BAB 19. Menjemput Via

Selamat! Membaca 🤗

Aku membuka pintu Kamarku.

Dan di sana Ibuku tengah berdiri dengan senyum yang begitu hangat.

"Boleh ibu masuk?"

Aku mengangguk.

"Silakan Bu."

Setelah Ibu masuk ke dalam Kamarku beliau duduk di tepi ranjang dan memintaku untuk duduk di sebelahnya.

Ibu meraih tanganku dan menggenggamnya dengan erat.

"Sayang, keluarlah temui suamimu, dia sudah menunggumu di luar." Pinta Ibu dengan suara yang begitu lembut.

Dan inilah yang selalu aku rindukan pada sosok Ibuku, dalam situasi apapun beliau selalu berbicara dengan tutur kata yang lembut menyejukkan hati. Tidak seperti Ibu mertuaku, yang selalu bicara dengan otot yang begitu nampak dan mata yang membulat penuh sambil meletakkan kedua tangannya di pinggang.

"Tidak Bu! Aku tidak mau menemuinya."

"Jangan seperti itu nak, apa Ibu pernah mengajarimu untuk bersikap tidak sopan pada suamimu?"

Aku menggeleng, karena Ibu memang tidak pernah mengajariku hal-hal buruk seperti itu. Beliau selalu mengingatkan aku untuk menjadi istri yang patuh dan selalu menghormati suami, tapi aku tidak mau menemui Mas Rahman bukan karena aku tidak bersikap sopan padanya. Aku hanya tengah kesal dan ingin memberi dia sedikit pelajaran.

"Aku kesal pada Mas Rahman Bu, jadi untuk saat ini aku tidak mau menemuinya. Tolong Ibu sampaikan padanya, lebih baik ia pulang ke Rumah saja."

Ibu tersenyum mendengar kekesalanku itu lalu beliau mengusap rambutku dengan pelan.

"Sayang, sekesal apapun kau pada suamimu tapi kau tidak boleh bersikap seperti ini, Rahman itu suamimu dan sudah sepatutnya kau menghormati dan bersikap sopan padanya. Temui dia dan bicaralah pelan-pelan, katakan pada Rahman apa yang mengganjal di hatimu tapi kau harus bicara dengan lembut tanpa meninggikan suara di depan suamimu. Jangan memutuskan sesuatu dalam keadaan emosi sayang."

Aku menghembuskan nafas berat, sungguh aku tidak habis pikir kenapa Ibuku bisa sebaik ini. Bukannya membela anaknya ini kenapa Ibu malah terlihat seperti membela Mas Rahman.

"Sayang, ayo temui Rahman."Kata Ibu.

"Aku yakin jika Mas Rahman datang ke sini hanya untuk menjemputku pulang kan? tapi aku tidak mau pulang Bu aku ingin menginap di sini untuk beberapa hari ke depan, sampai kondisi Satria memulih."

Ya.

Ini juga menjadi alasanku untuk tinggal beberapa hari di Rumah Ibu. Karena Satria masih dalam perawatan dan lusa ia harus kembali ke Rumah sakit untuk kontrol, jika dari Rumah Ibu, jarak ke Rumah sakit yang menjadi rujukan tempat Satria kontrol tidaklah terlalu jauh dibanding dari Rumahku dan Mas Rahman.

"Jika itu yang menjadi keinginanmu kau sampaikanlah pada suamimu, katakan dan meminta izinlah pada Rahman jika kau ingin tinggal beberapa hari di sini. Agar Ibu bisa membantumu untuk merawat Satria."

Aku berpikir sejenak dan aku rasa omongan Ibu memang benar, biar bagaimanapun juga Mas Rahman adalah suamiku aku harus tetap menghormatinya.

"Baik bu."

Aku pun memutuskan untuk keluar dari Kamar menemui Mas Rahman dan Ibu yang menemani Satria di dalam kamar.

Sesampainya di ruang keluarga ternyata Mas Alfian masih ada di sana, terlihat sekali dari raut wajah Mas Alfian, jika ia tidak suka dengan kehadiran Mas Rahman di sini.

Melihat kehadiranku Mas Rahman langsung berdiri dan menghampiriku, tapi dengan cepat Mas Alfian mencegahnya.

"Alfian."

Suara berat Ayah terdengar dan itu ditunjukkan pada Mas Alfian.

Mas Alfian segera melepaskan cengkraman tangannya yang ia gunakan untuk menghalangi langkah Mas Rahman dan Mas Rahman kembali mendekatiku.

"Via, ayo kita pulang!"

Ajak Mas Rahman.

Bukannya menanyakan kabar anaknya, ia malah langsung memintaku untuk pulang, dan itu semakin membuatku kesal saja padanya.

