Bab 18. Pertemuan keluarga.

“Kenapa tidak memberi kabar pada kami dulu sebelum datang? Kenapa hanya datang sendiri? Apa kau akan meninggalkan kami lagi?” ujar Maya menjejali putrinya dengan berbagai pertanyaan yang membuat wanita cantik itu bingung harus menjawabnya mulai dari mana.

Binar mata Maya yang berkaca-kaca serta tangan yang tak henti-hentinya mengusap lengan dan wajahnya, membuat Yonna terharu. Ruang tamu yang cukup luas dengan hiasan aneka bunga artificial yang tersusun rapi dalam guci di beberapa tempat menjadi tempat mereka melepas rindu.

Maya sangat merindukan putrinya, begitupun sebaliknya yang dirasakan wanita cantik bermata lentik itu. Bisa berkumpul lagi bersama keluarga adalah kebahagiaan yang paling ia nantikan.

Tuan Robert yang begitu bahagia tak mampu berkata apa-apa, ia terdiam. Matanya masih memindai tubuh Yonna dari atas hingga ke bawah kaki, masih tak percaya wanita yang ia lihat di hadapannya kini adalah putrinya yang sudah pergi darinya selama lima tahun yang lalu.

“Kau belum menjawab pertanyaan Mama, Alice!” desak Maya yang tak kunjung mendapat jawaban dari putrinya.

“Ma, jangan langsung todong Ia dengan banyaknya pertanyaan. Biarkan dia istirahat dulu, Kak Yonna pasti masih capek!” Vano menyela ucapan Maya, menyelamatkan sang Kakak dari pertanyaan yang mungkin bingung untuk ia jawab.

Maya langsung menoleh pada pemuda yang duduk di sofa single di sebelahnya. Lelaki muda berambut keriting itu tampak begitu santai, tak ada raut terkejut di wajahnya melihat perubahan Kakak perempuannya yang begitu drastis.

“Yonna?”

Alice mengangguk, ia mengerti kebingungan sang Mama. Alice mengusap punggung lengan Mamanya dengan lembut.

“Mulai hari ini, Mama dan Papa panggil aku Yonna, karena tak ada lagi Alice di rumah ini. Hanya ada Kiyonna, aku tak mau mengingat nama itu lagi,” ujar Yonna dengan wajah sendu. Binar kepedihan tergambar jelas di matanya.

Dalam keterdiaman, Robert memperhatikan putrinya secara intens, ia tahu banyak hal yang disembunyikan wanita itu darinya dan istrinya. Robert juga sangat paham betul bagaimana sifat putrinya, wanita itu tak akan buka mulut walau dipaksa seperti apa pun. Ia akan bercerita jika ia yang menginginkan sendiri untuk bercerita.

"Tapi kenapa?" tanya Maya kembali.

Dahinya berlipat menambah kerutan di wajah tuanya itu.

“Ma, biarkan putrimu istirahat terlebih dahulu. Nanti baru kamu tanyakan lagi.” Robert membuka suaranya. Ia menarik tangan Yonna agar duduk di sebelahnya, lalu memeluk putrinya itu dengan penuh sayang.

“Apa pun yang terjadi padamu, Papa yakin kamu akan mengambil keputusan yang terbaik untukmu. Tetapi bolehkah pria tua ini meminta, tolong jangan pergi lagi dari sini. Jangan tinggalkan kami, sudah cukup kamu menyiksa kami dengan kerinduan selama lima tahun ini, Sayang!”

Seakan yakin bahwa putrinya hanya datang untuk sesaat membuat Robert mengeluarkan kalimat itu. Ia sudah cukup tua untuk menunggu, seperti para orang tua lainnya. Robert hanya ingin menghabiskan masa tuanya bersama anak-anak dan cucunya.

Yonna mengurai pelukannya dari Robert. Ia menatap wajah keriput itu lekat-lekat. Setiap kata yang keluar dari bibir tua itu syarat akan makna. Seakan mengerti isi hatinya yang tak pernah ia beritahukan pada siapa pun.

