Pakaian Lyra menempel pada tubuhnya karena basah kuyup, memperlihatkan lekuk tubuhnya membuat Max ingin menikmati kembali tubuh istrinya itu.
Max melepas baju memperlihatkan otot-otot di perutnya, ia berjalan masuk ke air laut menghampiri Lyra. Max memeluk tubuh basah istri cantiknya lalu mengangkat tubuhnya keatas.
"Aww... Max." Lyra berteriak kaget, dengan cepat berpegangan pada leher suaminya.
Max mencium Lyra sambil memeluknya, tangannya sibuk menarik baju atasan dan dalaman baju istrinya membuat tubuh bagian atas Lyra telanjang.
"Max! Jangan disini, nanti ada yang melihat."
"Aku sengaja menyuruh mereka menjauh, tapi baiklah... ayo ke tenda."
Max tidak melepaskan tubuh istrinya, berjalan ke tenda yang berada di pesisir pantai sambil memangkunya di pelukannya.
Saat sampai di dalam tenda, Max yang tak sabar segera menarik sisa pakaian mereka berdua. Langsung memasukkan senjatanya yang sudah membengkak ke dalam milik istrinya.
"Ahh~" Max melenguh nikmat saat sekali lagi hasratnya tersalurkan.
Setelahnya Lyra terkapar lemas dipelukan Max, wanita itu menarik lengan Max lalu dia jadikan bantal untuk kepalanya. Lyra terkejut Max diam saja tak menolak, bahkan Max memainkan rambut keritingnya karena terkena air laut.
"Kau wangi garam, tubuhmu kotor dengan pasir," gumam Max di telinga Lyra.
"Tubuhku bukan hanya kotor, tapi sekarang tubuhku juga kedinginan," Lyra semakin merapatkan tubuhnya ke pelukan Max.
Max tersenyum, senyuman yang tulus. "Tunggulah, aku sudah menghubungi Daniel membawa pakaian kering."
Max tak mendengar lagi suara Lyra, ia menatap wajah istri kecilnya dan benar saja Lyra sudah tertidur. "Kau pasti kelelahan," ucap Max mengusap penuh kelembutan pipi Lyra.
Max membungkus tubuh Lyra dengan selimut tebal yang dibawa asistennya, ia menggendong dalam dekapannya membawa istrinya itu masuk ke dalam Villa.
Max membaringkannya di atas ranjang, menatap wajah Lyra, "Saat melihat wajahmu sebenarnya hatiku sagat sakit, kau sangat mirip dengan kekasihku yang pergi dariku. Tapi aku juga tak bisa melepaskannmu, setidaknya aku bisa menganggapmu adalah dia."
Max berjalan keluar, menutup pintu perlahan. Tanpa dia sadari, Lyra mendengar gumamannya.
"Jadi itu alasanmu mempertahankanku, Max. hanya karena aku mirip seseorang yang masih ada di dalam hatimu."
Lyra tiba-tiba merasakan rasa sakit di hatinya, "Kenapa hatiku sakit, padahal kami baru bertemu. Lagipula bukankah aku membencinya?"
***
Esoknya Max masuk ke dalam Villa yang sedang ditempati Ibunya yang sedang berlibur dipulau. Max mendapat telepon dari Ibunya mengatakan ingin bertemu dengannya.
"Daniel, kau pergilah lebih dulu ke lokasi. Aku harus menemui Ibuku dulu."
"Baik, Tuan."
Villa Ibunya hanya berjarak 50 meter dari Villa tempatnya berada sekarang.
Max mencari Ibunya di dalam Villa, saat tak menemukannya di dalam ruangan, dia mencari ke belakang Villa. Ibunya sedang bersantai di kursi pinggir kolam renang.
"Aku datang."
Ibu Max membuka kacamata santainya, bergerak bangun lalu duduk. "Duduklah."
"Hem." Max duduk santai, menselonjorkan kedua kakinya.
"Mama sudah melihat foto istrimu, dia mirip kekasihmu dulu, apa karena itu kamu langsung menerimanya?"
"Jangan ungkit kekasihku dulu, mama tidak berhak. Aku tau mama tidak pernah suka Moana karena dia anak dari panti asuhan, tak jelas asal - usulnya. Tapi perkataan mama tentang dia, semuanya adalah salah. Moana adalah perempuan baik."
Jovanca menatap tajam putranya, "Entah kamu percaya atau tidak, mama tidak pernah berbohong padamu. Perempuan itu mendekatimu dengan sengaja, dia hanya ingin kekayaanmu. Satu lagi, bukan mama yang mengusirnya dari hidupmu, dia pergi sendiri. Untuk alasannya mama tau tapi tak ingin mengatakannya padamu."
Max tersenyum getir, "Lalu apa maksud mama mengirim wanita - wanita semalam?"
"Dokter bilang penyakit hipers3ksualmu sudah parah, mama tau jika kamu tidak menyalurkan hasratmu, kamu akan mengalami kejang. Selama ini mama juga tau kamu menahan hasratmu dengan meminum obat-obatan yang tak sehat. Saat mama mengetahui kamu selalu m3nyutubuhi istrimu setiap hari, mama tidak ingin kamu ketergantungan padanya karena sebentar lagi kamu akan menikah dengan Gabriela, jadi mama mengirim wanita-wanita semalam untuk memuaskanmu."
Max tertawa sinis, "Jadi, menurut mama semua itu untuk kebaikanku?"
"Apa kamu meragukan kasih sayang mama?"
Max berdiri tak ingin lebih lama lagi mendengarkan omong kosong Ibunya.
"Max, ceraikan istrimu secepatnya. Kau sendiri yang bilang menikah dengan siapa saja tidak masalah, asalkan aku mengatakan dimana keberadaan kakak perempuanmu. Aku juga sudah berjanji bukan, jika kamu bisa menikah dengan Gabriela, warisan Ayahmu akan mama relakan untuk Mike keponakanmu. Sampai saat ini mama tidak pernah mengganggu Mike, menunggu kau menikah dengan Gabriela. Hanya itu syarat dari mama."
Max tak menjawab ia hanya melangkah pergi.
"Max! Jangan lupa telepon Gabriela! Dia meneleponku terus!"
Max mendengar teriakan Ibunya tapi tak mengidahkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Ica Snow Kim
MAX SAKIT, KALAU GAK BERCINTA AKAN KEJANG² 😰
2023-11-10
1
Nala Ratih Soemarna
Nenek sihir 🙄
2023-04-12
0
QQ
Semoga seiring berjalannya waktu Max bisa menerima Lyra tanpa terbayangi oleh Moana.
Sesek tau Max aku yang baca saja sakit hati gimana istrimu 🙈🙈🙈🙈
2023-01-16
2