BAB 18. Pulang Ke Rumah Ibu

Selamat! Membaca 🤗

Keesokan harinya.

Rahman masih belum menampakkan batang hidungnya.

Entah kesibukan apa yang ia lakukan hingga membuatnya tidak sempat untuk menyusul Via dan Satria.

Saat ini Via tengah rapih-rapih karena ia memilih untuk membawa Satria pulang dan menjalani perawatan di Rumah.

Tapi karena rasa kesalnya pada Rahman Via tidak pulang kerumahnya, ia memilih ikut bersama Alfian untuk pulang ke Rumah orang tuanya.

Dan tentu saja itu disambut baik oleh sang kakak, Alfian segera membawa Via ke Rumah orangtuanya.

❄️❄️

Rahman yang tengah menunggu kepulangan Via menjadi jenuh, sejak tadi ia menunggu namun Via tak kunjung pulang.

Rahman yang merasa khawatir segera menghubungi Via, tapi Via tidak mengangkat teleponnya.

Rahman tidak menyusul Via ke Rumah sakit karena ia benar-benar disibukkan oleh Jubaidah yang merengek sakit perut dan minta ditemani oleh Rahman, dan semalaman itulah Rahman menemui orangtuanya sampai Ia lupa menyusul Via dan anaknya.

Setelah berkali-kali mencoba menghubungi dan mengirim pesan pada Via,

akhirnya Via mendapatkan balasan dari istrinya.

Via mengatakan Jika ia sedang berada di Rumah Ibunya dan tentu hal ini membuat Rahman marah.

"Bisa-bisanya ia pulang ke Rumah orang tuanya sedangkan suaminya menunggu kepulangannya di Rumah,"gumam Rahman.

Jubaidah yang saat ini sedang berada di Rumah Rahman, tersenyum puas dan merasa senang karena Via pulang ke Rumah Orangtuanya.

"Kau mau ke mana nak?"tanya Jubaidah yang melihat Rahman mengambil jaket dan kunci motornya.

"Aku mau ke Rumah Ibu Aminah."

"Untuk apa kau pergi ke sana?"

"Aku harus menjemput Via pulang Bu."

"Menjemput! Tidak usah Rahman, Via itu sudah keterlaluan mebiarkan kamu sendirian di Rumah dia malah pulang ke Rumah orangtuanya, padahal kau sudah menunggunya di sini. Jadi untuk apa kau menjemputnya pulang."

"Tidak Bu. Aku harus tetap menjemput Via untuk pulang."

Jubaidah menjadi gelisah, dalam otaknya mecari cara agar Rahman tidak pergi menjemput Via untuk pulang kembali ke rumahnya. Karena inilah tujuan dari Jubaidah menyingkirkan Via dari Rumah Rahman.

"Tapi Rahman, Via yang memilih pulang ke Rumah orangtuanya, jadi biarkan saja."

Namun seperti apapun Jubaidah menahan Rahman. Lelaki itu tetap pergi menyusul Via ke Rumah orangtuanya.

Meskipun Rahman sering marah-marah pada Via, menganggap istrinya itu boros dan selalu menyalahkan Via jika dia berselisih paham dengan Jubaidah.

Tapi sungguh Rahmah tidak pernah menginginkan Via pergi dari Rumah itu, apa lagi pergi dari hidupnya.

Rahman pun segera pamit pada Jubaidah.

*****

POV Via.

Aku baru menyadari kebohongan Mbak Rohmah ketika Mas Alfian mengatakan keraguan tentang sakitnya Putri.

Aku sungguh kecolongan akan hal itu.

Tapi tidak apa-apa,

untuk kali ini aku tidak menyalahkan Mas Rahman ataupun Mbak Rohmah, aku lebih menyalahkan diriku sendiri.

Aku segera menghubungi Mas Rahman memintanya untuk datang ke Rumah sakit, dan Mas Rahman pun berjanji akan segera menyusul ku.

