Bab 3. Acara makan keluarga

"Minuman itu milik Kak Gavin, aku tak sadar saat Kak Bara meminumnya, seharusnya aku mencegahnya. A-aku ...," ucapan Alice terputus.

Ia menggigit bibirnya seraya membuang muka. Ia sangat malu untuk menjelaskan semua itu. Rasanya ia ingin sekali membenamkan tubuhnya ke dalam tanah sekarang juga.

Demi mendapatkan perhatian dan belaian suaminya sendiri, ia harus melakukan hal konyol dan memalukan seperti itu.

Bara bangkit dan bersandar pada sandaran ranjang. Melirik ke arah punggung putih polos Alice lalu melemparkan pandangannya ke selimut yang ia kenakan untuk menutupi aset prianya.

"Apa kau membutuhkan itu hanya untuk menjerat suamimu sendiri. Aku tak habis pikir sebegitu kesepiannya dirimu," ujarnya dengan raut wajah datar.

"Tolong keluar kamar ini segera, Kak. Sebelum semua orang di rumah ini melihat. Anggap saja tak ada yang terjadi di antara kita. Aku cukup tahu diri, sekarang pergilah!"

"Kau mengusirku?!" tanya Bara tak percaya mendengarnya.

Saat seorang wanita kehilangan kehormatannya akan menangis dan meminta tanggung jawab. Wanita yang ada di sampingnya ini justru mengusirnya begitu saja.

"Aku tak berani, tapi kumohon keluarlah! Demi kebaikan kita bersama. Kamu tenang saja, aku akan menutup mulutku dengan rapat," jelas Alice kembali. Masih dengan posisi yang sama, memunggungi Bara.

Mata wanita itu kian berkabut. Ia tahu ini pasti merupakan aib yang paling memalukan bagi pria itu. Semua yang terjadi pada mereka hanya semata karena ketidaksengajaan. Mana ada lelaki yang mau menyentuh wanita sepertinya dengan suka rela. Tidak ada satu bagian pun di tubuhnya yang dapat menggoda pria tampan itu.

Bara yang bingung harus mengatakan apa lebih memilih untuk diam. Ia beranjak dari ranjang, mengumpulkan pakaiannya dan mengenakannya dengan cepat lalu pergi.

Pria itu sempat menoleh sejenak pada Alice, tapi wanita itu tetap mengalihkan pandangan dan tak ingin melihatnya.

Setelah kepergian Bara dari kamarnya, Alice segera beranjak dari ranjang dengan tertatih menahan perih. Ia mengunci pintu kamarnya dengan rapat dan beralih masuk ke dalam kamar mandi.

Ia tak ingin ada orang yang masuk ke dalam kamarnya sebelum semua bekas percintaan mereka semalam ia bersihkan.

Di bawah pancuran air yang dingin Alice menangis. Air matanya berlomba-lomba turun dan bercampur jadi satu dengan tetesan air yang jatuh dari shower.

Ia tahu menangis tak ada gunanya bagi dirinya saat ini, air matanya tak mampu mengubah keadaan yang begitu rumit. Tapi hatinya yang begitu sakit, membutuhkan pelampiasan agar rasa sesaknya sedikit berkurang. Tak ada yang bisa ia salahkan selain dirinya sendiri.

^^^^^^^

Malam ini semuanya berkumpul di meja makan, kecuali Gavin. Jenita dan Imanuel tampak bahagia sehabis berkunjung ke rumah sanak saudaranya yang ada di luar kota. Mereka baru tiba siang tadi.

"Gavin di mana, Sayang. Kenapa dia tidak gabung bersama kita di meja makan ini?" tanya Wanita tua yang tetap fashionable walau sudah tak lagi muda. Baju serta potongan rambutnya membuat ia tampak lebih muda dari umurnya.

"Mungkin masih ada kerjaan yang harus di kerjakan, Ma," jawab Alice berbohong. Bahkan ia sendiri tak tahu suaminya akan pulang ke rumah malam ini atau tidak, Seperti biasanya.

Ujung mata Alice menangkap wajah Bara yang duduk jarak dua kursi kosong di sebelahnya. Pria itu tampak santai menikmati makannya, tak ada canggung dan tak ada rasa bersalah. Alice sedikit kecewa, walau ia sendiri tak tahu apa yang ia harapkan dari pria tersebut.

"Setelah apa yang terjadi di antara kami, dia tetap santai seakan tak ada masalah apa-apa. Kenapa aku bisa terjebak dengan dua kakak-adik yang mengacaukan hidupku!" rutuk Alice di dalam hati. Raut wajahnya berubah sedih. Ia menundukkan kepala, menjatuhkan pandangan pada makanan yang ia aduk tak berselera.

