Ketika Askar berniat pergi dari Club 'Alba Dorata' setelah dia mendapat apa yang Salma titipkan kepada Sela.
Sekilas wajah tidak asing menampakkan diri memasuki ruangan khusus bagi para tamu-tamu VIP dan juga Assassin yang bekerja di guild ini.
Sosok itu adalah Elissa, seorang Assassin yang tidak sengaja berada di satu tempat sama dengan Askar ketika menyelamatkan Rea dari tindakan bejat para oknum perdagangan manusia.
Askar tidak berharap jika akan bertemu Elissa di sini, dia segera menyembunyikan diri untuk duduk di pojokan kursi dengan menutupi wajahnya dengan koran.
"Si*al padahal aku sudah susah payah untuk menghindari kontak dengan wanita ini... Ya aku sendiri tahu dia assassin, tapi siapa sangka dia bekerja di guild 'Alba Dorata'." Gumam Askar sendiri.
Apa yang Askar alami setelah kejadian malam itu, Elissa menghubungi nomor ponselnya setiap hari, jika pun Askar memblokir nomor kontaknya, dia akan menghubunginya lagi dengan nomor lain.
Tapi selagi Askar tetap menyembunyikan diri, suara langkah kaki terdengar semakin dekat dan kini sedang berdiri di depannya.
"Aku tahu kalau itu kau Askar."
"Mungkin anda salah orang, aku bukan Askar." Jawab Askar dengan mengubah suaranya.
"Maaf kalau begitu, tapi koran yang anda baca itu terbalik." Balas Elissa.
Askar baru menyadarinya. Dia terlalu fokus untuk menghindari pertemuan dengan Elissa sedangkan lupa tentang hal-hal kecil di dalam penyamaran.
Elissa pun menarik koran Askar dan terlihat sudah wajahnya tanpa bisa mengelak.
"Kau jahat, Askar, aku sudah menghubungi nomor mu tapi kau selalu menolaknya." Keluh Elissa.
"Aku tidak punya alasan untuk menjawab panggilan mu."
"Tapi aku punya, kau masih berhutang padaku, karena aku sudah memberi bantuan membawakan barang." Elisa tentu masih mengungkitnya.
"Harusnya aku lakukan itu sendiri... Baiklah, apa yang kau mau katakan saja ?." Tanya Askar dengan wajah pahit.
"Apa begitu caramu berterima kasih kepada orang yang sudah membantumu, aku kecewa."
Askar kini tersenyum, meski itu terpaksa tapi dia lebih tidak ingin memperpanjang urusannya dengan Elissa...."Jadi apa yang kau mau Elissa."
"Itu terlihat baik... Hmmm coba aku pikirkan."
"Jangan terlalu berlebihan, jika kau menginginkan barang mewah atau uang, maaf aku tidak bisa memberikannya." Tentu Askar menolak kalau mungkin Elissa akan memanfaatkan kebaikannya.
"Tidak bukan soal uang, aku tidak kekurangan apa pun, bahkan aku memiliki banyak barang-barang mewah." Balas Elissa.
"Jadi apa ?."
Tapi senyuman Elissa terasa tidak nyaman...."Aku ingin kau membantuku menyelesaikan sebuah misi."
Elissa menunjukan satu surat yang menjadi misi untuk seorang Assassin. Yaitu menyusup ke sebuah acara penggalangan dana yang di hadiri oleh para pejabat, artis, penguasa dan orang-orang penting Amerika.
Mereka harus melindungi seseorang bernama Edward Swalldwon, anak dari konglomerat pengusaha pertambangan minyak karena beberapa waktu terakhir di keluarga Swalldwon mendapat ancaman dari orang tidak dikenal.
"Sepertinya aku pernah mendengar nama lelaki ini...." Gumam Askar sendiri.
Ada kemungkinan itu berasal dari saingan mereka, Perusahaan Golden River, dimana dalam persaingan dua perusahaan minyak asal Amerika itu memang selalu menyajikan banyak drama.
"Jika memang mereka merasa terancam, harusnya tidak perlu pergi ke tempat-tempat ramai seperti penggalangan dana." Kata Askar.
"Ya aku pun setuju, tapi penggalangan dana adalah tempat bagi orang-orang kaya memperluas koneksi, tentu mereka tidak akan melewatkan kesempatan ini." Alasan yang masuk akal.