Tapi sudah sangat lama aku menunggunya bahkan sampai pagi. Mas Rahman tidak kunjung-muncul.

Ia benar-benar sudah mengabaikanku, bahkan ia tidak memperdulikan anaknya, padahal aku sudah mengatakan pada Mas Rahman bahwa Satria menderita penyakit yang serius dan harus di rawat.

Tapi sepertinya, tidak ada sedikitpun rasa khawatir pada diri Mas Rahman untuk Satria.

Dia lebih mengkhawatirkan keluarganya.

Dan akhirnya.

Ketika Satria diperbolehkan untuk menjalani perawatan di Rumah, aku memutuskan untuk pulang. Tapi bukan pulang ke Rumahku dan Mas Rahman, melainkan pulang ke rumah Ibuku.

Aku kesal dan marah pada Mas Rahman dan aku ingin memberi sedikit pelajaran padanya.

Bukan hanya ingin memberi pelajaran saja, aku juga ingin menenangkan diri dari kesedihan dan kehancuran yang melanda hati dan pikiranku atas Vonis dari Dokter untuk Satria.

Aku seperti di terjang Tsunami ketika mendengar Vonis dari Dokter.

Aku merasa gagal menjadi seorang ibu yang tidak bisa merawat anakku sampai ia menderita penyakit serius.

Aku sangat membutuhkan seseorang yang bisa menguatkan dan menenangkan hatiku yaitu Ibuku sendiri, sesungguhnya aku sangat berharap jika Mas Rahman yang bisa menenangkan hatiku ini, dan aku bisa berbagi kesedihan dengannya.

Tapi itu sangat mustahil karena Mas Rahman selalu mementingkan keluarganya daripada anaknya sendiri.

Berulang kali Mas Rahman mengirim pesan dan menelepon, tapi aku tidak memperdulikannya aku benar-benar ingin memberi dia pelajaran.

Tapi karena Ibu membujukku untuk membalas dan menjawab telepon dari Mas Rahman akhirnya aku memutuskan untuk mengirim sebuah pesan teks padanya.

Aku mengatakan bahwa aku dan Satria pulang ke Rumah Ibu.

Sudah bisa diduga, seperti apa reaksi Mas Rahman ketika mengetahui aku pulang ke Rumah Ibu,

ia pasti sangat marah!

Dan sepertinya itu terbukti karena Mas Rahman langsung menelponku kembali tapi aku tidak mengangkatnya,

aku sangat yakin jika saat ini ia pasti ingin marah besar padaku.

Mas Rahman sangat sulit memberi aku izin ketika aku ingin pulang ke Rumah Ibu.

Entah apa alasannya, padahal dulu, ia membebaskan aku untuk pulang ke Rumah orangtuaku kapanpun aku mau, tapi akhir-akhir ini dia selalu melarangku untuk pulang ke Rumah Ibu dan Ayah.

Aku menduga jika ini ulah Ibu Mertuaku dan Mbak Rohmah. Dia pasti yang menghasut Mas Rahman untuk tidak mengijinkan aku pulang.

Padahal aku sangat yakin sekali jika Ibu Mertuaku itu menginginkanku keluar dari Rumah Mas Rahman, tapi kenapa dia tidak mengizinkan aku ke Rumah Ibu.

Sungguh wanita yang aneh.

❄️

Tapi sungguh tidak aku duga, tiba-tiba Mas Rahman datang ke Rumah Orangtuaku.

Aku berpikir Mas ingin menjemputku dan Satria, tapi aku tidak mau menemuinya,

aku segera masuk kedalam Kamar dan membiarkan Ibu dan Ayah yang menyambut kedatangannya, karena aku masih sangat kesal dengannya.

Dan aku lebih memilih menemani Satria di Kamarku dulu.

Entah apa yang dibicarakan Ibu, ayah dan Mas Rahman di ruang keluarga.

Aku tidak mau mendengarnya dan aku juga tidak mau perduli,

tapi aku mendengar suara Mas Alfian, sepertinya Mas Alfian tengah melampiaskan kemarahannya pada Mas Rahman.

