Istriku Anak Jendral

Istriku Anak Jendral

Hal yang tak terduga

Diruang sunyi yang kunamakan hati. Aku berteriak mengutuk atas apa yang telah terjadi. Seorang Pria yang bertubuh kekar masih mengungkungku dalam dekapannya.

Ya, malam ini semua harapanku hancur, bisa dikatakan masa depanku juga berantakan. Aku di nodai oleh polisi yang bertugas sebagai ajudan Papaku. Dan yang paling membuat hatiku hancur, karena Pria itu sudah mempunyai istri.

Apa yang harus aku lakukan. Kejadian ini benar-benar tak pernah aku inginkan. Aku tidak tahu kenapa Pria ini bisa berada di dalam kamarku. Apakah dia sengaja melakukannya? Tapi, sebelum kejadian itu, aku melihat dia dibawah pengaruh obat perangsang.

Aku masih menangis sesenggukan, perlahan aku mendorong tubuh Pria itu agar menjauh dariku, aku menatap wajah tampan yang begitu lelap, seharusnya aku mengagumi ketampanannya, tapi, tidak. Aku justru membenci dirinya.

Perlahan aku duduk dan menarik kain tebal untuk menutupi tubuh polosku, kurasakan tubuh bagian inti terasa begitu nyeri dan sakit, aku meringis pelan. Tubuhku terasa remuk, segala persendian terasa kaku.

Aku kembali menangis sejadi-jadinya, Kalau sudah seperti ini siapa yang harus disalahkan? Aku tidak tahu, sungguh aku benar-benar tidak tahu. Apakah aku harus merelakan kesucianku begitu juga?

Karena tangisku lumayan keras, maka mengusik tidur Pria itu. Dia membuka mata dan tersentak segera duduk, lalu menoleh kepadaku.Terlihat air mukanya berubah seketika.

Takut, dan rasa bersalah tampak begitu nyata, aku tahu sebenarnya dia seorang polisi yang baik, Papa begitu mempercayainya. Meskipun aku baru beberapa hari mengenal dirinya, karena selama kuliah aku tinggal diluar negeri.

Saat aku pulang, Papa mempercayai dia untuk menjaga kemanapun aku pergi. Papa dan Bunda mengatakan bahwa dia adalah Pria yang baik dan begitu tekun dan patuh dengan segala tugas.

Tapi malam ini membuat aku meragukan segala ucapan Bunda dan Papa, dia yang dipercaya sudah menghancurkan masa depanku, aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika Papa mengetahui semua ini.

"Mbak Khanza! Saya benar-benar minta maaf, Mbak. Tolong maafkan saya! Sungguh semua ini diluar dugaan Mbak!" ucapnya memohon maaf kepadaku.

"Ini semua pasti kerjaan kamu 'kan? Kamu sengaja melakukannya!" Sentakku kepadanya, aku tak bisa menahan perasaan yang telah hancur bercampur baur.

Marah, Kesal, benci, Semua menjadi satu. Rasanya aku ingin sekali memukulnya untuk meluahkan sakit lahir dan batin saat ini kurasakan.

"Mbak, sungguh saya minta maaf. Saya tidak pernah berniat bahkan memikirkan saja saya tidak berani, tolong maafkan saya, Mbak," ucapnya sembari menangkup kedua telapak tangannya memohon belas kasihku.

Jujur aku bingung harus berbuat apa, sebenarnya disini akulah yang menjadi korban, tapi, tentu saja dia sangat takut dan cemas atas apa yang telah dilakukannya padaku.

"Keluar dari kamarku sekarang!" Usirku.

