Sampai di rumah sakit pun, Laras sudah tak bisa ditolong lagi. Begitu dalam luka tusuk yang Laras terima, sampai tubuh Laras tak bisa bertahan.
Hari itu juga, perkemahan itu di batalkan. Semua pulang karna, tragedi berdarah itu. Membuat semuanya scock dengan kejadian yang menimpa Laras. Semua begitu menyayangkan kalau Laras, mati karna Azka.
Pagi itu, Langit begitu mendung di salah satu, pemakaman umum di Bandung. Langit pun ikut berduka karna, kematian seorang Laras. Yang begitu, disayangi oleh teman-temannya.
Berita meninggalnya, Larasati Aurora Wiguna, yang kita kenal dengan "Laras" telah berpulang kepadaNya.
Seluruh media televisi, meliput acara pemakaman Laras. Laras seorang publik figur yang begitu digemari seluruh kalangan masyarakat banyak. Laras sudah menulis buku keduanya yang menjadi best seller dan sukses dilirik produsen untuk dibuatkan film. Bahkan filmnya akan tanyang akhir bulan ini, dengan judul yang sama di angkat dari novel Laras, yang kedua yang berjudul, "Izinkan Aku Memcintaimu Selamanya." di seluruh bioskop Indonesia.
Tulisan terakhir Laras, memang untuk Azka. Tentang cintanya pada Azka. Di buku itu, juga tertulis, pemeran utamanya meninggal karna penyakitnya. Namun pada kenyataannya Laras yang meninggalkan Azka untuk selamanya.
Azka menangis dalam diam, saat jenazah Laras dikebumikan. Semua menangis tanpa terkecuali, ikut bersedih atas kepergian Laras yang begitu tiba-tiba. Umur tak ada yang tau. Usia muda tak akan jadi jaminan untuk tak terlepas dari maut.
"Laras jangan tinggalkan bunda?" Tangis, Bu Irma begitu lirih masih tak menerima putri semata wayangnya pergi untuk selamanya. Pak Ikhsan-Ayahnya Laras juga ikut bersedih. Mereka berdua benar-benar kehilangan Laras. Bu Irma begitu sakit hati, karna putrinya meninggal dengan cara seperti itu. Bu Irama pun pingsan tak kuat melihat jenazah putrinya masuk liang lahat. Liang lahat pun ditutup di saksikan oleh Azka, Dea, kerabat, sahabat, dosen dan seluruh kru film termasuk aktris dan juga aktor yang terlibat dalam film yang di angkat dari novel karya Laras. Walaupun tak di saksikan oleh orang tua Laras.
Para wartawan terus mengejar pihak keluarga, untuk memberikan informasi tentang kematian Laras, yang mendadak. Pihak keluarga masih berduka terutama Bunda Irma. Makanya mereka belum bisa memberikan informasi apapun sampai keadaan Bunda Irma membaik.
Rasa sesak, perih menusuk jantung Azka kali ini. Azka tak percaya bahwa Laras, sudah pergi untuk selamanya. Azka begitu menyesal karna, sering menyakiti Laras. Andai waktu bisa di putar lagi, Azka tak akan pernah mengizinkan Laras untuk menggantikan posisinya saat ini. Azka meneteskan air matanya lagi. Azka begitu merasa begitu sakit hati yang teramat sangat merasakan cinta datang terlambat. Azka begitu kehilangan Laras. Sudah tak ada lagi sahabatnya lagi. Azka menyadari sekarang, Azka begitu kehilangan Laras.
Imam merasakan apa yang Azka rasakan saat ini. Imam juga merasa kehilangan. Imam tak akan pernah menyangka, kalau Aldo lah, yang sudah menusuk Laras. Aldo menjadi tersangka utama dalam kasus ini. Sampai sekarang, Imam tak tahu, Aldi berada di mana. Jejaknya menghilangkan bagian ditelan bumi. Para saksi sudah memberikan kesaksian pada Polisi. Hanya barang bukti saja, yang masih ada ditangan Aldo. Aldo menjadi buronan sekarang, untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya pada Polisi.
🍀🍀🍀🍀
Di rumah, Azka tergulai lemas tak berdaya, rasanya ia sudah tak bisa bernafas dengan baik. Hatinya begitu sakit, mengingat Laras sudah tak ada lagi. Azka meneteskan air matanya lagi.
