Bab 9. Kehadiran yang disembunyikan

Alice merasakan aneh pada dirinya sendiri selama seminggu belakangan ini. Namun pagi ini, ia merasakan pusing dan lemas yang lebih parah dari sebelumnya. Sejak tadi ia tak henti-hentinya keluar-masuk kamar mandi memuntahkan cairan bening dari lambungnya.

Tenggorokannya terasa sedikit pahit dengan keringat dingin yang membasahi pelipisnya. Ia memang kerap abai dengan jam makannya, wajar saja jika saat ini lambungnya bermasalah. Mungkin ia terkena maag. Pikir Alice. Akan tetapi hati kecilnya berkata lain.

"Alice apa kamu sudah agak mendingan?" Maya yang mendengar putrinya tak baik-baik saja langsung membuatkan secangkir teh pekat hangat untuk menghangatkan lambung Alice.

Alice yang terbaring asal di pinggir ranjang pun hanya mengangguk lemah. Maya mendekat, mengusap peluh keringat yang membasahi pelipis putrinya dengan tissue. Wajah Alice yang pucat seperti tak ada darah yang mengaliri wajahnya.

"Minum ini dulu, siapa tahu bisa menghangatkan lambungmu."

Alice bangkit, menghadap Maya. Tangannya meraih gelas berisi teh itu dan menyeruputnya sedikit demi sedikit. Memang terasa hangat, akan tetapi detik kemudian perutnya langsung bergejolak kembali. Alice pun kembali berlari ke kamar mandi dengan cepat. Memaksa memuntahkan isi perutnya lagi, namun tetap saja tak ada yang dapat ia keluarkan.

Alice membasuh wajah dan bibirnya. Setelah itu kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Maya yang merasa iba melihat putrinya yang belum makan apa pun sejak kemarin sore.

"Sepertinya maag kamu sudah begitu parah, Nak. Sebaiknya kamu periksa ke rumah sakit saja, ya! Biar Mama yang menemani," ajak Maya. Alice hanya mampu mengangguk pasrah dengan gerakan yang nyaris tak terlihat.

Maya membiarkan Alice untuk beristirahat sebentar. Siang hari mereka berangkat menuju rumah sakit dengan menaiki taksi. Tak butuh waktu lama Maya dan Alice sampai di rumah sakit.

Maya langsung mendaftarkan Alice ke poli umum awalnya. Akan tetapi betapa terkejutnya wanita itu saat pemeriksaan, Alice justru di rujuk pada dokter Obgyn. Setelah menjalani serangkaian tes dan mendapatkan hasil.

Kini Alice tertegun mendengarkan ucapan dokter yang seakan menghempaskan tubuhnya ke dasar jurang yang paling dalam.

"Selamat Bu Alice anda akan memiliki anak," ucap Dokter perempuan cantik yang menggenakan pembungkus kepala berwarna pink dengan motif bunga yang kecil-kecil.

Maya menutup mulutnya karena kaget. Matanya berkaca-kaca, ada perasaan senang yang hadir di hatinya. Ia tak mengira jika harapannya menjadi seorang nenek akan terkabul. Jika Maya berbahagia, maka jauh berbeda dengan Alice.

Kilasan malam di mana ia berhubungan layaknya suami-istri bersama Bara tergambar jelas di ingatannya. Dan bodohnya kenapa ia tak menyadari jika dirinya sudah tidak mendapatkan tamu bulanan. Masalah yang ia hadapi membuatnya abai pada dirinya sendiri.

"Bu Alice? Ibu Alice!"

Alice tidak merespons. Ia sedang berkelana dengan pikirannya sendiri. Andai anak itu adalah anak Gavin, mungkin Alice akan sedikit berbahagia di tengah perceraiannya yang terjadi. Tapi nyatanya anak itu adalah anak dari mantan kakak iparnya sendiri. Apa yang harus Alice katakan pada mamanya? Wanita itu bingung dan kalut.

"Alice apa yang sedang kamu pikirkan?" Maya menggoyangkan bahu putrinya. Alice pun tersentak. Ia tersadar dari keterdiamannya dan menoleh.

