Nadia masih berada di ruang Azka. Perutnya masih terasa sakit karna, tendangan si jabang bayi. Azka terus memperhatikan Nadia, perut besarnya membuat Azka merasa takjub, dengan kuasa Tuhan. Seorang wanita, bisa melahirkan seorang manusia baru diperutnya. Sungguh ciptaan Tuhan yang maha sempurna.
"kamu beneran tidak apa-apa?" tanya Azka, masih berdiri di sebelah Nadia. Merasa khawatir dengan keadaan Nadia.
"Aku baik-baik saja mas, tenang saja," ucap Nadia merasa lebih baik.
"Akhir-akhir ini, janin dalam perutku menendang terus. Aku jadi tak sabar ingin segera melihat janin ini," ucap Nadia begitu bahagia, menunggmu kelahiran putri pertamanya.
Azka tersenyum, ikut bahagia Karna, keponakannya akan segera lahir.
"Kira-kira, keponakan aku, laki-laki apa perempuan?" tanya Azka ingin tahu.
"Coba tebak? kira-kira, apa jenis kelamin anakku?" balik tanya Nadia, menyuruh kakak iparnya untuk menebak.
Azka mengerutkan keningnya. "Apa anakmu perempuan!" seru Azka, asal tebak.
"Ko mas Azka tau, Kalau bayiku Perempuan," ucap Nadia terkejut! Karna, tebakan Azka, benar.
"Oh jadi bener, perempuan! Padahal aku asal tebak loh? Selamatnya, kalian punya bayi perempuan. Pasti Secantik Ibunya." Azka tersenyum.
kring kring kring kring.
Suara telpon Nadia berbunyi. Nadia mengambil ponselnya di tas yang di bawanya. Nadia pun menjawab telpon dari suaminya.
"Kamu di mana sayang?" tanya suara dibalik telpon.
"Aku masih di kantor mas Azka."
"Oh, Aku jemputnya? Kamu tunggu di sana jangan ke mana-mana?"
"Ok.."
Nadia menutup tlpnya
"Arya yang menelpon," tanya Azka, setelah melihat Nadia, menutup ponselnya.
"Iya Mas."
"Oh iya suruh temanmu besok datang jam 8.00 pagi. Jangan sampe telat! seru Azka berlalu ,meninggalkan Nadia di ruangannya. Karna, Azka ingin ke kamar mandi.
"Ok, aku telpon temanku dulu?"
Azka keluar ruangan itu, dan masuk ke kamar mandi., di sebelah ruangannya.
"Halo Ra, Gue sudah bilang sama kakak ipar gue? Besok, Lo surah datang ke Resto Kasih sayang Ibu , jam 8.00 pagi . Awas jangan sampe telat!" seru Nadia dibalik telpon.
"Terima kasih Nad, Lo baik benar sama gue. Padahal lu lagi hamil. Malah sempat, membantu, gue untuk mencarikan pekerjaan untuk gue," ucapnya sambil menangis.
"Gue tidak apa-apa? Malahan gue, seneng bisa bantu Lo. Tapi maafnya, cuman bisa bantu Lo sampai di sini saja!"
"Ini sudah lebih dari cukup, sekali lagi terima kasih," ucapnya lagi, sambil menangis terharu, karna, Nadia mau membantunya.
"Sudah, tidak perlu mewek gitu, besok jangan sampai telat," guman Nadia tersenyum.
Perempuan dibalik telpon itu, menghapus air matanya, dengan ujung jarinya. Hanya Nadia saja, yang masih mau membantunya. Membuatnya merasa terharu.
"Ra Lo masih di situ," tanya Nadia, dibalik telpon. Karna, tidak mendengar suara dari sahabatnya.
"Iya Nad, gue masih di sini. Sekali lagi, terima kasih banyak. Gue tutup telponnya," ucap perempuan itu.
"See you, dan jangan lupa besok jangan telat!" seru Nadia, memperingatkan.
"Iya-iya bawel, gue turupnya."
"Ok." Nadia menutup telponnya.
Cleck.
Suara pintu di buka dari luar, "Sayang, maafnya membuatmu menunggu," guman Arya, mengecup kening Nadia.
Nadia tersenyum bahagia karena,suami tercintanya sudah datang.
"Kamu sudah datang?" tanya Azka, di balik pintu.
"Iya, aku pamit yah mas," ucap Arya menarik tangan Nadia, beranjak dari tempat duduknya dan berjalan dibelakang Arya, mengandeng tangan Nadia dengan mesra, dihadapan Azka.
Azka tersenyum, walau hatinya sakit melihat Arya dan Nadia. Sebenarnya Azka iri, pada Arya yang sudah menikah lebih dulu darinya. Namun Azka masih sulit, untuk bisa membuka hatinya. Hatinya masih terasa sakit, bila teringat Laras. Gadis, yang tanpa di sadarinya, sudah membuatnya jatuh cinta. Rasa cinta itu, bukan datang terlambat, melainkan Azka yang telat menyadari rasa cinta itu sendiri, bila seperti ini, Azka merindukan Laras. Sudah sepuluh tahun, tragedi itu berlalu. Namun sampai saat itu, Azka masih merasa bersalah. Masih belum bisa memaafkan dirinya sendiri. Tanpa sadar Azka meneteskan air matanya saat mengenang, Laras.
