Janji Dari Masa Lalu

Janji Dari Masa Lalu

Rea Mavendra

Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat...

331 juta manusia berkumpul di negara ini, dan hampir 7 juta orang tinggal di Massachusetts. Meski pun  wilayah di Massachusetts terbilang kecil hanya 27,336 kilometer persegi tapi itu menjadi tempat bagi institut pendidikan berkualitas tinggi di negara Amerika.

Para mahasiswa yang melanjutkan studi di luar negeri terlebih di benua Amerika tentu mengincar beberapa universitas ternama, diantara adalah Boston university, Harvard university, Stanford university, institut teknologi California dan masih banyak lagi.

Tapi kini tujuan utama ada di Harvard university, tentu siapa yang tidak kenal salah satu perguruan tinggi terbaik di dunia dan sudah banyak mengeluarkan para ahli di berbagai macam bidang di dunia teknologi, bisnis, sastra, sains, kedokteran, desain, politik, ekonomi dan juga seni.

Ada banyak manusia-manusia cerdas dari berbagai belahan dunia datang ke universitas ini untuk mendapatkan ilmu pendidikan lebih tinggi dan ada pula manusia yang datang hanya karena tuntutan dari keluarga mereka.

Salah satunya adalah Rea Mavendra.

Wanita berkebangsaan Indonesia yang sudah tinggal di Amerika selama dua tahun terakhir untuk melanjutkan studinya sebagai mahasiswa di universitas Harvard.

Rambut hitam lurus panjang, wajah natural wanita Asia yang eksotis, kulit putih halus tanpa cacat dan juga kecerdasan luar biasa di atas rata-rata dalam bidang studi jurusan bisnis.

Langkah kaki Rea membawa masuk ke dalam gerbang universitas Harvard. Hembusan uap hangat pun keluar dari mulutnya.

Melihat orang-orang masih bepergian menggunakan jaket dan mantel tebal di jalanan kota, meski pun ini sudah berada di pertengahan bulan februari yang artinya akan masuk musim semi, tapi udara dingin masih terasa hingga kulit.

Terlebih lagi untuk orang-orang yang hidup di iklim tropis seperti Rea, musim dingin sama seperti dirinya masuk kedalam freezer tempratur minus, karena itu setiap hari dari bulan Desember hingga akhir Februari. Rea hanya keluar ketika akan berbelanja, pertemuan dengan dosen atau pun hangout bersama teman-temannya.

Jika memang tidak ada hal penting, dia lebih memilih untuk tetap tinggal di dalam asrama dan menikmati penghangat ruangan agar terhindar dari Hemotermia.

Memasuki kampus, satu wanita berambut pirang melambai-lambai ke arah Rea dan berjalan mendekat selagi tersenyum sendiri.

Dia bukanlah orang asing, atau pun penduduk lokal berkebangsaan Amerika. Namanya adalah Fio Aqualina, asli Tegal yang mendapat beasiswa di universitas Harvard lewat jalur prestasi.

"Rea, aku tidak melihatmu beberapa bulan ini, apa yang kau lakukan." Bertanya Fio.

"Membeku..." Singkat jawaban Rea.

"Apa kau masih belum terbiasa dengan musim dingin di tempat ini."

Terlihat malas untuk Rea membalas perkataan Fio...."Maaf saja, tapi aku bukan bunglon yang bisa mengubah kulit sesuai lingkungannya dengan mudah."

"Bukan begitu... Kau harusnya tahu, ada banyak hal kau lewatkan saat malam natal dan tahun baru kemarin. Aku dan teman-teman yang lain mengadakan pesta."

"Pesta apa yang kau maksudkan ?\, pesta s*ex\, pesta sa*bu\, pesta miras atau semacamnya. Aku tidak perlu itu." Rea secara tegas menolaknya.

Awalnya, sebelum mengenal dunia pergaulan bebas para remaja Amerika. Fio Aqualina sama seperti kebanyakan wanita yang begitu polos dan lugu ketika harus menempatkan diri di tempat asing.

Tapi kurang dari setengah tahun, atau lebih tepatnya lima bulan tujuh hari ketika dia berkenalan dengan satu lelaki di perkumpulan mahasiswa. Lambat laun Fio mulai mengikuti pergaulan yang dibawa oleh lelaki bernama Reynad itu.

Pergi malam pulang pagi, rambut hitam jadi pirang, lebih banyak bersenang-senang daripada hadir di kelas, atau pun lebih hafal merek miras dari pada nama-nama unsur kimia yang ada di tabel dalam jurusannya.

