BAB 11. Mencari Kebenaran

Selamat! Membaca 🤗

❄️❄️❄️❄️❄️

Setelah sampai,

aku pun langsung masuk ke dalam Rumah Ibu dengan mengucapkan salam terlebih dahulu.

Tapi tidak ada sahutan dari dalam sepertinya Ibu dan Mbak Rohmah tengah sibuk berbincang sehingga tidak mendengar ucapan salam dariku.

Aku malah berpapasan dengan Rania yang keluar dari Kamarnya, dia ingin berangkat ke sekolah.

"Mas Rahman, ada apa?"tanya adikku itu.

"Di mana Ibu dan Mbak Rohmah?"

"Ada di dalam Kamar Ibu, ada apa Mas? Kenapa wajahmu terlihat tegang seperti itu apa ada sesuatu?"tanya adikku itu yang sepertinya sangat penasaran.

"Tidak ada apa-apa, cepat kau berangkat ke Sekolah sana ini sudah jam berapa,"sahut ku agar anak itu segera berangkat ke Sekolah dan tidak mendengar percakapanku dengan Ibu nanti.

"Iya Mas, oh ya apa sore nanti Mbak Via ada di Rumah, aku ingin main bersama Satria."

"Ada,"sahut ku dengan cepat agar anak itu segera keluar dari Rumah.

Raina Meraih punggung tanganku untuk salim dan ia bergegas keluar dari Rumah.

Setelah aku memastikan Raina keluar dari Rumah, aku segera menuju kamar Ibu.

Samar-samar aku mendengar perbincangan dari dalam Kamar Ibu, tapi aku tidak tau apa yang tengah menjadi perbincangan antara Ibu dan Mbak Rohmah, karena suaranya tidak begitu jelas terhalang oleh tembok dan pintu.

Aku memutuskan untuk mengetuk pintu itu dan langsung di buka oleh Mbak Rohmah

"Rahman! Ada apa kau datang kesini? Apa kau sudah lama ada di sini?"tanya Mbak Rohmah dengan ekspresi wajah yang panik.

Entah kenapa ia bisa panik seperti itu dengan kedatanganku yang menurutnya sangat tiba-tiba dan mengejutkan.

"Aku baru datang Mbak, aku langsung ke Kamar Ibu karena tidak ada siapapun di depan."

"Siapa Rohman! Apa itu Raina?"

Suara Ibu terdengar dari dalam, sepertinya Ibu belum menyadari jika aku yang datang mengetuk pintu kamarnya.

"Bukan bu, ini Rahman yang datang."

DUBRAK!

Setelah Mbak Rohmah mengatakan jika aku yang datang tiba-tiba aku mendengar suara benda terjatuh dengan sangat keras dari dalam Kamar Ibu.

Aku pun sangat panik takut terjadi sesuatu pada Ibu dan langsung bergegas hendak masuk kedalam.

Tapi Mbak Rohmah dengan cepat menghalangiku dengan kedua tangannya.

"Ada apa Mbak, Kenapa kau menghalangiku. Aku ingin masuk melihat Ibu, kau tidak dengar ada sesuatu yang jatuh dari dalam sana?"

"Tidak Rahman! Ibu tidak apa-apa, dan mungkin yang jatuh itu hanya sebuah buku atau kotak perhiasan milik Ibu,"kata Mbak Rohmah. Aku juga heran kenapa dia bisa bicara seperti itu padahal mbak Ralohmah belum melihat ke dalam.

"Tidak Mbak! Aku harus tetap memastikannya aku takut terjadi sesuatu pada Ibu,"aku tetap memaksa untuk masuk karena sungguh!

Aku benar-benar sangat khawatir dengan suara gubragan yang sangat keras itu.

"Rahman!"

Tiba-tiba ibu keluar dari balik punggung Mbak Rohmah, dan ibu terlihat baik-baik saja aku lega karena tidak terjadi sesuatu pada Ibuku.

