Satu minggu setelah Laras dimakamkan, pihak keluarga mengundang para wartawan, untuk memberitahukan tentang kematian Laras. Bertempat di rumahnya mereka sendiri.
Pak Ikhsan dan Bu Irma, sudah siap memberitahukan pada para wartawan yang datang, membenarkan kalau putrinya meninggal karna, ditusuk oleh teman kampusnya.
Para wartawan itu, terus menanyakan tentang motif tersangka, menusuk Laras sampai ia meninggal dunia. Mereka juga terus menanyakan tentang Azka. Tentang perasaan Laras yang mencintai Azka, yang membuat Laras mengorbankan nyawanya untuk Azka. Mereka juga, menanyakan tentang tersangka, yang salah sasaran menusuk Laras. Dan banyak pertanyaan yang mereka lontarkan, karna jawaban dari pak Iksan tak memuaskan mereka, yang haus berita.
Azka baru saja, pulang dari rumah sakit. Azka begitu defresi karna, kematian Laras. Berkali-kali Azka mencoba bunuh diri, Azka merasa tak kuat menanggung semua ini. Azka terus saja, menyalahkan dirinya sendiri karna, kematian Laras.
Azka tak bisa hadir ke rumah Laras, untuk ikut tahlilan. Kondisi Azka begitu kacau, setelah Laras pergi. Lebih parah dari kondisi Ibu Irma, yang perlahan menerima kematian putrinya. Azka menyalakan televisi di rumahnya. Azka begitu terkejut melihat berita tentang Laras. Berita kematiannya yang sudah jadi tranding topik minggu ini. Hati Azka begitu sakit, mengenang Laras yang sudah tak bisa Azka lihat lagi. Semua begitu berat untuk Azka. Apalagi saat wartawan itu? Menanyakan tentang perasaan Laras pada Azka. Membuat Azka semakin sakit hati. Azka meneteskan air matanya. Merasakan luka hatinya yang begitu terasa menyakitkan.
Bu Arisa menghampiri Azka, untuk mematikan televisi yang di tonton Azka. Ibu Arisa, tak ingin Azka merasa defresi lagi melihat berita kematian Laras. Azka terdiam tanpa ekpresi. Air matanya terus mengalir tanpa henti. Merasakan hatinya yang sudah hancur karna, kehilangan Laras. Azka begitu menyesal, karna Laras sudah mengorbankan dirinya untuk Azka.
Wawancara itu, belum selesai saat, Bu Arisa mematikan televisi di rumahnya. Para wartawan itu, terus menanyakan soal Azka. Pak Iksan tak ingin membuat Azka terganggu karna, kehadiran wartawan itu. Pak Ikhsan menyudahi wawancara itu. Mereka masih tak puas dengan jawaban Pak Iksan.
Pak Iksan tahu keadaan Azka, bagaimana? Begitu kehilangan Laras. Pak Iksan bersikeras tidak melibatkan Azka. Azka sudah sangat terpukul dengan kepergian Laras. Pak Iksan sudah ikhlas, merelakan putrinya pergi! Karna sudah, menjadi takdir putrinya. Pak Iksan tak menyalahkan Azka! Apapun yang dilakukan putrinya? Pasti itu, terbaik untuknya. Pak Iksan tau perasaan putrinya pada Azka. Seperti apa? Cintanya pada Azka! Mungkin ini jalanya untuk menyelamatkan Azka. Laki laki yang dicintai putrinya.
Namun Bunda Irma tidak berpikir seperti itu,Ia begitu membenci Azka! Gara-gara dia, putrinya harus kehilangan nyawanya. Sampai kapanpun? Bunda Irma tak akan bisa memafaakan Azka. Karna Azka, tak bisa mengembalikan putri kesayanganya. Laras itu, anak yang sudah payah Bunda Irma dan Pak Iksan tunggu, hampir sepuluh tahun mereka menunggu untuk mendapatkan Laras. Kini di usia muda, Laras harus kehilangan nyawanya untuk seorang Azka yang tak pernah menyadari perasaan Laras padanya.