Karena Mas Alfian bicara dengan begitu kencang sampai tembus ke Kamarku,

tapi lagi-lagi aku tidak memperdulikannya biarkan saja Mas Alfian memarahi Mas Rahman karena aku sangat jengkel dengan Mas Rahman.

❄️❄️

Beberapa menit kemudian.

Aku tidak mendengar teriakan dari Mas Alfian, sepertinya suasana di ruang keluarga sudah mulai tenang dan itu pasti Ayah yang menenangkan Mas Alfian.

Tok.

Tok

Tiba-tiba pintu Kamarku di ketuk dari luar dan terdengar suara Ibu memanggilku.

"Viaa.. Buka pintunya sayang."

Bersambung......

❄️❄️❄️❄️❄️

Terimakasih sudah berkunjung ke cerita ini.

Minta dukungannya ya 🤗

Tolong koreksi jika ada kesalahan dalam tulisan ini.

Love banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Mirna Loden Mirna Mirna

Mirna Loden Mirna Mirna

lbh baik plng ke rmh orgtua n fokus sma kesembuhan satria

2023-05-03

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Perkenalan
2 BAB 2. Dia Boros
3 BAB 3. Lagi-lagi Soal Uang!
4 BAB 4. Ingin Melabrak Via.
5 BAB 5. Melabrak Via
6 BAB 6. Rahman Marah
7 BAB 7. Via Selalu Salah
8 BAB 8. Via VS Rohmah
9 BAB 9. Mengetahui Rahasia Besar Ibu Mertua
10 BAB 10. Video Dari Ibu Mertua
11 BAB 11. Mencari Kebenaran
12 BAB 12. Memutar Balikan Fakta
13 BAB 13. Ingin Merusak Nama Via
14 BAB 14. Via Melawan
15 BAB 15. Rahman Luluh
16 BAB 16. Tipuan Dari Rohmah
17 BAB 17. Rahman Tidak Menyusul
18 BAB 18. Pulang Ke Rumah Ibu
19 BAB 19. Menjemput Via
20 BAB 20. Rahman Yang Kembali Seperti Dulu
21 BAB 21. Jubaidah Gelisah
22 BAB 22. Jubaidah Pingsan
23 BAB 23. Kembali Berdebat
24 BAB 24. Tidak Ada Makan Malam. Atau Sarapan Sampai Satu Bulan Kedepan!
25 BAB 25. Via Ingin Bekerja
26 BAB 26. Melawan Ibu Mertua
27 BAB 27. Rahman Tetap Tidak Mengijinkan Via Bekerja
28 BAB 28. Nasehat Ibu Dan Ayah
29 BAB 29. Sikap Jubaidah Yang Tiba-tiba Berubah
30 BAB 30. Kedatangan Selvi
31 BAB 31. Mendekatkan Rahman Dan Selvi
32 Menantu Kebanggaan Pulang
33 Membandingkan Via
34 Ada Yang Mengantarkan Via Pulang
35 Di Minta Mengantarkan Selvi Pulang.
36 Harus Mendapatkan Uang
37 Meragukan Via
38 Kemana Rudi?
39 Semakin Curiga
40 Bertemu Selvi Di Jalan