"Ah ... ada apa, Ma?"

Maya menghela napas. "Dengarkan apa yang dikatakan dokter."

Alice beralih menatap dokter cantik itu yang tersenyum ramah. "Pada kehamilan tiga bulan pertama mohon dijaga baik-baik kandungannya. Jangan terlalu banyak berpikir dan stres. Dan pastikan Ibu memakan makanan yang sehat untuk bayi serta jangan lupa susu untuk kehamilannya," kata dokter itu.

Alice menganggukan kepala paham. Hatinya masih dipenuhi kebimbangan dan Maya sangat menyadari itu. Ia paham akan kondisi sulit putrinya saat ini.

"Suami Ibu Alice ke mana? Kenapa tidak ikut menemani? Harusnya di sini untuk ikut mendengar kabar bahagia ini."

Alice menoleh sekilas pada Maya. "Suami saya kerja dok, itu sebabnya saya ditemani oleh Mama saya," jawab Alice sedikit berbohong.

Dokter cantik itu mengangguk maklum. Lalu menuliskan resep obat pada secarik kertas.

"Ini nanti vitamin ini tebus di apotek ya, Bu. Jangan lupa di minum hingga habis. Makan apa saja yang ingin dimakan. Jangan ditahan-tahan, nggak apa-apa berat badan bertambah. Itu justru bagus untuk perkembangan janin."

"Baik dok, terima kasih," ucap Maya dan Alice berbarengan.

Mereka berdua berpamitan dan mulai beranjak keluar dari ruangan. Berjalan menuju apotek yang berada di lantai satu.

"Apa kamu akan memberitahu Gavin akan kehamilanmu ini? Walau bagaimanapun ia adalah Ayah dari bayi ini," Maya mulai membuka obrolan kembali pada putrinya disela-sela mereka menunggu obat.

Alice menggigit bibir bawahnya. Bagaimana mungkin ia mengatakan pada Gavin tentang kehamilannya jika kenyataannya Gavin bukanlah Ayah dari bayi yang ia kandung. Dan mengakui siapa Ayah dari janin yang ia kandung ini, justru lebih tidak mungkin lagi. Apa yang akan orang tuanya pikirkan. Alice tak mau menambah pikiran dan beban orang tuanya lagi.

"Tidak perlu, Ma. Lagi pula mereka sedang berbahagia dengan calon anak yang ada di dalam kandungan istri barunya."

"Tapi tetap saja, ia harus tahu jika bukan hanya wanita itu yang sedang mengandung anaknya. Tapi kamu juga!" ujar Maya kekeuh. Ia ingin putrinya dan bayi yang ada dalam kandungannya itu mendapatkan pengakuan dari keluarga Apsara.

Alice menggelengkan kepala. Ia menolak saran yang diberikan oleh mamanya. Bagaimana mungkin ia menjelaskan apa yang terjadi padanya? Alice malu. Daripada harus kembali pada keluarga itu yang pada akhirnya hanya akan mendapatkan penolakan.

"Tidak, Ma. Aku tidak ingin kembali lagi pada keluarga itu. Aku tak yakin mereka akan menerima aku dan anakku ini. Mereka tak pernah menginginkan kehadiranku."

Alice lebih memilih untuk pergi. Ya ... ia akan pergi membawa anaknya untuk memulai lembaran baru. Hanya ada dia dan calon bayi dalam kandungannya.

"Tapi Alice bagaimana mungkin kamu bisa membesarkannya seorang diri. Anakmu itu juga membutuhkan kehadiran seorang Ayah. Kamu tidak bisa egois soal ini," ucap Maya mencoba menyakinkan putrinya. Alice terdiam hingga mereka berdua kembali menaiki taksi pun tidak ada jawaban dari mulutnya akan ucapan Maya tadi.

Alice membuang pandangan matanya pada jendela mobil di sampingnya. Menatap bangunan serta orang-orang lalu lalang yang mobil itu lewati sepanjang perjalanan.

