Selamat Membaca 🤗
❄️❄️
Namun siapa sangka dan siapa duga.
Via menatapku lalu tersenyum ramah, membuat jantungku berpacu lebih cepat!
Aku seperti mendapat sinyal yang bagus, karena sepertinya Via hanya tersenyum semanis itu padaku.
Apa aku yang terlalu pede? Tidak! Aku sangat yakin jika Via benar-benar tersenyum padaku.
Aaaahhhh.....
Rasanya aku ingin terbang ke angkasa, karena rasa bahagia dapat senyum semanis dan ramah dari seorang gadis cantik nan menawan.
Belum sampai aku terbang ke angkasa,
suara Monik mengejutkanku.
"Bang, aku pinjam mobil mu donk, aku dan Via mau pergi ke acara ulang tahun temanku."
Perkataan dari Monik membuatku jadi mengetahui siapa nama gadis menawan ini.
❄️❄️❄️
Dan semenjak dari pertemuan singkat itulah aku dan Via menjadi saling mengenal, dan melalui Dio dan Monik aku semakin dekat dengan Via.
Saat itu Via pun sudah bekerja, ia bekerja di salah satu perusahaan yang cukup besar dan terkenal di Kota itu, aku sering menjemputnya untuk pulang bersama, meskipun arah rumah kita berbeda.
Beberapa hari menjalin pertemanan, aku memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan dan cinta ku pada Via, dan bagai mendapatkan berkah dari langit.
Aku bahagia sampai bersorak girang ketika Via menerima cintaku.
❄️❄️
Singkat cerita, setelah 5 bulan.
Kami pun semakin serius dan aku memantapkan hati untuk meminang Via sebagai istriku dan tentu gadis itupun bahagia dengan niatku itu.
Dengan hati yang berbunga-bunga, aku menyampaikan niatku untuk meminang Via pada ibu.
Tapi sungguh reaksi ibu di luar dugaanku.
Ibu tidak merestui ku untuk menikahi Via, dengan alasan. Ibu sudah memilih gadis yang cocok untukku.
Tapi aku tidak menyerah begitu saja, aku tetep meyakinkan ibu agar mengijinkan aku menikahi Via.
Segala cara aku lakukan dan aku perjuangkan untuk mendapatkan restu dari ibu, dan Syukur Alhamdulillah akhirnya ibu luluh dan merestui kami dengan beberapa syarat yang ia ajukan padaku.
Sebenarnya aku sedikit keberatan dengan syarat ibu, karena mungkin Via tidak akan setuju, tapi apa boleh buat, yang terpenting saat ini bagiku, aku bisa meminang Via dengan restu dari ibu.
Tapi ternyata masalah bukan hanya di situ saja.
Mas Alvian,
kakak lelaki Via, dia bersikeras melarang adiknya menikah denganku dengan alasan yang tidak jelas.
Tapi beruntungnya itu tidak menjadi penghalang sulit untukku meminang Via, karena orang tua Via menyambut ku dengan senang hati ketika aku menyampaikan niatku untuk meminang putrinya.
Kamipun menikah dengan sederhana, karena saat itu aku memang tidak punya cukup biaya untuk menyiapkan pesta mewah di pernikahanku dan Via.
Tapi beruntung, Via yang sesungguhnya berasal dari keluarga yang berada tidak mempermasalahkan itu semua karena ia menerimaku apa adanya.
Via pun menolak dengan halus, ketika orang tuanya menawarkan pesta mewah untuk putri semata wayangnya mereka.
Di saat aku sukses dan lancar mengucapkan ijab kabul, aku merasa menjadi lelaki paling bahagia di muka bumi ini.
Bagaimana tidak!
Karena akulah satu-satunya lelaki yang Via pilih dari puluhan lelaki yang mengejarnya dengan sejuta janji dan kemewahan.
Pernikahan kami berjalan dengan baik sesuai ekspektasi ku selama ini.
Hari-hari di awal pernikahan kami sangatlah indah dan sempurna, bagai hidup di dalam surga.
Saat itu Via masih bekerja, tapi meskipun begitu ia tetep tidak melalaikan kewajibannya sebagai seorang istri.
Ia melayaniku dengan sangat baik.
