahman terlihat sangat kesal dan ia segera melemparkan ponsel di hadapanku.
Untung saja aku bereaksi dengan cepat dan segera menangkap ponsel yang melayang itu sehingga ponsel Mas Rahman bisa terselamatkan dari benturan ke lantai.
Aku sangat terkejut ketika melihat apa yang ada di dalam ponsel itu.
Sebuah Video yang mempertontonkan aksi brutal ku pada Mbak Rohmah.
aku memperhatikan Video itu dan memutarnya sampai selesai tapi yang membuatku heran kenapa di Video itu hanya aku yang terekam sedang menyiksa Mbak Rohmah,
sedangkan kelakuan kasar dan penyiksaan yang mereka lakukan padaku tidak terekam di Video ini.
Aku sudah menduga ini pasti perbuatan Ibu Jubaidah.
Dia benar-benar ingin menabuh gendang perang denganku.
"Apa kau ingin kembali membela diri?"tanya Mas Rahman dengan penuh penekanan.
Aku meletakkan ponsel itu di atas meja.
"Jika aku melakukan pembelaan apa kau akan mempercayainya Mas? Tentu tidak kan! Jadi untuk apa aku melakukan pembelaan."
"VIA!"
Mas Rahman kembali meninggikan suaranya, ia terlihat sudah seperti sangat kesetanan dengan kedua tangan yang mengepal sangat erat.
Mungkin saja ia ingin melakukan tindakan yang sama seperti Mbak Rohmah yaitu memukulku.
Tapi jika sampai itu terjadi tentu aku tidak akan tinggal diam.
Tapi sepertinya Mas Rahman masih memiliki kewarasan sehingga dia tidak melakukan itu padaku,
aku memperhatikan Mas Rahman yang berulang kali mengatur nafasnya.
Mungkin saja ia tengah menetralkan emosinya.
"Via, aku butuh penjelasan darimu."
"Penjelasan apa lagi Mas? Bukankah Ibu dan Mbak Rohmah sudah memberikan penjelasan padamu, jadi untuk apa kau mengharapkan penjelasan lagi dariku. Kalaupun aku memberikan penjelasan padamu apa kau akan mempercayainya?"
"Tentu saja tidak!"sahut Mas Rahman dengan cepat.
"Lalu untuk apa mas Rahman mengharapkan penjelasan dariku?"
"Karena aku butuh alasan darimu kenapa kau sampai tega melakukan kekerasan pada Mbak Rohmah?"
Aku mendekat ke arah Mas Rahman.
Jika aku menjadi Mas Rahman, mungkin aku akan bertindak sama.
Akan marah dan tidak terima jika melihat kakakku diperlakukan seperti itu.
Tapi bukankah kita harus mencari tahu dulu kebenarannya agar kita tidak serta merta menyalahkan satu pihak saja.
Aku menarik nafasku dalam-dalam sebelum mendekati Mas Rahman,
dan ketika aku sudah berada di depannya aku meraih tangan dan mencium punggung tangannya itu.
"Kau pasti lelah kan mas, gantilah pakaianmu dan mandi, setelah itu makanlah aku sudah menyiapkan makan malam untukmu."
Hari ini Mas Rahman pulang terlambat mungkin saja ia menghabiskan waktunya di rumah Ibu karena drama yang Ibu dan Mbak Rohmah ciptakan.
Mas Rahman terdiam tak memberi respon apapun, ia terlihat bingung dengan sikap ku yang tiba-tiba berubah.
Tapi beberapa saat kemudian Mas Rahman melangkahkan kakinya masuk ke dalam Kamar mandi.
Aku yang tadinya ingin melakukan protes pada Mas Rahman yang menyalahkan aku atas peristiwa tadi pagi mengurungkan niatku karena tidak tega melihat mas Rahman, yang baru pulang bekerja.
Ia pasti sangat lelah dengan semua pekerjaannya di pabrik ditambah lagi dia harus menghadapi aduan Ibunya dan Mbak Rohmah.
Jadi tidak mungkin jika aku kembali membuat suasana hatinya tidak baik.