Dia turun dari ranjang dan memunguti pakaiannya yang teronggok dilantai. Aku hanya bisa memalingkan muka. Setelah dia keluar, aku kembali menangis sejadi-jadinya

Seandainya aku tahu akan terjadi hal seperti ini, maka, aku pasti ikut dengan Papa dan Bunda pulang ke Medan untuk menghadiri pernikahan Abangku yang pertama. Seharusnya aku menunda ujian praktek itu. Tapi, aku terlalu terobsesi oleh pekerjaan dan cita-citaku untuk menjadi seorang dokter, sehingga aku tak bisa meninggalkan ujian praktek yang hampir selesai.

Setelah puas menangis, aku beranjak dari tempat tidur, dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dibawah kucuran air shower, kembali tangisku pecah.

Aku benar-benar merasa terhina dan merasa direndahkan, aku yang seorang anak Jenderal diperkosa oleh Pria yang seharusnya menjagaku dari perbuatan jahat, tapi nyatanya dia sendiri yang melakukan perbuatan itu.

Entah berapa lama aku berada dibawah kucuran air sehingga tubuhku sudah merasa dingin dan menggigil. Kusudahi mandi wajib yang seharusnya belum boleh aku lakukan. Aku jijik sekali saat mengingat kembali kejadian beberapa jam yang lalu, dimana Pria itu begitu membabi-buta menggagahi ku tanpa belas kasihan.

Aku berusaha untuk tenang walau sesaat, otakku masih berpikir, langkah apa yang harus aku ambil dalam menyikapi hal ini. Apakah aku harus mengatakan yang sebenarnya pada Papa atas perlakuan ajudannya itu.

Lama aku duduk melamun di atas tempat tidur, aku masih belum bisa mengambil keputusan. Jika Papa dan Bunda tahu, sudah pasti semua orang akan tahu bahwa aku telah di lecehkan oleh ajudan Papa.

Aku benar-benar tak bisa memecahkan masalah ini, maka aku memutuskan untuk tidur agar pikiranku lebih rileks.

Pagi telah menjelang, aku bangun dengan menyisakan rasa sakit dan nyeri pada tubuhku. Kembali ingatan semalam membuat hati dan pikiran kacau, aku tak bersemangat ingin melakukan apapun.

Aku berusaha untuk bangkit dan membersihkan diri, aku mengingat hari ini adalah ujian terakhirku mengikuti Koas. Apakah aku bisa fokus, atas apa yang telah terjadi semalam pada diriku.

Dengan bersusah payah kuyakinkan hati. Meskipun masalahku begitu berat, tapi aku tidak ingin menyia-nyiakan segala perjuangan selama ini kupertahankan.

Aku bangkit dari duduk, dan menuju lemari pakaian, kuambil pakaian praktek kedokteran. Perlahan kubuka kancing bajuku, di sana masih terlihat jelas jejak merah yang ditinggalkan Pria itu membekas di tubuhku.

Begitu banyak dan membuatku jijik melihat tubuhku sendiri, aku kembali mengingat bagaimana rakusnya Pria beristri itu menyentuh setiap bagian tubuh sensitifku.

Ya Allah, kuatkan aku. Beri aku petunjukMu. Aku tidak tahu harus berbuat apa, kini semuanya telah hancur, aku tidak sanggup rasanya harus mendiamkan hal ini.

Aku harus mengatakan yang sebenarnya pada Papa dan Bunda setelah mereka pulang nanti. Ya, itulah niatku. Aku ingin Pria itu mendapat hukuman setimpal atas apa yang telah dia perbuat padaku.

Dengan niat dan keyakinan, aku tetap mengikuti ujian praktek. Hari ini menentukan lulus atau tidaknya aku mendapat gelar seorang Dokter.

"Tidak, sarapan dulu,Non?" tanya Bibik, saat melihat aku sedang buru-buru.

"Tidak, Bik, aku sarapan di RS saja," jawabku segera keluar dari rumah.

Aku kembali berpapasan dengan Pria itu, rasanya aku ingin sekali memakinya, jika aku boleh meminta saat itu juga, maka, aku tidak ingin lagi melihat wajahnya.