Semua karena dia terbawa rayuan maut dari lelaki tampan yang memang terkenal playboy di dalam kampus. Hingga nanti Dia akan sadar, jika nilai akademiknya semakin terjun bebas, mau tidak mau, Fio harus kembali ke Indonesia atas pencabutan beasiswa yang dia miliki.

"Kau masih saja kaku Rea, kita di sini harus mengikuti pergaulan mereka, jika tidak, maka kita akan diasingkan."

"Aku sudah terbiasa menyendiri jadi jangan libatkan aku untuk ikatan hubungan tidak berguna yang kau miliki Fio."

Fio sedikit memaksa..."Ayolah.... Kau tahu, ada banyak orang-orang dari Indonesia yang ikut dalam acara perkumpulan itu, aku yakin kau akan menerima mereka sebagai teman."

"Jika teman yang kau katakan adalah sekumpulan manusia dengan alasan dan tujuan untuk memanfaatkan suatu kondisi demi mencari keuntungan di dalam sebuah hubungan tanpa pernah tahu apa itu rasa terimakasih. Aku merasa jika hidup sendirian tidaklah buruk, bahkan kau bisa menghemat banyak uang dari pada membeli miras."

Sejenak Rea mengalihkan perhatiannya dari Fio, entah karena dia menganggu waktunya atau memang perkataan yang Rea dengar membuatnya muak. Tapi bukan itu... Karena pandangan Rea tertuju kepada seorang lelaki yang kini sedang membersihkan lantai aula.

"Apa yang kau lihat Rea...." Bertanya Fio.

Fio mengikuti arah pandangannya, dimana dia pun melihat lelaki yang kini sedang di perhatikan oleh Rea.

"Askar Fazril..." Ucap Fio menyebutkan sebuah nama.

"Siapa ?."

"Dia." Tunjuk Fio ke arah lelaki itu.

"Kenapa kau tahu."

"Kau saja yang tidak pernah datang ke kampus selama dua bulan ini. Dia adalah tukang bersih-bersih yang baru di kampus."

"Tunggu dari namanya..."

"Seperti yang kau pikirkan, dia adalah orang Indonesia." Jawab Fio.

Rea bingung...."Tapi kenapa dia bisa bekerja di tempat ini."

"Mana aku tahu, aku bukan bagian HRD atau semacamnya untuk mewawancarai yang melamar pekerjaan."

Fio memperhatikan sikap Rea ketika memperhatikan caranya melihat lelaki yang dikenal sebagai Askar. Sebagai sesama wanita dan saling mengenal cukup akrab. Fio tahu ada rasa tertarik untuk Rea mengenal Askar.

"Kenapa kau tertarik dengan cleaning servis Rea ?, Bukankah ada banyak mahasiswa kaya atau pun anak-anak selebriti Hollywood yang pernah mengajakmu berkencan."

"Itu bukan urusanmu." Balas Rea tidak peduli.

Fio tersenyum..."Oh. Apa ini artinya kau lebih mencintai produk lokal."

"Itu juga bukan urusanmu."

"Baiklah, baik, tapi kau harus tahu Rea, setiap lelaki yang pernah kau tolak tentu akan merasa sedih, jika kau ternyata lebih menyukai cleaning servis daripada mereka."

"Dari awal aku tidak memaksa mereka untuk menyukaiku, tapi mereka seenaknya sendiri mendekat dan mengganggu waktu ku, jadi bukan aku yang salah jika menolak." Jawaban Rea sudah menunjukkan bahwa dia termasuk sebagai wanita yang sulit untuk di dekati.

Menggeleng kepala Fio bingung...."Sungguh aku tidak tahu isi pikiran mu itu Rea, kau meninggalkan barang berkualitas hanya untuk sebuah barang tidak berguna yang tidak tahu asal usulnya."

Tentu Rea tidak bisa menganggap bahwa ketika melihat lelaki bernama Askar itu adalah perasaan suka. Hanya rasa tertarik untuknya mengenal siapa sosok Askar.

Dan secara sadar, sorot mata lelaki itu pun mengarah langsung seakan membalas tahapan Rea yang sedang melihat ke arahnya.

Terpopuler

Comments

Mohd Khan Mohd Khan

Mohd Khan Mohd Khan

asikkkkkkk

2023-02-27

0

Krisna

Krisna

Sampai bagian ini belum ada kucing orange nya Askar

2023-01-03

1

Thaalibul Ilmi

Thaalibul Ilmi

thor disini kok rea udah kuliah selama dua tahun, berarti udah lebih tiga tahun dong sejak terakhir kali

2023-01-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!