Bab 10. Pergi membawa luka.

Alice berdiri di dalam bandara menunggu keberangkatannya dengan koper yang ia bawa. Ia juga mengusap perut gendutnya dengan lembut. Alice akan pergi ke negara di yang cukup jauh untuk memulai hidup baru dan jati diri baru. Keputusan ini sudah ia pikir baik-baik dan dengan matang.

Sebenarnya hati Alice sangat sedih harus meninggalkan Mama dan Papanya hanya berdua di rumah. Suasana bandara yang cukup ramai dengan orang yang lalu lalang tak membuat Alice sadar dengan sepasang mata yang memperhatikannya sedari tadi dari jauh.

"Kamu baik-baik di sana. Kalau ada apa-apa telpon Mama dan Papa cepat," ujar Robert pada putrinya. Wajah tua itu menunjukkan gurat tak rela.

"Tentu, Papa dan Mama jaga diri baik-baik."

Maya mengusap matanya yang sudah basah. "Kenapa kamu dan Vano suka sekali pergi jauh-jauh dan meninggalkan kami," ujarnya membuat perasaan Alice semakin tak menentu.

"Vano kan kuliah, lagi pula sebentar lagi ia wisuda dan itu artinya ia akan pulang dan bergabung bersama Mama dan Papa kembali," bujuk Alice.

Ia merangkul tubuh Maya. Mengusap punggung kurus itu seraya menikmati kehangatan yang mungkin tak ia dapatkan selama beberapa tahun ke depan.

"Itu pun kalau dia tidak pergi lagi untuk kerja dan menikah. Papa berharap ia mendapatkan jodoh orang sini saja, agar ia tak pergi jauh-jauh lagi dari kami," timpal Robert. Robert dan Maya memiliki satu putra dan satu putri. Putra mereka sedang kuliah semester akhir di Jepang.

Dari sekian banyaknya universitas, entah kenapa lelaki muda itu justru lebih memilih untuk kuliah di negeri sakura tersebut.

"Ma, Pa ... aku berangkat dulu, ya! Pesawatnya sudah mau take off, aku harus segera bersiap. Kalian jaga diri baik-baik ya!"

Alice menguraikan pelukannya. Ia berpamitan dengan mencium punggung tangan kedua orang tuanya. Setelah itu baru beranjak untuk masuk seraya melambaikan tangan.

Maya mengusap bulir bening yang menetes. Menatap punggung putrinya yang sudah semakin menjauh.

Robert mengusap punggung istrinya. "Jangan dibawa sedih! Kita doakan saja agar putri kita di sana mendapatkan kebahagiaan. Itu lebih baik daripada mengeluarkan air mata," tegur Robert.

Maya mengangguk, ia berusaha untuk tersenyum walau sebenarnya hatinya masih tak rela. Maya sadar, saat anak-anak mulai dewasa dan mampu mengambil keputusan sendiri dalam hidup mereka. Maka ia sudah harus bersiap-siap akan hari ini. Hari di mana ia akan ditinggal anak-anak dan hidup hanya berdua bersama suaminya saja.

^ ^ ^

Bara membolak-balik kertas yang berisi rangkuman kasus yang sedang ia tangani. Tak ada satu kalimat pun yang ada di kertas itu masuk ke dalam otaknya.

Hatinya gelisah dengan perasaan yang tidak ia mengerti. Steven yang sedang duduk di hadapan Bara mengerutkan keningnya.

"Apa anda sakit, Pak? Wajah anda tampak pucat," tanya Steve.

Bara menghela napas berat. "Entahlah, aku merasa tubuhku lemas, pusing dan sedikit mual. Padahal aku sudah sarapan dan makan siang, tapi kenapa maagku kumat seperti ini," jelasnya.

"Sebaiknya anda pulang saja, Pak. Sebelum keadaan anda tambah parah, masalah pekerjaan biar saya saja yang selesaikan. Lagi pula sidangnya juga masih satu bulan lagi, jadi kita masih punya banyak waktu untuk menanganinya."