Askar memikirkan beberapa hal...."Baiklah, aku terima, tapi karena ini menyangkut nyawa seseorang aku juga ingin meminta sedikit kompensasi."
"Aku mengerti, hasilnya kita bagi dua."
Askar sedikit terkejut..."Aku pikir kau akan rakus dan hanya memberikan satu persen untuk bagianku. Tapi anggapan ku salah. Ternyata kau wanita yang cukup baik."
"Terimakasih atas pujianmu."
"Intinya kita hanya perlu menjaga keamanan Lelaki bernama Edward ini selama acara berlangsung dan setelah itu selesai." Askar menyimpulkan.
"Yap, benar sekali."
"Aku tidak berpikir jika ini akan mudah."
"Sebaiknya kau berharap memang menjadi misi yang mudah, karena kita tidak tahu siapa lawan kita nanti, ada kemungkinan orang itu juga mengirim Assassin dari guild lain." Balas Elissa dengan kemungkinan terburuk.
Persaingan bisnis tidak selamanya berlangsung dengan taktik perdagangan untuk menjatuhkan produk perusahaan, tapi juga, soal nyawa. Pertarungan sesama Assassin cukup mungkin terjadi, dimana mereka menyewa dan beradu, siapa Assassin yang mampu mengalahkan musuh, maka mereka akan satu langkah di depan.
Selesai semua informasi untuk Elissa sampaikan..... "Baiklah, semua sudah aku jelaskan, jadi lima hari lagi aku akan mengirimkan lokasi tempat pertemuan kita... Jadi ingat, setidaknya kau harus menjawab panggilan telepon ku."
"Kalau aku tidak sibuk, akan aku lakukan." Jawab Askar.
"Kurangilah kesibukan mu."
Askar melambaikan tangan dan pergi tanpa perlu menjawab apa pun lagi dari perkataan Elissa.
*******
Kehebohan terjadi di universitas Harvard...
Dimana seorang wanita cantik layaknya artis korea muncul dan membuat hampir seluruh laki-laki di kampus penasaran, sedangkan yang tidak penasaran, itu karena mereka lebih menyukai pisang.
Tapi mereka tidak menyadari jika sosok wanita cantik yang membuat mereka penasaran itu adalah Rea. Sejak awal memang Rea sudah sangat cantik, hanya saja karena penampilan kaku dan tertutup, itu membuat orang lain kurang tertarik.
Rea yang biasanya menggunakan celana longgar, kaus lengan panjang dan di tambah jaket tebal di saat udara dingin, benar-benar biasa saja dan sederhana. Kini semua berubah saat Rea menyerang, celana jeans mini ketat, memperlihatkan betapa putih nan mulus pahanya hingga ke atas.
Lekuk pan*tat yang sebelumnya samar-samar dan tidak terbentuk\, sekarang semua lelaki secara sepakat mengumandangkan bahwa pan*tat Rea benar-benar ada dan nyata.
Di tambah lagi dengan baju kemeja sedikit kecil di bagian bawah, kedodoran di bagian atas dan juga kurang bahan di bagian samping, membuat orang-orang bisa melihat bentuk nyata dari celah aset pribadi yang selama ini di sembunyikan.
Semua lelaki tidak bisa menahan diri, air liur mereka menetas membasahi meja tanpa bisa berpaling ketika Rea lewat layaknya model Paris fashion week di atas catwalk.
Rea memasuki ruang kelas, semua yang ada di dalam seketika terdiam, dosen hanya bisa melongo dan melihat kedatangan Rea dimana seharusnya sudah terlambat dan tidak diperbolehkan mengikuti jam kelas.
Hanya saja....
"Maaf profesor aku kehilangan, sepatuku sebelum berangkat, jadi aku harus mencarinya terlebih dahulu." Kata Rea mencari alasan.
"Tidak apa-apa, kau boleh duduk..." Ucap dosen itu selagi tersenyum memandangi Rea tanpa lepas.
"Terimakasih profesor." Jawab Rea membalas senyuman itu.
Ternyata memang benar\, otak seorang lelaki itu hanya terbagi menjadi dua hal\, pertama Pesta dan kedua selang*kangan. Bahkan terkadang mereka memikirkan selang*kangan di saat sedang perta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Zahafiz
manntapp thor udah ada muka depan novel ini yg terbaikkk.
2023-01-08
1