Bimbang...
Yudha yang mendapat perintah dari stiven ia langsung menyiapkan semua nya, setelah di rasa semua siap yudha dan beberapa pelayan naik menuju kamar stiven, sebelum sampai kamar yudha berpapasan dengan indah mamah stiven...
"Mau di bawak kemana itu yud..." ucap indah...
"Kekamar tuan stiven nya..." ucap yudha...
"Tidak biasa nya dia makan di kamar, pasti ada sesuatu yang terjadi, sebaiknya aku melihatnya..." batin indah..
"Biar saya saja yang mengantar nya, kamu siapkan mobil saya ingin pergi... ucap indah..
"Baik nya..." ucap yudha sambil menyarahkan nampan...
Indah menerima nampan yang di berikan yudha dan langsung menuju kamar stiven...
"Tok... Tok... Tok... Stive..." ucap indah sambil mengetuk pintu...
"Iya mah, sebentar..." ucap stiven sambil berjalan menuju pintu kamar...
"Loh ko mamah yang mengantar makanannya..." ucap stiven...
"Iya stive, tadi mamah ketemu yudha kata nya kamu mau makan di kamar..." ucap indah...
"Tapi kan mah.. mamah gak perlu repot-repot biar pelayan saja yang ngatar..." ucap stiven...
"Sudahlah, mamah udah capek berdiri disini. biarkan mamah masuk..." ucap indah...
"Yasudah masuk mah..." ucap stiven...
Indah masuk kedalam kamar stiven, ia dan pelayan meletakan makanannya di atas meja dekat sofa tempat bella tidur setiap malam, indah yang melihat ada selimut dan batal di atas sofa merasa curiga dengan stiven...
Bella yang melihat mertua nya masuk kedalam kamar merasa tidak enak, ia berusaha bangkit untuk menghampiri indah...
"Mau kemana kamu..." ucap stiven...
"Mau kesana tuan tempat ibu kamu..." ucap bella menunjuk indah yang terlihat menyusun makanan...
"Kalau di depan orang tua ku jangan kamu panggi aku tuan..." ucap stiven...
"Jadi...?" ucap bella...
"Ya terserah kamu..." ucap stiven...
"Bagaimana kalau mas..." ucap bella..
"Terserah..." ucap stiven lalu menghampiri bella dan menggendong nya...
"Mas, aku bisa jalan sendiri..." ucap bella..
"Kamu bisa diam gak, udah nurut aja..." ucap stiven...
"Iya mas..." ucap bella...
Indah yang melihat bella di gendong oleh Stiven merasa aneh...
"Loh bella nya ko di gendong..." ucap indah...
Sesampai nya di sofa stiven meletakkan bella secara perlahan...
"Tadi bella kepleset mah di kamar mandi, jadi kaki bella keseleo sedikit..." ucap bella...
"Bener stive, gak kamu apa-apain kan menantu mamah... ucap indah...
"Iya bener... gak mungkin kan istri sendiri aku apa-apain... ucap stiven sambil mengelus rambut bella...
"Andai kamu setiap saat begini mas, pasti akan bahagia hidup ku..." batin bella...
"Yasudah mari makan, udah mamah siap kan..." ucap indah...
Iyah mah... ucap stiven dan bella...
Mereka menyantap makanan mereka masing-masing, tampak stiven telah selesai dengan makanannya, ia pamit untuk berangkat kerja...
"Mah aku pamit dulu, mau berangkat takut telat..." ucap stiven...
"Yaudah sana biar bella mamah yang jagain..." ucap indah...
"Mas tunggu..." ucap bella...
Stiven yang di panggil bella membalik badan dan mengahampiri nya...
"Iya ada apa..." ucap stiven...
Tanpa menjawab bella meraih tangan stiven dan mencium nya, stiven yang melihat apa yang di lakukan bella hanya tersenyum manis...
"Hati-hati mas..." ucap bella...
"Iya sayang... yasudah aku berangakat dulu..." ucap stiven...
Stiven beranjak keluar dari kamar nya di dalam hati nya ntah mengapa terasa damai saat bella mencium tangan nya...
"Perasaan apa lagi ni, Ingat stiven jangan sampai kamu mencintainya..." batin stiven...
Sementara itu indah ingin bertanya pada bella apa yang sebenarnya terjadi, ia bertanya secara perlahan...