"Maaf Mas, untuk beberapa hari ini aku izin tinggal di Rumah Ibu dan Ayah. Satria harus sering kontrol ke Rumah sakit tempat ia dirujuk, dan jarak Rumah sakit itu lebih dekat dari Rumah Ibu dibanding Rumah kita, jadi aku minta tolong biarkan aku dan Satria tinggal di Rumah Ibu dan Ayah untuk beberapa hari ke depan."

Mas Rahman langsung melebarkan matanya mendengar izin yang aku ucapkan.

"Tinggal di sini?"

"Iya Mas, aku ingin tinggal di sini untuk beberapa hari ke depan."

"Tapi Via..!"

"Hai! Apa kau tidak dengar, Via dan Satria ingin tinggal beberapa hari di sini. Jadi kau tidak bisa melarangnya lebih baik kau pulang sana."

Mas Alfian menyahut memotong ucapan Mas Rahman.

Tapi lagi-lagi Ayah menegur Mas Alfian.

"Alfian, kau tidak boleh bicara seperti itu. Biarkan adikmu bicara dengan suaminya."

Setelah mengatakan itu, Ayah bangun dari duduknya dan mengisyaratkan Mas Alfian mengikutinya.

Dan dengan raut wajah yang terlihat terpaksa dan kesal Mas Alfian pun mengikuti Ayah, menuju taman belakang.

Tinggallah aku dan Mas Rahman di ruang keluarga itu.

Mas Rahman meraih tanganku.

"Via, kau harus ikut pulang dengan ku."

"Maaf Mas, aku tidak bisa aku kan sudah meminta izin padamu untuk tinggal di sini selama beberapa hari ke depan, karena Satria sedang sakit Mas."

"Kita bisa merawat Satria di Rumah secara bersama-sama kan?"

Aku tertawa mendengar ucapan Mas Rahman.

"Merawat Satria secara bersama-sama! Apa aku tidak salah dengar Mas? Bukankah selama ini hanya aku yang merawat Satria, dan kau! Jangankan untuk ikut merawat Satria, menanyakan dia sudah makan atau belum, bagaimana dengan kontrolnya hari ini, kau tidak pernah menanyakan itu Mas."

Sebisa mungkin aku menahan emosi agar tidak meninggikan suaraku di hadapan Mas Rahman, meskipun hatiku dongkol ingin rasanya berteriak sekencang-kencangya di hadapan Mas Rahman tapi lagi-lagi aku mengingat pesan dari Ibuku.

Mas Rahman terdiam lalu ia menunduk dan berkata.

"Maafkan aku Via, aku tahu aku salah. Dan aku berjanji mulai sekarang aku akan membantu merawat Satria."

Mas Rahman kembali meraih tanganku yang sempat aku tepis beberapa detik yang lalu.

"Via, maafkan aku."

Aku menarik nafas dalam-dalam.

"Baiklah aku memaafkanmu Mas, tapi aku ingin tetap tinggal di sini beberapa hari kedepan."

Bersambung......