"Suara apa tadi di dalam Bu? Apa yang terjatuh?"tanyaku dengan penuh khawatir ketika Ibu sudah ada di hadapanku.

"Bukan apa-apa Rahman, itu hanya suara kotak perhiasan Ibu yang jatuh,"kata Ibu, memberi alasan yang sama seperti Mbak Rohmah.

Tapi entah kenapa aku melihat kepanikan dan kecemasan di Wajah Ibu, tapi aku segera menepis hal itu dan mencoba berpikir positif mungkin saja Ibu kaget karena kotak perhiasannya jatuh.

"Ada apa kau datang ke sini Rahman? Apa kau ingin sarapan di sini?"tanya Mbak Rohmah mencoba mengalihkan perhatianku.

Karena memang tujuanku datang ke sini untuk menanyakan perihal kejadian kemarin pada Ibu dan Mbak Rohmah sehingga akupun tidak memperdulikan lagi benda yang jatuh dari dalam kamar Ibu.

"Tidak Mbak, aku sudah sarapan di Rumah karena Via menyiapkan sarapan untukku."

"Tumben sekali dia memberi sarapan baik untukmu, sepertinya nasehat Ibu benar-benar ampuh untuk istrimu itu."kata Mbak Rohmah tapi dengan nada sinis.

"Lalu untuk apa kau datang ke sini nak,"tanya Ibu dengan sangat lembut seraya memegang lenganku dan menuntunku untuk duduk di sofa ruang keluarga.

Aku merasa tak tega pada Ibu untuk menanyakan perihal Video yang aku terima dari Mbak Rohmah kemarin.

"Ada apa Rahman?"tanya Ibu masih dengan suara yang sangat lembut.

"Ibu aku...!"aku menggantungkan ucapanku karena sesungguhnya aku benar-benar sangat ragu untuk menanyakannya pada Ibu, aku takut jika Ibu tersinggung dengan pertanyaanku ini.

"Katakan ada apa, Ibu akan mendengarkan semua keluhan mu."

Dengan penuh keberanian akupun mengatakan apa yang ingin aku tanyakan pada Ibu.

"Ibu, aku ingin bertanya soal Video yang Mbak Rohmah berikan padaku kemarin sore, apakah Video itu benar-benar nyata! Maksudku apakah rekaman yang ada di Video itu tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya?"

Ibu dan Mbak Rohmah terkejut secara bersamaan mendengar pertanyaan ku itu.

Terutama Mbak Rohmah, wajahnya sudah sangat memerah dengan mata yang mendelik, berbeda sekali dengan Ibu yang seketika langsung memasang wajah setenang mungkin setelah beberapa detik terkejut.

Ibu kembali menggenggam lengan tanganku.

"Apa maksudmu nak?"

"Maaf Bu, apa isi dalam Video itu tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya? Dan apa kalian juga melakukan tindakan kekerasan pada Via di pagi itu?"

Kataku yang kembali mengulangi pertanyaannya.

Hiks...

Hiks....

Hiks...

Sungguh di luar dugaan, tiba-tiba Ibu menangis sesenggukan.

Ia menangkupkan kedua tangannya di wajah yang berderai air mata.

Sungguh pemandangan seperti ini sangat menyayat hatiku.

Selama bertahun-tahun aku tidak pernah melihat Ibu menangis seperti ini di hadapanku.

Aku segera meraih tangan Ibu.

"Ibu, kenapa? Apa kata-kata ku menyakiti hati Ibu?"

"Tentu saja kau menyakiti hati Ibu, kau keterlaluan Rahman. Tega bicara seperti itu pada Ibu,"Mbak Rohmah yang menyahuti ucapan ku dengan penuh amarah yang memancar dari kedua bola matanya.

Apa benar pertanyaan ku tadi menyakiti hati Ibu! Ya Tuhan aku merasa sangat bersalah pada Ibu.

