Airin menghela nafasnya saat berada di pesawat pribadi milik Alden, akhirnya Alden mampu menyeretnya untuk ikut liburan bersamanya, dan juga kedua temannya yang sama brengseknya seperti Alden, lihat saja ketiga pria itu menggandeng wanita di sisi mereka dan tidak hanya satu di sudut sana ada beberapa wanita yang ikut dan duduk dengan anggun menanti giliran untuk di cumbu.
Airin meringis saat dirinya juga salah satu dari mereka dan menunggu untuk menggantikan wanita yang kini tengah berada di pangkuan Alden.
Airin memalingkan wajahnya, saat melihat Alden menc umbu wanita di pangkuannya, kenapa hatinya terasa sakit?.
Airin mengalihkan penglihatannya pada ponselnya agar matanya tidak tercemar dan bertanya pada suster yang merawat neneknya, sejak mendapat uang dari Alden, Airin memindahkan ruang perawatan neneknya ke ruang VIP, dengan suster yang akan berjaga dua puluh empat jam untuk memastikan keadaan neneknya baik-baik saja.
Airin ingin menolak Alden untuk pergi, namun Alden mengancamnya dengan surat kontrak yang sudah dia tanda tangani, dan mengancam akan memperkarakan Airin karena tidak mematuhi surat perjanjian diantara mereka.
Airin beranjak ke arah toilet untuk melakukan panggilan, dan Airin melihat dengan ekor matanya Alden menatapnya seolah mengikuti kemana dia pergi, memangnya mau kemana, melarikan diri.. Alden fikir dia akan terjun dari atas pesawat untuk kabur, Airin tidak segila itu!.
Airin masuk dan menutup pintu toilet, lalu menghubungi suster yang sedang berjaga "Bagaimana kondisi nenekku?"
"Sejauh ini normal, jika kondisinya seperti ini terus beliau siap untuk melakukan operasi"
Airin mengusap air matanya, merasa dia adalah cucu yang tidak berguna, saat neneknya akan menjalani operasi dia malah pergi berlibur.
"Bisakah laporkan padaku setiap hari, dan juga jika terjadi sesuatu tolong beritahu aku.. aku akan beri kau tips lebih.."
Airin menutup panggilannya lalu menghela nafasnya sebelum keluar dari ruang sempit itu.
Airin berjengit saat melihat seorang wanita di depannya, keluar dari toilet sebelah dan memperhatikannya, lalu dahinya mengkerut "Apa?"
Wanita di depannya menyeringai "Tidak hanya saja aku melihatmu sedikit kaku untuk seorang wanita panggilan.."
Airin terpaku.
"Aku bukan.." tenggorokannya terasa tercekat, dia bahkan tidak bisa melakukan pembelaan, dia memang wanita panggilan tapi hanya untuk Alden.
"Aku juga bukan awalnya, tapi aku senang berada di sisi mereka, terlebih mereka memberikan aku uang dan kesenangan."
"Biar ku beri tahu satu hal.."
Wanita itu membungkukkan tubuhnya "Mereka akan memanjakan mu jika kamu bisa menyenangkan mereka, bahkan mereka akan memberikan apapun untukmu jika kamu membuat mereka puas.. terutama Alden.
Mereka orang yang royal, tapi mereka bisa lebih kasar saat kamu mengecewakannya."
"Kamu sendiri?" Airin semakin tertarik dengan pembicaraan mereka kini duduk di sudut dimana para wanita pengganti duduk, siapa tahu Airin bisa membujuk Alden dan membiarkannya pulang.
"Ah ya, aku Louise, aku bahkan pernah merasakan mereka bertiga.."Airin membelalakan matanya tak percaya, sedangkan wanita bernama Louise ini mengatakannya dengan bangga.
"Namun yang paling berkesan adalah pria tampan itu," Louise menunjuk Roland yang dengan seksii meneguk minumannya "Dia yang paling membuatku penasaran, namun dia memilik prinsip bahwa dia tidak menggunakan lagi wanita yang telah dia gunakan."
"Jadi kau wanita siapa?" tanya Airin penasaran.
"Aku bebas, aku melayani siapapun yang memanggilku nanti.." Airin menelan ludahnya kasar. "Kau masih baru bukan?" Airin mengerjap beberapa kali lalu berkata.
"Itu... aku hanya bekerja untuk Alden.." Airin merasakan pipinya memanas, entah karena apa.
Louise mengangguk "Aku mengerti, namun kelak kamu akan terbiasa jika harus berhadapan dengan orang lain.."
Airin menggeleng, tidak akan, jangan sampai dia melakukan hal ini lagi pada orang lain, menjual diri lagi..!
"Kenapa kamu memberitahuku semua ini?"