🍀🍀🍀🍀
Jam 07.30 pagi, Azka sudah berada di Resto. Entah mengapa? Azka penasaran, dengan temanya Nadia. Hari ini, Azka sengaja datang pagi-pagi, ingin segera melihat teman Nadia. Karna, entah kenapa? Azka begitu penasaran.
Tok Tok Tok Tok.
Suara pintu diketuk dari luar ruangan Azka.
"Masuk," ucap Azka, mempersilahkan masuk.
Clek
Seseorang membuka, pintu ruangan Azka dari luar, "Maaf mas, ada seorang gadis, mencari untuk interview !" seru Lilian.
"Suruh masuk saja, Li," ucap Azka, masih sibuk dengan dokumen-dokumennya. Tanpa melihat, wajah Lilian.
Gadis itu, masuk di antar Lilian. Dan Lilian pun keluar, ruangan Azka setelah mengantar gadis itu, masuk.
"Permisi pak, saya Darania," ucap seorang, telah berdiri di depan Azka.
Deg.
Entah kenapa? Hati Azka, mulai bergetar lagi. Perasaan, yang sudah lama Azka lupakan. Kini mulai terasa aneh dan asing untuknya. Membuat Azka, bingung dengan perasaan apa ini?.
Azka melirik, gadis itu. Dilihatnya, dari kepala sampai bawah kaki. Seorang gadis, berambut panjang berwarna kemerahan, berkulit putih bertubuh mungil. Azka teringat, Laras. Mulai melamun sendiri.
"Pak boleh saya duduk," tanya gadis itu, mulai merasa pegal. Karna, ia memakai sepatu hak tinggi, sepuluh centimeter.
Ucapan gadis itu, membuyarkan lamun Azka.
"Oh, si-lah-kan," ucap Azka gagap, masih memperhatikan gadis, yang ada dihadapannya kini.
Gadis itu, menyerahkan CV-nya di meja. Azka pun mengambilnya.
Azka memeriksa CV dari gadis itu, dia bernama Darania Wijaya Lestari, dan belum pernah bekerja sama sekali. Azka mengerutkan keningnya, gadis ini, belum pernah bekerja sama sekali. Membuat Azka bingung.
"Maaf, kamu belum pernah bekerja sama sekali," guman Azka bingung.
Gadis itu, menelan salivanya merasa tersindir karna, ucapan atasannya itu.
"Saya memang belum pernah kerja di perusahan lain pak. Namun saya,pernah membantu di perusahaan papah. Sebelum perusahaannya diambil dia," ucap gadis itu, mulai terbata-bata dan hampir menangis. Teringat, dengan perusahaan papahnya, yang diambil oleh mantan tunangannya.
Azka terdiam, teringat ucapan Nadia kemarin. Kalau temanya ini, dalam kondisi susah. Azka pernah dimasa-masa sulit, seperti saat Azka mulai merangkak, membangun usahanya ini, membuat Azka merasa iba pada gadis ini.
"Dulu kamu kerja di bidang apa?" tanya Azka, menanyakan perusahaan papahnya dulu.
"Dulu saya hanya membantu papah, dibidang konstruksi bangunan, sebagai pembukanya."
Azka mengerutkan keningnya lagi. Rasanya tak nyambung dari bidang konstruksi bangunan menjadi bidang kuliner. Azka bingung, namun bila diingat kembali, Azka juga kuliah jurusan Desain Grafis. Sekarang malah membuka usaha di bidang kuliner.
"Apakah kamu bisa akutansi pembukuan? Karna, hanya posisi itu, yg kosong di Resto ini," ucap Azka masih tak menentu, dan tak yakin.
"Saya bisa pak, dulu saya pernah bantu papah. Soal akutansi pembukuan, walaupun beda bidang! Tapi tetap kan, akutansi pembukuan sama seperti itu!" seru gadis itu, bersemangat.
"Baiklah, saya terima kamu, kerja disini. Masa ercobaan satu bulan. Kalau dalam satu bulan, kamu tak bisa. Dengan tidak hormat, saya akan pecat kamu. Namun soal gaji tak perlu khawatir. Gaji akan tetap dibayar dimuka," ucap Azka menjelaskan.
"Terima kasih pak, saya akan bekerja sebaik-baiknya, dan tak akan mengecewakan bapak," ucap gadis itu, senang.
"Sekarang kamu ke bagian admin dulu. Untuk menginformasikan data kamu. Sekarang kamu sudah menjadi bagian dari resto ini," ucap Azka, menelpon asistennya Lilian, untuk membawa gadis itu, dan menunjukan tempat kerjanya.
Gadis itu, beranjak dari tempat duduknya. Karna Lilian, susah memangilnya. Gadis itu pun, mengikuti Lilian, ke ADM.
Gadis itu, meninggalkan ruangan Azka.
Huuuuufffff.
Azka menghembuskan nafas panjang. Entah kenapa? Hatinya berdebar sedari tadi. Azka bingung, dengan hatinya sendiri. Apa yang sebenarnya, terjadi pada hatinya?
Bersambung...
Sampai sini, sudah di perbaiki....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Eno Mcf
mulai move on ya
2020-03-03
1
Purwanti Idar
andai waktu bs d putar kembali
2020-02-07
2
susi indrianita
pengennya yg mirip Laras lagi
2019-11-03
3