Bara menyetujui ucapan asistennya itu, rasa pusing yang mendera kepalanya tak dapat lagi ia tahan. Rasa itu hilang timbul berjeda bagai air yang pasang surut di terjang ombak.

Bara pulang menggunakan taksi, ia tak sanggup jika harus menyetir mobilnya sendiri. Taksi memasuki pelataran rumah, Bara langsung masuk dan berjalan dengan cepat menuju kamarnya. Tak ia hiraukan tatapan heran ibunya saat ia turun dari taksi.

Jelita yang berada di taman samping langsung menghentikan aktifitasnya saat melihat sebuah taksi memasuki halaman. Ia mengerutkan dahi melihat putranya pulang menggunakan taksi.

"Loh ... bukannya berangkat tadi bawa mobil sendiri? Kok naik taksi, nggak biasanya seperti ini?"

Jelita langsung beranjak, meninggalkan kegiatannya menyusun bunga-bunga indahnya ke atas rak yang sudah di sediakan dan memilih mengikuti Bara memasuki rumah untuk mencari tahu ada apa dengan putra sulungnya itu.

Sedangkan Bara yang sudah masuk kamar langsung berjalan cepat menuju ranjang, mengambil pil pereda nyeri di laci nakas dan langsung meminumnya.

Bara membuka jas dan dua kancing kemeja bagian atas yang terasa mencekiknya. Merebahkan tubuhnya ke atas ranjang dan mencoba untuk beristirahat sejenak.

"Apa yang pulang tadi Bara?" tanya Jelita pada pelayan yang tengah mengelap vas bunga kesayangannya dengan begitu hati-hati. Wanita muda yang mengenakan seragam pelayan itu pun menoleh.

"Benar Nyonya, sepertinya Tuan muda sedang tidak enak badan. Wajahnya tampak pucat," jawab si pelayan bertubuh kecil itu.

Mendengar jawaban pelayannya, ia langsung berbalik dan menaiki anak tangga menuju kamar putra tertuanya itu. Hatinya khawatir terjadi sesuatu pada anaknya.

Sesampainya di depan pintu kamar Bara, Jelita berpapasan dengan Gavin yang baru saja keluar kamarnya.

"Ada apa, Ma? Kenapa wajah Mama tampak khawatir seperti itu?"

"Bara, tidak biasanya dia pulang cepat dan menggunakan taksi," jawab Jelita. Mereka berdua melirik pintu kamar Bara yang berada di ujung sana, dekat balkon samping lantai atas.

"Biarkan saja dulu, Ma. Mungkin ia butuh istirahat, akhir-akhir ini kan kasus yang ia tangani begitu banyak. Mungkin sekarang Kak Bara sedang tidur," balas Gavin. Ia mengajak Jelita untuk turun ke lantai bawah menuju taman samping. Ada hal yang ingin Gavin bicarakan mengenai Gisella, istrinya.

"Kenapa kamu mengajak Mama kesini? Apa ada yang mau kamu sampaikan pada Mama?" jelita memicingkan mata memandang putranya yang kini duduk tepat di hadapannya.

Taman bunga ini tampak begitu indah dengan aneka bunga yang sedang mekar. Beberapa ekor kupu-kupu beterbangan saling bergurau satu sama lain di atas kelopak bunga mawar merah yang merekah. Jika melihat taman bunga ini, Jelita tak sadar memikirkan Alice. Mantan menantunya itu begitu rajin dan dapat diandalkan.

Semenjak tak ada dia di rumah itu, taman bunga yang biasanya tertata rapi kini mulai tampak tak terurus dan ditumbuhi rumput-rumput liar yang tumbuh di setiap potnya.