41 Uang Impian Jubaidah Raib.
42 Rahman Yang Tak Kunjung Pulang
43 Mungkin Saja, Rahman Mencari Kesenangan di Luar!
44 Kedatangan Selvi Dan Rahman. Membuat Via Kecewa.
45 Rahman Yang Plin-plan
46 Fakta Tentang Rudi
47 Rahman Berubah Hanya Beberapa Hari Saja
48 Rahman Dan Selvi yang Semakin Menjadi.
49 Via Menyerah Dan Ingin Pulang
50 Apa Yang Di Lakukan Selvi Dan Rahman?
51 Untung Rahman Sadar.
52 Izinkan Saya, Membawa Kembali Putri Tercinta Saya.
53 Membawa Via Pulang
54 Membuat Rahman, Hampir Mati
55 Membawa Via Pergi Jauh
56 Rahman Berani Membentak Junaidah
57 Mencari Keberadaan Via
58 Jubaidah Murka
59 Rahasia Jubaidah
60 Keadaan Sulit, Rohmah
61 Jubaidah. Harus Segera Bertindak.
62 Mendapatkan Uang 10 Juta
63 Wanita Gila
64 Jubaidah Kepergok!
65 Semangat! Rahman
66 Ingin Bertemu Via.
67 Tolong Maafkan Aku!
68 Masihkan Ada Harapan Untuk Rahman?
69 Menginap
70 Ancaman Jubaidah
71 Tindakan Alvian, Mengisi Jubaidah
72 Jubaidah Yang Tetep Tidak Mau Pergi
73 Jubaidah Mulai Bertindak.
74 Air Dari Jubaidah
75 Kotak Rahasia Milik Jubaidah
76 Kenapa Rohmah?
77 Tinggal Di Kontrakan 3 petak.
78 Rencana Menumbalkan Via
79 Rencana Jubaidah Dan Selvi
80 Memancing Via
81 Flash Back
82 Flash Back. Bagian Kedua
83 Berubah Jadi Benci.
84 Nasib Alvian
85 Rahman Yang Akan Datang
86 Kegialaan Rahman.
87 Rencana Rahman Untuk Jubaidah
88 Rudi Membawa Putri
89 Kembali Bersama.
90 Jubaidah Di Hajar Preman
91 Derita Awal Jubaidah.
92 Draft
93 Rahman Yang Semakin Benci
94 Putri Butuh Pertolongan
95 Usaha Menyelamatkan Putri.
96 Kegilaan Rudi
97 Menegangkan
98 Penjara Dan Rumah Sakit Jiwa
99 Rania Mencari Kerja
100 Kecurigaan Jubaidah
101 Memulai pekerjaan Dengan Baik.
102 Tolong Ibu Rahman
103 Harus Berbuat Baik Pada Siapapun.
104 Seperti Malam Pertama
105 Di mana Jubaidah?
106 Dendamnya Rahman Harus Segera Di Hentikan.
107 Seperti Psikopat!
108 Apa Kau Sudah Mengetahuinya?
109 Kenapa Kau Tega Melakukan itu padaku?
110 Jubaidah Menyesal
111 Final Episode.
112 Ucapan Terima Kasih Author Dan Ekstra Part
113 Promosi Novel Baru
114 Promosi Novel Baru
115 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 115 Episodes