Bunda Irma, masih menangis setelah semua wartawan itu pergi dari rumahnya. Hatinya begitu sakit, mengingat Laras harus pergi meninggalkannya. Bunda Irma begitu menyesali, saat Laras meminta izin untuk ikut P.A. Harusnya ia tak mengizinkan Laras pergi. Hatinya begitu hancur, saat Dea menelpon, memberitahu bahwa Laras, di tusuk temanya. Dan semua itu, untuk melindungi Azka. Dan harinya tambah hancur, saat Laras harus meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit. Dunia bunda Irama begitu hancur, saat itu, susah payah Ia untuk mendapatkan Laras. Kini Laras pergi untuk selamanya. Karna Azka. Dan semua itu, tak bisa dimaafkan oleh Bunda Irma, selamanya akan menyalahkan Azka atas kematian putrinya.
Hampir tiga puluh hari, Polisi menemukan Aldo. Ia bersembunyi di Palembang. Aldo di jatuhi pasal berlapis. Aldo mendapatkan hukuman seumur hidup. Aldo tidak menerima dengan keputusan hakim. Ia berteriak-teriak menyumpahin Azka, di pengadilan. Aldo tak menerima hukuman itu, karna Azka bisa hidup bebas di luar sana. Aldo begitu ingin melihat Azka mati, bukan Laras. Namun rencanakannya malah hancur gara-gara Laras.
Keluarga Aldo, hancur karna ulahnya, perusahaan papahnya anjlok sahamnya turun drastis. Keluarganya dihujat oleh para penggemar Laras, yang tak menerima kalau Laras meninggal ditusuk oleh Aldo. Merita adik Aldo, sudah meninggal sedari dari dulu, kalau bukan karna, alat-alat di rumah sakit. Mamahnya jadi tidak waras, menolak untuk miskin. Ayahnya defresi, bunuh diri menyusul Merita. Dan Aldo mendekam di balik seumur hidupnya, untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Azka memutuskan Dewi, dengan banyak pertimbangan. Azka tak ingin menyakiti Dewi. Atau pun gadis lainya. Awalnya Dewi tak menerima, keputusan Azka. Namun Azka menjelaskan dengan sejelas-jelasnya tentang perasaannya yang mati, bersama kepergian Laras.
Azka berjanji pada ibunya, tak akan menyakiti dirinya lagi. Azka akan mulai hidup baru, denhan suasana yang baru. Keluarga Azka langsung pindah tak dari Bandung menuju Salatiga, Ibu Arisa tak ingin membuat Azka desersi kembali bila terus berada di Bandung.
Bandung memang indah dengan sejuta hal dan kenangan indah bagi Azka, namun juga menyimpan luka terdalam bagi Azka.
Keluarga Azka pindah ke kota Salatiga. Di sebuah desa pinggiran kota, yang tenang tanpa hiruk-pikuk manusia sibuk. Semua kenangannya ia tinggalkan di Bandung. Azka dan keluarganya ingin memulai hidup baru di kota Baru. Dengan tak ada lagi kesedihan, rasa sakit dan air mata di tempatnya yang baru. Rumah Azka yg di Bandung di jual ke pada keluarganya Dea. Sedangkan Azka dan keluarganya, tinggal di rumah Eyangnya yang memang sudah lama kosong. Bu Arisa menjual semuanya, harta miliknya untuk tinggal di tempat yang baru. Azka mulai bisa bangkit, di tempat yang baru. Memulai hidupnya dari awal lagi, menata hatinya kembali. Untuk tak terjatuh di lubang yang sama lagi. Azka ingin melupakan semua rasa sakit, dalam hatinya. Walau sebenarnya, rasa sakit itu tak akan pernah hilang dihati Azka. Hati Azka, kosong, selepas Laras pergi. Hatinya tertutup, untuk siapapun? Azka tak ingin memulai. Hatinya masih belum siap. Azka hanya ingin Hidupnya dan keluarganya stabil. Azka akan berjuang bersama Ibunya untuk menghidupi kedua adiknya, Arya dan Arta. Sekarang, semangat Azka hanya keluarganya. Azka harus jadi Ayah untuk kedua adiknya, menjaga mereka. Azka mulai bangkit, dengan membuka usaha rumah makan. Azka berpikir, untuk menyibukkan diri agar tak mengingat lagi sakit hatinya. Laras memang tak mungkin bisa dilupakan Azka. Namun Azka ingin meneruskan hidupnya, demi janjinya pada Bu Arisa.
Bersambung....
Sudah di perbaiki sampai sini....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Bunga melati
sampai nangis tersedu sedu thor
2020-05-20
0
Erna Jogja
😭😭😭😭
2020-05-19
0
Lily
aq malah kesal dech sama Bunda irmha... koq azka sich yg di salahkan. dimana2 itu yg membunuh seharusnya d salahkan
2020-02-26
1