Menemukan orang yang berkata mereka mencintaimu bukan lah hal yang sulit. Namun menemukan seseorang yang benar-benar tulus dan rela berkorban demi cintanya kepadamu adalah hal yang langka.
🌹 Happy Reading 🌹
David masih sibuk mengitari apartemen miliknya sampai bel berbunyi. Seseorang di balik pintu sana sepertinya sangat tidak sabaran. David mendengus kesal dan membuatnya cepat-cepat keluar dari kamar. Dilihatnya Zico sudah berdiri di dekat pintu, berniat untuk membukanya. Namun karena memang tinggi badannya, bocah itu sedikit kesulitan.
“Biar uncle saja, Boy.” Zico melihat pamannya dan bergeser ke samping. David melihat layar di hadapannya dan matanya terbelalak melihat ternyata Agatha yang datang.
“Zico kembali ke sofa saja ya.” Zico menurut. Setelah mengangguk singkat, dia berbalik.
David membuka pintu apartemen. Dia berpikir lebih baik berbicara dengan Agatha di luar saja. Namun gadis itu malah menerobos masuk dan langsung menghambur ke pelukannya.
“Sayang, aku merindukanmu,” Agatha berbicara dengan nada manjanya.
Tangannya sudah akan meraih wajah David, namun pria itu menepisnya. David melepas pelukan Agatha. Pria itu berbalik berniat untuk memastikan bahwa keponakannya tidak melihat adegan itu. Pupus sudah harapannya. Ternyata Zico sudah melihatnya. Bocah itu hanya memandangi Agatha dengan pandangan yang tidak suka.
“Oh maaf. Ada keponakanmu ternyata.” Agatha yang mendapati Zico berada beberapa meter dari arah mereka menampilkan wajah polosnya. Tersenyum manis kepada Zico.
“Hi, anak tampan. Zico kan?” Agatha bertanya dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya.
“Iya, aku Zico. Tante ini siapa?”
Zico memandang Agatha lalu David secara bergantian. “Mengapa memeluk uncle Dav begitu? Kan hanya aunty Ave yang bisa melakukannya.”
Zico melayangkan protes. Sepengetahuannya, hanya pasangan yang bisa saling memeluk seperti itu.
“Tante Agatha adalah teman uncle. Karena sudah lama tidak bertemu, makanya dia secara refleks langsung memeluk uncle.” David mencoba menjelaskan. Zico menatap Agatha tajam. Bocah kecil itu merasa tante di hadapannya saat ini hanya tersenyum palsu.
“Teman yang sangat spesial, lebih tepatnya.” Agatha menimpali. David yang mendengar itu melotot.
Dia tidak ingin Agatha menjelaskan hal yang tidak-tidak kepada keponakannya. Baru dia akan meminta Agatha berhenti dan pulang saja, wanita itu malah mendekati Zico. Dia hendak mengelus kepala Zico. Namun Zico
cepat-cepat menghindar.
“Kata mommy, tidak baik dekat-dekat dengan orang asing.” Agatha menarik kembali tangannya lalu menatap Zico. Senyum kembali terbit di bibirnya.
“Tapi tante ini kan teman spesial uncle Dav, berarti tante bukan orang asing,” ujarnya menjelaskan. Agatha mencoba tetap tersenyum walau dalam hati dia sudah mulai merasa kesal. Anak ini banyak bicara ternyata, pikirnya.
“Tante kan teman uncle, bukan teman Zico. Dan aku merasa tante bukan orang yang cocok untuk dijadikan teman.”
Zico berkata dengan polosnya. Dia mengutarakan isi hatinya dengan jujur. Memang dia merasa kalau Agatha ini tidak tulus, bahkan saat tersenyum sekali pun.
Agatha menggeram. Ingin sekali rasanya membekap mulut bocah ingusan itu dengan bantal kursi agar mulutnya yang tajam itu tidak lagi bicara. Namun dia tidak mungkin melakukannya karena David ada disana.
“Kalau begitu, mau berteman dengan tante? Zico akan merasakan kalau ternyata berteman dengan tante itu asyik loh.” Wajahnya diatur seceria mungkin, menutupi emosi yang sesungguhnya.
“Tidak.” Zico menjawab dengan tegas. “Maaf ya tante, Zico merasa aunty Ave bisa menjadi teman yang jauh lebih baik daripada tante. Berteman saja dengan uncle, tapi lain kali jangan peluk-peluk uncle ya. Uncle hanya bisa memeluk aunty Ave dan begitupun sebaliknya.”
Agatha menggeleng tidak percaya. Bagaimana bisa bocah berusia empat tahun mengatakan kalimat begitu. Dan siapa dia berani mengaturku, bahkan membanding-bandingkanku dengan Avelia, pikirnya.
David yang sejak tadi menyimak pembicaraan keduanya menarik tangan Agatha, berniat mengajaknya bicara di luar. Agatha yang merasa tangannya ditarik melihat David memberikan kode dengan matanya. Dia tahu pria itu ingin mereka berbicara di luar saja.
