Ketangguhan Alden

Setelah pertengkaran hari itu Airin tidak melihat kembali tuan muda pulang, hanya kembali tiga orang dan suasana kembali hening, jarang sekali ada interaksi antara tiga orang itu di meja makan, mungkin sesekali mereka mengobrol tapi tetap dengan bahasa kaku.

Airin menggeleng kala memikirkan Alden, mungkin saja pria itu punya rumah diluar sana, memang apa urusannya, hanya saja tatapan Alden terkahir kali sangat mengganggunya.

"Airin?" Airin menoleh dan mendapati kepala pelayan di belakangnya.

"Ya, kepala.."

"Kamu bisa bersihkan kamar tuan muda?"

"Eh, bukannya tuan muda punya pelayan sendiri, Kepala..?" Kinara mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan dari kepala pelayan.

"Ya, tapi dia sedang cuti, dan tuan bilang dia ingin kamu yang menggantikannya.."

"Baiklah.." Airin bergegas pergi ke arah kamar Alden..

.

.

Alden menyesap minumannya dia sedang menunggu kedua temannya Ben dan Roland, mereka sudah membuat janji akan menghabiskan malam di club malam tempat biasa mereka datangi.

Tak berapa lama Roland dan Ben pun masuk ke ruangan vip yang telah Alden pesan "Apa kau sudah lama?" tanya Roland yang langsung duduk di sofa.

"Setidaknya aku tidak bosan" Alden menyeringai kearah Roland, Roland terkekeh melihat Alden memangnya mau bosan bagaimana jika Alden sudah mempunyai wanita di sisinya.

Wanita yang bergelayut manja itu sesekali menyuapkan buah ke mulut Alden, seperti seorang raja yang di layani Alden membuka mulut saat potongan buah terarah ke mulutnya.

"Terimakasih cantik.." Pujian Alden berikan pada wanita sexii yang kini berpindah ke pangkuannya.

"Sama-sama tuan.." senyum sensual di berikan pada Alden, berharap bisa menggoda sang tuan muda. tak lupa sang wanita memberikan kecupan di bibir Alden.

Melihat adegan itu Roland dan Ben mendengus sebal "Jangan iri, jika mereka memang lebih memilihku.. tapi tenang saja aku sudah menyediakan wanita untuk kalian.." Alden bertepuk tangan hingga muncullah para gadis dari balik pintu.

"Kau berlebihan Al, kau fikir kami tak bisa memikat wanita, lalu apa kau lupa selera pria satu ini" Ben menepuk bahu Roland "Dia hanya bercinta dengan wanita kelas atas.."

Roland menyeringai "Ada yang ingin kau bicarakan Al?"

Alden mengedikkan bahu acuh seolah berkata tak ada apapun yang terjadi..

Roland mengangguk "Beritahu aku jika kau punya masalah, Ben akan membantumu" Ben mendengus saat namanya di sebut.

"Bukannya kita yang harus membantu.." Tentu saja Ben tidak mau repot sendiri.. tiga sekawan itu artinya mereka harus menyelesaikan masalah bertiga.

"Kau kira aku tak sibuk?" Roland menyesap rokoknya "Kalian menjadikan aku CEO, lalu aku masih harus mengurusi masalah pribadi kalian.. maka itu biarkan Ben yang mengurusimu" Roland menggeleng pelan.

"Brengsek kau! memang aku juga tidak sibuk" Ben melempar Roland dengan kulit kacang, sedangkan Alden terkekeh.

"Kau kemari!" Ben menunjuk satu wanita bergaun hitam ketat hingga semua tonjolan terlihat menggoda.

Ben menarik wanita tersebut hingga jatuh ke pangkuannya.

"Bersenang- senanglah, aku mau menghibur wanitaku dulu.." Alden bangkit dan membawa wanita yang sejak tadi di cumbunya.

"Kau yakin dia baik-baik saja?" Ben bertanya pada Roland yang masih asik dengan minumannya.

"Kita tunggu sampai dia menyerah, baru kita bisa turun tangan, jika belum biarkan saja.."

"Jika tidak?"

"Itu artinya dia memang kuat" Roland melihat notifikasi di ponselnya "Wanita ku sudah menunggu" Roland bangkit meninggalkan Ben yang mengumpat, tapi mengingat ada wanita di sebelahnya Ben memilih tersenyum lalu mulai menggoda wanita yang sudah Alden sewa untuknya, tidak baik menyianyiakan uang Alden.

...

Alden menggeram saat menyelesaikan gairahnya, yang sialnya lagi-lagi wanitanya tertidur.

Alden menghela nafasnya lalu menarik diri, tidak ada kenikmatan dia seperti melakukannya dengan boneka, sial.. jika Ben dan Roland tahu mereka pasti tertawa terbahak-bahak.

Alden ingin mencari tahu bagaimana caranya menyelesaikan dalam waktu sebentar hingga wanita- wanita itu tidak kelelahan saat melayaninya.

Lalu sebuah ide terlintas ide yang brengsek yang tak pernah terfikirkan sebelumnya.

Alden mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang "Teo, aku akan pulang besok, bersihkan kamarku.."

"Baik tuan, hanya saja pelayan anda sedang cuti, bolehkah aku rekomendasikan pelayan lain untuk anda" Kepala pelayan itu bersuara dengan tenang, dia sudah terbiasa menghadapi tuannya yang kadang punya keinginan tak biasa.

