Sedari tadi Laras memperhatikan Azka. Pikiranya melayang, kemana-mana? Tentang cintanya, perasaannya dan juga hatinya. Semua tentang, Azka. Tentang rasa cintanya, begitu dalam pada Azka. Walaupun Azka sendiri, tak tau dengan perasaannya, sendiri.
Selesai, melahap nasi soto. Kini perut Azka, sudah kenyang. Namun Laras, masih saja melamun sendiri. Entah apa yang dipikirkan Laras, saat ini?.
"Ras?" pangil Azka. Namun Laras, masih saja begong sendiri. Tak mendengar panggilan dari Azka. Laras, masih sibuk dengan pikirannya sendiri, tentang Azka dan cintanya.
"Bolehkan, saya bergabung?" tanya seseorang. Kemudian duduk di samping Laras.
Laras pun, menoleh ke sampingnya, sesaat mendengar suara dari orang tersebut. Yang membuyarkan lamunannya seketika.
Azka tak suka melihat laki-laki yang duduk di samping Laras. Wajahnya sudah merah, bukan karna jatuh cinta. Namun merah, karna marah! Azka berpaling tak suka.
"Kok, kalian diam saja! Bolehkah saya, bergabung?" tanyanya lagi.
"Oh, boleh," jawab Laras.
Laras, masih merasa tak nyaman dan tak enak, dengan Imam. Apalagi, melihat ekpresi Azka?. Azka terang-terangan menunjukan rasa tak sukanya di depan Imam.
"Terima kasih," ucap Imam sambil tersenyum.
"Terus, untuk apa? Kamu ke sini?" gerutu Azka. Azka masih menunjukkan rasa tak sukanya pada Iman!.
"Maaf yah, kalau aku menggangu kalian!"
"Iya, gangu banget!" seru Azka kesal. Karna kehadirannya.
"Aku hanya ingin memberitahukan, tentang rencana ekskul kita. Apakah kamu punya rencana? Kita mau ke mana?"
"Gampang, kita bisa bicara, di ruangan Ekskul P.A! Biar lebih jelas, tidak di sini juga," guman Azka membuang muka. Benar-benar ingin menyuruh Imam untuk segera pergi. Karna Azka, merasa terganggu dengan kehadiran Imam.
Imam dan Azka adalah ketua dan wakil ketua ekskul Pencinta Alam di kampusnya. Walau Azka tak suka dengan Imam. Namun Azka, tak pernah mencampuri urusan pribadi dan urusan kampusnya. Azka selalu konsisten dengan apa yang ia kerjakan. Makanya, Imam merasa cocok dengan Azka. Walaupun, dengan sikap ketus Azka, itu tak jadi masalah dengan Imam.
"Tapi, mumpung kita lagi di sini, kenapa kita tidak sekalian membahas di sini? Kan sama saja, mau bahas di sini, atau di ruang P.A."
"Terserah," guman Azka berpaling. Sekarang sudah tak ada alasan lagi, baginya untuk mengusir Iman jauh darinya. Toh Imam, sudah bersikeras untuk membahasnya di sini. Membuatnya tak bisa berkata-kata lagi, selain pasrah. Suka atau tidak, waktunya bersama Laras, harus dihabiskannya bersama Imam juga.
Laras tak berani ikut campur, soal ini. Laras hanya menyimak apa yang di ucapkan Imam bersama Azka. Sambil terus melirik Imam. Membuat Azka, merasa kesal. Karena, pandangan Laras, tertuju pada Imam! Bukan pada Azka.
"Kamu, punya ide ke mana? Soal izin aku bisa urus!" seru Imam masih memperhatikan Azka, dengan serius.
"Aku, punya usul! Gimana kalau kita, adakan kemping, sekitar dua sampai tiga hari gitu? Sekalian untuk berkenalan dengan anggota baru. Biar kita semakin akrab," ucap Laras panjang lebar. Mengusulkan tentang rencananya.
Pandangan Azka dan Imam, tertuju pada Laras, soal usulnya itu. Membuat keduanya memikirkan untuk menyetujui usulan Laras.
"Rencana Lo, ke mana Ras?" tanya Azka mulai serius. Dan Imam menganguk, ingin tahu rencana Laras ke mana?.
Hmm.
"Bagaimana kalau, kita ke Cikole saja?. Kan, tempat itu, tidak terlalu jauh dari sini. Terus, di sana juga lumayan sejuk, cocok lah untuk kita-kita," saran Laras, panjang lebar menjelaskan.
