Kenangan masa lalu...
Mereka menempu 2 jam perjalanan untuk menuju rumah pohon tersebut, di perjalanan stiven hanya menatap pohon-pohon di pinggir jalan yang mereka lintasi, tak lama mereka sampai di tempat yang mereka tujuh...
Sesampai nya disana stiven berjalan perlahan menaiki tangga satu persatu, ia mengingat semua kenangan yang perna terukir di tempat ini...
"Andai kamu masi di sini, pasti ku tak sebimbang ini..." ucap stiven lirih...
Stiven duduk di rumah pohon tersebut dengan mengantungkan kaki nya, ia menatap hamparan pepohonan hijau yang menyejukan hati, tak terasa air mata nya meleleh jatuh dari pelupuk mata nya, mengingat kenangan yang sangat indah yang perna diukir bersama kekasihnya yang telah pergi jauh dan tak akan perna kembali lagi...
Iqbaal yang menyaksikan tuannya seperti itu menghampiri stiven untuk menenangkanya, ia tau betul bagaimana keadaan stiven saat ini, karena ia selalu bersama stiven semenjak ia masi menempuh pendidikan...
"Tuan..." ucap iqbaal sambil berjalan menujuh stiven dan duduk di samping nya...
"Tuan harus iklas, nona pasti sudah tenang disana..." ucap iqbaal...
Stiven tak menanggapi perkataan iqbaal ia masi menatap pepohonan dengan pandangan yang kosong...
"Tuan saya yakin, nona tidak ingin anda seperti ini, nona pasti ingin tuan bahagia, anda harus bisa membuka hati anda tuan..." ucap iqbaal...
"Apakah yang di ucapkannya itu benar, apakah aku harus mulai membuka hati ku untuk nya..." batin stiven di dalam hati nya...
"Bal, apakah yang kamu yakin dengan yang kamu ucapkan itu..." ucap stiven dengan lirih...
"Saya sangat yakin tuan... sekarang saya ingin bertanya dengan tuan, apakah tuan sudah mempunyai rasa pada nona bella..." ucap
iqbaal...
"Aku gak tau bal. aku gak mengerti dengan perasaan ku selama ini, aku bingung bal..." ucap stiven...
"Anda hanya perlu menyakinkan perasaan anda tuan, coba lah untuk sedikit membuka hati anda untuk nona bella, saya yakin nona bella adalah yang terbaik untuk tuan..." ucap iqbaal...
"Akan ku coba bal..." ucap stiven...
"Apakah aku bisa menerima nya..." batin iqbaal...
Suasan kembali senyap tak ada satu kata pun yang terucap di antara mereka, mereka sibuk dengan fikiran mereka masing-masing...
"Bal... ucap stiven memecah kesenyapan yang terjadi..."
"Iya tuan..." ucap iqbaal...
"Mari kita pulang..." ucap stiven...
"Baik tuan..." ucap iqbaal...
Mereka meninggal kan tempat yang tersimpan berjutah kenangan indah...
"Tuan apakah kita tidak makan terlebih dahulu, anda belum mengisis perut anda sama sekali tuan..." ucap iqbaal...
"Antar saya ke toko bellcake..." ucap stiven..
Iqbaal yang mendengar ucapan stiven terukir senyum di bibir nya.
"Saya yakin anda bisa tuan..." batin iqbaal...
45 menit berlalu mereka sampai di tempat tujuan mereka yaitu bellcake...
Mereka langsung masuk kedalam toko tersebut, dini yang melihat kedatangan stiven dan iqbaal langsung menghampiri nya...
"Maaf tuan ada yang bisa saya bantu..." ucap dini...
"Bungkuskan saya beberapa kue yang terbaik disini..." ucap stiven..
"Baik tuan.. anda bisa menunggu nya..." ucap dini...
Dini pergi meninggalkan mereka, ia langsung membukus beberapa kue andalan mereka, setelah selesai dini kembali menghampiri stiven dan iqbaal...
"Ini tuan pesanan nya..." Ucap dini sambil memberikan pesanan stiven...
"Baiklah, berapa total nya..." ucap stiven...
"Tidak perlu tuan, tuan kan suami pemilik toko ini berarti sama saja tuan juga pemilik toko ini..." ucap dini...
"Tidak, saya ingin membeli nya dan saya benci penolakan..." ucap stiven sambel menyerahkan beberapa lembar uang...