Louise menyeringai, lalu berkata "Aku hanya kasihan sejak tadi kau duduk sediri tak mengenal siapapun.."
Airin yang lugu dan tak tahu tentang dunia wanita penghibur hanya mengangguk kaku, yang dia tahu seorang wanita penggoda, akan menggoda lalu mendapatkan uang, namun menghadapi Alden dia juga perlu siasat khusus terlebih dia terikat, dan agar dia bisa kembali pulang menemani neneknya dia harus punya rencana.
...
Sepanjang pergerakan Airin, Alden selalu mengikuti bahkan saat ini wanita itu sedang duduk dan bicara dengan serius dengan wanita yang sengaja Alden bawa untuk memeriahkan liburan mereka.
Sedang bicara apa mereka?.
Alden memalingkan wajahnya saat Airin melihatnya dengan tatapan datar, sial.. tatapan apa itu?, membuatnya penasaran saja, apa wanita itu sedang menjelekkannya di depan Airin?.
Tapi apa pedulinya, memangnya kenapa jika dia di jelek- jelekan? toh kenyataannya dia memang brengsek, tentu saja bagaimana tidak brengsek, dia bahkan menyeret Airin, saat wanita itu tak ingin ikut, entah karena apa..
...
Berjalan melewati pesisir pantai Airin mengedarkan pandangannya dan merasa kagum dengan pulau yang dia pijak "Kau menyukainya?"
"Ini sangat indah.." Airin sempat tercenung sejak kapan Alden ada di sebelahnya, namun dengan cepat dia tersadar.
"Kau bisa menghabiskan waktu untuk berenang" Airin melihat juga wanita- wanita yang Alden bawa sudah turun dengan bikini dan berenang di pantai.
Airin menggeleng "Aku tidak bisa berenang.."
Alden mengerutkan keningnya "Apa ini milikmu?" Airin mengalihkan pembicaraan.
"Apa?"
"Pulau ini, ku dengar pesawat termasuk Yach yang kita naiki itu milikmu.."
"Kau benar ini milikku" Airin mengangguk. "Kau tidak kagum?" tanyanya, biasanya para wanita akan memekik saat tau Alden sangat kaya.
Airin mengerutkan keningnya "Aku kagum, lebih kagum lagi jika ini milikku.." Airin tertawa kecil, dan entah kenapa tawa Airin membuatnya berdebar, debaran yang tak pernah Alden rasakan.
Airin menatap Alden sesaat lalu memalingkan wajahnya. "Kenapa kau tidak pergi bersama mereka?" Airin sedikit risi dengan debaran jantungnya saat Alden di dekatnya, dan sekarang Alden bahkan mengikutinya berjalan di tepi pantai.
"Aku masih lelah.. " Alden meraba tengkuknya lalu sedikit menekannya.
Airin mendengus dalam hati 'Lelah apanya, lelah bercumbu?' namun bibir Airin tersenyum di depan Alden.
Alden menyadari, ada kalanya senyum Airin terlihat palsu namun Alden juga tahu senyum seperti apa yang Airin berikan dengan tulus.
...
Airin memasuki kamarnya lalu merebahkan dirinya di atas ranjang, beruntung Alden tidak satu kamar dengannya, karena Alden memilih wanita yang katanya baru itu.
Louise mengatakan jika wanita itu juga masih perawan entahlah harusnya Airin tidak peduli, tapi kenapa dia merasa tersaingi.. apa karena dia juga menyerahkan keperawanan nya untuk Alden, lalu bagaimana jika Alden lebih menyukai wanita itu..
Airin meringis, bukankah itu bagus.
Lebih cepat Alden menemukan wanita pengganti lainnya, lebih cepat Airin di tendang jauh.
Dan Airin bisa kembali hidup normal..
Airin memejamkan matanya, namun baru beberapa saat Airin terpejam, seseorang membuka pintu dan membuat Airin kembali terbangun, Airin rasa dia sudah mengunci pintu kenapa pintunya bisa terbuka dari luar.
Airin menekan lampu hingga kamar kembali terang, lalu mengerutkan keningnya saat melihat Alden berjalan ke arahnya "Tuan, kenapa kau disini.."
Airin bisa melihat tatapan Alden sedikit marah bercampur gairah, sama seperti saat dia melihat para pria hidung belang di klub malam.
"Sekarang waktunya kamu menggantikannya.."
Airin mengangkat sudut bibirnya tipis, jadi sekaranglah waktunya dia di gunakan, menggantikan wanita yang tidak bisa memuaskan Alden, ataukah Alden memang tidak pernah puas.
...
🌹🌹🌹🌹
lanjut?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Siti Masitah
kaciaan airin..
2025-02-22
0
Mom Dee🥰🥰
poor airin 🥲🥲
2023-01-10
3