Pikirannya melayang-layang memikirkan tentang calon anaknya. Satu fakta yang membuat hati Alice seperti ditusuk-tusuk ribuan jarum. Anaknya akan lahir tanpa seorang Ayah.

Keputusan apa yang harus ia ambil, memberitahukan kebenaran. Dengan menerima segala bentuk penolakan yang akan ia dapatkan? Atau tetap diam dan pergi, menutup mulut rapat-rapat tentang siapa Ayah dari bayi yang sedang ia kandung?

Alice bingung. Ia mengusap perutnya yang gendut dengan lemak yang tertimbun selama ini. Bahkan ia masih seakan mimpi bisa mengandung dengan kondisinya yang seperti ini.

"Kamu tenang saja, Sayang. Aku akan menjagamu, walau tanpa kehadiran seorang Ayah. Aku akan tetap membuat hidupmu bahagia tanpa merasakan sedikit pun kekurangan dibanding anak-anak lain. Kamu milikku dan hanya ada aku bersamamu!" hatinya berkata pada janinnya sendiri.

Terpopuler

Comments

Intan IbunyaAzam

Intan IbunyaAzam

ah jelita dan Imanuel mertua yg PLIN plan JD GK respek SMA meraka

2023-10-23

3

Dewi Anggya

Dewi Anggya

Semangaaat Alice..... mertuanya plin-plan

2023-09-10

3

Zaky Sinaga

Zaky Sinaga

yg sabar ya Alice,kamu pasti kuat dan bisa menjadi ibu yg baik ntk anak mu

2023-09-07

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Sakit hati
2 Bab 2. Noda di malam itu
3 Bab 3. Acara makan keluarga
4 Bab 4. Ceraikan aku!
5 Bab 5. Pertemuan yang kembali membawa luka.
6 Bab 6. Bentuk tanggung jawab
7 Bab 7. Kepergian Alice
8 Bab8. Sidang perceraian
9 Bab 9. Kehadiran yang disembunyikan
10 Bab 10. Pergi membawa luka.
11 Bab 11. Morning sicnes
12 Bab 12. Di mana kamu?
13 Bab 13. Suasana baru dan kehidupan baru.
14 Bab 14. Ancaman Jelita.
15 Bab 15. Wanita penggoda
16 Bab 16. Hadirnya cahaya hati
17 Bab 17. Bertemu masa lalu
18 Bab 18. Pertemuan keluarga.
19 Bab 19. Rahasia hati
20 Bab 20. Hari yang melelahkan
21 Bab 21. Kesedihan hati Noah
22 Bab 22. Rasa yang masih tersimpan.
23 Bab 23. Pekerjaan baru
24 Bab 24. Sang pemikat.
25 Bab 25. Jodoh pilihan
26 Bab 26. Buaya masuk perangkap
27 Bab 27. Hati yang mudah berpaling.
28 Bab 28. Apa salahku?
29 Bab 29. Pura-pura tidak kenal.
30 Bab 30. Fakta yang terungkap.
31 Bab 31. Ada apa dengannya?
32 Bab 32. Hati yang panas.
33 Bab 33. Mengejar cinta
34 Bab 34. Terungkap Sebuah Fakta.
35 Bab 35. Menuntut penjelasan.
36 Bab 36. Lelaki nekat
37 Bab 37. Pemaksaan Tuan Bara.
38 Bab 38. Semakin agresif.
39 Bab 39. Beri aku kesempatan!
40 Bab 40. Bocah pintar.
41 Bab 41. Menuntut penjelasan.
42 Bab 42. Keputusan akhir.
43 Bab 43. Mendadak nikah.
44 Bab 44. Wanita penggoda
45 Bab 45. Gunung gagal meletus.
46 Bab 46. Hay, pelakor!
47 Bab 47. Permata Aquamarine
48 Bab 48. Pertengakaran suami-istri