“Papa tahu kamu ingin menyembunyikannya, tapi jangan pisahkan dia dari kami. Bawa dia pulang ke sini, kami juga ingin mengenalnya, Papa mohon!” lanjut Robet kembali.

Bulir-bulir Kristal itu akhirnya mengalir di pipi putih Yonna, hatinya tercubit mendengarkan ucapan lelaki yang selalu ada untuknya itu. Ia merasa sangat bersalah melihat cinta pertama yang selalu menjadi kebanggaannya itu sedih.

“Bukan begitu maksudku, ia masih terlalu kecil untuk dibawa dalam perjalanan jauh. Makanya aku menitipkan sementara waktu di sana lebih dulu sampai aku kembali.”

“Meninggalkan sementara waktu sampai kamu kembali? Itu artinya kamu hanya sebentar pulang ke sini? Apa kamu mau meninggalkan kami lagi!” cecar Maya yang membuat Yonna terdiam.

Ia menatap wajah Mama dan Papanya secara bergantian. Tatapan mata mereka yang menyelidik membuat dirinya bagai seorang terdakwa yang disidang atas tindakan kejahatan yang dilakukan.

Menunduk dalam diam sembari mengusap air mata. Bahkan kini ia seakan tak mempunyai keberanian menatap dua pasang mata tua itu.

Vano menghela napas panjang, suasana tegang dan haru di hadapannya saat ini membuatnya tak nyaman.

“Ma, Pa. Biarkan Yonna istirahat dulu. Baru setelah itu kalian lanjutkan lagi pertanyaan ini!” tegur pemuda berkulit sawo matang itu.

Yonna mengangkat kepalanya, melayangkan tatapan mata pada adiknya seakan mengucapkan terima kasih, dari balik binar matanya yang masih berkaca-kaca.

“Iya, apa yang dikatakan Vano benar. Istirahatlah lebih dulu, kita akan bicarakan semuanya nanti!” Robert menghembus napas panjangnya. Ia menatap pada istrinya yang tak bersuara.

“Ma, ayo kita ke supermarket sebentar. Papa ingin mengetes apakah kemampuan memasak Papa masih sebaik dulu!” kata Robert mencoba memecah kecanggungan itu.

“Ayo!” Robert berdiri. Ia menarik tangan istrinya untuk ikut dengannya tanpa menunggu jawaban dari mulut wanitanya.

Yonna tersenyum tipis melihat kedua punggung sepasang suami-istri itu yang mulai pergi hingga menjauh di balik pintu depan.

“Kenapa kamu tidak membawa Noah? Jangan bilang apa yang dipikirkan Papa benar. Kamu hanya akan sebentar di sini dan kembali pulang ke Jerman!”

Yonna mengangguk pelan. “Vano, kamu mengerti apa yang terjadi padaku. Bagaimana aku bisa terus tinggal di sini. Bagaimana jika …,”

“Sampai kapan kamu akan bersembunyi? Sampai kapan kamu akan meninggalkan keluargamu! Jangan lari lagi, tetaplah di sini!” tekan Vano memotong ucapan Kakaknya.

Selama ini ia diam dan membiarkan wanita itu tetap di negara jauh itu hanya karena keponakannya masih terlalu kecil untuk di bawa pulang. Namun kini, tak ada lagi alasan untuk wanita yang ada di hadapannya untuk kembali pergi.

“Aku akan membantumu untuk menjemput Noah. Apa yang dikatakan Papa benar, kamu tidak bisa terus-terusan menyembunyikannya dengan memisahkan dia dari keluarganya. Noah juga berhak mengenal Kakek dan Neneknya!” lanjut pemuda tampan dan manis itu memberi pendapatnya.

Ia juga cukup terkejut melihat kedatangan Kakak perempuannya seorang diri tanpa kehadiran putranya.

Yonna terpaku, tak ada jalan lagi untuknya mundur.

“Jika memang aku harus kembali tinggal di Negara ini, aku mohon ya Tuhan … jangan buat aku bertemu dengannya ataupun siapa pun dari keluarga itu!” batin Yonna meminta. Walau terkadang ia tahu, apa yang ia dapat tak pernah sesuai dengan apa yang ia inginkan.