Bara menatap Alice saat wanita itu tak lagi menatapnya. Pria itu menangkap binar kesedihan di wajah manis itu. Entah apa yang bergelayut di dalam pikirannya saat ini. Bahkan Bara pun bingung harus memulai obrolan dari mana.

"Selamat malam semuanya!" seru Gavin dengan ceria. Semua mata menoleh padanya yang baru saja datang. Langkah kaki pria itu begitu santai. Ia memakai kemeja berwarna biru, kemeja berbeda yang ia kenakan kemarin.

Gavin mencium sang Mama dan memilih duduk di sebelah Jelita dan berhadapan dengan Bara. Hati Alice tercubit sakit, ia begitu yakin suaminya enggan untuk duduk di dekatnya.

"Kenapa baru pulang, Nak? Kami menunggumu untuk makan bersama sedari tadi."

"Aku sudah kenyang, Ma. Tadi makan sama teman dulu di luar," balasnya. Alice mengumpat di dalam hati. Teman yang di sebut lelaki itu pasti selingkuhannya yang gatal.

Makanan yang ada di mulut Alice terasa susah untuk lolos dalam tenggorokannya. Wanita itu makan dengan begitu lambat.

"Ma, Pa ... aku mau ngomong serius malam ini," ucap Gavin ragu-ragu. Davan memicingkan matanya, memperhatikan gelagat aneh adiknya itu.

Alice mencoba untuk tenang walau tangannya sudah mencengkram sendok makannya dengan erat.

"Katakanlah! Kamu mau ngomong apa?" tanya Jelita antusias dan melirik ke arah Alice dengan senyum cerah. Entah kabar apa yang diharapkan wanita paruh baya itu.

"Aku ingin menikah lagi. Menikahi kekasihku!" ujar Gavin mantap.

Alice tersentak kaget begitupun Jelita. Dentingan sendok yang jatuh menghantam piring terdengar dari arah Alice. Ucapan pria itu bagai petir yang menyambar hatinya. Wajahnya seketika berubah merah karena menahan amarah dengan yang hati yang merenggas.

"Apa kamu masih waras Gavin?! Kamu mengucapkan ingin menikah lagi pada kami dengan entengnya dan tanpa beban. Apa kamu sadar wanita yang ada di hadapanmu itu adalah istrimu!" marah Imanuel pada putranya. Tentu ia tak suka mendengarnya.

"Aku waras Pa, bahkan sangat-sangat waras!"

"Jika kamu waras dan sadar, kamu seharusnya tidak mengatakan hal sembarang seperti itu. Apa kamu tak memikirkan perasaan istrimu?" tegur lelaki berdarah eropa tersebut.

"Aku tak mencintai Alice, Papa dan Mama sejak awal sudah tahu itu. Ini semua karena permintaan konyol Almarhum Kakek. Kenapa harus aku yang menikahi wanita gemuk dan jelek ini. Kenapa bukan orang lain!"

"Cukup Gavin, jaga ucapanmu! Wanita yang kamu hina ini adalah istrimu!" balas pria paruh baya itu cepat dan geram.

Jelita memandang iba pada menantunya. Menatap binar mata yang mendung itu. Sebagai seorang wanita, ia juga tak tahan mendengar perdebatan antara suami dan anaknya. Ucapan Gavin yang terus mengungkit tentang perjodohan serta fisik Alice yang tak sesuai dengan kriteria wanita idamannya.

"Sudah Gavin, jangan lanjutkan lagi pertengkaran ini. Pokoknya Mama dan Papa tidak merestui kamu untuk menikah lagi dengan wanita manapun. Alice pun juga pasti sama pendapatnya dengan kami."

"Aku tidak peduli Mama dan Papa setuju atau tidak. Apalagi persetujuan wanita gemuk ini. Aku, aku tak membutuhkannya. Aku akan tetap menikahi Gisella dan keputusanku sudah bulat!" tekad Gavin sudah bulat.

Alice menghela napas berat. Hal ini sudah ia prediksi sebelumnya. Berulang kali ia memikirkan jawaban jika seandainya hari ini akan tiba.

"Aku tak mau dimadu. Jika kamu mau menikah lagi silakan. Tapi tolong ceraikan aku terlebih dahulu. Talak aku sekarang dan kamu akan bebas menikah dengan siapa pun yang kamu inginkan!" ujar Alice tegas.