49 Bab 49. Kedatangan anggota baru.
50 Bab 50. Ada yang panas tapi bukan api.
51 Bab 51. Baru permulaan.
52 Bab 52. Meledaknya amarah Bara.
53 Bab 53. Selimut cinta
54 Bab 54. Peringatan tegas dari Bara
55 Bab 55. Bara menancapkan cakarnya.
56 Bab 56. Ulat bulu yang berubah menjadi kupu-kupu.
57 Bab 57. Sarapan yang menegangkan.
58 Bab 58. Prahara rumah tangga
59 Bab 59. Cinta = fisik sempurna
60 Bab 60. Dua cinta satu hati.
61 Bab 61. Rayuan suami.
62 Bab 62. Perang dua wanita.
63 Bab 63. Kabar duka
64 Bab 64. Ada apa denganmu?
65 Bab 65. Memulai semua dari awal.
66 Bab 66. Cinta tak harus sempurna.
67 Bab 67. Di balik cerita dua keluarga.
68 Bab 68. Cie ... ada yang panas!
69 Bab 69. Suami posesif.
70 Bab 70. Hati yang tak pernah puas.
71 Bab 71. Garis dua
72 Bab 72. Rahasia hati.
73 Bab 73. Makan malam keluarga.
74 Bab 74. Siapa dia?
75 Bab 75. Ular di samping badan.
76 Bab 76. Lelaki baji-ngan!
77 Bab 77. Amarah singa jantan.
78 Bab 78. Hati yang rapuh
79 Bab 79. Kau tak akan bisa lari dariku!
80 Bab 80. Perburuan Gavin.
81 Bab 81. Musibah atau karma?
82 Bab 82. Langit mendung
83 Bab 83. Kandang merpati atau serigala
84 Bab 84. Kasih sayang bersyarat
85 Bab 85. Penyesalan atas keegoisan.
86 Bab 86. Tak ada lagi yang tersisa.
87 Bab 87. Hidup yang jungkir balik.
88 Turun ranjang.
89 Bab 88. Buaya dicuri kadal.
90 Bab 89. Program tambah momongan.
91 Bab 91. Satu langit dua kisah.
92 Bab 92. Penyesalan dan keinginan.
93 Bab 93. Permasalahan baru.
94 Bab 94. Siapa wanita itu?
95 Bab 95. Tutup usia.
96 Bab 96. Semua tak mudah
97 Bab 97. Kebimbangan hati.
98 Bab 98. Keras kepala.
99 Bab 99. Keputusan akhir.
100 Bab 100. Orang tua baru.
101 Bab 101. Hancurnya hati Yonna.
102 102. Kamu di mana, Nak?
103 Bab 103. Kabar bahagia.
104 Bab 104. Dua karakter yang berbeda.
105 Bab 105. Mencoba berdamai dengan keadaan.
106 Bab 106. Apa itu cinta!
107 Bab 107. Extra part.
108 Senja dibatas Kota
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1. Sakit hati
2
Bab 2. Noda di malam itu
3
Bab 3. Acara makan keluarga
4
Bab 4. Ceraikan aku!
5
Bab 5. Pertemuan yang kembali membawa luka.
6
Bab 6. Bentuk tanggung jawab
7
Bab 7. Kepergian Alice
8
Bab8. Sidang perceraian
9
Bab 9. Kehadiran yang disembunyikan
10
Bab 10. Pergi membawa luka.
11
Bab 11. Morning sicnes
12
Bab 12. Di mana kamu?
13
Bab 13. Suasana baru dan kehidupan baru.
14
Bab 14. Ancaman Jelita.
15
Bab 15. Wanita penggoda
16
Bab 16. Hadirnya cahaya hati
17
Bab 17. Bertemu masa lalu
18
Bab 18. Pertemuan keluarga.
19
Bab 19. Rahasia hati
20
Bab 20. Hari yang melelahkan
21
Bab 21. Kesedihan hati Noah
22
Bab 22. Rasa yang masih tersimpan.
23
Bab 23. Pekerjaan baru
24
Bab 24. Sang pemikat.
25
Bab 25. Jodoh pilihan