"Ibu maafkan aku, aku tidak bermaksud menyinggung dan menyakiti hati Ibu, aku hanya ingin bertanya pada Ibu mengenai kebenaran dari Vidio yang di berikan Mbak Rohmah kemarin."

"Tapi pertanyaanmu itu seperti menuduh Ibu dan aku berbohong Rahman!"

Lagi-lagi Mbak Rohmah menyahuti ucapanku.

Sebenarnya aku sangat kesal dengan kebiasaan Mbak Rohmah yang seperti ini.

Dia selalu saja menyela dan memotong ucapanku.

Bersambung......

❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️

Terimakasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏

Minta dukungannya ya 🤗

Tolong koreksi jika ada kesalahan dalam tulisan ini agar Ntor bisa segera memperbaikinya 🙏

Love banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

AFM

AFM

Rohmah jubaidah. Enyah kau

2023-01-30

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Perkenalan
2 BAB 2. Dia Boros
3 BAB 3. Lagi-lagi Soal Uang!
4 BAB 4. Ingin Melabrak Via.
5 BAB 5. Melabrak Via
6 BAB 6. Rahman Marah
7 BAB 7. Via Selalu Salah
8 BAB 8. Via VS Rohmah
9 BAB 9. Mengetahui Rahasia Besar Ibu Mertua
10 BAB 10. Video Dari Ibu Mertua
11 BAB 11. Mencari Kebenaran
12 BAB 12. Memutar Balikan Fakta
13 BAB 13. Ingin Merusak Nama Via
14 BAB 14. Via Melawan
15 BAB 15. Rahman Luluh
16 BAB 16. Tipuan Dari Rohmah
17 BAB 17. Rahman Tidak Menyusul
18 BAB 18. Pulang Ke Rumah Ibu
19 BAB 19. Menjemput Via
20 BAB 20. Rahman Yang Kembali Seperti Dulu
21 BAB 21. Jubaidah Gelisah
22 BAB 22. Jubaidah Pingsan
23 BAB 23. Kembali Berdebat
24 BAB 24. Tidak Ada Makan Malam. Atau Sarapan Sampai Satu Bulan Kedepan!
25 BAB 25. Via Ingin Bekerja
26 BAB 26. Melawan Ibu Mertua
27 BAB 27. Rahman Tetap Tidak Mengijinkan Via Bekerja
28 BAB 28. Nasehat Ibu Dan Ayah
29 BAB 29. Sikap Jubaidah Yang Tiba-tiba Berubah
30 BAB 30. Kedatangan Selvi
31 BAB 31. Mendekatkan Rahman Dan Selvi
32 Menantu Kebanggaan Pulang
33 Membandingkan Via
34 Ada Yang Mengantarkan Via Pulang
35 Di Minta Mengantarkan Selvi Pulang.
36 Harus Mendapatkan Uang
37 Meragukan Via
38 Kemana Rudi?
39 Semakin Curiga
40 Bertemu Selvi Di Jalan
41 Uang Impian Jubaidah Raib.
42 Rahman Yang Tak Kunjung Pulang
43 Mungkin Saja, Rahman Mencari Kesenangan di Luar!
44 Kedatangan Selvi Dan Rahman. Membuat Via Kecewa.
45 Rahman Yang Plin-plan
46 Fakta Tentang Rudi
47 Rahman Berubah Hanya Beberapa Hari Saja
48 Rahman Dan Selvi yang Semakin Menjadi.
49 Via Menyerah Dan Ingin Pulang
50 Apa Yang Di Lakukan Selvi Dan Rahman?
51 Untung Rahman Sadar.
52 Izinkan Saya, Membawa Kembali Putri Tercinta Saya.
53 Membawa Via Pulang
54 Membuat Rahman, Hampir Mati
55 Membawa Via Pergi Jauh
56 Rahman Berani Membentak Junaidah
57 Mencari Keberadaan Via
58 Jubaidah Murka
59 Rahasia Jubaidah
60 Keadaan Sulit, Rohmah
61 Jubaidah. Harus Segera Bertindak.
62 Mendapatkan Uang 10 Juta
63 Wanita Gila
64 Jubaidah Kepergok!
65 Semangat! Rahman
66 Ingin Bertemu Via.
67 Tolong Maafkan Aku!
68 Masihkan Ada Harapan Untuk Rahman?
69 Menginap
70 Ancaman Jubaidah
71 Tindakan Alvian, Mengisi Jubaidah
72 Jubaidah Yang Tetep Tidak Mau Pergi
73 Jubaidah Mulai Bertindak.
74 Air Dari Jubaidah
75 Kotak Rahasia Milik Jubaidah
76 Kenapa Rohmah?
77 Tinggal Di Kontrakan 3 petak.
78 Rencana Menumbalkan Via
79 Rencana Jubaidah Dan Selvi
80 Memancing Via
81 Flash Back
82 Flash Back. Bagian Kedua
83 Berubah Jadi Benci.
84 Nasib Alvian
85 Rahman Yang Akan Datang
86 Kegialaan Rahman.
87 Rencana Rahman Untuk Jubaidah
88 Rudi Membawa Putri
89 Kembali Bersama.
90 Jubaidah Di Hajar Preman
91 Derita Awal Jubaidah.
92 Draft
93 Rahman Yang Semakin Benci
94 Putri Butuh Pertolongan
95 Usaha Menyelamatkan Putri.
96 Kegilaan Rudi
97 Menegangkan
98 Penjara Dan Rumah Sakit Jiwa
99 Rania Mencari Kerja
100 Kecurigaan Jubaidah
101 Memulai pekerjaan Dengan Baik.
102 Tolong Ibu Rahman
103 Harus Berbuat Baik Pada Siapapun.
104 Seperti Malam Pertama
105 Di mana Jubaidah?
106 Dendamnya Rahman Harus Segera Di Hentikan.
107 Seperti Psikopat!
108 Apa Kau Sudah Mengetahuinya?
109 Kenapa Kau Tega Melakukan itu padaku?
110 Jubaidah Menyesal
111 Final Episode.
112 Ucapan Terima Kasih Author Dan Ekstra Part
113 Promosi Novel Baru
114 Promosi Novel Baru
115 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 115 Episodes

