Di Kantor.
Zoya sedang sibuk dengan menata beberapa laporan yang harus ku serahkan untuknya hari ini tiba-tiba suara ponsel mengangetkannya. Ternyata atasannya yang menghubungi.
"Masuk keruangan ku sekarang." Suara ponsel dari sebelah sana pertanda Zoya disuruh datang ketempat Bos.
Tok tok tok.
"Masuk,” ungkap Reiner.
Zoya berjalan melangkah mendekat dengan Reiner. "Ada apa Bos?" Sangat terlihat raut wajahnya yang marah seperti ingin membunuh wanita itu.
"Lo pasti tahukan apa alasan gue panggil Lo kesini? Jadi dengarkan, gue mau nikah sama Lo tapi ada syaratnya?"
Zoya membelalakkan matanya. Deg! Tentu saja Zoya sangat terkejut mendengarnya. "Apa maksudnya Bos, bukankah pernikahan itu sakral dan tidak memiliki syarat apapun?"
"Tapi tidak untuk kita!" bentak Reiner yang membuat Zoya terkejut.
"Lo memang cantik, ya lumayan dengan bodymu itu, tapi, Lo tahu gue udah punya pacar, dan gue sangat mencintai pacar gue itu, jadi kita buat kesepakatan, bagaimana?"
"Baiklah Bos." Zoya terpaksa mengiyakan entahlah bagaimana nasibnya setelah menikah dengan Reiner. Lalu Reiner mengeluarkan sebuah kertas dan memberinya.
"Kita akan buat kontrak, dan kontrak sudah kubuat Lo tinggal tanda tangan saja," ucap Reiner.
"Bolehkan saya membacanya dulu Bos?" Ia menganggukkan kepalanya.
Perlahan Zoya membacanya dengan detail dan betapa tidak mengerti dirinya tentang isi pernikahan kontrak tersebut.
"Jadi kita hanya menikah satu setengah tahun Bos?" tanya Zoya kebingungan.
"Ya seperti yang ada di dalam kontrak tersebut, dan Lo tidak perlu mengurus hak pribadi gue begitupun sebaliknya, dan apabila orang tua datang kita cukup berpura-pura saja layaknya suami istri lainnya.”
Zoya pun akhirnya bersedia tanpa berpikir dua kali, ia langsung menyetujuinya. Toh hanya sebentar itulah yang ia pikirkan. Lalu setelah itu akhirnya Zoya beranjak pergi dari ruangan bosnya.
Berbeda dengan Reiner. Ia mengambil handphone dan mencari nomor Elie pacarnya. Dan beberapa saat panggilan langsung tersambung.
"Hallo sayang, bisa kita bertemu sebentar? Ada hal yang inginku bicarakan denganmu,” pinta Reiner tanpa basa-basi.
"Baiklah,” sahut Elie mengiyakan.
Seperti janji mereka. Pasangan kekasih itu langsung bertemu di suatu tempat. Setelah menunggu beberapa saat pacarnya datang. Ia langsung menyambutnya dengan senang hati. "Hai sayang, bagaimana kabarmu?"
Elie langsung mendekatinya dan memberikan kecupan di pipinya. "Baik sayang, ada apa ini mendadak sekali?" tanya Elie kebingungan.
"Maaf sayang a-aku akan menikah dan kami sudah di jodohkan sayang."
“Apa? Di jodohkan?”
Singkat kata Elie sangat terkejut dan terpukul mendengar ucapan dari Reiner. Hingga langsung memutuskan pergi meninggalkan Reiner yang masih berdiri mematung.
--------------------------------------------------
Singkat cerita Mereka resmi menjadi suami dan istri. Gadis cantik dan lelaki tampan yang berada di pelaminan dan dihadiri oleh banyaknya koleng-kolega atas, pernikahan yang indah sangat di idaman-idamankan oleh orang lain, tapi tidak denganku. Acara salam-salaman selesai dan para tamu hadirin sudah berpamitan pulang kini hanya tinggal mereka berdua di sini.
Pernikahannya dengan Reiner, suami dan sekaligus atasannya. Reiner hanya melewati istrinya begitu saja, tanpa ada teguran. Zoya berniat untuk meminta bantuannya.
