Alba Dorata

Hari ini Rea tidak berangkat kuliah dan hanya membenamkan diri dalam selimut di kamarnya....

Semalaman penuh dia menangisi kejadian yang di alaminya, Pahit dirasakan, karena untuk pertama kali dia merasakan jatuh cinta dan saat itu juga tertolak.

Melihat ponsel di tangan, coba menghibur diri dengan video-video lucu tapi tidak membuat hati Rea menjadi lebih baik. Jam sudah menunjukkan waktu 10.24 waktu setempat.

Rea tahu jika ini sudah siang, dia pun melewatkan kelas tanpa pemberitahuan kepada Dosen. Orang-orang di sana tentu bertanya-tanya apa yang terjadi, mahasiswa serajin Rea terkenal memiliki nilai kehadiran sempurna, bahkan jika di luar terjadi bencana topan, dia tetap datang dan mengisi absensi.

Beranjak bangun dari tempat tidur Rea melangkah ke kamar mandi, di depan cermin dia melihat wajahnya sendiri yang kusut, mata lebam setelah menangis, pipi merah padam dan rambut berantakan.

"Apa aku terlihat jelek." Pikir Rea.

"Atau mungkin, Askar suka yang lebih montok." Membandingkan tubuhnya sendiri dengan bayangan Fio.

"Aku pikir dia tidak menilai dari ukuran."

"Tapi kenapa...."

Semua tidaklah baik-baik saja dan ketika mengingat kejadian semalam Rea semakin murung.

Tiba-tiba pintu terbuka dan suara Anna terdengar begitu tergesa-gesa..."Rea.... Rea ... Kau dimana..."

Wanita yang Anna panggil muncul dari pintu kamar mandi..."Kenapa kau begitu berisik Anna."

"Rea memang sebaiknya kau tidak perlu lagi memikirkan Askar, dia hanya lelaki breng*sek." Tegas ucapan Anna selagi memaki-maki.

"Kenapa kau berpikir seperti itu ?."

Anna mengambil tangan Rea untuk duduk di atas ranjang, dia menarik nafas dalam-dalam seakan apa yang ingin dia katakan terlihat begitu serius.

"Dengar baik-baik, kau harus tetap tenang dan terima kenyataan, Jika Askar sudah punya istri, jadi itu sebabnya dia tidak bisa menerima perasaan mu." Ucap Anna sesuai dengan apa yang dia dengar dari Askar.

Seketika tatapan mata Rea kosong, dia sedang mencerna perkataan Anna perlahan.

"Apa kau baik-baik saja Rea." Anna khawatir karena Rea tidak memberikan respon.

"Hmmm."

"Rea... Kau harus tahu ada banyak lelaki sehat dan normal di luar sana, jadi lupakan Askar."

"Baiklah, untuk sekarang aku hanya perlu memikirkan cara bagaimana menyingkirkan wanita yang menjadi istrinya itu dan aku akan menggantikan posisi sebagai istri baru." Rea menjawab dengan senyuman aneh.

Anna tidak habis pikir lagi, Rea sudah terlalu banyak menaruh perasaan kepada Askar, jika dibiarkan maka Rea akan berbuat nekad.

"Apa kau sudah gila."

"Aku hanya bercanda, untuk apa juga aku melakukannya.." jawab Rea dan Anna bernafas lega.

"Ya benar sekali, kau sangat cantik Rea, jadi kau bisa cari lelaki lain yang membuatmu tertarik."

".... Bukankah aku memiliki orang-orang di keluarga Mavendra yang bisa membantuku." Rea masih belum menerima kenyataan.

"Jangan gunakan kekuatan keluargamu untuk melakukan kejahatan."

"Ini bukan kejahatan, aku pikir, dua juta dollar bisa membuat wanita itu rela pergi meninggalkan Askar." Entah dari mana isi pikiran Rea.

Semakin bingung Anna untuk menjelaskan...."Ah tidak ada harapan lagi.... Dia sudah terobsesi untuk mendapatkan Askar."

Anna tahu Rea adalah orang yang tidak mau kalah, dia akan berusaha keras jika ada orang lain dengan nilai lebih baik dari miliknya. Ketika Rea sudah terfokus untuk satu tujuan, maka dia tidak akan mundur sebelum menjadi pemenang.

"Kau jangan berbuat nekad, aku punya cara untuk membantumu."

"Apa itu...." Tanya Rea.