"Gue sih setuju, Lo gimana Mam?" tanya Azka serius. Tak merasa, kesal lagi pada Imam.
"Aku juga setuju."
"Karna, sudah deal . Aku akan mengurus perizinannya. Sedangkan pamplet dan juga blosur kamu yang urus yah!" seru Imam mulai beranjak.
"Okaylah, gampang" guman Azka.
Imam pun pergi meninggalkan Azka dan Laras. Yang masih duduk di kantin.
Azka dan Laras berteman sudah lama, dari mereka SMA. Keduanya mempunyai hobi yang sama, yaitu "Pencinta Alam". Azka sendiri seorang mahasiswa Desain Grafis. Sedangkan Laras, mahasiswa Sastra. Pertemanan mereka sudah lama terjalin dengan baik dari SMA. Laras teman terbaik Azka. Hanya Laras, yang paling mengerti Azka. Walaupun Azka tak menyadari perasaan cinta Laras yang begitu tulus pada Azka.
Imam melangkah meninggalkan Azka dan Laras. Imam pun menyadari, kalau sebenarnya Laras menyukai Azka. Begitu terlihat, sikap Laras dengan hangat pada Azka. Namun tidak padanya, dan semua laki-laki yang pernah ditolak Laras.
Laras begitu populer diantara gadis yang lain. Walaupun sikapnya cuek dan judes. Namun wajah cantik Laras, membuat para laki-laki tak bisa berpaling dari Laras. Tubuh Laras, menang mungil. Seperti tubuh anak SMP. Namun prestasi, yang didapatkan Laras, melambungkan namanya sampai Internasional. Beberapa kali, Laras menang dalam lomba menulis novel. Semua ia dapatkan dari hasil kerja kerasnya dan kecintaanya terhadap menulis. Bahkan ada beberapa buku Laras, yang sudah terbit dan jadi best seller.
Laras selalu unggul dalam hal apapun. Hanya satu, kelemahan Laras. Laras tak bisa membuat Azka jatuh cinta padanya. Kehidupan pribadinya, tak sesuai dengan cerita novel yang ia tulis, Happyending.
Laras termasuk gadis yang susah sekali untuk jatuh cinta. Sekalinya cinta, ya sama Azka. Laras berbeda dengan Azka. Yang mudah jatuh cinta pada setiap gadis yang mendekati dan memberi cinta pada Azka. Azka mudah bawa perasaan. Hampir tiap minggu Azka gonta-ganti perempuan. Sudah seperti memakai baju. Semua mudah dilakukan bagi Azka. Berbeda dengan Laras! Laras lebih memilih menyimpan perasaannya dibanding harus mengungkapkannya. Laras takut kehilangan Azka.
Laras sudah nyaman dengan hanya menjadi sahabat Azka. Walau banyak sakit hati, yang Laras terima. Untuk bersama Azka, menjadi tantangan terbesar bagi Laras. Karna Laras, harus jadi hatter setiap gadis yang menyukai Azka. Azka begitu populer dikalangan para gadis. Semua ingin menjadi pacarnya Azka. Azka hanya memilih, gadis yang srek untuknya. Dan sekarang Azka sedang berpacaran dengan Dewi, seorang model yang sudah terkenal. Mereka menjadi best cuple di kampus. Itu membuat Laras cemburu.
Laras tak pernah tau, bagaimana perasaan Azka padanya? Azka tak pernah serius, bila tentang cinta. Walau sudah mempunyai mantan yang banyak, namun tak ada satu pun gadis, yang benar-benar Azka cintai. Bagi Azka sama saja.
Tak ada yang spesial, dimata Azka. Mungkin hanya Laras yang bisa membuat Azka menjadi dirinya sendiri. Bukan karna apa-apa? Mungkin karna, sudah lama Azka mengenal Laras. Makanya, Azka sudah tak canggung lagi saat bersama Laras. Itu juga, yang membuat Laras, takut untuk mengungkapkan cintanya pada Azka. Laras takut sekali kehilangan Azka. Makanya, Laras memilih seperti ini.
Bersambung...
Aku udah perbaiki Chapter ini, dan seterusnya. Masih banyak yang perlu diperbaiki lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Kendarsih Keken
💪💪💪💪💪thorrr
2021-05-10
0
Novia Avianti Sakinah
sedang masa revisi mohon maaf bila ada salah kata... atau tulisan
2020-02-22
1
Rabita Dewi Siagian
ceritany kok dulang" itu tu aj
2020-02-17
0