"Mas," panggil Zoya.
"Apa!" bentaknya.
"Tolong bantu aku untuk melepas resleting bajuku, aku tidak sampai mas."
"Lepas saja sendiri!" bentaknya.
“Dasar percuma mukamu tampan Mas, galak banget lagi. Kalau bukan paksaan dari orangtuaku juga aku ngga mau nikah sama kamu meskipun aku memang pernah jatuh hati.” Zoya mengomel dengan sendiri saat dia sudah melangkah jauh darinya.
Setelah susah payah akhirnya bajunya bisa terlepas dan ia bergegas mandi. Terlihat Reiner sudah pergi mendahului istrinya begitu saja. Hingga membuat Zoya menarik nafasnya memburu. Memang sakit rasanya malam pertama sudah begini apalagi seterusnya.
--------------------------------------------------
(Di ruang tamu)
Terlihat raut wajah Zoya yang seperti ketakutan. Reiner terus memandangi istrinya dalam diam.
‘Biarkan sajalah, toh aku tidak berniat untuknya apalagi untuk malam pertama ini, lebih baik aku hubungi kekasihku saja,’ batin Reiner.
Belum sempat Reiner menghubungi kekasihnya tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
Tok tok tok.
Reiner berjalan melangkah dan membuka pintu saat ia lihag seorang pria yang tidak ia kenali.
"Cari siapa?" tanya Reiner.
"Maaf, apa Zoe ada?" jawab Siempunya.
“Zoya? Ngga ada di sini bukan rumahnya,” sahut Reiner berbohong.
Sayangnya kebohongan Reiner sangat mudah terungkap. Dari jauh Zoya sudah mendengar suara seseorang yang sudah sangat familiar. Iaa berjalan melangkah melihatnya dan benar dugaannya.
"Kelvin! Ayo mari masuk.” Kamu ini seperti jelangkung saja menghilang terus datang.” Dengan cerianya ia menyambut Pria itu.
"Ah bukan begitu, Zoe. Kau ini berlebihan sekali. Sebelumnya maaf tadi aku tidak bisa datang ke pestamu, pesawatku telat landas jadinya baru sekarang datang, ini hadiah kecil dariku," ucap Kelvin merasa bersalah seraya memberikan hadiah.
Zoya terkekeh mendengarnya. "Oh tidak masalah yang penting kamu sekarang datang hehe."
Merasa bahwa masih ada suaminya didekat mereka. "Oh kenalkan ini suamiku, namanya Reiner."
Bukannya Reiner menjabat tangan malah dia pergi begitu saja tanpa peduli dengan sopan santun.
"Maaf Vin, nanti ku ceritakan, dia memang seperti itu,” ucap Zoya tidak nyaman.
"Yang sabar ya manis. Kamu bisa datang kapan pun kepadaku jika kamu mau, aku akan siap mendengar apapun itu, dan oh ya aku sudah stand by di kota ini, perusahaan Daddy ku membuka cabang disini jadi kita lebih leluasa bertemu," ucap Kelvin panjang lebar, ia ternyata mengerti dengan masalah Zoya.
"Makasih ya Vin, aku tidak merasa kesepian." Zoya langsung memeluk seraya air matanya mengalir.
Dengan perlahan Kelvin mengusap air matanya yang mengalir. "Hei jangan menangis, ada aku di sini yang akan mendengar kisahmu nanti."
Zoya hanya mengangguk mengiyakan. Setelah beberapa saat dihibur oleh Kelvin, hatinya sedikit membaik. Lalu Kelvin melirik jam dan menyadari bahwa sudah waktunya untuk pulang.
"Lebih baik aku pulang saja, nanti suamimu marah, nanti aku hubungi lagi ya manis, jangan nangis sahabat kecilku," ucap Kelvin seraya memberikan pelukan perpisahan.
"Terimakasih banyak Vin, sekali lagi terimakasih,” ucap Zoya sambil membalas pelukannya.
"Daa ... Zoe, jaga dirimu baik-baik." Lambaian tangan Kelvin seraya berjalan melangkah pergi dari kediaman pasutri tersebut. Dengan senyuman masih merekah di wajahnya tiba-tiba suara suaminya terdengar begitu dekat seperti berada di belakangnya.
"Siapa dia tadi?” tanya Reiner penasaran.
"Oh dia. Itu sahabatku sewaktu kecil dan sekarang dia sudah kembali di sini lagi."
"Oh," jawab Reiner. Hanya itu jawabannya dan dia langsung masuk ke kamarnya. Zoya berusaha menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah aneh dari suaminya itu.
Reiner akhirnya pergi ke kamarnya. Ia lalu mengambil ponsel dan menghubungi kekasihnya.
"Hallo sayang kau sedang apa?"
"Aku sedang di rumah, sayang sendiri lagi di mana? Apa sedang berduaan dengan wanita itu?” sahut kekasihnya seraya bertanya kembali dari balik ponselnya.
"Tidak, aku di kamarku, dan dia di kamarnya sayang."
"Bagus sayang. Bila perlu kamu jangan memberinya nafkah sayang," perintah kekasihnya.
"Ya aku tidak akan memberitakan nafkah untuknya, jadi kamu jangan khawatir. Oh ya sayang, aku lelah ini boleh nggak aku tidur terus? Besok bangun aku hubungi lagi."
"Baik sayang jaga dirimu. Ingat pesanku tadi ya kalau tidak aku akan memarahi mu.” Elie terus mencoba memperingatkan.
"Baiklah sayang, kamu sangat perhatian see you ...."
"See you too, sayang."
Rasa kantuk pun mulai menghantuinya dan terbawa ke alam mimpi hingga Reiner tidak menyadari apapun lagi.
------------------------------------------------------
Besok harinya.
Kringg ... Kringg .... Suara alarm terdengar di telinganya. Zoya langsung bangun dan ingin menyiapkan makanan untuk suaminya, Bagaimanapun sikapnya, ia juga harus menjadi istri yang baik untuk Reiner. Setelah selesai buatkan tiga menu untuk sarapan Zoya langsung kembali ke kamar dan melihat suaminya masih tidur sangat pulas.
Mencoba membangunkan dengan perlahan. "Mas, ayo bangun makanan sudah aku siapkan."
"Apa sih Lo ganggu orang tidur aja sana, Lo makan saja sendiri gua nggak mau makan masakan Lo," ucap Reiner seraya menarik selimutnya kembali.
Tanpa terasa air mata Zoya jatuh mengingat perlakuan itu. Ia laku bergegas keluar kamar, naik ke balkon dan menangis sejadi mungkin.
‘Hatiku sakit mengingat tingkahnya itu padaku sebuah pernikahan yang semua orang menginginkan kebahagiaan tidak terasa sedikit pun kepadaku. Apa aku mampu menjadi istri baik untuknya? Bahkan malam pertama yang menjadi pertama dalam sejarah semua orang, mungkin hanya angan-angan untukku yang terlalu tinggi yang ingin menguasainya,' batin Zoya saat ia sedang menangis.
Zoya mengeluh dengan semua yang telah terjadi padanya, lalu hatinya kembali mengatakan sesuatu.
‘Ini masih permulaan Zoya, kamu harus terus semangat dan yakin sampai batas kontrak pernikahan kalian ini selesai. Buat dia supaya bisa mencintaimu perlahan hingga kemenangan menghampirimu,’ batin Zoya yang berusaha percaya diri.
-----------------------------------------------
Reiner Joe Notern.
Sekertarisku, juga sebagai istriku saat ini, dia memang sangat cantik, bukan cuma sahabat aku yang ingin berkenalan dengan istriku itu sampai-sampai beberapa klien partner bisnis ku sempat menanyakannya tapi aku belum mencintainya.
Aku merasa bersalah atas perlakuan kasarku terhadapnya beberapa kali aku tidak sengaja melihatnya menangis, aku memang lemah bila melihat wanita menangis tapi bagaimana lagi aku tidak ingin dia merasa bahwa aku menginginkannya, pikirku saat itu dengan di temani secangkir kopi di pagi hari.
Kringg ... Kringg .... Kringg.
Suara handphone ku ternyata Mommy menelepon. "Ada apa Mommy?" tanyaku.