Terpopuler

Comments

Intan IbunyaAzam

Intan IbunyaAzam

tegas

2023-10-23

0

Intan IbunyaAzam

Intan IbunyaAzam

mantap Alice tega

2023-10-23

0

Muh. Yahya Adiputra

Muh. Yahya Adiputra

kamu benar-benar bahwa sekali gavin, aku sumpahin nanti kamu akan menyesal karena telah menyia nyiakan alice😬😬

2023-10-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Sakit hati
2 Bab 2. Noda di malam itu
3 Bab 3. Acara makan keluarga
4 Bab 4. Ceraikan aku!
5 Bab 5. Pertemuan yang kembali membawa luka.
6 Bab 6. Bentuk tanggung jawab
7 Bab 7. Kepergian Alice
8 Bab8. Sidang perceraian
9 Bab 9. Kehadiran yang disembunyikan
10 Bab 10. Pergi membawa luka.
11 Bab 11. Morning sicnes
12 Bab 12. Di mana kamu?
13 Bab 13. Suasana baru dan kehidupan baru.
14 Bab 14. Ancaman Jelita.
15 Bab 15. Wanita penggoda
16 Bab 16. Hadirnya cahaya hati
17 Bab 17. Bertemu masa lalu
18 Bab 18. Pertemuan keluarga.
19 Bab 19. Rahasia hati
20 Bab 20. Hari yang melelahkan
21 Bab 21. Kesedihan hati Noah
22 Bab 22. Rasa yang masih tersimpan.
23 Bab 23. Pekerjaan baru
24 Bab 24. Sang pemikat.
25 Bab 25. Jodoh pilihan
26 Bab 26. Buaya masuk perangkap
27 Bab 27. Hati yang mudah berpaling.
28 Bab 28. Apa salahku?
29 Bab 29. Pura-pura tidak kenal.
30 Bab 30. Fakta yang terungkap.
31 Bab 31. Ada apa dengannya?
32 Bab 32. Hati yang panas.
33 Bab 33. Mengejar cinta
34 Bab 34. Terungkap Sebuah Fakta.
35 Bab 35. Menuntut penjelasan.
36 Bab 36. Lelaki nekat
37 Bab 37. Pemaksaan Tuan Bara.
38 Bab 38. Semakin agresif.
39 Bab 39. Beri aku kesempatan!
40 Bab 40. Bocah pintar.
41 Bab 41. Menuntut penjelasan.
42 Bab 42. Keputusan akhir.
43 Bab 43. Mendadak nikah.
44 Bab 44. Wanita penggoda
45 Bab 45. Gunung gagal meletus.
46 Bab 46. Hay, pelakor!
47 Bab 47. Permata Aquamarine
48 Bab 48. Pertengakaran suami-istri
49 Bab 49. Kedatangan anggota baru.
50 Bab 50. Ada yang panas tapi bukan api.
51 Bab 51. Baru permulaan.
52 Bab 52. Meledaknya amarah Bara.
53 Bab 53. Selimut cinta
54 Bab 54. Peringatan tegas dari Bara
55 Bab 55. Bara menancapkan cakarnya.
56 Bab 56. Ulat bulu yang berubah menjadi kupu-kupu.
57 Bab 57. Sarapan yang menegangkan.
58 Bab 58. Prahara rumah tangga
59 Bab 59. Cinta = fisik sempurna
60 Bab 60. Dua cinta satu hati.
61 Bab 61. Rayuan suami.
62 Bab 62. Perang dua wanita.
63 Bab 63. Kabar duka
64 Bab 64. Ada apa denganmu?
65 Bab 65. Memulai semua dari awal.
66 Bab 66. Cinta tak harus sempurna.
67 Bab 67. Di balik cerita dua keluarga.
68 Bab 68. Cie ... ada yang panas!
69 Bab 69. Suami posesif.
70 Bab 70. Hati yang tak pernah puas.
71 Bab 71. Garis dua
72 Bab 72. Rahasia hati.
73 Bab 73. Makan malam keluarga.
74 Bab 74. Siapa dia?
75 Bab 75. Ular di samping badan.
76 Bab 76. Lelaki baji-ngan!
77 Bab 77. Amarah singa jantan.
78 Bab 78. Hati yang rapuh
79 Bab 79. Kau tak akan bisa lari dariku!
80 Bab 80. Perburuan Gavin.
81 Bab 81. Musibah atau karma?
82 Bab 82. Langit mendung
83 Bab 83. Kandang merpati atau serigala
84 Bab 84. Kasih sayang bersyarat
85 Bab 85. Penyesalan atas keegoisan.
86 Bab 86. Tak ada lagi yang tersisa.
87 Bab 87. Hidup yang jungkir balik.
88 Turun ranjang.