"Terimakasih tuan..." ucap stiven...
Tanpa menjawab stiven pergi meninggalkan toko tersebut diikuti iqbaal di belakangnya, di perjalanan stiven sedang asik memakan kue yang di beli nya tadi, iqbaal yang melihat nya hanya bisa menelan air liurnya...
"Tuan apakah saya boleh meminta kue itu..." ucap iqbaal...
"Tidak, ini kue saya..." ucap stiven...
"Satu saja tuan, saya sangat lapar..." ucap iqbaal...
"Tidak bal, ini kue saya.. salah sendiri kamu tidak pesan..." ucap stiven...
"Untung anda atasan saya kalau tidak sudah saya buang di benua antartika..."batin iqbaal...
Tak lama mereka sampai di depan kantor vins grub...
"Siapa yang menyuruh mu ke sini..." ucap stiven...
"Tuan tidak mengatakan ingin kemana, saya fikir tuan ingin kembali ke kantor..." ucap iqbaal...
"Dasar bodoh saya ingin pulang..." ucap stiven...
"Baik tuan..." ucap iqbaal sambil berkarta di dalam hati nya, "sabar ball... sabar...
30 menit berlalu iqbaal dan stiven telah sampai di kediamam stiven, mereka langsung masuk kedalam rumah, terlihat stiven masi setia membawah kue yang di beli nya tadi, indah yang menyadari stiven langsung menghampiri nya...
"Loh stive... ko udah pulang tumben..." ucap indah...
"Gak papa mah.. pengen pulang capet aja..." ucap stiven sambil memakan kue milik nya...
"Itu yang kamu makan apa..." ucap indah...
"Kue mah.. enak stive suka..." ucap stiven...
"Sini mamah mau coba..." ucap indah sambil mengambil kotak kue di tangan stiven..."
"Mah itu kan punya stive..." ucap stiven...
Tanpa memperdulikan stiven indah mengambil kue tersebut dan memakanya...
"Enak sekali stive.. dimana kamu membeli nya..." ucap indah...
Tanpa menjawab stiven pergi meninggalkan indah, ia menghindar dari pertanyaan mamah nya jika tau ia membeli kue tersebut dari toko bella...
"Dasar anak itu, bal apakah kamu tau dimana stiven membelinya..." ucap indah...
"Di bellcake, toko kue milik nona bella... ucap iqbaal...
"Bella mempunyai toko bal..." ucap indah...
"Punya tuan, toko nya lumayan besar dan sudah memiliki beberapa cabang..." ucap iqbaal...
"Bal bagaimana perkembangan hubungan stiven dan bella..." ucap indah...
"Belum banyak berkembang, sepertinya mereka harus banyak waktu berdua..." ucap iqbaal...
"Baiklah nanti saya fikirkan..." ucap indah dan pergi berlalu...
Sementara itu stiven yang baru sampai di dalam kamar melihat bella yang tenga tertidur dengan tv yang masi menyalah, ia beranjak memdekati bella berniat untuk mematika tv.
Saat tangan stiven ingin mengambil remot di samping bella, ia menatap bibir bella yang begitu menggoda, stiven secara perlahan mendekati semangkin dekat dan hanya tersisah beberapa senti saja...
Saat stiven ingin mencium bibir bella, tiba-tiba bella terbangun dari tidur nya, betapa terkejutnya bella melihat wajah stiven hanya berjarak beberapa senti saja dari wajah nya..
"Aaaaaakkkk..." terika bella...
Stiven yang menyadari bella terbangun dan berteriak langsung menjauhkan waja nya...
"Apa yang tuan lakukan..." ucap bella...
Stiven yang tertangkap basa ingin mencium bella berusaha mencari alasan yang tepat, ia tidak ingin harga diri nya jatuh di hadapan bella...
Terimakasih sudah mampir jangan lupa like comen dan vote ya...
maaf ada typo...
Semoga terhibur...😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 437 Episodes
Comments
Marhaban ya Nur17
sampe part ini gw msh nyimak
2023-11-02
0
Unnie Evi✅
Waduh Stiven gagal mencium Bella 🤭🤭
2022-12-18
0
Mulyati
iiih harusnya bela pura2 tidur dulu. nah selagi berciuman bru buka mata kan ketahuan dan g ada alasan yg kuat utk steven
2022-05-23
0