Terkadang kau mulai sadar akan arti seseorang dan mulai takut kehilangan di saat kau tahu jika ada orang lain yang mencintainya.
🌹 Happy Reading 🌹
Avelia Wrestlin adalah cinta pertamanya. Dia tak berubah. Masih tetap cantik seperti dulu, malah kini terlihat lebih dewasa. Begitulah pikiran Dimas ketika melihat Avelia setelah beberapa tahun berlalu. Dimas yakin bahwa gadis ini masih sama, tidak kuat akan alkohol. Dan pria itu tidak mengerti mengapa Avelia bisa meminum wiski yang merupakan salah satu minuman dengan kadar alkohol cukup tinggi.
Dimas membuka pintu mobil dengan tangan kirinya dan menurunkan Avelia dengan perlahan. Setelah dirasa posisi gadis itu sudah cukup nyaman, dia berdiri di samping mobilnya. Menunggu ketiga gadis yang semakin mendekat dengan napas yang sedikit terengah.
“Angel, maaf. Aku melangkah terlalu cepat ya? Itu karena aku mengkhawatirkan sahabat kalian ini. Setahuku dia tidak pernah kuat dengan yang namanya alkohol. Dan melihatnya sampai pingsan karena mabuk membuatku khawatir.”
Dimas menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Merasa sedikit tidak enak hati karena membuat ketiga gadis itu kewalahan untuk menyusul mereka.
“Ah... Tidak masalah kak. Kami malah seharusnya berterima kasih karena Kakak mau membantu kami membawa Ave. Benarkan,girls?” Kedua gadis lain yg berada di samping Angel mengangguk sambil tersenyum.
“Ngomong-ngomong, bagaimana bisa kakak berada disini? Datang di waktu yang sangat tepat. Seperti superhero dalam film-film saja.” Angel teringat bahwa Dimas belum menjawab pertanyaannya tadi.
“Ada temanku yang berulang tahun dan merayakannya disini. Aku tadinya ingin menyapa begitu melihat kalian, tapi belum sempat bertegur sapa, Avelia sudah jatuh pingsan.”
"Oh begitu ya Kak. Ah iya, aku hampir lupa. Kenalkan kak, ini sahabat-sahabatku dan Ave. Yang ini Nami dan yang ini Stela,” ujarnya sambil menunjuk kedua sahabatnya secara bergantian.
“Hai. Aku Dimas Evan, kakak kelas Angel dan Ave saat sekolah menengah atas. Senang bertemu dengan kalian berdua,” katanya sambil mengulurkan tangannya dan disambut oleh Nami dan Stela.
“Kami juga senang bisa kenal dengan Kakak.” Nami menjawab yang diangguki cepat oleh Stela.
“Sepertinya kita harus segera mengantarnya.”Dimas melirik ke dalam mobil dan diikuti ketiga sahabatnya. Mereka melihat Avelia mulai menggeliat tidak nyaman.
“Kalian tahu kan tempat tinggalnya? Bisa tolong ikut dengan mobilku untuk menunjukkan arah jalannya?”
“Hmm... maaf Kak, kami tidak bisa. Rumah kami dan Ave sangat berbeda arah, dan ini sudah larut malam. Kalau ke rumahnya dulu bisa-bisa kami akan sampai subuh di rumah masing-masing dan akan disuruh tidur di luar. Apa kakak bisa mengantarnya sendiri? Aku mohon.” Angel memberi kode kepada Nami dan Stela lewat tatapan matanya.
Stela dan Nami saling bertatapan, lalu mengangguk secara bersamaan.
“Iya, tolong bantu kami untuk mengantarkan Ave pulang ya Kak. Aku bisa dicoret dari kartu keluarga kalau pulang terlalu larut.” Nami memasang wajah memelasnya.
“Baiklah. Aku akan mengantarnya sendiri. Dimana alamat Ave sekarang?”