Yonna kembali ke kamarnya setelah perbincangan yang cukup panjang itu, dadanya berdesir menatap kamar miliknya yang sedikit pun tak berubah dari sejak pertama ia tinggalkan. Memindai setiap sudut ruangan, hingga matanya kini terpaku pada bingkai figura kecil yang ada di atas nakas, foto yang belum sempat ia singkirkan.

Yonna duduk di pinggir ranjang, meraih bingkai foto itu dan memandanginya dengan sedih. Foto dirinya yang masih bertubuh gemuk, sedang berdiri dengan senyum yang merekah dalam balutan gaun pengantin. Wajahnya yang begitu bahagia sangat kontras dengan wajah pria yang ada di sampingnya itu yang terlihat sangat masam dan tertekan.

“Aku baru sadar beauty in the beast tak hanya ada dalam dunia dongeng, tapi juga ada di dunia nyata. Namun yang menyedihkannya, akulah sosok beruang buruk rupa itu. Yang bahagia tanpa sadar jika tak akan ada cinta yang tulus untuk seseorang yang tidak istimewa!” Yonna meringis mengingat masa lalu akan kebodohan dirinya sendiri yang begitu naïf.

Terpopuler

Comments

Intan IbunyaAzam

Intan IbunyaAzam

jgn egois Yona ksian ank n oragtuamu,, dewasala pola pkirmu hrus naikan level baiknya jgn hanya skit htimu GK mkir kluargamu trsiksa Krn keegoisanmu

2023-10-23

0

yani suko

yani suko

iyaa...benerrr

2023-09-16

1

Devi A. Mahadirga

Devi A. Mahadirga

thorrr apa mereka tak punya hp android smpe ibunya tak mengenali anak nyaa... padahal kan mereka bisa video call🤣🤣🤣🤣🤣

2023-08-08

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Sakit hati
2 Bab 2. Noda di malam itu
3 Bab 3. Acara makan keluarga
4 Bab 4. Ceraikan aku!
5 Bab 5. Pertemuan yang kembali membawa luka.
6 Bab 6. Bentuk tanggung jawab
7 Bab 7. Kepergian Alice
8 Bab8. Sidang perceraian
9 Bab 9. Kehadiran yang disembunyikan
10 Bab 10. Pergi membawa luka.
11 Bab 11. Morning sicnes
12 Bab 12. Di mana kamu?
13 Bab 13. Suasana baru dan kehidupan baru.
14 Bab 14. Ancaman Jelita.
15 Bab 15. Wanita penggoda
16 Bab 16. Hadirnya cahaya hati
17 Bab 17. Bertemu masa lalu
18 Bab 18. Pertemuan keluarga.
19 Bab 19. Rahasia hati
20 Bab 20. Hari yang melelahkan
21 Bab 21. Kesedihan hati Noah
22 Bab 22. Rasa yang masih tersimpan.
23 Bab 23. Pekerjaan baru
24 Bab 24. Sang pemikat.
25 Bab 25. Jodoh pilihan
26 Bab 26. Buaya masuk perangkap
27 Bab 27. Hati yang mudah berpaling.
28 Bab 28. Apa salahku?
29 Bab 29. Pura-pura tidak kenal.
30 Bab 30. Fakta yang terungkap.
31 Bab 31. Ada apa dengannya?
32 Bab 32. Hati yang panas.
33 Bab 33. Mengejar cinta
34 Bab 34. Terungkap Sebuah Fakta.
35 Bab 35. Menuntut penjelasan.
36 Bab 36. Lelaki nekat
37 Bab 37. Pemaksaan Tuan Bara.
38 Bab 38. Semakin agresif.
39 Bab 39. Beri aku kesempatan!
40 Bab 40. Bocah pintar.
41 Bab 41. Menuntut penjelasan.
42 Bab 42. Keputusan akhir.
43 Bab 43. Mendadak nikah.
44 Bab 44. Wanita penggoda
45 Bab 45. Gunung gagal meletus.
46 Bab 46. Hay, pelakor!
47 Bab 47. Permata Aquamarine
48 Bab 48. Pertengakaran suami-istri
49 Bab 49. Kedatangan anggota baru.
50 Bab 50. Ada yang panas tapi bukan api.
51 Bab 51. Baru permulaan.
52 Bab 52. Meledaknya amarah Bara.
53 Bab 53. Selimut cinta
54 Bab 54. Peringatan tegas dari Bara
55 Bab 55. Bara menancapkan cakarnya.
56 Bab 56. Ulat bulu yang berubah menjadi kupu-kupu.
57 Bab 57. Sarapan yang menegangkan.
58 Bab 58. Prahara rumah tangga
59 Bab 59. Cinta = fisik sempurna
60 Bab 60. Dua cinta satu hati.
61 Bab 61. Rayuan suami.
62 Bab 62. Perang dua wanita.
63 Bab 63. Kabar duka
64 Bab 64. Ada apa denganmu?
65 Bab 65. Memulai semua dari awal.
66 Bab 66. Cinta tak harus sempurna.
67 Bab 67. Di balik cerita dua keluarga.
68 Bab 68. Cie ... ada yang panas!
69 Bab 69. Suami posesif.
70 Bab 70. Hati yang tak pernah puas.
71 Bab 71. Garis dua
72 Bab 72. Rahasia hati.
73 Bab 73. Makan malam keluarga.
74 Bab 74. Siapa dia?
75 Bab 75. Ular di samping badan.
76 Bab 76. Lelaki baji-ngan!
77 Bab 77. Amarah singa jantan.
78 Bab 78. Hati yang rapuh
79 Bab 79. Kau tak akan bisa lari dariku!
80 Bab 80. Perburuan Gavin.
81 Bab 81. Musibah atau karma?
82 Bab 82. Langit mendung
83 Bab 83. Kandang merpati atau serigala
84 Bab 84. Kasih sayang bersyarat
85 Bab 85. Penyesalan atas keegoisan.
86 Bab 86. Tak ada lagi yang tersisa.
87 Bab 87. Hidup yang jungkir balik.
88 Turun ranjang.
89 Bab 88. Buaya dicuri kadal.
90 Bab 89. Program tambah momongan.
91 Bab 91. Satu langit dua kisah.
92 Bab 92. Penyesalan dan keinginan.
93 Bab 93. Permasalahan baru.
94 Bab 94. Siapa wanita itu?
95 Bab 95. Tutup usia.
96 Bab 96. Semua tak mudah
97 Bab 97. Kebimbangan hati.
98 Bab 98. Keras kepala.
99 Bab 99. Keputusan akhir.
100 Bab 100. Orang tua baru.
101 Bab 101. Hancurnya hati Yonna.
102 102. Kamu di mana, Nak?
103 Bab 103. Kabar bahagia.
104 Bab 104. Dua karakter yang berbeda.
105 Bab 105. Mencoba berdamai dengan keadaan.
106 Bab 106. Apa itu cinta!
107 Bab 107. Extra part.
108 Senja dibatas Kota
