Dalam hidup, jika kau ingin dihargai maka belajarlah untuk menghargai terlebih dahulu.
🌹 Happy Reading 🌹
Sudah beberapa minggu sejak peristiwa terakhir yang terjadi di apartemen, Avelia dan David seolah sedang perang dingin. Kali ini bukan David yang berulah, namun Ave yang tiba-tiba saja berubah. Dia memang masih tetap menjadi istri yang baik yang selalu melayani David. Mulai dari memasak, mempersiapkan kebutuhan pria itu, , membersihkan apartemen, dia masih tetap saja melakukannya. Tetapi sifatnya lah yang berubah.
Tidak ada lagi Avelia yang selalu menunggu suaminya itu pulang dan menyambutnya dengan senyuman manis.
Tidak ada lagi yang selalu mengirimi pesan untuk mengingatkan suaminya makan siang. Tidak ada lagi note-note kecil yang akan ditempelkannya saat dia pergi meninggalkan apartemen. Ave berubah,menjadi gadis yang dingin. Dia seolah-olah ingin mengimbangi sifat suaminya itu. Membangun dinding pembatas yang tidak kasat mata.
David menyadari perubahan sikap Avelia. Menerka jika hal itu ada kaitannya dengan tamparan dan perkataannya waktu itu yang mungkin saja menyakiti hati Avelia. Ada sedikit perasaan bersalah dalam dirinya. Namun tentu saja egonya tidak mengizinkannya untuk meminta maaf.
Avelia meletakkan makan malam yang baru saja dimasaknya di atas meja makan. Tidak ada senyuman atau pun ekspresi, wajahnya sungguh datar. Entah bagaimana gadis itu bisa berubah menjadi tanpa ekspresi seperti itu. David mengamati dalam diam saat tangan gadis itu mulai menyendokkan nasi, lauk dan sayur ke piringnya. Setelah selesai gadis itu berbalik hendak berjalan ke dapur namun perkataan David menghentikan langkahnya.
“Kata ibu kau ingin membuka butik?” Beberapa hari yang lalu ibu David menghubungi. Membicarakan perihal rencana Ave yang ingin membuka butik. David yang memang tidak tahu apa-apa hanya berkilah jika dia sedang sangat sibuk sampai belum pernah berbicara banyak mengenai hal itu dengan Ave. Padahal memang dia tidak diberitahu apa pun oleh Ave.
“Ya.” Ave hanya menjawab seadanya. Ingin melanjutkan langkahnya namun lagi pertanyaan David menghentikannya.
“Kau meminta izin kepada ayah dan ibu, tapi mengapa tidak meminta izinku?”
Avelia berbalik. Dia menatap tajam ke arah David, lalu tersenyum sinis. “Yang tidak ingin aku bekerja kan orang tuamu dan orang tuaku. Aku sudah mengantongi izin mereka sekarang. Lalu untuk apa lagi meminta izinmu?”
“Tapi aku ini suamimu.” David menjawab dengan suara beratnya, tegas.
“Suami yang tidak pernah menganggapku.”
“Jangan memulai pertengkaran denganku. Aku lelah setelah seharian bekerja.”
“Memangnya siapa yang mau bertengkar denganmu?”
David mengerutkan alisnya. Gadis ini berani juga menjawab semua perkataannya. Dulu dia hanya bisa diam dan sesekali kedapatan menangis. Apa ini sifat aslinya atau secepat ini manusia bisa berubah?
“Terserah. Yang penting lain kali sebelum membicarakan hal penting kepada orang tuaku, jangan lupa memberi tahuku. Jadi saat mereka membahasnya paling tidak aku mengerti harus menjawab apa.”
“Ok. Aku akan membuka butik. Peresmian akan diadakan lusa. Aku sudah memberi tahu kan? Masalah selesai.”
Tanpa menghiraukan David lagi, Avelia berlalu menuju kamar. Sedangkan David hanya menggeram menahan kesal dan memakan makan malamnya dengan mood yang kurang baik.
David menyelesaikan makan malamnya dalam diam. Setelah itu dia berjalan menuju dapur dengan membawa piring dan gelas kotor di tangannya. Dia masuk ke kamar dan mendapati Avelia tengah berbincang via telpon dengan seseorang.
“Nami juga sudah setuju untuk bekerja di butik. Semuanya sudah beres, kita tinggal menunggu hari H peresmian.”
Avelia dapat menangkap dengan ekor matanya saat David berjalan memasuki kamar. Namun dia tidak menggubris sedikit pun dan hanya tetap berbincang dengan Stela.
“Angel? Dia sudah kubujuk. Namun dia sepertinya memang tidak ingin bergabung. Alasannya karena dia tidak mengambil jurusan desain seperti kita bertiga.”
"Hahaha. Entahlah. Kau saja yang tanyakan langsung padanya.”
David melirik dari sofa yang didudukinya, sudah lama dia tidak mendengarkan tawa Avelia.
“Ya, tentu saja. Aku sudah memberikan undangan kepada kak Dimas dan katanya dia pasti akan datang.”