26
Bab 26. Buaya masuk perangkap
27
Bab 27. Hati yang mudah berpaling.
28
Bab 28. Apa salahku?
29
Bab 29. Pura-pura tidak kenal.
30
Bab 30. Fakta yang terungkap.
31
Bab 31. Ada apa dengannya?
32
Bab 32. Hati yang panas.
33
Bab 33. Mengejar cinta
34
Bab 34. Terungkap Sebuah Fakta.
35
Bab 35. Menuntut penjelasan.
36
Bab 36. Lelaki nekat
37
Bab 37. Pemaksaan Tuan Bara.
38
Bab 38. Semakin agresif.
39
Bab 39. Beri aku kesempatan!
40
Bab 40. Bocah pintar.
41
Bab 41. Menuntut penjelasan.
42
Bab 42. Keputusan akhir.
43
Bab 43. Mendadak nikah.
44
Bab 44. Wanita penggoda
45
Bab 45. Gunung gagal meletus.
46
Bab 46. Hay, pelakor!
47
Bab 47. Permata Aquamarine
48
Bab 48. Pertengakaran suami-istri
49
Bab 49. Kedatangan anggota baru.
50
Bab 50. Ada yang panas tapi bukan api.
51
Bab 51. Baru permulaan.
52
Bab 52. Meledaknya amarah Bara.
53
Bab 53. Selimut cinta
54
Bab 54. Peringatan tegas dari Bara
55
Bab 55. Bara menancapkan cakarnya.
56
Bab 56. Ulat bulu yang berubah menjadi kupu-kupu.
57
Bab 57. Sarapan yang menegangkan.
58
Bab 58. Prahara rumah tangga
59
Bab 59. Cinta = fisik sempurna
60
Bab 60. Dua cinta satu hati.
61
Bab 61. Rayuan suami.
62
Bab 62. Perang dua wanita.
63
Bab 63. Kabar duka
64
Bab 64. Ada apa denganmu?
65
Bab 65. Memulai semua dari awal.
66
Bab 66. Cinta tak harus sempurna.
67
Bab 67. Di balik cerita dua keluarga.
68
Bab 68. Cie ... ada yang panas!
69
Bab 69. Suami posesif.
70
Bab 70. Hati yang tak pernah puas.
71
Bab 71. Garis dua
72
Bab 72. Rahasia hati.
73
Bab 73. Makan malam keluarga.
74
Bab 74. Siapa dia?
75
Bab 75. Ular di samping badan.
76
Bab 76. Lelaki baji-ngan!
77
Bab 77. Amarah singa jantan.
78
Bab 78. Hati yang rapuh
79
Bab 79. Kau tak akan bisa lari dariku!
80
Bab 80. Perburuan Gavin.
81
Bab 81. Musibah atau karma?
82
Bab 82. Langit mendung
83
Bab 83. Kandang merpati atau serigala
84
Bab 84. Kasih sayang bersyarat
85
Bab 85. Penyesalan atas keegoisan.
86
Bab 86. Tak ada lagi yang tersisa.
87
Bab 87. Hidup yang jungkir balik.
88
Turun ranjang.
89
Bab 88. Buaya dicuri kadal.
90
Bab 89. Program tambah momongan.
91
Bab 91. Satu langit dua kisah.
92
Bab 92. Penyesalan dan keinginan.
93
Bab 93. Permasalahan baru.
94
Bab 94. Siapa wanita itu?
95
Bab 95. Tutup usia.
96
Bab 96. Semua tak mudah
97
Bab 97. Kebimbangan hati.
98
Bab 98. Keras kepala.
99
Bab 99. Keputusan akhir.
100
Bab 100. Orang tua baru.
101
Bab 101. Hancurnya hati Yonna.
102
102. Kamu di mana, Nak?
103
Bab 103. Kabar bahagia.
104
Bab 104. Dua karakter yang berbeda.
105
Bab 105. Mencoba berdamai dengan keadaan.
106
Bab 106. Apa itu cinta!
107
Bab 107. Extra part.
108
Senja dibatas Kota

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!