Jelita sebenarnya menyesal membiarkan Alice pergi dari rumah itu. Tetapi keinginannya yang tak terbendung lagi ingin memiliki seorang cucu membuat ia harus mengalah dan membiarkan Gisella yang tinggal di rumah itu. Walau sebenarnya ia tak terlalu begitu suka hidup berdampingan dengan wanita seperti Gisella.

"Ma, apa Mama melamun?" Gavin menggoyangkan tangan Jelita, hingga membuat wanita tua itu tersentak dari lamunannya.

"Hah, apa? Kamu mau bicara apa tadi?" tanya Jelita menutupi kecanggungan. Gavin menggelengkan kepala dengan wajah yang sedikit masam. Ia yang sedari tadi mengoceh merasa diabaikan oleh mamanya sendiri.

Terpopuler

Comments

Intan IbunyaAzam

Intan IbunyaAzam

qok Alice GK bicara yg sebenarnya aj, biar tw Gavin klo Alice bsa bahagia bersama Dy bara,, tuh bara ngidam jga mual" ktanya

2023-10-23

0

Dewi Anggya

Dewi Anggya

sukur2 aj klo itu anaknya Gavin.....

2023-09-10

0

Alivaaaa

Alivaaaa

hihi Bara yg mengalami kehamilan simpatik 😍🤭😂

2023-09-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Sakit hati
2 Bab 2. Noda di malam itu
3 Bab 3. Acara makan keluarga
4 Bab 4. Ceraikan aku!
5 Bab 5. Pertemuan yang kembali membawa luka.
6 Bab 6. Bentuk tanggung jawab
7 Bab 7. Kepergian Alice
8 Bab8. Sidang perceraian
9 Bab 9. Kehadiran yang disembunyikan
10 Bab 10. Pergi membawa luka.
11 Bab 11. Morning sicnes
12 Bab 12. Di mana kamu?
13 Bab 13. Suasana baru dan kehidupan baru.
14 Bab 14. Ancaman Jelita.
15 Bab 15. Wanita penggoda
16 Bab 16. Hadirnya cahaya hati
17 Bab 17. Bertemu masa lalu
18 Bab 18. Pertemuan keluarga.
19 Bab 19. Rahasia hati
20 Bab 20. Hari yang melelahkan
21 Bab 21. Kesedihan hati Noah
22 Bab 22. Rasa yang masih tersimpan.
23 Bab 23. Pekerjaan baru
24 Bab 24. Sang pemikat.
25 Bab 25. Jodoh pilihan
26 Bab 26. Buaya masuk perangkap
27 Bab 27. Hati yang mudah berpaling.
28 Bab 28. Apa salahku?
29 Bab 29. Pura-pura tidak kenal.
30 Bab 30. Fakta yang terungkap.
31 Bab 31. Ada apa dengannya?
32 Bab 32. Hati yang panas.
33 Bab 33. Mengejar cinta
34 Bab 34. Terungkap Sebuah Fakta.
35 Bab 35. Menuntut penjelasan.
36 Bab 36. Lelaki nekat
37 Bab 37. Pemaksaan Tuan Bara.
38 Bab 38. Semakin agresif.
39 Bab 39. Beri aku kesempatan!
40 Bab 40. Bocah pintar.
41 Bab 41. Menuntut penjelasan.
42 Bab 42. Keputusan akhir.
43 Bab 43. Mendadak nikah.
44 Bab 44. Wanita penggoda
45 Bab 45. Gunung gagal meletus.
46 Bab 46. Hay, pelakor!
47 Bab 47. Permata Aquamarine
48 Bab 48. Pertengakaran suami-istri
49 Bab 49. Kedatangan anggota baru.
50 Bab 50. Ada yang panas tapi bukan api.
51 Bab 51. Baru permulaan.
52 Bab 52. Meledaknya amarah Bara.