“Ah, baiklah. Sedih rasanya tidak bisa berteman dengan Zico. Tapi tenang saja, tante akan tetap berteman dengan uncle Dav. Walau tante tidak yakin tidak akan peluk uncle Dav lagi.”
David memutar bola matanya malas. Dia tidak suka Agatha yang meladeni keponakan kembarnya yang baru berusia empat tahun. Diiyakan saja kan bisa, biar gampang dan pembicaraan tidak semakin panjang.
“Zico, uncle mengantar tante Agatha dulu sampai pintu ya.” David menarik paksa tangan Agatha setelahnya. Wanita itu mendengus tidak suka. Tanpa mengucapkan selamat tinggal, dia mau tidak mau mengikuti David.
David menghempaskan tangan Agatha dengan kasar begitu dia menutup pintu apartemen. Wanita itu meringis. Jarang sekali David memperlakukannya seperti ini. Pria itu biasanya memperlakukannya dengan sangat baik, bahkan memanjakannya.
“Kau ini kenapa, sayang?” Agatha bertanya dengan suara manjanya.
“Kau ini yang kenapa? Bisa-bisanya kau berbicara seperti tadi kepada Zico. Keponakanku itu masih berumur empat tahun!” Nada suara David meninggi dan matanya menatap Agatha dengan tajam. Melihat hal itu nyali Agatha sedikit menciut. Biasanya David tidak akan sampai hati marah kepadanya jika suara manjanya sudah keluar. Namun kali ini seperti tidak berguna.
“Aku kan hanya ingin dekat dengan keponakanmu. Ternyata dia memiliki mulut yang lumayan tajam.” Agatha mengelak. Dia tidak ingin disalahkan.
“Dia tidak akan begitu jika kau tidak menanggapinya dengan hal yang tidak-tidak.”
“Jadi kau menyalahkanku?” Agatha bertanya lirih.
“Ya!" jawab David dengan tegas. “Sekarang pulanglah. Aku masih harus menjaga keponakanku. Lain kali kabari aku jika mau datang ke apartemen.”
“Sayang...” Agatha masih berusaha untuk mengambil hati David dengan suara manjanya. Namun seolah tidak peduli, David hanya mengibaskan tangan kanannya seolah menyuruh Agatha untuk cepat pergi.
Agatha merutuki Zico dalam hati. Gara-gara bocah ingusan itu dia diperlakukan seperti ini oleh David. Akhirnya Agatha memutuskan untuk pergi dari apartemen itu karena David sepertinya benar-benar marah. Dia menghentakkan kakinya karena kesal. Namun ucapan David menghentikannya.
“Lain kali jangan memelukku seperti itu di depan keponakanku. Aku tidak suka.” Agatha menatapnya tidak percaya. Dia sering melakukannya, bahkan di depan Avelia sekali pun. Gadis itu hanya mendengus kesal dan berlalu pergi.
David kembali masuk ke apartemen begitu Agatha tidak kelihatan lagi dari jarak pandangnya. Pria itu mengernyit mendapati Zico berdiri di balik pintu.
“Uncle, boleh Zico jujur?”
“Hmm... tentu.” David tahu arah pembicaraan ini. Keponakannya ini pasti akan kembali membicarakan tentang Agatha.
“Zico tidak suka dengan tante Agatha. Selain menjadi tamu yang tak diundang, Zico merasa tante itu bukanlah orang yang baik. Senyumnya tidak tampak tulus dan dia seenaknya saja memeluk Uncle. Kan sebenarnya tidak baik. Maaf ya Uncle, Zico hanya mengatakan apa yang dipikirkan saja.” Zico memandang David dengan cemas. Takut jika pamannya marah karena kata-katanya barusan.
“Tidak apa-apa, Boy. Kita tidak bisa memaksakan diri untuk suka dengan seseorang.”
“Baiklah, Uncle. Zico berharap Uncle jangan terlalu dekat dengan tante itu.” David lalu hanya mengangguk.
Bagaimana bisa dia tidak terlalu dekat dengan kekasihnya sendiri? Namun perkataan Zico tentang Agatha orang yang tidak baik membuat David berpikir. Zico selain cerdas, dia juga memiliki feeling yang cukup bagus. Ah, bagaimanapun Zico hanya anak berusia empat tahun yang belum terlalu mengerti kehidupan, manusia dan sifat-sifatnya, pikir David kemudian.
“Uncle masih belum menemukan aunty Ave?”
Pertanyaan Zee yang datang tiba-tiba mengagetkan David dan Zico. Mereka berdua saling tatap. Dan kecemasan tampak di wajah keduanya.
--- TBC ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Yati Ratinah
dave sudah dibutakan oleh cinta jadi besi karat seperti berlian. bodoh
2021-08-16
0
Vera😘uziezi❤️💋
Anak kecil itu biasa nya lebih sensitif perasaan nya
2021-02-25
1
Amilia Indriyanti
4 thn
jenius
hanyan ada di novel 😂😂
2021-02-12
2