Azka duduk di bangku taman rumah sakit Ibu Dan Anak Harapan, hatinya sesak melihat Soni dan Darania.
Entah kenapa hatinya,begitu sakit melihat kedekatan mereka? Padahal ia, tau tak ada apa-apa diantara mereka. Namun rasanya seperti tak rela saja.
Keberaniannya yang dulu berkobar, hilang terbawa waktu. Waktu mengubah segalanya dan juga mengobati luka dihatinya. Pertemuanya dengan Darania, membuka hatinya yang beku.
Disisi lain, Arya bahagia dengan kelahiran putri pertamanya. Perasaannya tak bisa dilukisan dengan apa pun di dunia. Nadia bersyukur bisa melahirkan normal. Sungguh anugrah luar biasa pemberian Tuhan yg Maha Sempurna.
Melihat bayi kecilnya itu, membuat mereka tenang, dipangkuan sang Ayah, yang melantunkan Azan di telinga kanan si kecil. Dan setelah itu melantunkan Qomat di telinga kiri si kecil. Air mata bahagia, keluar dari mata Arya dan Nadia.
Awal-awal masa kehamilannya, ia bolak-balik ke rumah sakit karna, sering pendarahan. Dokter memprediksi bayi dalam kandungannya tak akan bertahan. Sekuat tenaga ia, mempertahankan jabang bayi dalam rahimnya yang begitu lemah.
Nadia percaya pada bayinya. Malaikat kecil ini, begitu kuat, untuk bertahan sampai waktunya keluar ke dunia.
Arya mau pun Nadia sangat berharap bayi ini, lahir dengan selamat, tak menjadi angan saja.
Kandungannya dinyatakan aman saat masuk semester ke dua. Membuatnya bersemangat untuk menjaga kandunganya sampai hari kelahiranya tiba, Arya menjadi over protective padanya, selalu di manjakan suami dan ibu mertuanya.
Rasa bahagia ini, begitu nyata. Bidadari kecilnya begitu cantik. Berkah terindah untuk keluarga kecil mereka.
🍀🍀🍀🍀
Azka termenung sendiri di kursi taman Rumah sakit Ibu dan Anak Harapan.
"Mas Azka," paling Arta adik bungsu Azka. Bersama seorang gadis cantik disampingnya.
Azka menoleh, sembari tersenyum, memeluk adik bungsunya ini. Selama satu bulan ini, Azka tak bertemu, Arta yang sedang StudiTour ke kota Banten.
"Bagaimana kabarmu de?" tanyanya, melepaskan pelukan pada adik bungsunya ini.
"Aku baik Mas," jawab Arta.
Azka melirik, seorang gadis di samping Arta, "Siapa gadis cantik di sebelahmu de?" tanyanya sambil tersenyum.
"Gadis ini, pacar aku Mas" jawab Arta sembari memegang tangan gadis itu.
"Mas Azka kenalkan aku Lyra!" seru gadis itu, mengulurkan tangan kanannya pada Azka.
"Aku Azka Kakak sulungnya Arta" jawab Azka menjabat tangan gadis itu, dan melepaskan nya kembali gadis itu. Ia melihat sepasang mata cantik melihat ke arahnya, membuat Azka salah tingkah.
"Aku penasaran banget sama Mas Azka! Akhirnya Aku bisa bertemu Mas Azka," ucap Lyra penuh semangat.
Azkaka melirik Arta. Ia berpikir, "Apa yang Arta ceritakan tentang dirinya, sehingga gadis ini b ingin bertemu dengannya." Arta hanya menunduk malu.
"Mas, ke dalam dulu, aku belum melihat bayinya Arya," ucap Azka, meninggalkan dua muda-mudi yang sedang kasmaran.
Dari jauh, seseorang melihatnya, rasa kesal ada dalam dirinya. Saat Azka menjabat gadis itu, membuat mood-nya jadi jelek.
"Siapa sih gadis itu, kok memegang tangan Azka?" tanya Darania dalam hatinya.
Darania pun masuk kedalam ruang inap Nadia, yang baru kembali di ruang bayi bersama Arya dan Bu Arisa.
"Selamat yah, atas kelahiran baby girl nya" ucap Darania sambil cupika-cupiki pada Nadia.