53 Bab 53. Selimut cinta
54 Bab 54. Peringatan tegas dari Bara
55 Bab 55. Bara menancapkan cakarnya.
56 Bab 56. Ulat bulu yang berubah menjadi kupu-kupu.
57 Bab 57. Sarapan yang menegangkan.
58 Bab 58. Prahara rumah tangga
59 Bab 59. Cinta = fisik sempurna
60 Bab 60. Dua cinta satu hati.
61 Bab 61. Rayuan suami.
62 Bab 62. Perang dua wanita.
63 Bab 63. Kabar duka
64 Bab 64. Ada apa denganmu?
65 Bab 65. Memulai semua dari awal.
66 Bab 66. Cinta tak harus sempurna.
67 Bab 67. Di balik cerita dua keluarga.
68 Bab 68. Cie ... ada yang panas!
69 Bab 69. Suami posesif.
70 Bab 70. Hati yang tak pernah puas.
71 Bab 71. Garis dua
72 Bab 72. Rahasia hati.
73 Bab 73. Makan malam keluarga.
74 Bab 74. Siapa dia?
75 Bab 75. Ular di samping badan.
76 Bab 76. Lelaki baji-ngan!
77 Bab 77. Amarah singa jantan.
78 Bab 78. Hati yang rapuh
79 Bab 79. Kau tak akan bisa lari dariku!
80 Bab 80. Perburuan Gavin.
81 Bab 81. Musibah atau karma?
82 Bab 82. Langit mendung
83 Bab 83. Kandang merpati atau serigala
84 Bab 84. Kasih sayang bersyarat
85 Bab 85. Penyesalan atas keegoisan.
86 Bab 86. Tak ada lagi yang tersisa.
87 Bab 87. Hidup yang jungkir balik.
88 Turun ranjang.
89 Bab 88. Buaya dicuri kadal.
90 Bab 89. Program tambah momongan.
91 Bab 91. Satu langit dua kisah.
92 Bab 92. Penyesalan dan keinginan.
93 Bab 93. Permasalahan baru.
94 Bab 94. Siapa wanita itu?
95 Bab 95. Tutup usia.
96 Bab 96. Semua tak mudah
97 Bab 97. Kebimbangan hati.
98 Bab 98. Keras kepala.
99 Bab 99. Keputusan akhir.
100 Bab 100. Orang tua baru.
101 Bab 101. Hancurnya hati Yonna.
102 102. Kamu di mana, Nak?
103 Bab 103. Kabar bahagia.
104 Bab 104. Dua karakter yang berbeda.
105 Bab 105. Mencoba berdamai dengan keadaan.
106 Bab 106. Apa itu cinta!
107 Bab 107. Extra part.
108 Senja dibatas Kota
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1. Sakit hati
2
Bab 2. Noda di malam itu
3
Bab 3. Acara makan keluarga
4
Bab 4. Ceraikan aku!
5
Bab 5. Pertemuan yang kembali membawa luka.
6
Bab 6. Bentuk tanggung jawab
7
Bab 7. Kepergian Alice
8
Bab8. Sidang perceraian
9
Bab 9. Kehadiran yang disembunyikan
10
Bab 10. Pergi membawa luka.
11
Bab 11. Morning sicnes
12
Bab 12. Di mana kamu?
13
Bab 13. Suasana baru dan kehidupan baru.
14
Bab 14. Ancaman Jelita.
15
Bab 15. Wanita penggoda
16
Bab 16. Hadirnya cahaya hati
17
Bab 17. Bertemu masa lalu
18
Bab 18. Pertemuan keluarga.
19
Bab 19. Rahasia hati
20
Bab 20. Hari yang melelahkan
21
Bab 21. Kesedihan hati Noah
22
Bab 22. Rasa yang masih tersimpan.
23
Bab 23. Pekerjaan baru
24
Bab 24. Sang pemikat.
25
Bab 25. Jodoh pilihan
26
Bab 26. Buaya masuk perangkap
27
Bab 27. Hati yang mudah berpaling.