“Dia tinggal di Paradise Apartemen lantai 13 No 10,Kak. Kami benar-benar minta maaf Kak, bukannya kami tidak mau ikut mengantarkan Ave, tapi memang karena ini sudah larut.”
“Iya, aku mengerti. Tak apa. Lain kali jangan berada di klub sampai terlalu larut. Aku hanya mengingatkan, tidak baik untuk gadis-gadis seperti kalian.”
“Baik Kak. Terima kasih banyak. Kakak masih saja baik, sama seperti dulu.” Angel memuji Dimas yang hanya ditanggapi pria itu dengan senyuman.
“Hati-hati saat pulang ya. Kami berangkat.” Dimas pun melambaikan tangannya keluar dari jendela mobil. Mobil perlahan bergerak menjauh meninggalkan area klub malam, menyisakan Angel, Stela & Nami yang masih berdiri disana.
"Apa tak masalah membiarkan Ave diantar sendiri oleh kak Dimas?” Sebenarnya Stela sedikit ragu saat Angel memberikan kode untuk mengiyakan perkataannya.
“Jangan khawatir. Kak Dimas adalah pria yang baik. Dan Avelia adalah cinta pertamanya, jadi dia tidak mungkin berbuat macam-macam. Kalian tenang saja.”
Mata Stela membulat, sedikit terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya. “Benarkah? Wah Ave beruntung sekali mempunyai cinta pertama seperti kak Dimas. Selain tampan, dia juga terlihat baik dan perhatian. Kenapa tidak menikah dengan kak Dimas saja? Daripada dengan si pria songong seperti David.”
Angel mendengus. Sahabatnya yang satu ini hobi sekali menyerocos seperti petasan. Tingkat rasa ingin tahunya juga sangat tinggi.
“Stela sayang, aku kan mengatakan kalau Ave adalah cinta pertama kak Dimas. Aku TIDAK mengatakan kalau kak Dimas adalah cinta pertama Ave. Intinya, cinta kak Dimas bertepuk sebelah tangan.” Angel memberikan penekanan pada kata tidak.
“Wah wah. Jadi maksudmu cinta kak Dimas ditolak, begitu?” Semakin rasa ingin tahu Stela menjadi. Nami hanya tertawa pelan melihat ekspresi wajah Angel yang seperti ingin menenggelamkan Stela ke laut saat itu juga.
“Ya, begitulah kira-kira.” Akhirnya Angel menjawab sekenanya, tidak ingin membahasnya lebih jauh lagi.
“Kenapa Ave...” Belum selesai Stela dengan ucapannya, Nami sudah memotongnya. Dia tahu kalau emosi Angel akan meledak jika Stela bertanya lebih jauh lagi. Dia sudah hafal bagaimana sifat sahabat-sahabatnya itu. Stela dengan rasa ingin tahunya yang sangat tinggi, Angel dengan emosinya yang sedikit labil, dan Ave dengan kesabaran & ketulusannya yang seperti tanpa batas.
“Apa menurutmu tidak masalah kalau David melihat kak Dimas mengantarkan Ave pulang?” Nami menatap Angel serius. Sedari tadi inilah yang dia pikirkan saat mengetahui Ave aman dengan Dimas.
Angel tersenyum licik. Membuat Nami sedikit bergidik. “Itulah tujuan utamaku. Membuat pria br*ngsek itu melihat istrinya diantar pulang oleh pria tampan seperti kak Dimas. Biar dia tahu kalau Ave memiliki pria tampan di sekitarnya. Bukan dia satu-satunya pria di kehidupan Ave. Semoga saja otaknya mulai berfungsi dengan benar. Itu pun kalau dia masih memiliki otak.”
Nami mengangguk paham. Dalam hati juga berharap semoga saja apa yang dipikirkan Angel terjadi. Sementara Stela masih sibuk dengan spekulasinya sendiri.
Mengapa Ave bisa menolak cinta seorang pria sekeren kak Dimas?