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1. Sakit hati
2
Bab 2. Noda di malam itu
3
Bab 3. Acara makan keluarga
4
Bab 4. Ceraikan aku!
5
Bab 5. Pertemuan yang kembali membawa luka.
6
Bab 6. Bentuk tanggung jawab
7
Bab 7. Kepergian Alice
8
Bab8. Sidang perceraian
9
Bab 9. Kehadiran yang disembunyikan
10
Bab 10. Pergi membawa luka.
11
Bab 11. Morning sicnes
12
Bab 12. Di mana kamu?
13
Bab 13. Suasana baru dan kehidupan baru.
14
Bab 14. Ancaman Jelita.
15
Bab 15. Wanita penggoda
16
Bab 16. Hadirnya cahaya hati
17
Bab 17. Bertemu masa lalu
18
Bab 18. Pertemuan keluarga.
19
Bab 19. Rahasia hati
20
Bab 20. Hari yang melelahkan
21
Bab 21. Kesedihan hati Noah
22
Bab 22. Rasa yang masih tersimpan.
23
Bab 23. Pekerjaan baru
24
Bab 24. Sang pemikat.
25
Bab 25. Jodoh pilihan
26
Bab 26. Buaya masuk perangkap
27
Bab 27. Hati yang mudah berpaling.
28
Bab 28. Apa salahku?
29
Bab 29. Pura-pura tidak kenal.
30
Bab 30. Fakta yang terungkap.
31
Bab 31. Ada apa dengannya?
32
Bab 32. Hati yang panas.
33
Bab 33. Mengejar cinta
34
Bab 34. Terungkap Sebuah Fakta.
35
Bab 35. Menuntut penjelasan.
36
Bab 36. Lelaki nekat
37
Bab 37. Pemaksaan Tuan Bara.
38
Bab 38. Semakin agresif.
39
Bab 39. Beri aku kesempatan!
40
Bab 40. Bocah pintar.
41
Bab 41. Menuntut penjelasan.
42
Bab 42. Keputusan akhir.
43
Bab 43. Mendadak nikah.
44
Bab 44. Wanita penggoda
45
Bab 45. Gunung gagal meletus.
46
Bab 46. Hay, pelakor!
47
Bab 47. Permata Aquamarine
48
Bab 48. Pertengakaran suami-istri
49
Bab 49. Kedatangan anggota baru.
50
Bab 50. Ada yang panas tapi bukan api.
51
Bab 51. Baru permulaan.
52
Bab 52. Meledaknya amarah Bara.
53
Bab 53. Selimut cinta
54
Bab 54. Peringatan tegas dari Bara
55
Bab 55. Bara menancapkan cakarnya.
56
Bab 56. Ulat bulu yang berubah menjadi kupu-kupu.
57
Bab 57. Sarapan yang menegangkan.
58
Bab 58. Prahara rumah tangga
59
Bab 59. Cinta = fisik sempurna
60
Bab 60. Dua cinta satu hati.
61
Bab 61. Rayuan suami.
62
Bab 62. Perang dua wanita.
63
Bab 63. Kabar duka
64
Bab 64. Ada apa denganmu?
65
Bab 65. Memulai semua dari awal.
66
Bab 66. Cinta tak harus sempurna.
67
Bab 67. Di balik cerita dua keluarga.
68
Bab 68. Cie ... ada yang panas!
69
Bab 69. Suami posesif.
70
Bab 70. Hati yang tak pernah puas.
71
Bab 71. Garis dua
72
Bab 72. Rahasia hati.
73
Bab 73. Makan malam keluarga.
74
Bab 74. Siapa dia?
75
Bab 75. Ular di samping badan.
76
Bab 76. Lelaki baji-ngan!
77
Bab 77. Amarah singa jantan.
78
Bab 78. Hati yang rapuh
79
Bab 79. Kau tak akan bisa lari dariku!
80
Bab 80. Perburuan Gavin.
81
Bab 81. Musibah atau karma?
82
Bab 82. Langit mendung
83
Bab 83. Kandang merpati atau serigala
84
Bab 84. Kasih sayang bersyarat
85
Bab 85. Penyesalan atas keegoisan.
86
Bab 86. Tak ada lagi yang tersisa.
87
Bab 87. Hidup yang jungkir balik.
88
Turun ranjang.
89
Bab 88. Buaya dicuri kadal.
90
Bab 89. Program tambah momongan.
91
Bab 91. Satu langit dua kisah.
92
Bab 92. Penyesalan dan keinginan.
93
Bab 93. Permasalahan baru.
94
Bab 94. Siapa wanita itu?
95
Bab 95. Tutup usia.
96
Bab 96. Semua tak mudah
97
Bab 97. Kebimbangan hati.
98
Bab 98. Keras kepala.
99
Bab 99. Keputusan akhir.
100
Bab 100. Orang tua baru.
101
Bab 101. Hancurnya hati Yonna.
102
102. Kamu di mana, Nak?
103
Bab 103. Kabar bahagia.
104
Bab 104. Dua karakter yang berbeda.
105
Bab 105. Mencoba berdamai dengan keadaan.
106
Bab 106. Apa itu cinta!
107
Bab 107. Extra part.
108
Senja dibatas Kota

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!