Selamat! Membaca 🤗
❄️❄️❄️❄️❄️
Aku segera menyusul Via kedalam kamar.
Tapi ketika aku hendak masuk Via melarangku.
"Kau dari luar mas, ganti pakaian mu, dan bersihkan dulu badanmu."itulah yang Via katakan.
Aku mengangguk, mengerti karna di kamar kami ada Satria tentu itu sangat tidak baik untuk kesehatan putra kami, di tambah lagi Satria memiliki daya tahan tubuh yang lemah.
❄️❄️❄️
Setelah aku selesai dengan ritual ku, aku kembali mencari istriku, dan mendapati Via tengah menyiapkan malam malam.
Via diam.
Ya.. akhir-akhir ini Via memang lebih banyak diam, ia jarang sekali bercerita tentang apa yang ia lakukan di kesehariannya, padahal dulu hal seperti itu menjadi momen wajib untuk kami berdua, ketika menjelang tidur Via akan banyak bercerita dan bertanya tentang pekerjaan ku.
Tapi sekarang.
seperti apa yang aku katakan dari awal, kalau akhir-akhir ini Via yang aku kenal dulu sudah berubah.
Dia sudah tidak seperti yang dulu lagi.
"Via!"panggilku dengan suara yang sangat pelan.
"Iya,"dan diapun menyahut dengan suara yang tidak kalah pelan dariku.
"Aku ingin bicara dengan mu?"
"Makan dulu mas."
Akupun mengangguk.
Via mulai menyendokan nasi di piring ku tanpa senyum sedikit pun, dan ini pun salah satu kebiasaan Via yang menghilang dan tidak pernah aku rasakan lagi.
Apa dia masih marah padaku?
"Kau tidak makan?"tanya ku bingung yang melihat Via hanya diam tanpa memakan apapun.
"Tidak! Aku masih kenyang, kau saja yang makan mas,"sahutnya.
Setelah 15 menit aku selesai,
dan sudah menghabiskan makan malamku.
Dan saat ini aku tinggal menunggu Via yang masih membersihkan meja makan dan mencuci piring.
❄️
"Kau sudah selesai,"tanyaku ketika melihat Via akan masuk ke dalam kamar.
Via mengangguk dan menyahuti pertanyaanku.
aku pun kembali mengutarakan keinginanku yang ingin bicara padanya dan dia pun langsung ikut mendudukkan diri di sofa persis di sebelahku.
"Ada apa mas?"
"Via, aku minta maaf, karena tadi sore telah membentak mu sungguh aku tidak sengaja karena...!"
"Tidak apa-apa mas,"Via memotong ucapanku,"lupakan saja karena aku sudah tidak terbiasa untuk itu jadi kau tidak perlu merasa bersalah seperti ini,"sambungnya.
Mendengar kata sudah terbiasa membuat dadaku terasa nyeri, apa maksud dari ucapan Via.
Kenapa dia bicara seperti itu.
tapi aku tidak terlalu mempedulikannya yang terpenting saat ini Via tidak marah lagi padaku dia sudah memaafkan aku.
Dan saat ini aku ingin meminta penjelasan pada Via kenapa dia bisa mengusir Ibu,
tapi lagi-lagi Via hanya menghela nafas panjang dan menyangkal semua itu ia masih bersikukuh menganggap dirinya tidak bersalah sedikitpun pada ibuku.
"Via, aku hanya ingin kau minta maaf pada Ibu dan Mbak Rohmah."
"Aku tidak salah mas, kenapa aku harus minta maaf."
Via benar-benar keras kepala membuatku semakin kesal saja.
"Kau salah Via dan kau harus meminta maaf pada Ibuku."
"Mas, aku bilang tidak mau ya tidak mau. Aku tidak mau minta maaf karena aku tidak bersalah pada Ibu dan Mbak Rohmah, kenapa tidak sekali saja kau mendengarkan penjelasanku terlebih dahulu Mas."
"Cukup Via! Aku tidak mau mendengar alasan apapun lagi darimu, pokoknya besok kau harus pergi ke rumah Ibu dan meminta maaf pada Ibu dan Mbak Rohmah."Tegasku pada Via.
Aku tidak mau tahu lagi pokoknya Via harus meminta maaf pada Ibuku.
Setelah menegaskan itu aku berlalu meninggalkan Via, terserah dia mau menganggap aku apa yang jelas saat ini aku tengah mendidiknya agar menjadi istri yang baik dan tidak durhaka pada Ibuku.
❄️❄️❄️❄️
Keesokan harinya.
Aku hendak berangkat bekerja. Dan seperti biasa,
di meja makan hanya ada menu yang sama, hanya kemerahan saja Via memasak menu berbeda dan sekarang ia kumat lagi apa ini bentuk protes darinya karena semalam aku memaksa Via untuk meminta maaf pada Ibu?
Aaaakh... Terserah.
Dia salah, jadi Via harus bertanggung jawab.
Aku pergi ke rumah Ibuku dulu untuk mengisi perut sebelum berangkat ke pabrik, tapi sebelum itu, aku tentu berpamitan dahulu dan tidak lupa mengingatkan Via jika ia harus pergi ke rumah Ibuku untuk meminta maaf.
❄️❄️❄️❄️❄️
"Rahman, apa Via tidak membuatkan sarapan untukmu?"Ibu bertanya sedikit marah ketika mendapati aku kembali menumpang sarapan di rumahnya.
"Masak Bu, tapi lagi-lagi Via hanya menggoreng tempe saja."sahutku apa adanya karena memang benar pagi ini Via hanya menggoreng tempe saja.
"Dasar anak itu, padahal ibu sudah menasehatinya agar memberikan sarapan yang baik dan bergizi untukmu tapi kenapa dia hanya memasak itu itu saja apa dia sengaja membuatmu tidak betah?"
"Tidak seperti itu bu."Aku coba menenangkan Ibu yang terlihat sangat kesal pada Via.
"Rahman! Apa kau sudah menegur dan memperingati istrimu itu?"
Aku sungguh tahu apa yang dimaksud oleh Ibu, dan aku pun segera mengangguk.
"Via akan datang ke sini untuk meminta maaf pada Ibu dan Mbak Rohmah,"kataku dan langsung di sambut dengan senyum merekah dan wajah berbinar dari Ibu dan Mbak Rohmah yang tengah duduk sambil menonton Televisi.
"Kau serius Rahman?"tanya ibu tak percaya dan memastikan kembali.
"Tentu saja aku serius bu, karena aku tidak akan mungkin membiarkan istriku menanggung dosa karena durhaka kepada Ibu."
"Kau benar dan sudah melakukan yang terbaik Rahman, kau memang harus membimbing istrimu agar patuh dan tidak berbuat dosa pada Ibumu ini."
Aku mengangguk mengiyakan apa yang dikatakan Ibu.
Setelah selesai sarapan, aku bergegas menuju pabrik tempatku bekerja.
Bersambung......
❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️
Terimakasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏🤗
Minta dukungannya ya 🙏
Tolong koreksi jika ada Kesalahan dalam tulisan ini agar Ntor bisa segera memperbaikinya 🤗🤗
Love banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Diajeng lope
nikah ma ibunya saja kau rahman boleh bgt berbakti tpi istri n anak juga jgn kau telantarkan
2023-06-08
1
Mirna Loden Mirna Mirna
dasar suami tak berguna
2023-05-03
1
AFM
kereeeeeeen
2023-01-13
1