"Bell... apa mamah boleh bertanya sesuatu..." ucap indah...
"Boleh mah.. tanya apa..." ucap bella...
"Sebenar nya apa yang telah terjadi kamu dengan stiven..." ucap indah...
"Bella dengan mas stiven baik-baik aja mah, gak terjadi apapu..." ucap bella...
"Semoga seperti yang kamu jelaskan ya bell, mamah harap kamu tetap kuat mendampingi stiven, mamah yakin pasti bisa merubah semua nya..." ucap indah...
Bella yang mendengar penuturan dari indah hanya tertunduk dengan menahan tangisnya, indah yang melihat langsung memeluk nya...
"Nangis la nak.. jika itu bisa membuat mu lebih baik..." ucap indah...
Bella yang di peluk indah tidak bisa menahan tangis nya lagi, ia menangis terseduh-seduh di pelukan indah...
"Maaf mah... bella gak berniat membohongi mamah, bella cuma gak mau mas stiven marah sama bella, bella juga yakin bella pasti bisa merubah ini semua... ucap bella sambil menangis...
Indah yang mendengarkan bella juga ikut menitihkan air mata nya...
"Mamah yakin kamu pasti bisa..." ucap indah...
"Terimakasi mah..." ucap bella sambil melepaskan pelukannya...
"Yasudah sekarang kamu istirahat dulu, nanti biar pelayan yang membereskan ini semua, mamah keluar dulu ada urusan penting..." ucap indah...
"Iya mah..." ucap bella...
Indah keluar dari kamar stiven tak lama beberapa pelayan datang untuk membereskan bekas mereka makan, setelah selesai mereka keluar dari kamar stiven...
Bella yang sedang berbaring di sofa berniat untuk menghubungi dini, bahwa dia tidak bisa masuk kerja saat ini.
"Hallo din..." ucap bella...
"Iya buk, ibu kemana ko belum datang... ucap dini...
"Saya lagi gak enak badan din, mungkin besok saya bisa dateng, saya percayakan toko nya ke kamu, kalau ada apa-apa segera hubungi saya..." ucap bella...
"Siap buk..." ucap dini dan mematikan telfon nya...
Sementara itu stiven yang telah tiba di kantor nya, ia tampak termenung memikir kan bella...
"Bagaimana keadaanya ya, kenapa aku mendorong nya tadi, tapi itu kan kesalahan kenapa dia tidak menjaga keseimbangan, Kenapa dengan ku, kenapa pulak aku memikirkannya... batin stiven
Kenapa kenapa dan kenapa.... tariak stiven...
Iqbaal yanng berada di ruangan stiven pun terkejut dengan sikap tuannya...
"Ada apa tuan, apakah ada masalah..." ucap iqbaal...
"Tidak ada ball.. nanti siang sampai sore kosong kan jadwal ku..." ucap stiven...
"Baik tuan..." ucap iqbaal...
Tak terasa waktu makan siang teleh tiba, iqbaal yang melihat stiven tidak tenang berniat mengajak nya makan siang...
"Maaf tuan, sudah waktunya makan siang, apakah tuan ingin makan di luar..." ucap iqbaal...
"Tidak ball, antar kan saya kesuatu tempat..." ucap stiven...
"Baik tuan, mari..." ucap iqbaal...
Mereka keluar dari kantor vins grub menuju suatu tempat...
"Maaf tuan kita ingin kemana..." ucap iqbaal...
"Rumah pohon ball..." ucap stiven...
"Rumah pohon, seperti nya tidak asing..." batin iqbaal yang berusahan mengingat tempat itu...
"Rumah itu, ada apa dengan tuan stiven..." batin iqbaal. ..
Mereka menempu 2 jam perjalanan untuk menuju rumah pohon tersebut, di perjalanan stiven hanya menatap pohon-pohon di pinggir jalan yang mereka lintasi, tak lama mereka sampai di tempat yang mereka tujuh....
Terimakasih sudah mampir jangan lupa vote comen dan like...
Semoga menghibur...😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 438 Episodes
Comments
Komang Sudiarsih
sedihhh
2022-05-19
0
Suri Ani
Bella cengeng dikit - dikit nangis , bikin tegar dong thor !😄😀😆
2022-03-04
0
Eva Nietha✌🏻
Lanjut
2022-01-05
0