"Kapan nih kamu nyusul?" tanya Arya yg memang kenal baik pada Darania, temen kuliahnya dulu.
"Nanti saja, masih belum siap!" serunya, masih belum siap menerima cinta yang lain.
"Bagaimana kalau, Lo sama kakak gue saja!" seru Arya, tiba-tiba.
Deg.
Membuat hatinya berdetak lebih kencang dari biasanya, begitu pun dengan Azka! Masih di luar kamar mendengar ucapan Arya. Membuat jantungnya ikut berdebar kencang tak karuan. Ia hanya bisa memegang dadanya, merasakan debaran lagi, untuk kesekian kalinya.
"Kok Lo diam Ra?" tanya Arya lagi.
Darania tak menjawab hanya melihat Arya dan Nadia bingung mau jawab apa?Sedangkan Soni sedari tadi, diam di ruangan itu. Merasa tak senang dengan ucapan Arya. Karna, menjodohkan Azka sama Darania.
"Gimana Son, Lo setuju tidak, kalau Dara sama Azka?" tanya Arya lagi.
"Yah gue terserah mereka berdua saja," ucap Soni, merasa kecewa. Arya menjodohkan kakaknya dengan Darania.
"Lo suka sama Dara tidak, Sob?" tanya Arya lagi.
Deg.
Lagi-lagi ucapan Arya, membuat Azka gelisah tak karuan. Dari tadi ia hanya diam di luar tak berani masuk, dan mendengarkan dari luar.
"Dara cantik, pasti semua laki laki suka dia," jawab Soni gugup, dengan pertanyaan Arya tadi.
"Gue tidak rela, kalau Dara sama Lo!"
"Ko tidak rela, kan gue, Duren, duda keren masa Dara ga mau sih?" goda Soni kepedean.
"Tak rela saja, Lo duda? Dara gadis! Kalau nikah sama Lo, nanti harus mengasuh anak lo."
"Eh nikah sama gue, sudah sepaket, dapet bapaknya yang ganteng maksimal sama dapet gadis kecil yang manis. Kurang apa coba?"
Darania tersenyum mendengar ucapan Soni begitula dengan Nadia dan Ibu Arisa.
"Mas kok ada di luar sih, bukanya masuk?" tanya Arta diluar ruangan. Membuat semuanya menoleh ke arah Azka.
Ibu Arisa pun berjalan mendekati Azka, "Kok kamu tidak masuk?" tanya Bu Arisa
"Takut ganggu Bu!" jawab Azka singkat. Melirik kepada Darania, berpaling begitu dua pasang mata bertemu.
Soni masih memperhatikan Darania dan Azka.
"Mas Azka kok di luar ? Tak mengucapkan selamat sama aku, sudah melahirkan keponakan yang cantik," ucap Nadia, memanggil Azka.
Azka pun masuk ke ruangan itu, memeluk Arya adik kesayangannya. Ia begitu terharu, adiknya sudah menjadi seorang ayah.
"Selamat yah De," ucapnya pada Arya terharu, meneteskan air mata bahagia. Keluarga kecil adiknya, kedatangan seorang bidadari kecil yang mereka berdua tunggu.
Arya melepaskan pelukan Azka, "Terima kasih, Mas," ucap Arya meneteskan air matanya, bahagia sudah menjadi seorang ayah.
"Selamat Nad, sudah melahirkan keponakan aku yg sangat cantik," ucap Azka memegang tangan kanan Nadia yg masih di infus pasca melahirkan dan melepaskannya kembali.
Darania memperhatikan Azka diam-diam. Azka tampan dengan tubuh kekarnya, layaknya laki-laki jagoan dalam film-film.
Darania, tau kisah Azka dari Nadia. Semua tentangnya, Nadia ceritakan semua. Merasa kasihan padanya ditinggalkan pergi oleh seseorang yg dia cintai. Darania, masih mending, walau disakiti, ditipu dan dikhianati namun masih bisa melihat, Ibas bahagia bersama orang lain.
Takdir hidup mempermainkan Azka dan Darania. Namun baik Azka dan Darania mereka juga ingin bahagia bersama dengan orang yg mereka berdua cintai. Entah lah? takdir mana yang akan membawa mereka kemana? Azka dan Darania hanya pasrah pada yang Maha kuasa tentang jalan hidup mereka berdua, selanjutnya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments