biarkan saja dirinya dan Toni terus bekerjasama dengan baik, hingga waktunya tiba dirinya akan menghancurkan Toni.
"aku tidak sabar untuk menghajar kamu Toni, aku ingin melihat kamu menderita karena telah merusak keluargaku." gumam Andy sambil menunjukan senyuman iblis.
Sementara itu di kediaman keluarga Willy. Willy mendapatkan panggilan dari ajudan ayahnya, ayahnya memanggil Willy untuk datang ke pesta keluarga.
Willy yang mendengar ayahnya mengatakan hal tersebut pun kaget, "bukankah dia sudah mengusirku dari rumah, kenapa ayah menyuruhku untuk mendatangi pesta keluarga, apa sebenarnya yang ayah rencanakan?." ucap Willy yang penasaran dengan ayahnya.
"ada apa mas" ucap Mita yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar.
"ini ajudan ayah menyuruh kita untuk datang ke pesta keluarga aku tidak tahu apa yang ayah rencanakan bukankah dia sudah mengusir kita." ucap Willy.
"tapi bukankah bagus jika ayah mengundang Kita sekeluarga, mungkin ayah ingin memperbaiki hubungan dengan kita semua." ucapnya.
"hmm, apa mungkin begitu Jika memang ayah ingin memperbaiki hubungan dengan kita tapi bagaimana dengan Toni dia mungkin akan membenci kita, dan mungkin Toni akan mempermalukan kita." ucapnya.
"tapi jika kita tidak datang Ayah pasti akan marah pada kita, dan dia pasti akan menganggap kita tidak mau menghadiri pesta keluarga." jawabnya.
"apa yang kamu katakan betul mah, kita akan pergi ke pesta keluarga."
Andy pun mendapat kabar dari Ayazha bahwa akan ada pesta keluarga di kediaman Tuan Rudiart, Andy yang mendengar hal tersebut tiba-tiba memiliki ide brilian untuk mempermalukan Toni si bajingan tersebut.
Andy pun meminta Ayazha untuk terus berada di dekat Toni dan mencari bukti-bukti tentang kejahatannya.
Andy kini sedang berada di Perusahaan dia sedang membaca tentang laporan keuangan,
"Gerald, siapa yang bekerja di bagian keuangan." ucap Andy dengan wajah marah.
"dia bernama Nina, Tuan" jawab Gerald yang tidak tahu apa yang sedang di pikirkan oleh Tuan mudanya.
"Suruh dia kesini!" ucap Andy memerintahkan Gerald.
"Baik Tuan", ucap Gerald."
Gerald pun sudah memanggil Nina untuk datang ke ruangan Pimpinan, Nina pun kemudian langsung datang ke ruangan milik Tuan Andy.
Kini Nina dan Tuan Andy pun sudah saling berhadapan. "ada apa Pimpinan memanggil saya kesini, apa ada yang bisa saya bantu Tuan."
"Coba jelaskan tentang laporan keuangan ini, kenapa pemasukkannya berkurang bukankah setiap bulan penjualannya meningkat kenapa di laporan Kita rugi hingga tiga puluh persen?" Tanya Andy.
"tidak mungkin Tuan kemarin saya cek sudah benar tentang laporan keuangannya" ucap Nina dengan gugup.
"Jika apa yang kamu katakan memang benar kenapa Laporan keuangan ini menunjukkan minus bukan plus."
"aku benar-benar tidak tahu Tuan!" ucap Nina.
Andy pun memerintahkan Gerald untuk menangani masalah tersebut belum sampai waktu satu jam Akhirnya Gerald pun menemukan masalahnya.
"apa yang kamu temukan Gerald."
"Tuan muda saya sudah menemukan bukti bahwa uang hasil penjualan sebagian masuk ke dalam rekening pribadinya bukan hanya itu dia juga telah melakukan penggelapan dana perusahaan ini bersama dengan kekasihnya!" ucap Gerald.
mendengar hal tersebut Nina pun kaget dan tak percaya semua rencananya yang berjalan mulus kita hancur seketika.
Andy pun marah mendengar apa yang dikatakan oleh Gerald tapi dia berusaha untuk tetap tenang.
"Nina jelaskan tentang semua ini jangan mencoba bermain-main dengan saya!" ucap Andy wajahnya terus memperhatikan Nina yang sedang menunduk.
"Nina jawab aku, jelaskan semua ini." ucap Andy sekali lagi sambil melihat wajah Nina.
"Tuan Andy, Saya tidak melakukan hal itu aku tidak pernah melakukan korupsi dan menggelapkan dana perusahaan hingga miliaran rupiah" ucap Nina.
"Jika kamu memang tidak menggelapkan Dana perusahaan, kenapa kamu tahu bahwa Perusahaan rugi miliaran akibat ada penggelapan dana." ucap Andy yang ingin mendapatkan penjelasan dari Nina.
Nina pun kini sangat gugup tapi tiba-tiba dia tertawa sendiri.
"hahahaha, kamu benar-benar cerdas Tuan Andy atau aku akan memanggil kamu dengan sebutan Razer." ucap Nina lalu dia pun mengeluarkan sebuah pistol dan mengarahkannya ke Andy, Gerald yang melihat hal tersebut langsung mencoba untuk melindungi Tuan mudanya.
"Siapa kamu sebenarnya?" ucap Andy.
"kamu tidak perlu tahu siapa saya Razer karena kamu akan segera mati!" ucap Nina.
Andy pun melihat ketika Nina memegangi pistolnya tangannya gemetar seperti sedang ketakutan.
"Bukankah kamu ingin membunuhku kenapa tangan kamu gemetar, apa kamu sedang merasa sangat ketakutan." ucap Andy yang sedang mengejek Nina.
"Diam kamu Razer, kali ini aku akan membalaskan dendam kematiannya gara-gara kamu aku harus menjalani hidup dengan keras hingga aku harus mencari kamu untuk membalaskan dendam ku" ucap Nina.
"Siapa dia, yang kamu maksud itu?" Andy pun penasaran dengan apa yang diucapkan oleh Nina."
"Jangan berpura-pura tidak tahu Razer bukankah kamu yang telah membunuh ayahku." ucap Nina.
"aku tidak tahu berapa orang yang sudah aku bunuh dan aku membunuh orang tidak sembarangan, memangnya siapa ayahmu!" ucap Andy.
"Vito Clarkson itu nama ayahku, orang yang sudah kamu bunuh dua tahun yang lalu." ucap Nina yang terus memegangi pistolnya dan mengarahkan ke Andy.
"Jadi selama dua tahun ini kamu mencari saya dan mencoba untuk membunuh saya tapi sayangnya kamu tidak akan pernah bisa membalaskan dendam kematian ayahmu" ucap Andy.
"apa yang kamu katakan, aku tidak bisa membalaskan kematian ayahku, bukankah aku akan menembak kamu sekarang aku sudah memegang senjata sementara kamu hanya memakai tangan kosong!" ucapnya.
"kamu memang sedang memegang sebuah senjata tapi kamu masih ragu-ragu Jika kamu ingin membunuhku lakukanlah dengan benar sebelum musuh kamu menyerang balik." ucap Andy sambil tersenyum lalu dia pun Tiba-tiba sudah berada di depan Nina, Nina yang melihat hal tersebut pun benar-benar langsung kaget. Andy pun kemudian reflek memegangi tangan Nina lalu Andy pun langsung mengambil Pistol dari tangan Nina.
Kini Pistol yang di pegang oleh Nina sudah berada di tangannya dia pun langsung mengarahkan Pistolnya ke Nina. "Permainan berakhir Nina, Sekarang Pistol milikmu sudah berada di tanganku dan sekarang giliranku untuk menyerang kamu!" ucap Andy lalu dia pun segera menarik pelatuknya untuk menembak Nina.
"Jika kamu ingin membunuhku silahkan bunuh aku, lagi pula aku tidak mempunyai siapa-siapa lagi." ucapnya.
"bukankah kamu masih memiliki pacarmu yang Telah menggelapkan dana perusahaan milikku" ucapnya.
"percuma saja aku memiliki pacar dia hanya memanfaatkan diriku saja lebih baik aku mati, mungkin jika aku mati aku bisa bertemu dengan ayahku!" ucap Nina yang pasrah ketika Andy akan menarik pelatuknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments