Pesta berakhir, Lyra kembali ke kamarnya. Dia belum ingin pulang ke kotanya, jadi untuk sementara dia akan menemani Mike syuting.
Apalagi sejak siang kepalanya pusing dan saat makan malam tadi dia merasa mual.
Setelah berganti pakaian Lyra kembali keluar kamar ingin mencari udara segar, tapi saat dia melewati beberapa kamar hotel di lorong seketika ia membeku.
Dengan kedua matanya ia melihat suaminya Max sedang berciuman dengan wanita yang dibilang Mike adalah calon istrinya, Gabriela. Disaat dia masih shock, kedua insan yang sedang menyatukan bibir itu masuk ke dalam kamar lalu pintu tertutup.
Degh.
Lyra merasakan sakit di dadanya, tiba - tiba air mata membasahi pipinya. Lyra seperti orang yang hilang akal, terus berjalan dengan tatapan yang kosong.
Dugh!
Seseorang menabrak Lyra, orang itu terus memanggil namanya tapi Lyra tidak merespon. Pria itu memangku tubuh Lyra yang dingin dan membawanya ke kamarnya.
***
"Cepat buka, sayang... aku sudah tak tahan." Gabriela menarik lepas jas yang dipakai Max, dia sudah terangsang dengan ciuman mereka.
"Sabar, bukankah kamu melupakan sesuatu?" Max menahan tangan Gabriela yang akan menyusup ke dalam kemeja yang dipakainya.
"Ahh... Jadi, apa yang aku lupakan?" tanya Gabriela linglung, dia meminum beberapa gelas wine sehingga membuatnya mabuk.
"Kita sudah sepakat akan menanda tangani dokumen pra-nikah. Kamu lupa?" bisik Max menggoda.
"Ahhh ya... ya... mana dokumennya, ayo kita segera selesaikan agar aku bisa segera memakanmu." Oceh Gabriela.
Max membantu Gabriela duduk, dia mengambil pulpen dan dokumen yang sudah siap di atas meja.
"Ini pulpen nya, tanda tangani disini, sayang." Rayu Max lalu mengarahkan tangan Gabriela.
Tanpa membacanya lebih dulu Gabriela dengan cepat menanda tangani dokumen itu, lalu ia menarik dasi Max dan menciumnya lagi.
"Tunggu sebentar sayang, aku matikan dulu lampunya. Aku tak nyaman dengan lampu saat bercinta." Max dengan cepat berjalan ke arah saklar lampu dengan sengaja tanpa menggunakan remote otomatis. Dia lalu masuk ke kamar mandi, disana sudah ada seorang pria bertubuh tegap mirip dengannya, serta wajah dan rambut yang hampir sama.
"Masuklah, layani dia dengan ganas tanpa terlalu banyak bersuara. Mengerti!" Ujar Max pada pria penggantinya.
"Aku sudah menerima bayaran yang fantastis, tentu saja kerjaku tidak akan asal. Percayakan padaku, Tuan."
"Oke, sana!"
Di dalam kamar cahaya remang - remang, sang pria pengganti mendekati Gabriela. Dengan kasar pria itu menarik gaun Gabriela dan mencium bibirnya ganas.
"Ahhh~ sayang... aku sudah menantikan ini sejak lama. Sayang, Akhh~" Gabriela mengerang tak tahan menahan jeritan nikmatnya.
Saat Gabriela sudah bergumul telanjang di atas ranjang, Max dengan cepat memeriksa beberapa kamera dengan cahaya yang bisa merekam di kegelapan. Setelah merasa semua kamera merekam, dia bergerak ke arah pintu dan keluar dari sana.
Di dalam kamarnya sendiri, Max memutar wiski di tangannnya.
"Tuan," Daniel mendekati majikannya.
"Bawa dokumen itu langsung ke pengacara, harus secepatnya di sah-kan. Rekaman - rekaman di dalam kamar hotel Gabriela jangan lupa nanti kau aman kan. Berikan bayaran pada pria penggantiku sesuai kesepakatan, berikan dia bonus." Titah Max.
"Baik."
"Bagaimana Lyra?" tanya Max yang tidak melihat istrinya di dalam pesta.
"Istri Tuan ada disana, tapi tidak memakai gaun dari Anda. Lalu, dia kembali ke kamarnya." Jawab Daniel.
"Sekarang?" tanya Max.
"Saya belum memeriksanya lagi, Tuan. Kalau begitu saya akan pergi memeriksanya sekarang."
"Hm, tidak usah. Biar aku yang memeriksanya di kamarnya."
Max menghabiskan wiski di gelasnya, ia menaruh gelas wiski lalu beranjak pergi menuju kamar istrinya, Lyra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Femmy Femmy
wahhh..Hamidun..soalnya hampir tiap ketemu disodok terus dengan Max
2024-11-12
0
Ica Snow Kim
LYRA SAKIT HATI KARENA GAK DI AKUI SEBAGAI ISTRI OLEH MAX 😓😡
2023-11-19
0
Nala Ratih Soemarna
Apa Lyra hamil? 🤔
2023-04-12
0