❄️
Aku melihat Mas Rahman keluar dari Kamar dia sudah memakai baju rumahan dengan rapi lalu menundukkan diri di kursi yang mengitari meja makan.
Seperti biasa aku menyodokkan nasi dan lauk ke piringnya,
kali ini aku tidak memasak tahu dan tempe saja karena aku mengambil uang tabungan pribadiku dan membeli bahan makanan yang disukai Mas Rahman.
Sambil menyantap makan malamnya di piringnya Mas Rahman sesekali melirik ke arahku.
Setelah ia selesai menghabiskan makan malamnya, Mas Rahman kembali menanyakan perihal kejadian di dalam Video tadi.
Aku menceritakan apa yang terjadi sebenarnya.
Mas Rahman terdiam mendengarkan penjelasanku.
Baru kali ini Mas Rahman mau memberi aku kesempatan sampai aku menuntaskan penjelasanku dari awal sampai akhir.
Semoga saja dia mengerti apa yang aku jelaskan dan ia bisa memahaminya.
❄️❄️❄️
Keesokan harinya.
POV Rahman.
Aku kembali berangkat bekerja dan hari ini Via benar-benar menunjukkan perubahan drastis.
Setelah semalam kami bicara tentang masalah dia yang menyerang Mbak Rohmah Via menjadi kembali seperti dulu di pagi hari.
Kenapa dia bisa tiba-tiba berubah kembali?
Apa karena aku mendengarkan penjelasannya tadi malam?
Ya.. Selama ini aku tidak pernah mendengarkan penjelasan apapun dari Istriku itu ketika ia terlibat percekcokan dengan Ibu ataupun Mbak Rohmah.
Aku merasa bersalah dan menyesal karena selama ini selalu mengabaikan penjelasan dari Via.
Kemarin aku benar-benar tersulut tapi emosi ketika melihat Video yang Mbak Rohmah tunjukkan.
Di situ Via benar-benar sangat brutal menjambak Mbak Rohmah.
Dan Aku pun pulang dengan tergesa-gesa sambil memaki dan memarahi Via,
tapi Via yang tadinya ikut marah tiba-tiba meluluh bahkan ia sampai mencium punggung tanganku dan menyiapkan makan malam untukku dengan penuh senyum yang sudah sangat lama aku rindukan.
Malam itu Via memperlakukanku dengan sangat baik dan ketika aku bertanya Ia pun mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pagi itu.
Setelah mendengarkan penjelasan dari Via aku menjadi ragu dengan Video yang diberikan Mbak Rohmah.
Apa mungkin ibu membuat Video itu ketika Mbak Rohmah yang dipukuli oleh Via!
Dan ketika Via yang di serang Mbak Rohmah Ibu tidak merekamnya karena ibu ikut membantu Mbak Rohmah!
Karena penasaran, pagi ini pun aku ingin mendatangi Ibu dan Mbak Rohmah untuk meminta penjelasan dari mereka.
Jika memang benar itu yang sebenarnya terjadi,
berarti ibu dan Mbak Rohmah sungguh keterlaluan.
Mereka benar-benar memfitnah Via, bukan hanya memfitnah tapi Mbak Rohmah juga telah menyakiti Via.
Aku senaja berangkat dari Rumah lebih awal karena memang aku bertujuan untuk mampir ke Rumah Ibu terlebih dahulu.
Via mengantarku sampai depan Rumah lalu mencium punggung tanganku dan menungguku sampai berlalu tidak terlihat lagi.
Sungguh aku sangat merindukan Via yang seperti ini.
Dan semoga saja Via akan selalu seperti ini setiap hari dan selamanya.
Bersambung...
❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️
Terimakasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏
Minta dukungannya ya 🙏
Tolong koreksi jika ada Kesalahan dalam tulisan ini agar Ntor bisa segera memperbaikinya 🤗
Love banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
AFM
Via akan kembali seperti dulu, jika kau juga memperlakukan Via dengan baik dan penuh kasih sayang. jangan selalu menyalahkan Via. Semangat Thor.
2023-01-25
1