❄️❄️❄️❄️❄️

Terimakasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏

Minta dukungannya ya 🤗

Love banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

AFM

AFM

jangan mau di ajak pulang, Via

2023-02-13

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Perkenalan
2 BAB 2. Dia Boros
3 BAB 3. Lagi-lagi Soal Uang!
4 BAB 4. Ingin Melabrak Via.
5 BAB 5. Melabrak Via
6 BAB 6. Rahman Marah
7 BAB 7. Via Selalu Salah
8 BAB 8. Via VS Rohmah
9 BAB 9. Mengetahui Rahasia Besar Ibu Mertua
10 BAB 10. Video Dari Ibu Mertua
11 BAB 11. Mencari Kebenaran
12 BAB 12. Memutar Balikan Fakta
13 BAB 13. Ingin Merusak Nama Via
14 BAB 14. Via Melawan
15 BAB 15. Rahman Luluh
16 BAB 16. Tipuan Dari Rohmah
17 BAB 17. Rahman Tidak Menyusul
18 BAB 18. Pulang Ke Rumah Ibu
19 BAB 19. Menjemput Via
20 BAB 20. Rahman Yang Kembali Seperti Dulu
21 BAB 21. Jubaidah Gelisah
22 BAB 22. Jubaidah Pingsan
23 BAB 23. Kembali Berdebat
24 BAB 24. Tidak Ada Makan Malam. Atau Sarapan Sampai Satu Bulan Kedepan!
25 BAB 25. Via Ingin Bekerja
26 BAB 26. Melawan Ibu Mertua
27 BAB 27. Rahman Tetap Tidak Mengijinkan Via Bekerja
28 BAB 28. Nasehat Ibu Dan Ayah
29 BAB 29. Sikap Jubaidah Yang Tiba-tiba Berubah
30 BAB 30. Kedatangan Selvi
31 BAB 31. Mendekatkan Rahman Dan Selvi
32 Menantu Kebanggaan Pulang
33 Membandingkan Via
34 Ada Yang Mengantarkan Via Pulang
35 Di Minta Mengantarkan Selvi Pulang.
36 Harus Mendapatkan Uang
37 Meragukan Via
38 Kemana Rudi?
39 Semakin Curiga
40 Bertemu Selvi Di Jalan
41 Uang Impian Jubaidah Raib.
42 Rahman Yang Tak Kunjung Pulang
43 Mungkin Saja, Rahman Mencari Kesenangan di Luar!
44 Kedatangan Selvi Dan Rahman. Membuat Via Kecewa.
45 Rahman Yang Plin-plan
46 Fakta Tentang Rudi
47 Rahman Berubah Hanya Beberapa Hari Saja
48 Rahman Dan Selvi yang Semakin Menjadi.
49 Via Menyerah Dan Ingin Pulang
50 Apa Yang Di Lakukan Selvi Dan Rahman?
51 Untung Rahman Sadar.
52 Izinkan Saya, Membawa Kembali Putri Tercinta Saya.
53 Membawa Via Pulang
54 Membuat Rahman, Hampir Mati
55 Membawa Via Pergi Jauh
56 Rahman Berani Membentak Junaidah
57 Mencari Keberadaan Via
58 Jubaidah Murka
59 Rahasia Jubaidah
60 Keadaan Sulit, Rohmah
61 Jubaidah. Harus Segera Bertindak.
62 Mendapatkan Uang 10 Juta
63 Wanita Gila
64 Jubaidah Kepergok!
65 Semangat! Rahman
66 Ingin Bertemu Via.
67 Tolong Maafkan Aku!
68 Masihkan Ada Harapan Untuk Rahman?
69 Menginap
70 Ancaman Jubaidah
71 Tindakan Alvian, Mengisi Jubaidah
72 Jubaidah Yang Tetep Tidak Mau Pergi
73 Jubaidah Mulai Bertindak.
74 Air Dari Jubaidah
75 Kotak Rahasia Milik Jubaidah
76 Kenapa Rohmah?
77 Tinggal Di Kontrakan 3 petak.
78 Rencana Menumbalkan Via
79 Rencana Jubaidah Dan Selvi
80 Memancing Via
81 Flash Back
82 Flash Back. Bagian Kedua
83 Berubah Jadi Benci.
84 Nasib Alvian
85 Rahman Yang Akan Datang
86 Kegialaan Rahman.
87 Rencana Rahman Untuk Jubaidah
88 Rudi Membawa Putri
89 Kembali Bersama.
90 Jubaidah Di Hajar Preman
91 Derita Awal Jubaidah.
92 Draft
93 Rahman Yang Semakin Benci
94 Putri Butuh Pertolongan
95 Usaha Menyelamatkan Putri.
96 Kegilaan Rudi
97 Menegangkan
98 Penjara Dan Rumah Sakit Jiwa
99 Rania Mencari Kerja
100 Kecurigaan Jubaidah
101 Memulai pekerjaan Dengan Baik.
102 Tolong Ibu Rahman
103 Harus Berbuat Baik Pada Siapapun.
104 Seperti Malam Pertama
105 Di mana Jubaidah?
106 Dendamnya Rahman Harus Segera Di Hentikan.
107 Seperti Psikopat!
108 Apa Kau Sudah Mengetahuinya?
109 Kenapa Kau Tega Melakukan itu padaku?
110 Jubaidah Menyesal
111 Final Episode.
112 Ucapan Terima Kasih Author Dan Ekstra Part
113 Promosi Novel Baru
114 Promosi Novel Baru
115 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 115 Episodes

