Tuan Alden Yang Jahat

Airin menghela nafasnya lelah, dia baru saja menyelesaikan tugasnya melayani Alden yang tidak pernah lelah dengan staminanya yang kuat, dan Airin berhasil menyelesaikan misinya.

"Kamu luar biasa.." untuk ke sekian kalinya, Alden memuji Airin karena mampu bertahan, selama ini Alden belum bisa menemukan wanita yang mampu bertahan dengan kekuatannya.

Setiap wanita yang melayaninya akan takluk padanya, bahkan menyerah sebelum Alden mencapai puncaknya, namun Airin selalu berhasil bertahan, bahkan Alden sendirilah yang mengaku kalah.

"Kau senang?" dengan sedikit lirih Airin bertanya, tentu saja Alden harus senang. Agar Airin bisa meminta imbalannya.

"Ya.." Alden memejam.

"Jika begitu bolehkah aku minta sesuatu?" Alden membuka matanya, dan rautnya berubah menjadi datar.

"Jadi kau melakukan ini untuk sebuah imbalan" raut Alden berubah datar, ternyata Airin sama saja seperti wanita lainnya yang menginginkan imbalan, Alden terkekeh, benar memang di dunia ini tidak ada yang bisa menandingi wanita, bahkan sejak dulu wanita tetap sama, matre.

"Aku hanya mengikuti kata Louise, kau akan baik jika aku menyenangkan mu"

Raut Alden semakin datar "Jadi apa yang kau inginkan?"

"Itu.. bolehkah aku pulang?" Alden mengerutkan keningnya saat mendengar perkataan Airin, bukan meminta mobil, barang mewah ataupun uang, Airin meminta pulang?.

"Pulang?"

Airin bangun dan mendadak bersemangat "Ya, pulang?"

Alden tercenung, namun bibirnya hanya berkata "Baiklah.." Alden memejamkan matanya kembali, seolah tak peduli.

"Benarkah?"

"Kau serius?"

"Aku boleh pulang?" tanyanya lagi.

"Kau tidak mau?" Alden membuka matanya kembali.

"Tidak, tidak. aku mau, aku akan pulang.." Airin meloncat dari tempat tidur, tak dia pedulikan rasa perih di bagian intinya, dan berlari ke kamar mandi, namun Airin kembali dengan cepat dan menerjang Alden "Terimakasih" Airin memeluk dan mencium pipi Alden, dengan secepat kilat Airin kembali ke kamar mandi, bahkan tak pedulikan tubuhnya yang tak menggunakan sehelai benang pun.

Alden terpaku masih di posisinya, apa yang baru saja terjadi? Airin mencium pipinya dan berkata terimakasih, apa Airin sesenang itu?.

Lalu apa yang terjadi dengan dirinya, kenapa dia bisa terpaku hanya karena ciuman di pipi, apa karena Airin menciumnya dengan tulus, dan kenapa rasanya lebih menyenangkan dari ciuman bibir.

Alden meraba pipinya, yang terasa panas, kenapa dengan dirinya, bukan saatnya dia merasa malu- malu ala remaja, tapi rasanya memang sangat menyenangkan, sudah lebih dari sebelas tahun Alden bahkan tak merasakan ini, sejak kesakitan dan pengkhianatan yang dia rasakan dulu.

Tak lama Airin sudah keluar dari kamar mandi, Airin mandi dengan cepat bahkan Alden pun masih diam dan merenung apa yang baru saja terjadi.

Alden mengerutkan keningnya saat melihat Airin berpakaian dengan cepat, lalu menurunkan kopernya dan memasukkan pakaiannya kedalam koper.

"Hey.."

"Ya.." Airin mendongak melihat Alden yang menatapnya bingung.

"Kau benar- benar akan pergi sekarang juga?" Airin tersenyum lalu mengangguk.

Tentu saja dia tidak akan menyiakan kesempatannya, bagaimana jika Alden berubah fikiran, itu akan buruk untuknya.

"Sebenarnya kenapa kau ingin pulang?" saat orang- orang menginginkan liburan Airin malah ingin pulang, ada apa dengan Airin.

Airin tersenyum "Itu, karena ada yang menungguku, untuk pulang" Airin menjawab dengan begitu semangat, membuat rasa penasaran Alden semakin dalam.

Alden mengerutkan keningnya, jadi Airin punya seseorang yang menunggunya pulang, siapa dia, apa kekasihnya?.

Tidak, bukankah sudah dia peringatkan saat bersamanya Airin tak boleh menjalin hubungan dengan siapapun, lagi pula saat bersamanya Airin masih murni, namun tiba- tiba Alden mengingat penjaga rumahnya yang terlihat dekat dengan Airin "Jika begitu kau tidak boleh pulang!"

Airin menjatuhkan rahangnya mulutnya terbuka, ada apa dengan Alden bukankah dia sudah mengizinkannya.

"Kau sudah setuju, tuan.."

"Itu karena aku tidak tahu kenapa kau ingin pulang" Alden berkata dengan datar.

"Apa maksudmu, kau sudah berjanji, dan aku sudah mengatakan alasanku" hilang sudah raut bahagia di wajah Airin.

"Terserah padaku!" Alden turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah kamar mandi, Alden akan membuka pintu kamar mandi namun lirihan Airin menghentikannya..

"Kau, jahat tuan. Kau keterlaluan" Airin meneteskan air matanya, kenapa usahanya sia-sia, lalu bagaimana dengan neneknya.

Airin membalik wajahnya, namun Alden bisa melihat tangan Airin mengusap air matanya..

Alden tertegun, beberapa detik lalu Airin masih terlihat bahagia, tapi sekarang raut itu berubah sedih, apa Airin begitu ingin pulang dan bertemu dengan orang itu, siapa dia sebenarnya?.

...

Alden merasa gusar, dia terus saja melihat ke arah kamar Airin, Airin tidak keluar kamar bahkan sejak kegiatan mereka tadi.

Roland dan Ben saling menatap bingung, Alden masih diam bahkan tanpa memakan santapan malamnya.

"Ada apa denganmu?" Roland bertanya, raut wajahnya penasaran melihat Alden yang terus melihat kamar wanita bernama Airin.

"Kau ingin tahu tentang wanita itu?" Ben ikut bertanya, namun Alden tetap diam, dan memilih beranjak untuk menghubungi seseorang.

Alden pergi ke belakang vila dan menekan layar ponselnya "Aku ingin kau mencari tahu tentang seseorang?" Untuk pertama kalinya Alden penasaran dengan kehidupan orang lain, dan orang itu Airin, gadis yang dia jadikan wanita pengganti untuk menggantikan wanita lain yang tak bisa memuaskan nafsunya.

...

Like..

Komen..

Vote..

Terpopuler

Comments

𝓐𝔂⃝❥hanny👈🏻

𝓐𝔂⃝❥hanny👈🏻

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

2023-01-28

0

Nna Rina 💖

Nna Rina 💖

apapun dilakukan airin unt neneknya.
sedih ya

2023-01-16

1

Dian Fitriana

Dian Fitriana

up mom

2023-01-15

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!