Alden berfikir sejenak lalu berkata..

"Biarkan pelayan baru itu melakukannya."

.

.

.

Alden melangkahkan kakinya memasuki rumahnya, tak hanya satu wanita, kali ini Alden membawa dua wanita.

Para pelayan menelan ludahnya saat melihat tuan mereka memasuki rumah dengan dua wanita seksii sekaligus.

Apa yang akan tuan mudanya lakukan dengan dua wanita itu..?

Airin baru saja selesai merapikan kamar Alden, namun saat hendak keluar Alden membuka pintu dan masuk diikuti dua wanita sekaligus.

"Kau sudah selesai?"

"Ya, tuan.. Aku permisi" Airin berbalik namun kata-kata Alden menghentikan langkahnya.

"Kenapa terburu- buru, tidak kah kau ingin bermain dengan kami?"

"Kami akan melakukan threesome.. dan aku tidak keberatan jika kau ikut, ya meski kau hanya pelayan.." Airin menghela nafasnya lalu berbalik dan melihat seringai di bibir Alden, pria itu kembali melayangkan tatapan meremehkan.

"Tidak tuan.." Airin berbalik, dia tahu apa yang di maksud Alden, pria itu membawa wanita yang Airin tahu bukan sekedar kekasih, wanita- wanita bayaran yang hanya akan memuaskan Alden saja.

Threesome katanya, menjijikan. Bagaimana bisa Airin sejak kemarin memikirkan pria brengsek itu.

"Oh, kau berani menolak tuan Alden?"

"Sombong sekali kau.. kau lihat seragam mu?" kedua wanita itu ikut bicara.

"Kau hanya seorang pelayan.."

Airin tidak mengindahkan, hanya menunduk hormat pada Alden lalu pergi.

Setelah pintu tertutup Airin menghela nafasnya, dia masih berdiri disana beberapa menit merasa sepi dan hening Airin memilih melangkah pergi.

Memang mau apa dia terus berdiri disana, mau mendengar tuan mudanya mendesah saat bermain threesome, Airin memukul kepalanya agar tidak memikirkan hal- hal kotor.

Airin memutuskan untuk beristirahat sejenak setelah lelah bekerja, seperti biasa Airin duduk di taman belakang.

Airin menghela nafasnya saat sekelumit masalah hidupnya berputar di kepalanya, tengah melamun Airin tiba-tiba melihat botol minuman di depan matanya "Untukmu"

Airin tersenyum canggung pada pria berseragam penjaga lalu mengambil minumannya "Terimakasih.."

"Bagaimana bekerja disini?" Airin menggeser tubuhnya saat pria tersebut duduk di sebelahnya.

"Baik, aku lelah tapi sebanding dengan gaji yang aku dapatkan" pria penjaga itu terkekeh.

"Benar, itu mengapa aku juga bertahan bekerja disini.. ah, ya. Kenalkan aku Remon.."

Airin menyambut uluran tangan Remon "Aku Airin.."

"Berapa lama kau bekerja disini?" tanya Airin dia sepertinya mulai nyaman dengan Remon, pria ini tidak punya tatapan mesum seperti Alden.. eh.. kenapa dia jadi memikirkan Alden lagi.

"Aku sudah empat tahun berkerja disini.."

"Woow.. berarti kau sudah hapal seluk beluk rumah ini"

Remon terkekeh "Tentu saja, karena itu tugasku, aku harus tahu dimana dan ruangan apa saja.. dan memastikannya aman, Aku bahkan tahu saat seorang pelayan datang di tengah malam dengan mengendap.."

Airin meringis.. Remon pasti sedang membicarakan dirinya "Tenang saja, asal kau tidak melakukannya lagi aku akan menutup mulutku.." Remon melakukan gerakan tutup mulut dengan tangannya.

Airin merasa malu karena sudah tertangkap basah "Terimakasih.. untuk tetap diam."

..

Alden berhasil menyelesaikan gairahnya, setelah satu wanita tertidur, Alden bisa menggunakan satu wanita lagi, terdengar menjijikan jika dia harus terus melakukan itu, tapi mau bagaimana lagi.

Alden tersenyum miring melihat kedua wanita itu kini terbaring lemas karena ulahnya, terlihat kejam tapi Alden membayarnya setimpal.

Alden menyesap rokoknya sambil berdiri di balkon menikmati angin malam, namun pandangannya tiba- tiba jatuh pada dua sosok yang sedang duduk di kursi taman belakang, Alden mendengus melihat seorang pelayan dan penjaga tengah mengobrol dengan sesekali tertawa kecil..

"Benar- benar pasangan sederajat.."

..

Like..

Komen..

Vote..

Terpopuler

Comments

Siti Aminah

Siti Aminah

awas...hati2 km Alden...skrng km remehin Airin tp nanti km akan bertekuk lutut d hadapan ny

2024-01-16

0

𝓐𝔂⃝❥hanny👈🏻

𝓐𝔂⃝❥hanny👈🏻

lanjuutt...semangat...

2023-01-28

0

Mom Dee🥰🥰

Mom Dee🥰🥰

gimana cara supaya share cerita gini, NT bantu promosi dong biasa lewat IG² dan sosmed .. author share ke IG² seperti author lainnya juga bisa

2022-12-29

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!