1
BAB 1. Perkenalan
2
BAB 2. Dia Boros
3
BAB 3. Lagi-lagi Soal Uang!
4
BAB 4. Ingin Melabrak Via.
5
BAB 5. Melabrak Via
6
BAB 6. Rahman Marah
7
BAB 7. Via Selalu Salah
8
BAB 8. Via VS Rohmah
9
BAB 9. Mengetahui Rahasia Besar Ibu Mertua
10
BAB 10. Video Dari Ibu Mertua
11
BAB 11. Mencari Kebenaran
12
BAB 12. Memutar Balikan Fakta
13
BAB 13. Ingin Merusak Nama Via
14
BAB 14. Via Melawan
15
BAB 15. Rahman Luluh
16
BAB 16. Tipuan Dari Rohmah
17
BAB 17. Rahman Tidak Menyusul
18
BAB 18. Pulang Ke Rumah Ibu
19
BAB 19. Menjemput Via
20
BAB 20. Rahman Yang Kembali Seperti Dulu
21
BAB 21. Jubaidah Gelisah
22
BAB 22. Jubaidah Pingsan
23
BAB 23. Kembali Berdebat
24
BAB 24. Tidak Ada Makan Malam. Atau Sarapan Sampai Satu Bulan Kedepan!
25
BAB 25. Via Ingin Bekerja
26
BAB 26. Melawan Ibu Mertua
27
BAB 27. Rahman Tetap Tidak Mengijinkan Via Bekerja
28
BAB 28. Nasehat Ibu Dan Ayah
29
BAB 29. Sikap Jubaidah Yang Tiba-tiba Berubah
30
BAB 30. Kedatangan Selvi
31
BAB 31. Mendekatkan Rahman Dan Selvi
32
Menantu Kebanggaan Pulang
33
Membandingkan Via
34
Ada Yang Mengantarkan Via Pulang
35
Di Minta Mengantarkan Selvi Pulang.
36
Harus Mendapatkan Uang
37
Meragukan Via
38
Kemana Rudi?
39
Semakin Curiga
40
Bertemu Selvi Di Jalan
41
Uang Impian Jubaidah Raib.
42
Rahman Yang Tak Kunjung Pulang
43
Mungkin Saja, Rahman Mencari Kesenangan di Luar!
44
Kedatangan Selvi Dan Rahman. Membuat Via Kecewa.
45
Rahman Yang Plin-plan
46
Fakta Tentang Rudi
47
Rahman Berubah Hanya Beberapa Hari Saja
48
Rahman Dan Selvi yang Semakin Menjadi.
49
Via Menyerah Dan Ingin Pulang
50
Apa Yang Di Lakukan Selvi Dan Rahman?
51
Untung Rahman Sadar.
52
Izinkan Saya, Membawa Kembali Putri Tercinta Saya.
53
Membawa Via Pulang
54
Membuat Rahman, Hampir Mati
55
Membawa Via Pergi Jauh
56
Rahman Berani Membentak Junaidah
57
Mencari Keberadaan Via
58
Jubaidah Murka
59
Rahasia Jubaidah
60
Keadaan Sulit, Rohmah
61
Jubaidah. Harus Segera Bertindak.
62
Mendapatkan Uang 10 Juta
63
Wanita Gila
64
Jubaidah Kepergok!
65
Semangat! Rahman
66
Ingin Bertemu Via.
67
Tolong Maafkan Aku!
68
Masihkan Ada Harapan Untuk Rahman?
69
Menginap
70
Ancaman Jubaidah
71
Tindakan Alvian, Mengisi Jubaidah
72
Jubaidah Yang Tetep Tidak Mau Pergi
73
Jubaidah Mulai Bertindak.
74
Air Dari Jubaidah
75
Kotak Rahasia Milik Jubaidah
76
Kenapa Rohmah?
77
Tinggal Di Kontrakan 3 petak.
78
Rencana Menumbalkan Via
79
Rencana Jubaidah Dan Selvi
80
Memancing Via
81
Flash Back
82
Flash Back. Bagian Kedua
83
Berubah Jadi Benci.
84
Nasib Alvian
85
Rahman Yang Akan Datang
86
Kegialaan Rahman.
87
Rencana Rahman Untuk Jubaidah
88
Rudi Membawa Putri
89
Kembali Bersama.
90
Jubaidah Di Hajar Preman
91
Derita Awal Jubaidah.
92
Draft
93
Rahman Yang Semakin Benci
94
Putri Butuh Pertolongan
95
Usaha Menyelamatkan Putri.
96
Kegilaan Rudi
97
Menegangkan
98
Penjara Dan Rumah Sakit Jiwa
99
Rania Mencari Kerja
100
Kecurigaan Jubaidah
101
Memulai pekerjaan Dengan Baik.
102
Tolong Ibu Rahman
103
Harus Berbuat Baik Pada Siapapun.
104
Seperti Malam Pertama
105
Di mana Jubaidah?
106
Dendamnya Rahman Harus Segera Di Hentikan.
107
Seperti Psikopat!
108
Apa Kau Sudah Mengetahuinya?
109
Kenapa Kau Tega Melakukan itu padaku?
110
Jubaidah Menyesal
111
Final Episode.
112
Ucapan Terima Kasih Author Dan Ekstra Part
113
Promosi Novel Baru
114
Promosi Novel Baru
115
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!