1
BAB 1. Perkenalan
2
BAB 2. Dia Boros
3
BAB 3. Lagi-lagi Soal Uang!
4
BAB 4. Ingin Melabrak Via.
5
BAB 5. Melabrak Via
6
BAB 6. Rahman Marah
7
BAB 7. Via Selalu Salah
8
BAB 8. Via VS Rohmah
9
BAB 9. Mengetahui Rahasia Besar Ibu Mertua
10
BAB 10. Video Dari Ibu Mertua
11
BAB 11. Mencari Kebenaran
12
BAB 12. Memutar Balikan Fakta
13
BAB 13. Ingin Merusak Nama Via
14
BAB 14. Via Melawan
15
BAB 15. Rahman Luluh
16
BAB 16. Tipuan Dari Rohmah
17
BAB 17. Rahman Tidak Menyusul
18
BAB 18. Pulang Ke Rumah Ibu
19
BAB 19. Menjemput Via
20
BAB 20. Rahman Yang Kembali Seperti Dulu
21
BAB 21. Jubaidah Gelisah
22
BAB 22. Jubaidah Pingsan
23
BAB 23. Kembali Berdebat
24
BAB 24. Tidak Ada Makan Malam. Atau Sarapan Sampai Satu Bulan Kedepan!
25
BAB 25. Via Ingin Bekerja
26
BAB 26. Melawan Ibu Mertua
27
BAB 27. Rahman Tetap Tidak Mengijinkan Via Bekerja
28
BAB 28. Nasehat Ibu Dan Ayah
29
BAB 29. Sikap Jubaidah Yang Tiba-tiba Berubah
30
BAB 30. Kedatangan Selvi
31
BAB 31. Mendekatkan Rahman Dan Selvi
32
Menantu Kebanggaan Pulang
33
Membandingkan Via
34
Ada Yang Mengantarkan Via Pulang
35
Di Minta Mengantarkan Selvi Pulang.
36
Harus Mendapatkan Uang
37
Meragukan Via
38
Kemana Rudi?
39
Semakin Curiga
40
Bertemu Selvi Di Jalan
41
Uang Impian Jubaidah Raib.
42
Rahman Yang Tak Kunjung Pulang
43
Mungkin Saja, Rahman Mencari Kesenangan di Luar!
44
Kedatangan Selvi Dan Rahman. Membuat Via Kecewa.
45
Rahman Yang Plin-plan
46
Fakta Tentang Rudi
47
Rahman Berubah Hanya Beberapa Hari Saja
48
Rahman Dan Selvi yang Semakin Menjadi.
49
Via Menyerah Dan Ingin Pulang
50
Apa Yang Di Lakukan Selvi Dan Rahman?
51
Untung Rahman Sadar.
52
Izinkan Saya, Membawa Kembali Putri Tercinta Saya.
53
Membawa Via Pulang
54
Membuat Rahman, Hampir Mati
55
Membawa Via Pergi Jauh
56
Rahman Berani Membentak Junaidah
57
Mencari Keberadaan Via
58
Jubaidah Murka
59
Rahasia Jubaidah
60
Keadaan Sulit, Rohmah
61
Jubaidah. Harus Segera Bertindak.
62
Mendapatkan Uang 10 Juta
63
Wanita Gila
64
Jubaidah Kepergok!
65
Semangat! Rahman
66
Ingin Bertemu Via.
67
Tolong Maafkan Aku!
68
Masihkan Ada Harapan Untuk Rahman?
69
Menginap
70
Ancaman Jubaidah
71
Tindakan Alvian, Mengisi Jubaidah
72
Jubaidah Yang Tetep Tidak Mau Pergi
73
Jubaidah Mulai Bertindak.
74
Air Dari Jubaidah
75
Kotak Rahasia Milik Jubaidah
76
Kenapa Rohmah?
77
Tinggal Di Kontrakan 3 petak.
78
Rencana Menumbalkan Via
79
Rencana Jubaidah Dan Selvi
80
Memancing Via
81
Flash Back
82
Flash Back. Bagian Kedua
83
Berubah Jadi Benci.
84
Nasib Alvian
85
Rahman Yang Akan Datang
86
Kegialaan Rahman.
87
Rencana Rahman Untuk Jubaidah
88
Rudi Membawa Putri
89
Kembali Bersama.
90
Jubaidah Di Hajar Preman
91
Derita Awal Jubaidah.
92
Draft
93
Rahman Yang Semakin Benci
94
Putri Butuh Pertolongan
95
Usaha Menyelamatkan Putri.
96
Kegilaan Rudi
97
Menegangkan
98
Penjara Dan Rumah Sakit Jiwa
99
Rania Mencari Kerja
100
Kecurigaan Jubaidah
101
Memulai pekerjaan Dengan Baik.
102
Tolong Ibu Rahman
103
Harus Berbuat Baik Pada Siapapun.
104
Seperti Malam Pertama
105
Di mana Jubaidah?
106
Dendamnya Rahman Harus Segera Di Hentikan.
107
Seperti Psikopat!
108
Apa Kau Sudah Mengetahuinya?
109
Kenapa Kau Tega Melakukan itu padaku?
110
Jubaidah Menyesal
111
Final Episode.
112
Ucapan Terima Kasih Author Dan Ekstra Part
113
Promosi Novel Baru
114
Promosi Novel Baru
115
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!