"Mommy ingin bicara dengan menantu Mommy, dimana dia sekarang?" ungkap Mommy di sebrang ponsel.
"Baiklah aku akan memberikan ponsel ini padanya, Mommy."
Aku mencari Zoya ternyata dia sedang menulis sebuah diary.
"Hey ini panggilan dari Mommy ingin bicara denganmu," ucapku serta memberikan ponselku.
"Oh baiklah, hallo Mommy," sapa Zoya.
"Sayang, apakah kalian sudah merencanakan ingin honeymoon kemana?" tanya Mommy tanpa basa-basi.
"Sepertinya Mas Reiner sudah menentukannya Mommy, apa tidak sebaiknya Mommy tanyakan padanya?" tanya Zoya.
"Nak, besarkan audio ponselmu biar kalian mendengarnya bersama," perintah Mommy.
"Mas, Mommy ingin bicara denganmu dengan suara yang besar,” ucap Zoya dengan berbisik-bisik.
"Hallo Mommy, ini aku ada apa?" tanyaku.
"Begini nak, apa kalian sudah menentukan kemana kalian akan honeymoon?" tanya Mommy langsung pada intinya.
“Mmm aku masih akan memikirkannya Mommy, memangnya kenapa Mommy? Bukankah aku harus bekerja?"
"Nak, kamu tidak bisa begitu dengan hanya mementingkan perusahaan, kau harus tentukan akan berangkat honeymoon dan berapa lama di sana biar perusahaan di sini kami yang urus," ungkap Mommy.
"Baiklah Mommy, jika begitu. Kami akan honeymoon ke Jepang selama tiga Minggu, bagaimana itu bukan waktu yang lama bukan Mom?"
"Bagus Son, itu tidak terlalu lama juga tidak cepat, kalau begitu baiklah Mommy sudahi panggilannya ya, Mom ingin beritahukan Daddy mu supaya Daddy bisa lebih cepat mengurus berkas-berkas perusahaanmu, baiklah Son, see you sayang."
"See you too, Mommy."
Aku pun mematikan ponsel lalu melirik kearah Zoya.
"Zoya, besok kita akan honeymoon ke Jepang selama tiga minggu. Aku tidak ingin Mommy terus menanyakan kapan kita honeymoon. Oh ya dan perlu kau ingat, kita tidak honeymoon seperti pasangan lainnya, Kamu tau daerah di Jepang bukan? Jadi kita akan liburan masing-masing dengan tempat berbeda yang ingin kita kunjungi? Aku memberikan waktu bebas untukmu, waktu keberangkatan kita juga pun sebaliknya saat pulang. Oh ya satu lagi sebelum kita berpisah tempat di Jepang sebaliknya kita harus melakukan pemotretan sekali untuk menghindari pertanyaan dari Mommy," ungkapku menjelaskan dengan rinci.
"Bagaimana jika aku tidak pergi ke Jepang? Tapi aku akan pergi ke California. Aku lebih tahu tempat di sana daripada di Jepang, bukankah kita juga tidak akan bersama?" tanya Zoya.
"Hey mana bisa kamu ke California! Kita harus melakukan pemotretan. Aku tidak mau tahu, kau harus dengan aku ke Jepang. Oh ya satu lagi aku juga akan mengajak pacarku untuk sekalian berlibur, kamu tidak masalah dengan itu kan, Zoe?"
"Terserahmu saja, aku tidak apa-apa,” ucap Zoya yang hanya bisa pasrah.
---------------------------------------------------
‘Andai kamu tahu mas. Aku mendengar honeymoon kita dengan tempat tujuan berbeda hatiku sudah sakit, apalagi saat aku mendengar kamu membawa pacarmu. Entah di mana perasaanmu, mas? Apa sebenci itu kamu denganku?’ batin Zoya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments
Kristi Yani
apaan sih Zoya udah tau Reiner punya cewek, pernikahan kalian juga palsu masih aja mengharapkan cinta nya Reiner, mending sama Kelvin aja lah
2023-01-15
0
Aminati Psda
good
2022-05-26
0
Tita
Reiner mau tidur, minta izin ayang dulu🤣
2022-02-19
2