Sedari awal mencintaimu bukanlah hal yang mudah dan melupakanmu bahkan terasa jauh lebih sulit.
🌹 Happy Reading 🌹
David melangkahkan kakinya memasuki restoran yang memiliki desain klasik pilihan Agatha sambil memegang tangan kekasihnya dengan erat. Tak henti-hentinya mereka mengumbar senyum yang membuat beberapa orang menatap dengan tatapan iri. Mereka memang terlihat cukup serasi. David yang memiliki wajah tampan dan badan proporsional dan Agatha yang merupakan seorang model yang kecantikannya tak perlu diragukan lagi.
Keduanya melangkah ke tempat duduk yang telah dipesan sebelumnya. Kemudian memesan beberapa jenis makanan khas Italia dan wine kepada seorang pelayan wanita yang setelahnya membungkuk hormat lalu berjalan menuju dapur restoran.
“Sayang, kapan kau akan menceraikannya? Lama-lama wanita itu semakin menjengkelkan. Dia sudah mulai berani mengganggu waktu kebersamaan kita.”
“Bersabarlah sedikit lagi,sayang. Kau tahu kan, bagaimana pun 20% saham perusahaan masih atas namanya. Aku harus mendapatkan itu dulu, baru aku akan mengajukan perceraian dan menikahimu.”
“Huh baiklah. Tapi jangan sampai mengingkari janji dan berpaling ke gadis bodoh itu, okay?” Agatha bergelayut manja di lengan David.
“Berpaling? Haha jangan bodoh, sayang. Bagaimana bisa aku berpaling dari kekasihku yang manis ini kepada gadis bodoh yang terobsesi untuk menikah denganku?”
Agatha hanya menundukkan kepalanya sambil tersipu malu. Di mata David, bahkan dia kelihatan berkali-kali lebih cantik dan menarik saat wajahnya merona seperti itu.
Avelia menatap pantulan dirinya di cermin. Mengamati penampilannya sekaligus mempertimbangkan ulang ajakan sahabat-sahabatnya untuk pergi ke klub malam. Dia selalu merasa tidak pantas jika seorang wanita yang sudah memiliki suami pergi ke tempat seperti itu. Tapi kali ini, dia memutuskan untuk ikut dan mencoba menghilangkan beban yang terasa sangat berat dipikirannya.
“Hallo, Angel. Aku sudah selesai. Kalian akan datang kesini untuk menjemputku kan? Aku tak berani pergi ke tempat itu sendirian. Kau kan tau aku tak pernah pergi ke tempat-tempat seperti itu sebelumnya.”
“Kau berubah pikiran sangat cepat, nona? Kupikir kau menolak ajakan kami lagi karena takut pada suamimu itu.” Angel, salah satu sahabat baiknya terkekeh sekaligus heran karena Avelia menerima ajakan mereka kali ini. Setelah ajakan beratus kali. Oh ayolah, siapa yang tak heran coba?
“Yaaa.. Kau mengejekku? Aku berubah pikiran. Tidak jadi. Kau merusak moodku yg sudah hancur saja.” Avelia mengerucutkan bibirnya sambil berkomat-kamit tak jelas menanggapi respon sahabatnya itu.
“Ave, kau merajuk? Ingatlah umurmu, teman. Kau sudah tua, jadi tidak pantas merajuk seperti itu.” Lagi, Angel tertawa di seberang sana membuat Avelia semakin merasa jengkel.
“Aku tidak peduli. Aku mau ganti baju saja dan pergi ke dunia mimpi.”
“Jangan dong. Maaf,oke? Aku hanya bercanda. Kau seperti tidak mengenalku saja. Baiklah kira-kira dua puluh menit lagi kami ke tempatmu. Jangan coba-coba mengganti bajumu atau apa pun itu.”
Angel memutus panggilannya dan Avelia hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya. Selalu seenaknya sendiri. Tapi ya bagaimanapun dia sangat menyayangi sahabatnya itu.
Selang beberapa menit kemudian, ponsel Avelia bergetar menandakan adanya pesan masuk.
Turunlah, Ve. Kami sudah di parkiran apartemenmu.
Pesan dari Angel. Avelia memasukkan ponsel ke dalam tasnya setelah membalas pesan Angel lalu meninggalkan apartemennya. Dia bahkan tak meninggalkan catatan kepada suaminya seperti biasanya saat dia pergi.
Bukankah David akan pulang terlambat? Dan walaupun dia meninggalkan catatan,
bukankah catatan-catatan kecil itu akan berakhir di tempat sampah?
Intinya, apapun yg dilakukan gadis itu, David tidak peduli selama itu tidak merugikan dan merusak citranya.
