Pelayan

Airin menelan ludahnya kasar saat melihat banyaknya pelamar pekerjaan hanya sebagai pelayan saja, dia kira hanya dirinya yang akan melamar sebagai pelayan di rumah besar ini, namun rupanya, halaman belakang rumah ini seperti sedang mengadakan kontes audisi, dan ternyata yang di pilih tak hanya satu melainkan sepuluh orang pelayan.

Hanya pelayan yang bisa melayani tuannya dengan baik yang akan di terima.

Satu persatu dari mereka di tes dan di lihat ketelitian dalam melayani tuan rumah.

Airin mendadak gemetar saat merasa tak percaya diri, banyak yang keluar dengan raut kecewa yang menandakan mereka telah gagal, apa sekecewa itu hingga tidak di terima saja mereka menangis, namun saat mendengar orang di sebelahnya membicarakan gaji yang di dapatkan, tentu saja mereka akan sedih karena tidak berhasil.

Ternyata suster yang merawat neneknya berkata benar. gaji yang akan di dapatnya sangat besar, dan jika dirinya di terima Airin tak perlu memikirkan hal lainnya, dan dalam dua bulan dia bisa melunasi hutangnya.

Tiba saatnya Airin menjalani tes, dari kesopanan dan tata cara Airin menyajikan minuman hingga teh di atas meja, semua di teliti hingga tak ada sedikitpun kesalahan.

Airin langsung di terima dan termasuk dalam sepuluh pelayan yang di rekrut.

Keesokan harinya Airin dan ke sembilan pelayan lain datang ke sebuah rumah yang berbeda dari tempat audisi kemarin, rumah yang lebih mirip istana dari pada rumah, pantas saja pelayan yang dibutuhkan sangat banyak rupanya rumah itu begitu besar dan luas.

Menyusuri lorong hingga tiba di belakang rumah sebuah mes dua lantai Airin di beri kunci kamar yang masing-masing ada kamar mandi di dalamnya.

Airin melihat kamar yang tidak terlalu sempit tapi tidak juga terlalu luas, bagus sekali tuan rumah benar- benar menganggap pelayan juga manusia.

Airin menghela nafasnya, semoga keputusannya untuk datang tidak salah, dia datang untuk mencari uang, maka akan dia kumpulkan uang sebanyak- banyaknya.

Hingga saat neneknya sembuh mereka tak perlu hidup dalam pengejaran lagi.

Setelah beberapa saat beristirahat, Airin dan semua pelayan berkumpul untuk mendengar dan melihat apa saja yang harus mereka lakukan selama menjadi pelayan, mengikuti kepala pelayan dan menunjukan setiap kamar yang harus benar- benar di bersihkan dengan teliti.

"Ini kamar tuan muda, beliau tidak setiap hari ada, tapi meski begitu jangan sampai kalian lalai dan juga, jangan sembarangan masuk!"

"Mengerti kepala" kesepuluh orang pelayan baru menjawab dengan serentak termasuk Airin.

"Selama tiga hari kalian akan di dampingi oleh pelayan senior untuk melihat pekerjaan kalian, apakah kalian pantas mendapat pekerjaan khusus atau tidak.."

"Baik kepala.."

Kepala pelayan menepuk tangannya "Baiklah sekarang mulai bekerja, tuan rumah tidak suka keributan, jangan sampai kalian menyalahi aturan di rumah ini"

Semua pelayan baru mengikuti senior mereka masing- masing untuk mendampingi mereka selama tiga hari kedepan.

Airin mulai bekerja dengan segala instruksi dari seniornya, satu ruangan membutuhkan waktu tiga jam untuk di bersihkan, bahkan hingga ke sudut tak boleh ada yang terlewat, pantas saja karena satu ruangan bahkan lebih luas dari rumahnya.

Pantas saja di butuhkan banyak pelayan di rumah ini, ah baiklah kita ganti saja sebutannya menjadi mansion agar terdengar seperti kelihatannya besar dan luas.

"Ini kamar tuan muda, jangan sekalipun kamu memasukinya karena dia sudah punya pelayan sendiri, dan juga dia tidak suka barang-barangnya di sentuh oleh orang asing."

"Dan satu yang harus kamu ingat, disini ada nona muda, dan tuan muda.. kamu harus pastikan tidak membuat keduanya marah, apalagi tuan dan nyonya besar.."

Airin menelan ludahnya sambil mengangguk, setelah menyelesaikan satu ruangan, Airin pergi ke ruangan lainnya untuk ia bersihkan.