Tapi, aku tak bisa menyuruhnya pergi begitu saja, karena itu bukan wewenangku, dia bekerja dengan Papa. Maka, mau tidak mau aku harus menerima dia untuk menjadi driver sekaligus ajudanku.

Dia tak berani menatap diriku, begitupun aku yang begitu malas menatap wajahnya. Aku tak membiarkan dia membukakan pintu mobil, aku tak ingin diperlakukan sok baik dan ramah lagi, karena aku sudah tahu siapa dirinya yang sebenarnya.

"Mulai sekarang, kamu tidak perlu bersikap ramah dan baik padaku, karena aku tahu siapa kamu yang sebenarnya. Aku tidak akan pernah mau memaafkan dirimu!" Tekanku sebelum masuk kedalam mobil.

Dia hanya menunduk, jangankan menjawab, menatapku saja dia tak berani.

Bersambung....

Happy reading 🥰

Terpopuler

Comments

❤️❤️Liu tie ❤️❤️

❤️❤️Liu tie ❤️❤️

nyimak

2023-11-24

0

Yuli Purwa

Yuli Purwa

Baru baca,,, sudah ada tantangan nih Thor 🤣🤣🤣🤣

2023-10-12

0

ovi

ovi

lnjut

2023-06-29

0

lihat semua
Episodes
1 Hal yang tak terduga
2 Permohonan maaf
3 Menemani Abang
4 Serangan tiba-tiba
5 Menjalani operasi
6 Kritis
7 Sadar
8 Berusaha ikhlas
9 nyata
10 Ke Bandara
11 Memberi tahu
12 Kemarahan Papa
13 Tanggung jawab
14 Sah
15 Drama pagi
16 Ibadah bersama
17 Sarapan bersama
18 Pengkhianat
19 Berhasil mengamankan
20 Makan duren
21 mengetahui dalangnya
22 Rasa kecewa
23 Dr Akmal
24 Kata-kata yang sulit diartikan
25 Melepaskan
26 Wajah kecewa
27 Jalan-jalan
28 Rasa takut
29 Akhirnya
30 Perjalanan pulang
31 Berpisah
32 Bertemu
33 Tidak tahu yang sebenarnya
34 Rencana pergi
35 POV Yusuf
36 Hilang kendali
37 Berbohong
38 Tiara dirawat
39 Ada apa denganku?
40 Pesan Tiara
41 Bantuan Papa Arman
42 Kondisinya menurun
43 Menemui Khanza
44 Jujur
45 Bicara dari hati ke hati
46 Menjadi serba salah
47 Berpamitan
48 Bertemu Abang
49 Bertemu keluarga
50 Berkomunikasi
51 Kecemasan Yusuf
52 Permintaan Tiara
53 Surat untuk Khanza
54 Kabar duka
55 Kecupan terakhir
56 Pesan Mama
57 Kondisi Khanza
58 Baper
59 Curahan hati
60 Sudah membaik
61 Saling memaafkan
62 Bayi mungil
63 Dikediaman Opa
64 Berpisah lagi
65 Kedatangan orangtua
66 Sepakat
67 Pria dingin
68 Kemeja dari istri
69 Ikut ke pabrik
70 Pantai
71 Kekacauan
72 Mengajari
73 Sikap Khanza
74 Kejutan
75 Kejutan again
76 Kado spesial
77 Membalas
78 Arumi sakit
79 Nasehat Papa
80 Bertunangan
81 Titipan dari Khen
82 Ulah Rayola
83 Mulai perhatian
84 Rafif kecewa
85 Makan malam
86 Naik motor
87 Pertikaian
88 Berakhir
89 Ingin pergi
90 Diterima
91 Pergi
92 Bandara
93 Mendatangi Arumi
94 Masih berusaha
95 Memberi kesempatan
96 Memancing ikan
97 Menentukan hari akad
98 Makan berdua
99 Menjadi pasangan suami istri
100 Kecewanya pengantin baru
101 Ungkapan perasaan