\=\=\= XXX Night Club \=\=\=
Dentuman musik terdengar memekakkan telinga. Lampu kerlap-kerlip menyilaukan mata. Puluhan manusia sibuk menggerakkan tubuhnya mengikuti irama musik tersebut.
Keempat sahabat, Avelia, Angel, Nami, & Stela baru saja tiba dan memilih duduk di sebuah sofa yg terletak di sudut ruangan. Para gadis itu terlihat menikmati suasana di tempat itu, kecuali satu orang.
“Ave... Kau kami ajak kesini bukan untuk merenung begitu. Minumlah ini. Minuman ini akan membantumu untuk melupakan masalahmu dengan suamimu untuk sejenak.” Nami yang sejak tadi melihat Avelia diam tak berkutik menyodorkan minuman beralkohol kepadanya. Selama ini memang hanya ketiga sahabatnya inilah tempat dia berbagi cerita tentang permasalahan rumah tangganya.
Avelia mengambil gelas itu dan menatapnya dengan tatapan kosong. “Benarkah minuman ini bisa membantuku untuk melupakannya?” Angel dan Stela mengangguk-anggukkan kepala mereka seolah mendukung Avelia untuk meminum cairan itu.
Ketiganya merasa prihatin dengan nasib rumah tangga Avelia. Dan hari ini gadis itu kembali berkeluh kesah tentang perlakuan suaminya di grup whatsapp mereka. Hingga tercetuslah ajakan untuk pergi ke klub malam oleh Stela. Siapa yang menyangka bahwa Avelia akan menyetujui ajakan mereka kali ini.
Avelia memutuskan untuk meminumnya. Sahabatnya tidak mungkin membohonginya kan. Ini pasti akan membantunya untuk melupakan masalah walau hanya sebentar. Mulai diteguknya cairan bening yang entah apa namanya itu. Rasanya sangat aneh, begitu pula dengan aromanya.
Segelas. Dua gelas. Tiga gelas. Avelia tetap meneguknya walaupun lidahnya mulai terasa kelu. Tujuannya hanya satu, melupakan kejadian beberapa jam lalu. Dan benar saja, untuk sejenak dia memang melupakan kejadian beberapa jam yang lalu. Dan yang ada sekarang kepalanya mulai sedikit pusing. Semuanya terlihat berputar-putar dan dia mulai meracau tidak jelas.
“Mengapa kau tidak bisa melihat cintaku? Apa aku yang bodoh karena terlalu mencintaimu? David... kau kejam.”
Dari sekian banyak yang dikatakan, hanya itulah yang dapat didengar oleh ketiga sahabatnya.
“Ave, kau bisa mendengarku? Cukup. Jangan minum lagi. Kau sudah mabuk.” Stela menepuk-nepuk tangan Avelia dengan pelan, mencegahnya untuk meneguk gelas keempat.
Avelia bangkit berdiri dari tempat duduknya, entah apa yang gadis mabuk itu akan lakukan. Avelia yang kesadarannya mulai menghilang merasakan kepalanya berdenyut semakin menjadi. Tubuhnya limbung, dan tergeletak di lantai. Semuanya gelap.
Apa aku sudah mati?
Pertanyaan konyol yang terlintas di pikiran Avelia sebelum dia sepenuhnya kehilangan kesadaran.
Avelia pingsan dan ketiga sahabatnya mulai panik. Mereka menepuk pipinya tapi gadis itu tidak bergeming. Orang-orang mulai ramai mengelilingi mereka, terutama para pria hidung belang yang mendapatkan pemandangan gratis karena dapat melihat paha mulus Avelia yang terekspos. Tetapi imajinasi liar para pria itu sirna ketika seorang pria muncul dan menutupi kaki Avelia dengan jaket kulitnya.
“Senior? Kak Dimas? Bagaimana kakak bisa ada disini?” Angel yang merupakan teman Avelia sejak sekolah menengah atas tentu saja mengenal Dimas, salah satu senior mereka yang populer saat itu.
“Nanti saja kujelaskan. Umm..Angel,right?” Angel mengangguk cepat.
“Bisa tolong kalian bawakan tasnya? Aku akan membawa dia ke mobilku. Kalian ikuti kami dari belakang ya. Aku tidak tahu dimana gadis ini sekarang tinggal.”
Dimas langsung mengangkat tubuh Avelia dengan kedua tangannya, menggendongnya lalu meninggalkan tempat itu. Ketiga sahabat Avelia mengikuti di belakang dengan setengah berlari karena langkah kaki pria itu yang cepat.
---TBC---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Sulati Cus
semoga ave berpaling ke David
2021-07-04
1
Lia. Andesta
👍🏻
2021-05-20
1
Maysaa Bella Bella
lanjut thor
2021-04-24
1