Yang Airin fikirkan sebenarnya mansion ini tidak kotor mungkin karena setiap hari di bersihkan, bagaimana tidak setelah satu hari berada di sana, pekerjaan mereka berputar dan hanya berhenti di malam hari, bahkan seolah tak boleh ada tapak kaki yang tertinggal mereka harus kembali membersihkan setelah orang tersebut lewat.

Pukul tiga pagi keadaan sudah ramai dengan hiruk pikuk pelayan, apalagi bagian dapur, mereka menyiapkan masakan untuk di sajikan di meja makan yang panjangnya lebih dari tiga meter, Airin bahkan ternganga saat melihat berbagai macam makanan di meja makan.

Yang Airin tahu yang tinggal disana hanya empat orang.. Tuan, dan Nyonya besar serta Nona dan tuan muda saja, lalu apa mereka mampu memakan makanan sebanyak ini?

Satu persatu tuan rumah muncul hingga tiga orang sudah duduk di kursi makan mereka masing-masing.

Tuan besar mereka pria paruh baya yang masih tegap dan tampan meski sudah memiliki dua anak yang bahkan tuan muda hampir 31 tahun, begitu pula sang nyonya yang cantik dan modis, tidak jauh dari mereka nona muda tampak cantik dan tentu saja mewarisi gen orang tuanya.

Airin masih memperhatikan meski sekilas tapi dia tidak melihat tuan muda, maka di pastikan tuan muda mungkin tidak pulang, seperti kata kepala pelayan tuan muda mereka memang jarang sekali pulang.

Meski tak tahu wajah tuan muda, tapi Airin yakin dia memang tidak hadir, melihat di meja makan hanya duduk tiga orang.

Airin merasa ini terlalu hening, jika di sebut acara makan keluarga, tapi mungkin inilah peraturannya. Tak memakan waktu lama setelah sang kepala keluarga selesai nyonya dan nona muda pun beranjak.

Airin menganga melihat makanan lebih terlihat seperti tak tersentuh sama sekali "Sebenarnya mereka makan atau tidak?" gumamnya.

Airin dan pelayan lain merapikan meja makan hingga kembali bersih, membawa makanan kembali ke dapur.

Kegiatan Airin mulai teratur hingga sudah satu bulan Airin berada di sana, dan terbiasa melakukan tugasnya, Airin bertugas membersihkan rumah bagian belakang bersama dengan tiga orang temannya yang lain, satu bulan sekali mereka mendapat libur secara bergilir, dan kini giliran Airin.

Memanfaatkan hari liburnya Airin berencana untuk menjenguk neneknya yang masih terbaring di rumah sakit, gaji pertamanya akan dia gunakan untuk membayar tagihan rumah sakit, yang semakin membengkak.

Melewati gerbang belakang khusus para pekerja Airin berjalan dengan riang saat mengingat hari ini akan bertemu sang nenek, tak peduli meski hari terasa dingin karena sisa hujan semalam, yang Airin lakukan hanya merapatkan jaketnya.

Airin bersenandung kecil menepis bosan karena berjalan sendiri menuju jalan utama, Airin rasa jalan itu juga milik keluarga kaya majikannya, karena tidak ada mobil satupun yang lewat, Airin mulai bertanya- tanya seberapa kaya majikannya itu hingga semua akses menuju ke rumahnya telah dia miliki, saat Airin masih memikirkan kekayaan sang majikan sebuah mobil melaju dengan cepat dari arah berlawanan.

Sontak saja Airin yang berada dekat genangan air pun berjengit kala air genangan tersebut menyiramnya.

"Aaahh.." Airin menunduk melihat dirinya basah kuyup "Hey!" Airin berteriak kesal lalu menendang udara "Brengsek!"

Saat Airin mengibaskan pakaiannya yang basah, mobil itu kembali mundur dan berhenti dengan pelan di depannya, Airin mendongak saat menyadari pintu mobil terbuka.

Mata Airin terpaku pada pria tampan yang baru saja turun

" Astaga, maafkan aku gadis cantik.. perlukah aku menggantikan pakaianmu, tentu saja aku tidak akan keberatan melakukannya untukmu"

.

.

Wah dasar si mesum🤭

Like..

Komen..

Vote..

Terpopuler

Comments

Siti Aminah

Siti Aminah

sepertiny seru nih

2024-01-16

0

𝓐𝔂⃝❥hanny👈🏻

𝓐𝔂⃝❥hanny👈🏻

tau aja klo perempuan itu cantik 😂

2023-01-28

1

Nna Rina 💖

Nna Rina 💖

tuan muda nya kah?
aku pikir tuan muda nya alden 😅

2023-01-14

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!