Setiap pagi ia selalu menyiapkan segala keperluanku dan memasak sarapan dengan berbagai macam jenis.
Ia selalu mengantarku sampai di depan pintu dan mencium punggung tanganku dengan senyum seindah mentari.
Dan ketika aku pulang bekerja pun Via sudah ada di rumah.
Ia menyambut ku dengan senyum seindah rembulan.
Tapi seiring berjalannya waktu.
Pernikahanku dan Via jadi tidak harmonis lagi, bahkan kami sering terlibat cekcok, terutama di pagi hari.
Tepatnya di saat Via berhenti bekerja, karena saat itu Via tengah hamil besar dan mengharuskan ia beristirahat karena sebentar lagi melahirkan.
Pasca melahirkan putra pertama kami, Via pun tidak bisa kembali bekerja karena aku memintanya untuk fokus merawat Satria yang memiliki daya tahan tubuh yang sangat lemah.
Aku jadi sering ribut dan bertengkar dengan Via hanya karena masalah sepele.
Via, yang dulu aku kenal bagai bidadari yang turun dari khayangan menjelma menjadi seperti seorang Tarzan yang berteriak di tengah hutan. Dengan tatapan tajam dan penampilan yang berantakan.
Dia sudah jarang menyambut ku di depan pintu ketika aku pulang bekerja.
Dan dia juga sudah sangat jarang menyiapkan semua keperluanku di pagi hari bahkan ia pun selalu memberiku sarapan itu-itu aja di pagi hari.
Aku merasa, Via yang aku kenal dulu sudah menghilang, Via yang aku kenal dulu sudah berubah.
Entah apa penyebabnya dia bisa seperti itu.
Ketika aku bertanya dia akan selalu memakai alasan, Satria putra semata wayang kami.
Tapi tentu saja aku tidak terima dengan alasan itu karena banyak wanita di luar sana yang sibuk dengan beberapa anak tapi dia bisa merawat suaminya dan mengurus penampilannya sendiri.
Semakin hari aku semakin dibuat jenuh dan bosan dengan kelakuan dan penampilan istriku itu.
Tapi ada satu hal yang paling membuatku jengkel dan tidak suka dengan Via
Dia Boros!
Sangat boros!
Dia Via istriku yang boros.
Berapapun uang yang aku berikan padanya selalu kurang dan kurang.
Padahal aku sudah memberikan semua sisa gajiku selama 1 bulan bekerja padanya tapi dia selalu mengeluh jika itu tidak cukup untuk 1 bulan.
Gajiku sebesar 5 juta di pabrik, dan aku membaginya dengan ibuku.
Aku memberikan Via kurang dari setengahnya karena aku pun harus mempunyai bekal untuk bensin motorku selama 1 bulan.
Tapi kenapa uang sebesar 1 juta tidak cukup untuk 1 bulan?
Padahal kami hanya hidup bertiga itupun Satria masih sangat kecil jadi tidak banyak menghabiskan biaya.
Padahal dulu ketika kami baru-baru menikah aku juga memberikan uang sebesar itu pada Via, tapi dia tidak pernah mengeluh apalagi protes jika itu tidak cukup apalagi kurang.
Dia tidak seperti ibuku yang pandai mengelola uang yang diberikan suaminya.
Dengan uang setengah dari gajiku, ibuku mampu membayar semua tagihan yang ada di rumah dan menghidupi adikku yang masih bersekolah.
Bahkan ibuku bisa membayar uang arisan dari uang yang aku berikan.
Tapi kenapa Via tidak bisa?
bukankah itu artinya dia sangat boros.
Harusnya Via bisa mencontoh ibuku bukan!
Bersambung!
❄️❄️❄️❄️❄️❄️
Terimakasih sudah mau mampir dan membaca cerita ini 🙏
Mohon dukungannya 🙏
Tolong koreksi jika ada Kesalahan dalam tulisan ini agar Ntor bisa segera memperbaikinya 🤗
Love banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Heny
Satujuta perbulan mau mkn enak mikir dong
2024-12-23
1
Evandayani
kok pingin ngetok ndase
2024-04-04
2
Nyit-nyit Idjemz
cukup matamu
2024-02-15
2