“Aku tidak menyangka kalau kau bisa memikirkan ide secemerlang itu. Cemburu. Tak bisa kubayangkan bagaimana kalau suaminya Ave cemburu.”
“Cemburu hanya untuk orang yang memiliki hati, Mi. Aku tidak yakin pria itu memiliki hati mengingat curahan hati Ave tentangnya. Ya paling tidak, aku berharap semoga si David sok tampan itu sadar kalau Ave sebenarnya masih sangat amat mempesona untuk bisa
mendapatkan pria lain jika dia mau.”
“Betul sekali. Kalau aku menjadi Ave, lebih baik aku meninggalkan suamiku yang bisanya hanya menyakiti hati dan berlari ke pelukan kak Dimas.” Angel hanya melirik malas ke arah Stela, dan Nami hanya terkikik geli melihat kelakuan keduanya.
“Itu kan kau. Dan pertanyaannya, menurutmu kak Dimas mau dipeluk olehmu? Kalau menurutku, dia ogah!” Tawa Nami akhirnya pecah. Sementara Stela memberengut kesal.
“Jadi kita pulang sekarang?” Nami bertanya setelah berhasil meredam tawanya.
“Bagaimana kalau kita lanjut satu putaran lagi?”
Nami mengernyit mendengar jawaban Angel, bukankah tadi alasannya tidak bisa ikut mengantar Ave karena ini sudah terlalu larut? Well, memang benar sekarang sudah jam satu malam.
“Bukannya tadi kau mengatakan takut disuruh tidur di luar jika pulang terlalu larut?”
“Bukannya tadi kau mengatakan takut dicoret dari kartu keluarga jika pulang terlalu larut?” Bukannya menjawab, Angel malah bertanya balik. Lantas keduanya pun tertawa bersamaan. Angel dan Nami menyadari bahwa mereka sama-sama mendramatisir keadaan agar Dimas setuju mengantar Ave pulang seorang diri.
Ya, ketiganya memang masih tinggal dengan orang tua. Namun orang tua mereka sibuk dengan pekerjaan. Dan melihat anaknya sudah dewasa, mereka tidak pernah memiliki kendala saat pulang larut. Hanya kadang diberi sanksi penarikan kartu kredit satu atau dua minggu jika kedapatan pulang dalam keadaan mabuk parah.
“Yayaya, terserahlah. Aku pulang duluan.” Stela yang merasa kesal kepada Angel memutuskan untung pulang
lebih awal. Berjalan menjauh dari keduanya.
“Stela...” Angel dan Nami berteriak bersamaan. Sadar kalau mereka ke klub dengan tidak membawa mobil dan menumpang di mobil Stela. Keduanya lantas berlari mengejar Stela yang berjalan dengan santainya seolah tidak mendengar namanya dipanggil.
Setibanya di apartemen yg disebutkan Angel tadi, Dimas pun langsung membawa Ave menuju ke lantai 13. Cukup menguras tenaganya memang. Untung saja ada lift dan tubuh Ave yang memang tergolong langsing. Mereka telah sampai di depan unit apartemen Ave. Dimas merutuki kebodohannya. Passwordnya. Bagaimana ini? Avelia tidak bergeming, mungkin gadis itu kini sudah tertidur. Dia tidak tega membangunkan gadis itu. Lantas memencet bel adalah pilihan satu-satunya.
Dimas memencet bel beberapa kali lalu muncullah seorang pria. Seingat Dimas, Avelia tidak memiliki saudara. Dia adalah anak tunggal. Lalu siapa pria ini?
“Emm.. maaf mengganggu , benar ini unit apartemen gadis ini? Apartemen Avelia Wrestlin maksudku,” tanya Dimas yang mau tak mau harus membuka percakapan terlebih dahulu karena pria di hadapannya hanya diam sambil menatap dengan tatapan tajam penuh dengan selidik.