"Tapi apa kau serius ingin merebut Askar dari istrinya."

"Tentu saja, aku tidak peduli jika harus menjadi pelakor atau apalah itu." Tidak ada keraguan untuk Rea menjawab.

"Baiklah, mari kita buat Askar menyesal karena menolakmu."

Bagaimana pun Anna tidak ingin Rea melakukan hal-hal buruk, seperti menggunakan kekuatan keluarga Mavendra demi keinginan pribadi. Tapi akan beda ceritanya jika Askar sendirilah yang memilih Rea dan meninggalkan istrinya tanpa paksaan.

"Pertama-tama... Ayo kita cari baju yang cocok."

Anna mengakui, jika Rea memiliki semua aset untuk membuat para lelaki tergila-gila. Wajah yang cantik, kulit putih halus, rambut hitam panjang, tubuh ramping dan juga se*ksi.

Hanya saja satu kekurangan Rea adalah dia tidak pernah mau menampakan diri sebagai wanita cantik, dia merasa jijik saat para lelaki memandangi tubuhnya penuh nafsu.

Karena itu sehari-hari pakaian yang Rea gunakan sangatlah tertutup, hingga orang lain tidak menyadari aset berharga dibalik pakaiannya itu memiliki nilai tambah begitu tinggi.

*******

Di suatu tempat yang tersembunyi tengah kota Boston....

Club 'Alba Dorata' menjadi tempat hiburan malam yang lumayan terkenal, bahkan sudah memiliki tiga puluh cabang hampir di seluruh dunia tiga diantaranya adalah Indonesia, Itali dan Amerika.

Terdapat dua ruangan yang dimiliki tempat hiburan 'Alba Dorata' ini, lantai atas sebagai tempat orang kere dan orang yang ingin minuman murah. Sedangkan ruangan bawah, tepatnya ruang khusus yang dibuat dengan untuk tamu VIP, tersembunyi dan rahasia. Hanya pemilik kartu member saja dapat masuk, karena di sana bukan hanya sekedar Club, tapi juga menjadi markas Guild Assassin.

Ketika seorang lelaki datang dan menunjukkan kartu hitam untuk memasuki pintu menuju bawah. Setiap oenjaga pintu khusus ruang VIP pun menunduk hormat saat melihat sosoknya.

Askar berhenti sejenak sebelum memasuki ruang VIP, "Ranu, apa nona Sela sudah datang ?."

"Sepertinya nona manager sudah ada di dalam ruangan."

"Baiklah, aku akan turun untuk melihatnya."

"Silakan tuan Askar." Ranu sopan membukakan pintu.

Askar berjalan santai melewati rayuan wanita dengan rok mini, parfum menyengat dan bibir bergincu merah merona. Dia pun menyalakan rokok asli Indonesia, menarik panjang dan menghembuskan asapnya penuh kenikmatan.

Seorang lelaki berjas merah dengan dasi bermotif bunga-bunga, melirik Askar dari ujung rambut hingga kepalanya. Dia merasa terganggu atas pemandangan dari lelaki yang baru saja melewati tempat duduknya.

Orang-orang kaya mencium aroma asap dari rokok yang dihisap oleh Askar, mereka semua terbatuk-batuk sampai keluar air mata. Para orang kaya itu tidak pernah mengerti kenikmatan yang Askar rasakan dari rokok buatan Indonesia dimulutnya.

Sekali lagi asap mengepul keluar dari mulut Askar.

"Siapa lelaki itu, aku tidak tahu kalau tempat ini memperbolehkan orang miskin masuk ke ruang VIP."

"Itu tuan Askar, tamu pribadi nyonya Salma." Jawab wanita penghibur yang duduk dioangkuan lelaki berjas merah merah itu.

"Sejak kapan, nona Sela berteman dengan orang miskin." Ucapnya dengan nada suara mengejek.

"Jangan berbicara seperti itu tuan Albert, nanti tuan Askar akan tersinggung mendengar perkataan anda." Gadis penghibur itu memberikan peringatan.

Tidak perlu heran jika setiap pengunjung ruang VIP menyombongkan jas dan dasi mereka akan melihat sinis ke arah Askar.

Dengan pakaian kemeja hitam polos dan celana jeans robek seperti habis kecelakaan, membuat siapa pun pasti akan mengira jika Askar hanya seorang tunawisma atau pun gelandangan.

Tapi Askar tidak menyukai itu....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!