28
Bab 28. Apa salahku?
29
Bab 29. Pura-pura tidak kenal.
30
Bab 30. Fakta yang terungkap.
31
Bab 31. Ada apa dengannya?
32
Bab 32. Hati yang panas.
33
Bab 33. Mengejar cinta
34
Bab 34. Terungkap Sebuah Fakta.
35
Bab 35. Menuntut penjelasan.
36
Bab 36. Lelaki nekat
37
Bab 37. Pemaksaan Tuan Bara.
38
Bab 38. Semakin agresif.
39
Bab 39. Beri aku kesempatan!
40
Bab 40. Bocah pintar.
41
Bab 41. Menuntut penjelasan.
42
Bab 42. Keputusan akhir.
43
Bab 43. Mendadak nikah.
44
Bab 44. Wanita penggoda
45
Bab 45. Gunung gagal meletus.
46
Bab 46. Hay, pelakor!
47
Bab 47. Permata Aquamarine
48
Bab 48. Pertengakaran suami-istri
49
Bab 49. Kedatangan anggota baru.
50
Bab 50. Ada yang panas tapi bukan api.
51
Bab 51. Baru permulaan.
52
Bab 52. Meledaknya amarah Bara.
53
Bab 53. Selimut cinta
54
Bab 54. Peringatan tegas dari Bara
55
Bab 55. Bara menancapkan cakarnya.
56
Bab 56. Ulat bulu yang berubah menjadi kupu-kupu.
57
Bab 57. Sarapan yang menegangkan.
58
Bab 58. Prahara rumah tangga
59
Bab 59. Cinta = fisik sempurna
60
Bab 60. Dua cinta satu hati.
61
Bab 61. Rayuan suami.
62
Bab 62. Perang dua wanita.
63
Bab 63. Kabar duka
64
Bab 64. Ada apa denganmu?
65
Bab 65. Memulai semua dari awal.
66
Bab 66. Cinta tak harus sempurna.
67
Bab 67. Di balik cerita dua keluarga.
68
Bab 68. Cie ... ada yang panas!
69
Bab 69. Suami posesif.
70
Bab 70. Hati yang tak pernah puas.
71
Bab 71. Garis dua
72
Bab 72. Rahasia hati.
73
Bab 73. Makan malam keluarga.
74
Bab 74. Siapa dia?
75
Bab 75. Ular di samping badan.
76
Bab 76. Lelaki baji-ngan!
77
Bab 77. Amarah singa jantan.
78
Bab 78. Hati yang rapuh
79
Bab 79. Kau tak akan bisa lari dariku!
80
Bab 80. Perburuan Gavin.
81
Bab 81. Musibah atau karma?
82
Bab 82. Langit mendung
83
Bab 83. Kandang merpati atau serigala
84
Bab 84. Kasih sayang bersyarat
85
Bab 85. Penyesalan atas keegoisan.
86
Bab 86. Tak ada lagi yang tersisa.
87
Bab 87. Hidup yang jungkir balik.
88
Turun ranjang.
89
Bab 88. Buaya dicuri kadal.
90
Bab 89. Program tambah momongan.
91
Bab 91. Satu langit dua kisah.
92
Bab 92. Penyesalan dan keinginan.
93
Bab 93. Permasalahan baru.
94
Bab 94. Siapa wanita itu?
95
Bab 95. Tutup usia.
96
Bab 96. Semua tak mudah
97
Bab 97. Kebimbangan hati.
98
Bab 98. Keras kepala.
99
Bab 99. Keputusan akhir.
100
Bab 100. Orang tua baru.
101
Bab 101. Hancurnya hati Yonna.
102
102. Kamu di mana, Nak?
103
Bab 103. Kabar bahagia.
104
Bab 104. Dua karakter yang berbeda.
105
Bab 105. Mencoba berdamai dengan keadaan.
106
Bab 106. Apa itu cinta!
107
Bab 107. Extra part.
108
Senja dibatas Kota

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!