Yang menyakitkan tentang cinta adalah tidak peduli berapa lama kau telah mencintai seseorang dan seberapa tulus cintamu, namun jika orang itu tidak mau membalasnya maka semuanya akan sia-sia. Cintamu hanya akan bertepuk sebelah tangan.
🌹 Happy Reading 🌹
“Ave, kau masih disana tidak? Kau tidak pingsan lagi kan?” Dengan nada panik setengah berteriak, Angel bertanya.
“Ya ampun, berhentilah berteriak Angel. Aku masih disini. Kau saja yang berbicara terlalu cepat dari tadi, ku kira kau masih akan bertanya. Karena itu aku hanya diam saja dan menjadi pendengar yang baik sampai kau selesai.”
“Aku begini juga karena mengkhawatirkanmu,Ve. Kau terlalu memaksakan diri kemarin. Kau sendiri kan tahu bagaimana lemahnya dirimu terhadap alkohol.” Bibir Avelia sedikit terangkat setelah Angel menyelesaikan ucapannya, tersenyum karena perhatian yang diberikan sahabatnya itu.
“Aku mengerti, Njel. Terima kasih karena telah mengkhawatirkanku. Baiklah, sekarang giliranku berbicara kan?”
“Emm...” Angel hanya bergumam mengiyakan pertanyaan Ave.
“Kepalaku masih sedikit berdenyut, tapi aku yakin sebentar lagi juga akan baik-baik saja. Aku hanya perlu minum teh hangat. Tadi malam, bukannya aku terlalu bersemangat minum tapi ya kau tau sendiri. Aku hanya sedang sangat ingin melupakan luka yang diberikan David kemarin. Aku tidak tahu responnya seperti apa, karena aku baru saja bangun dari tidur panjangku sejak pingsan kemarin dan dia sudah tak ada saat aku membuka mata. Dan siapa kau bilang tadi? Kak Dimas? Bagaimana dia bisa ada disana? Kapan dia kembali?”
Gantian, kini Ave yang memberondong Angel dengan rentetan pertanyaannya. Nama Dimas yang sudah lama tidak dia dengar kini muncul ke permukaan. Tentu saja hal ini membuat Avelia penasaran. Sepengetahuan Ave, pria itu pergi ke luar negeri setelah kelulusannya. Semenjak itu tidak pernah ada kabar dari kakak kelas yang dulu cukup dekat dengannya itu.
Angel terkikik geli di seberang sana. Gantian Ave yang bertanya panjang kali lebar. “Yasudah, istirahatlah yang cukup di rumah. Jangan terlalu banyak berpikir ya? Tentang kak Dimas, aku tidak sempat berbicara banyak dengannya. Aku sendiri terkejut begitu melihatnya. Katanya dia sedang menghadiri pesta ulang tahun temannya yang kebetulan dirayakan di klub itu. Dan kak Dimas terlihat begitu mengkhawatirkanmu. Lalu dia membawamu pulang.”
Avelia mengernyit. “Kalian membiarkanku pulang berdua saja dengan kak Dimas?”
Angel dengan polosnya menjawab “ya dan dia tidak keberatan.”
“Kalian yang menjemputku. Tega sekali tidak ikut mengantarku pulang.”
“Aku hanya ingin memberi sedikit pelajaran pada suamimu itu. Itu pun kalau dia masih memiliki hati dan pikiran.”
“Apa? Mengapa kak David yang dibawa-bawa?” Tak habis pikir, apa hubungannya David dengan diantar pulang oleh Dimas.
“Bukankah suamimu paling benci dipanggil kakak olehmu?” Bukannya menjawab, Angel malah balik bertanya.
“Iya, benar. Tapi aku kan sedang berbicara denganmu Angel, bukan dengan kak David. Bagaimana pun dia terpaut beberapa tahun lebih tua dariku. Aku sebenarnya tidak enak hanya memanggil namanya, tapi begitulah yang dia mau.” Avelia mendesah. Mengingat bagaimana bencinya David dipanggil kakak olehnya.
"Aku bukan kakakmu. Jangan pernah panggil aku kakak. Panggil namaku saja. Tapi lebih baik lagi kalau tidak usah berbicara denganku."
Dan semenjak saat itu, Avelia mulai memanggil David dengan namanya saja, tanpa embel-embel kakak di depan. Walau dia merasa sedikit kurang sopan karena pria itu adalah suami yang beberapa tahun lebih tua darinya.
“Kau selalu saja merasa tidak enak padanya. Dia pulang dengan membawa kekasih gelapnya, tidak pernah tuh merasa tidak enak padamu.”