102 Harus sabar
103 Ke mall
104 Lahiran
105 Khenzi rusuh
106 Operasi
107 Menjemput Arumi
108 Ikut suami
109 Waktu berdua
110 Bisa melihat kembali
111 Bahagia
112 Ending
113 Ekstra part 1
114 Ekstra part 2
115 Ekstra part 3
116 Ekstra part 4
117 Ekstra part 5
118 Ekstra part 6
119 Ekstra part 7
120 Ekstra part 8
121 Ekstra part 9
122 Ekstra part 10
123 Ekstra part 11
124 Ekstra part 12
125 Novel Baru
126 Karya baru
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Hal yang tak terduga
2
Permohonan maaf
3
Menemani Abang
4
Serangan tiba-tiba
5
Menjalani operasi
6
Kritis
7
Sadar
8
Berusaha ikhlas
9
nyata
10
Ke Bandara
11
Memberi tahu
12
Kemarahan Papa
13
Tanggung jawab
14
Sah
15
Drama pagi
16
Ibadah bersama
17
Sarapan bersama
18
Pengkhianat
19
Berhasil mengamankan
20
Makan duren
21
mengetahui dalangnya
22
Rasa kecewa
23
Dr Akmal
24
Kata-kata yang sulit diartikan
25
Melepaskan
26
Wajah kecewa
27
Jalan-jalan
28
Rasa takut
29
Akhirnya
30
Perjalanan pulang
31
Berpisah
32
Bertemu
33
Tidak tahu yang sebenarnya
34
Rencana pergi
35
POV Yusuf
36
Hilang kendali
37
Berbohong
38
Tiara dirawat
39
Ada apa denganku?
40
Pesan Tiara
41
Bantuan Papa Arman
42
Kondisinya menurun
43
Menemui Khanza
44
Jujur
45
Bicara dari hati ke hati
46
Menjadi serba salah
47
Berpamitan
48
Bertemu Abang
49
Bertemu keluarga
50
Berkomunikasi
51
Kecemasan Yusuf
52
Permintaan Tiara
53
Surat untuk Khanza
54
Kabar duka
55
Kecupan terakhir
56
Pesan Mama
57
Kondisi Khanza
58
Baper
59
Curahan hati
60
Sudah membaik
61
Saling memaafkan
62
Bayi mungil
63
Dikediaman Opa
64
Berpisah lagi
65
Kedatangan orangtua
66
Sepakat
67
Pria dingin
68
Kemeja dari istri
69
Ikut ke pabrik
70
Pantai
71
Kekacauan
72
Mengajari
73
Sikap Khanza
74
Kejutan
75
Kejutan again
76
Kado spesial
77
Membalas
78
Arumi sakit
79
Nasehat Papa
80
Bertunangan
81
Titipan dari Khen
82
Ulah Rayola
83
Mulai perhatian
84
Rafif kecewa
85
Makan malam
86
Naik motor
87
Pertikaian
88
Berakhir
89
Ingin pergi
90
Diterima
91
Pergi
92
Bandara
93
Mendatangi Arumi
94
Masih berusaha
95
Memberi kesempatan
96
Memancing ikan
97
Menentukan hari akad
98
Makan berdua
99
Menjadi pasangan suami istri
100
Kecewanya pengantin baru
101
Ungkapan perasaan
102
Harus sabar
103
Ke mall
104
Lahiran
105
Khenzi rusuh
106
Operasi
107
Menjemput Arumi
108
Ikut suami
109
Waktu berdua
110
Bisa melihat kembali
111
Bahagia
112
Ending
113
Ekstra part 1
114
Ekstra part 2
115
Ekstra part 3
116
Ekstra part 4
117
Ekstra part 5
118
Ekstra part 6
119
Ekstra part 7
120
Ekstra part 8
121
Ekstra part 9
122
Ekstra part 10
123
Ekstra part 11
124
Ekstra part 12
125
Novel Baru
126
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!