1
BAB 1. Perkenalan
2
BAB 2. Dia Boros
3
BAB 3. Lagi-lagi Soal Uang!
4
BAB 4. Ingin Melabrak Via.
5
BAB 5. Melabrak Via
6
BAB 6. Rahman Marah
7
BAB 7. Via Selalu Salah
8
BAB 8. Via VS Rohmah
9
BAB 9. Mengetahui Rahasia Besar Ibu Mertua
10
BAB 10. Video Dari Ibu Mertua
11
BAB 11. Mencari Kebenaran
12
BAB 12. Memutar Balikan Fakta
13
BAB 13. Ingin Merusak Nama Via
14
BAB 14. Via Melawan
15
BAB 15. Rahman Luluh
16
BAB 16. Tipuan Dari Rohmah
17
BAB 17. Rahman Tidak Menyusul
18
BAB 18. Pulang Ke Rumah Ibu
19
BAB 19. Menjemput Via
20
BAB 20. Rahman Yang Kembali Seperti Dulu
21
BAB 21. Jubaidah Gelisah
22
BAB 22. Jubaidah Pingsan
23
BAB 23. Kembali Berdebat
24
BAB 24. Tidak Ada Makan Malam. Atau Sarapan Sampai Satu Bulan Kedepan!
25
BAB 25. Via Ingin Bekerja
26
BAB 26. Melawan Ibu Mertua
27
BAB 27. Rahman Tetap Tidak Mengijinkan Via Bekerja
28
BAB 28. Nasehat Ibu Dan Ayah
29
BAB 29. Sikap Jubaidah Yang Tiba-tiba Berubah
30
BAB 30. Kedatangan Selvi
31
BAB 31. Mendekatkan Rahman Dan Selvi
32
Menantu Kebanggaan Pulang
33
Membandingkan Via
34
Ada Yang Mengantarkan Via Pulang
35
Di Minta Mengantarkan Selvi Pulang.
36
Harus Mendapatkan Uang
37
Meragukan Via
38
Kemana Rudi?
39
Semakin Curiga
40
Bertemu Selvi Di Jalan
41
Uang Impian Jubaidah Raib.
42
Rahman Yang Tak Kunjung Pulang
43
Mungkin Saja, Rahman Mencari Kesenangan di Luar!
44
Kedatangan Selvi Dan Rahman. Membuat Via Kecewa.
45
Rahman Yang Plin-plan
46
Fakta Tentang Rudi
47
Rahman Berubah Hanya Beberapa Hari Saja
48
Rahman Dan Selvi yang Semakin Menjadi.
49
Via Menyerah Dan Ingin Pulang
50
Apa Yang Di Lakukan Selvi Dan Rahman?
51
Untung Rahman Sadar.
52
Izinkan Saya, Membawa Kembali Putri Tercinta Saya.
53
Membawa Via Pulang
54
Membuat Rahman, Hampir Mati
55
Membawa Via Pergi Jauh
56
Rahman Berani Membentak Junaidah
57
Mencari Keberadaan Via
58
Jubaidah Murka
59
Rahasia Jubaidah
60
Keadaan Sulit, Rohmah
61
Jubaidah. Harus Segera Bertindak.
62
Mendapatkan Uang 10 Juta
63
Wanita Gila
64
Jubaidah Kepergok!
65
Semangat! Rahman
66
Ingin Bertemu Via.
67
Tolong Maafkan Aku!
68
Masihkan Ada Harapan Untuk Rahman?
69
Menginap
70
Ancaman Jubaidah
71
Tindakan Alvian, Mengisi Jubaidah
72
Jubaidah Yang Tetep Tidak Mau Pergi
73
Jubaidah Mulai Bertindak.
74
Air Dari Jubaidah
75
Kotak Rahasia Milik Jubaidah
76
Kenapa Rohmah?
77
Tinggal Di Kontrakan 3 petak.
78
Rencana Menumbalkan Via
79
Rencana Jubaidah Dan Selvi
80
Memancing Via
81
Flash Back
82
Flash Back. Bagian Kedua
83
Berubah Jadi Benci.
84
Nasib Alvian
85
Rahman Yang Akan Datang
86
Kegialaan Rahman.
87
Rencana Rahman Untuk Jubaidah
88
Rudi Membawa Putri
89
Kembali Bersama.
90
Jubaidah Di Hajar Preman
91
Derita Awal Jubaidah.
92
Draft
93
Rahman Yang Semakin Benci
94
Putri Butuh Pertolongan
95
Usaha Menyelamatkan Putri.
96
Kegilaan Rudi
97
Menegangkan
98
Penjara Dan Rumah Sakit Jiwa
99
Rania Mencari Kerja
100
Kecurigaan Jubaidah
101
Memulai pekerjaan Dengan Baik.
102
Tolong Ibu Rahman
103
Harus Berbuat Baik Pada Siapapun.
104
Seperti Malam Pertama
105
Di mana Jubaidah?
106
Dendamnya Rahman Harus Segera Di Hentikan.
107
Seperti Psikopat!
108
Apa Kau Sudah Mengetahuinya?
109
Kenapa Kau Tega Melakukan itu padaku?
110
Jubaidah Menyesal
111
Final Episode.
112
Ucapan Terima Kasih Author Dan Ekstra Part
113
Promosi Novel Baru
114
Promosi Novel Baru
115
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!