David mendengus begitu nama Dimas disebut. Dimas lagi, Dimas lagi. Apa sih hebatnya Dimas? Dimas diundang, namun aku tidak. Batin David kembali merasa kesal.
Tidak berapa lama, Ave menutup panggilan telepon dengan Stela. Gadis itu memainkan game di ponselnya karena belum mengantuk.
“Kau mengundang si Dimas ke peresmian butikmu?”
“Ya.” Ave menjawab singkat tanpa menatap ke arah David. Matanya masih sibuk menatap layar ponselnya, memainkan game kesukaannya.
“Tapi tidak mengundangku?”
“Memangnya kau mau datang?” , jawab Ave masih dengan tanpa menatap lawan bicaranya atau bahkan melirik sedikit pun.
David berjalan cepat menuju ranjang. Dia merampas ponsel Avelia dan dibalas dengan tatapan tidak suka dari gadis itu.
"Apa masalahmu?” Avelia kesal karena dia hampir saja menang dan orang ini dengan seenaknya merebut ponsel miliknya.
“Masalahku? Pertama, kau tidak menatapku saat berbicara. Kedua, kau mengundang kakak kelasmu tapi tidak mengundangku.” David berbicara to the point, tidak ingin berbelit-belit dengan perasaan kesal di hatinya.
“Pertama, begitulah rasanya kalau kita berbicara namun diabaikan. Kedua, memangnya kalau ku undang, kau mau datang?”
Avelia seolah tidak mau kalah. Matanya melotot tajam seolah David adalah musuh di dalam game yang harus dia musnahkan.
“Kenapa sekarang ini kau suka sekali membantah?” David tidak habis pikir karena ada saja jawaban Avelia yang membuatnya kesal.
Ave mengedikkan bahunya. “Kau juga biasanya memperlakukanku seperti itu. Aku berbicara, kau memainkan ponselmu. Aku bertanya, kau menjawab seadanya bahkan kadang tidak menjawab. Jika ingin dihargai, maka belajarlah untuk menghargai.”
David membanting ponsel Avelia ke ranjang. Pria itu merasa digurui dan membuatnya semakin kesal. Avelia yang melihat kejadian itu menjadi bingung.
Sebenarnya apa sih mau pria ini? Main banting ponsel orang seenaknya. Nanti dia yang kubanting baru tahu rasa.
Ingin rasanya Avelia mengatakannya langsung kepada David namun nyalinya belum sehebat itu. Maka dia hanya bisa mengatai dalam hati.
“Jangan seenaknya membanting yang bukan milikmu.”
“Aku kesal melihat pemiliknya.”
Dia ini sakit atau kenapa. Ngomel sendiri, kesal sendiri. Biasanya juga dia masa bodoh dengan keberadaanku. Atau jangan jangan dia kerasukan?
“Jika kesal melihatku, ya jangan dilihat.”
Jawab Avelia acuh tak acuh dengan ponsel yang sudah kembali di tangannya. Gadis itu langsung memeriksa ponsel miliknya dan syukurlah benda persegi panjang itu tidak apa-apa.
“Jadi kenapa kau mengundangnya, tapi tidak mengundangku hah?”
David bertanya dengan setengah berteriak. Dia berkacak pinggang. Sungguh kesal karena sedari tadi tidak ada pertanyaannya yang dijawab dengan benar. Avelia melongo tidak percaya.
Apa sih masalah pria ini?
“Memangnya kalau ku undang, kau mau datang?”
“Ya, itu tergantung jadwalku.”
Avelia mengernyitkan dahinya. Tidak habis pikir dengan pria aneh yang berstatus sebagai suaminya.
“Jika belum pasti bisa datang, kenapa dari tadi sewot masalah undangan sih?”
“Paling tidak kan diundang dulu, baru aku mengecek jadwal dengan sekretarisku.”
Avelia mengalah. Sepertinya pria ini memang sedang memiliki masalah dengan kepalanya. Ave lantas membuka tas yang berada di meja riasnya dan mengeluarkan sebuah amplop berisi undangan.
“Sudah aku undang. Datang atau tidak, itu urusanmu”, katanya kemudian.
David menerima undangan yang disodorkan Avelia dengan mata yang berbinar. Dia seperti baru mendapatkan harta karun padahal kenyataannya itu hanyalah secarik kertas undangan.
“Baiklah. Aku akan mengecek jadwal dan mengatur waktuku.”
David berjalan dengan undangan di tangannya dan memasukkan undangan itu ke dalam tas kerjanya.
Jangan berharap, Ave. Dia datang atau tidak bukanlah poin utamanya. Ingat, ekspektasi bisa menimbulkan kekecewaan. Dan kau sudah terlalu sering dikecewakan.
--- TBC ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Meta Lia
calon bucit deh si David baru tau rasa klu melihat istrinya sama laki lain
2021-08-26
0
Rachman 1975
suka kata2x thoor 👍👍👍
2021-05-16
1
Siska Nofrika
mantap ve...
2021-03-03
1