Bu Arisa-Ibunya Azka, yang ikut ke pemakaman memeluk putra sulungnya ini. Bu Arisa tau, anak laki-lakinya ini, sedang mengalami fase, dari titik terendah hidupnya. Bu Arisa mengerti, bahwa putranya ini sedang sakit hati kehilangan seseorang yang setiap hari bersamanya.
Azka merangkul Ibunya, mulai menangis tersedu-sedu. Baru kali ini, Azka menangis seperti ini, kehilangan seseorang yang begitu berarti dihirupnya. Azka merasa sakit hati yang teramat sangat. Azka tak bisa berkata-kata tentang hatinya lagi. Bu Arisa, mengelus-elus punggung Azka, agar Azka tenang. Bu Arisa ikut menangis melihat putra sulungnya menangis seperti itu. Azka benar-benar Laras kali ini. Begitu teramat kehilangan.
"Bu kenapa Laras meninggalkanya Azka seperti ini?" tanyanya lirih, masih menangis di pelukan ibunya.
"Ini sudah jadi takdir Laras Ka," jawab Ibu Aris masih memeluk putra sulungnya ini.
"Bukan takdir Bu, namun ini karna, Azka. Azka yang sudah membuat Laras pergi meninggalkan Azka. Jika saat itu, Laras tak menggantikan Azka, mungkin Laras akan hidup sampai sekarang Bu," guman Azka, tubuhnya mulai bergetar, merasakan penyesalan didalam hatinya, yang teramat sangat.
"Sayang, semua bukan salah kamu Ka, ini sudah jadi takdir Laras meninggal dengan seperti itu." Ibu Arisa masih menangis mendengar ucapan Azka yang menyalahkan dirinya sendiri.
Arya yang saat itu, masih SMP ikut menangis bersama Arta adiknya. Baru kali ini, Arya melihat kakaknya menangis sampai saat ini. Azka seorang kakak yang begitu kuat. Tak pernah menunjukan sisi lemahnya pada Arya atau pun Arta. Arya juga sama kehilangan kakak perempuannya Laras. Selama ini, Laras setiap hari main ke rumah Azka. Karna, Laras tak punya siapapun di rumahnya bila orang tuanya dinas ke luar negeri. Laras cukup dengan dengan keluarga Azka dan dua adiknya, Arya dan Arta. Malahan Bu Arisa sudah melamar Laras untuk menjadi istri Azka kelak. Namun takdir berkata lain, Laras sudah pergi meninggalkan cintanya, di bawa mati oleh Laras.
Azka begitu kehilangan Laras. Azka baru menyadari kalau selama ini, Azka juga menyimpan rasa pada Laras. Azka juga memcintai Laras seperti Laras mencintai Azka. Azka menyadari perasaannya, setelah Laras sudah tak ada di dunia ini. Azka menyesal sudah membuat Laras, menunggu atas pernyataan cinta Azka yang tak pernah terucap dari mulut Azka. Azka menyesali semua ini. Menyesali, semua kekakunya Azka sering menyakiti Laras. Azka tak pernah sadar kalau Laras cemburu, bila Azka mendekati gadis lain.
Azka tak pernah tau, perbuatan dulu menolak Merita, membuat Aldo begitu membencinya. Azka tak pernah tau, Aldo ingin Azka mati. Namun sekarang, Laras yang harus jadi korban dari perselisihan antara Azka dan Aldo. Semua memang berawal dari Merita. Cinta itu, tak bisa dipaksakan. Merita yang salah sudah mencelakai Laras. Namun sekarang Laras juga yang harus menanggung dengan mengorbankan nyawanya untuk Azka. Azka selalu menyesali ini. Menyesali, semua kekakunya yang membuat Laras harus pergi karnanya. Waktu sudah tak bisa diputar kembali apalagi diulang? Yang tersisa hanya kenangan dan penyesalan didalam hatinya. Karna, semua ini terjadi karena, Azka sendiri, membuat Laras pergi untuk selamanya.
Bersambung
Dua Chapter tersedih, yang aku tulis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Azzahra Vany Vanisha
sungguh sedih dan tak bs d bendung lg air mata ini😭
2020-02-03
1
Manzila
pepatahberkata "sayangi lah org yg kau sayangi, sblum mereka meninggalkan mu" eakkk puitis kali aku wak:v
2020-01-16
5