“Iya. Ini apartemen kami. Sini biar aku yang membawa dia masuk.” Dia langsung mengambil alih Avelia dari tangan Dimas dan masuk ke dalam. Dimas yang khawatir jika Ave diapa-apakan oleh pria itu, mengikuti mereka dari belakang. Pria itu membawa masuk Avelia ke satu-satunya kamar yang ada disana, lantas membaringkannya di atas ranjang.
“Eheem...” pria itu sudah berdiri di depan Dimas entah sejak kapan. Dimas terlalu sibuk dengan pertanyaannya sendiri.
Siapa pria ini? Mengapa dia bisa ada di apartemen Ave saat tengah malam? Apa dia juga akan tidur disini malam ini?
Semua pertanyaan itu berkeliaran di pikiran Dimas. Dia hanya dapat memikirkan dua kemungkinan. Yang pertama, pria itu sepupunya atau paling tidak saudara jauhnya. Dan yang kedua, pria itu suaminya? Ah, tidak mungkin yang kedua. Ave masih terlalu muda untuk menikah. Dimas lantas menepis kemungkinan kedua dari kepalanya.
“Terima kasih sudah mengantar istriku pulang. Tapi tidakkah menurutmu membawa seorang wanita yang sudah bersuami dan memulangkannya dalam keadaan pingsan karena mabuk adalah perbuatan yang kurang sopan?” David bertanya saat dilihatnya pria asing yang berada di depannya hanya diam. Jelas David tahu kalau Avelia baru saja minum. Aroma alkohol tercium begitu jelas di indra penciumannya.
Deg... Dimas terkejut. Hatinya berdenyut nyeri. Avelia sudah bersuami.
Avelia, kau baru saja menyenangkan hatiku dengan perjumpaan kita kembali namun sekarang kau juga baru saja menghancurkan perasaanku sampai berkeping-keping.
“Eheem...” pria itu berdehem lagi.
“Ah, maaf. Tapi tadi Ave tidaklah pergi denganku. Dia pergi dengan ketiga temannya dan aku hanya membantu untuk membawanya pulang.”
“Oh,baiklah. Kau tahu arah pintu keluarnya kan?” tanyanya dengan datar.
“Ya, aku tahu. Ngomong-ngomong, aku Dimas Evan, kakak kelas Ave saat SMA. Tolong jangan salah paham dan menyalahkan Ave
untuk kejadian ini. Aku tahu dia sejak dulu. Dia paling tidak kuat dengan yang namanya alkohol. Bahkan bir saja bagaikan racun untuknya, namun tadi dia nekat meminum wiski. Menurutku, mungkin dia hanya ingin melupakan masalahnya untuk sejenak saja.” Dimas berbicara panjang kali lebar, mencoba menjelaskan apa yang terjadi. Meskipun hatinya sakit mengetahui kenyataan pahit yang baru didengarnya, namun dia tidak ingin Avelia mengalami masalah dengan suaminya.
Pria di hadapannya hanya mengangukkan kepalanya acuh tak acuh. “Dan aku adalah David Carlisle, suami dari Avelia Carlisle.” Seolah ingin menegaskan sekali lagi bahwa Avelia adalah istrinya.
“Baiklah. Kalau begitu saya permisi, Tuan Carlisle.”
David tidak menanggapi lagi, lantas Dimas pun berjalan keluar. Dimas melangkahkan kaki keluar dari apartemen itu dengan perasaan hancur. Pupus sudah harapannya tentang cinta pertamanya.
--- TBC ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Yati Ratinah
ave lebih baik sm dimas aja thor. bikin david cemburu seperti yg anjel bilang
2021-08-15
0
Sulati Cus
kemarin kemana aja bank?? baru sekarang bilang istri, istri tak dianggap maksudmu bank David??? menyebabkan
2021-07-04
0
Vera😘uziezi❤️💋
Aduuuuuh nyeri hati kak
2021-02-25
1