“Ya, aku tahu aku bodoh. Berhentilah menyudutkanku.”
“Aku tidak menyudutkanmu, hanya mengingatkan saja. Ve, kau sedari dulu adalah gadis yang cerdas. Mungkin cinta membuat otakmu sedikit bermasalah, tapi percayalah otak brillianmu pasti masih ada di tempatnya. Kecuali jika seseorang membelah kepalamu dan mencurinya darimu.”
“Aku tidak tahu itu pujian atau hinaan, tapi terima kasih.”
Angel tergelak di seberang sana. “Jangan sungkan, girl. Dan pertanyaanmu tentang David, aku memiliki rencana untuk membuatnya cemburu dengan kehadiran kak Dimas.”
Avelia bingung. Bagaimana mungkin Angel memikirkan ide seperti itu. “Kan kau tahu kalau kak David bahkan tidak pernah peduli dengan keberadaanku. Bagaimana bisa dia cemburu?”
“Nah itu juga yang sempat terbesit di pikiranku. Cemburu kan hanya untuk manusia yang punya hati. Untuk manusia dengan spesies seperti suamimu, aku sebenarnya tidak terlalu yakin.”
“Ya! Kau kira suamiku itu binatang?” Sedikit tidak terima suaminya disebut tidak punya hati oleh Angel. Walaupun itu sedikit banyak benar adanya.
“Aku tidak mengatakan seperti itu, namun jika kau menyimpulkan seperti itu, lalu aku bisa apa?” Angel tertawa, membuat Ave mendengus kesal.
Selesai dengan tawa garingnya, Angel kembali berbicara “Pria itu adalah makhluk yang egois. Memang tidak semua, namun sebagian besar seperti itu. Untuk cemburu, kemungkinan sangat tipis suamimu bisa merasakannya. Namun biar bagaimanapun, kau adalah istrinya. Mari kita lihat, apa pria itu tidak merasa terganggu sedikit pun jika istrinya diantar pulang oleh pria lain? Yang kutahu, pria sangat tidak suka jika miliknya diganggu apalagi sampai diambil oleh orang lain. ”
Avelia kini paham arah pembicaraan Angel. Walaupun tidak yakin dengan apa yang dipikirkan oleh sahabatnya itu.
“Tapi bagaimana dengan kak Dimas? Secara tidak langsung kau telah menyeretnya ke dalam masalah ini.” Avelia berbicara pelan. Dalam hati dia tidak rela menyeret pria baik itu ke dalam masalah rumah tangganya yang rumit.
“Ide itu benar-benar spontan kemarin malam. Dan begitu sampai di rumah baru aku memikirkannya. Aku jadi merasa tidak enak hati kepada kak Dimas. Tapi kau tahu Ve, dari tatapan matanya sepertinya kak Dimas masih mencintaimu. Dan aku yakin jika dia mengetahui kau tersiksa dengan pernikahanmu, maka dia pasti akan merasa sedih.”
Avelia terhenyak. “Aku tidak mau kita membawa kak Dimas lagi dalam masalahku, Njel. Cukup sekali saja. Dia itu pria baik, tidak pantas rasanya kita memanfaatkannya seperti ini.” Avelia benar-benar akan merasa bersalah kalau Dimas tersakiti lagi.
“Kau benar. Dia memang pria baik. Aku jadi merasa bersalah padanya. Mungkin dia sekarang sudah mengetahui kalau kau sudah menikah. Perasaanku mengatakan pasti dia sudah bertemu dengan suamimu.”
“Itu adalah fakta yang cepat atau lambat dia pasti akan mengetahuinya. Aku jadi kepikiran perkataanmu sebelumnya. Apa benar kak Dimas masih mencintaiku?”
“Aku tidak yakin seratus persen, namun dari tatapan matanya dan raut wajahnya yang tampak terlihat sangat khawatir, aku bisa menyimpulkan bahwa dia masih mencintaimu.”
Avelia termenung. Setelah pembicaraan panjangnya dengan Angel lewat telepon, pikirannya melayang ke masa lalu. Tentang masa SMA dan pria itu, Dimas Evan...
--- TBC ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Meta Lia
beralih saja sama si dimas
2021-08-26
0
Vera😘uziezi❤️💋
Lanjut kakak
2021-02-25
1
Wiwik Hendri
ape cerdas apa songong thor? kalo cerdas harusnya punya kerjaan profesional... ga hidup kek benar, ga punya harga diri.
2021-02-17
1