89 Bab 88. Buaya dicuri kadal.
90 Bab 89. Program tambah momongan.
91 Bab 91. Satu langit dua kisah.
92 Bab 92. Penyesalan dan keinginan.
93 Bab 93. Permasalahan baru.
94 Bab 94. Siapa wanita itu?
95 Bab 95. Tutup usia.
96 Bab 96. Semua tak mudah
97 Bab 97. Kebimbangan hati.
98 Bab 98. Keras kepala.
99 Bab 99. Keputusan akhir.
100 Bab 100. Orang tua baru.
101 Bab 101. Hancurnya hati Yonna.
102 102. Kamu di mana, Nak?
103 Bab 103. Kabar bahagia.
104 Bab 104. Dua karakter yang berbeda.
105 Bab 105. Mencoba berdamai dengan keadaan.
106 Bab 106. Apa itu cinta!
107 Bab 107. Extra part.
108 Senja dibatas Kota
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1. Sakit hati
2
Bab 2. Noda di malam itu
3
Bab 3. Acara makan keluarga
4
Bab 4. Ceraikan aku!
5
Bab 5. Pertemuan yang kembali membawa luka.
6
Bab 6. Bentuk tanggung jawab
7
Bab 7. Kepergian Alice
8
Bab8. Sidang perceraian
9
Bab 9. Kehadiran yang disembunyikan
10
Bab 10. Pergi membawa luka.
11
Bab 11. Morning sicnes
12
Bab 12. Di mana kamu?
13
Bab 13. Suasana baru dan kehidupan baru.
14
Bab 14. Ancaman Jelita.
15
Bab 15. Wanita penggoda
16
Bab 16. Hadirnya cahaya hati
17
Bab 17. Bertemu masa lalu
18
Bab 18. Pertemuan keluarga.
19
Bab 19. Rahasia hati
20
Bab 20. Hari yang melelahkan
21
Bab 21. Kesedihan hati Noah
22
Bab 22. Rasa yang masih tersimpan.
23
Bab 23. Pekerjaan baru
24
Bab 24. Sang pemikat.
25
Bab 25. Jodoh pilihan
26
Bab 26. Buaya masuk perangkap
27
Bab 27. Hati yang mudah berpaling.
28
Bab 28. Apa salahku?
29
Bab 29. Pura-pura tidak kenal.
30
Bab 30. Fakta yang terungkap.
31
Bab 31. Ada apa dengannya?
32
Bab 32. Hati yang panas.
33
Bab 33. Mengejar cinta
34
Bab 34. Terungkap Sebuah Fakta.
35
Bab 35. Menuntut penjelasan.
36
Bab 36. Lelaki nekat
37
Bab 37. Pemaksaan Tuan Bara.
38
Bab 38. Semakin agresif.
39
Bab 39. Beri aku kesempatan!
40
Bab 40. Bocah pintar.
41
Bab 41. Menuntut penjelasan.
42
Bab 42. Keputusan akhir.
43
Bab 43. Mendadak nikah.
44
Bab 44. Wanita penggoda
45
Bab 45. Gunung gagal meletus.
46
Bab 46. Hay, pelakor!
47
Bab 47. Permata Aquamarine
48
Bab 48. Pertengakaran suami-istri
49
Bab 49. Kedatangan anggota baru.
50
Bab 50. Ada yang panas tapi bukan api.
51
Bab 51. Baru permulaan.
52
Bab 52. Meledaknya amarah Bara.
53
Bab 53. Selimut cinta
54
Bab 54. Peringatan tegas dari Bara
55
Bab 55. Bara menancapkan cakarnya.
56
Bab 56. Ulat bulu yang berubah menjadi kupu-kupu.
57
Bab 57. Sarapan yang menegangkan.
58
Bab 58. Prahara rumah tangga
59
Bab 59. Cinta = fisik sempurna
60
Bab 60. Dua cinta satu hati.
61
Bab 61. Rayuan suami.
62
Bab 62. Perang dua wanita.
63
Bab 63. Kabar duka
64
Bab 64. Ada apa denganmu?
65
Bab 65. Memulai semua dari awal.
66
Bab 66. Cinta tak harus sempurna.
67
Bab 67. Di balik cerita dua keluarga.
68
Bab 68. Cie ... ada yang panas!
69
Bab 69. Suami posesif.
70
Bab 70. Hati yang tak pernah puas.
71
Bab 71. Garis dua
72
Bab 72. Rahasia hati.
73
Bab 73. Makan malam keluarga.
74
Bab 74. Siapa dia?
75
Bab 75. Ular di samping badan.
76
Bab 76. Lelaki baji-ngan!
77
Bab 77. Amarah singa jantan.
78
Bab 78. Hati yang rapuh
79
Bab 79. Kau tak akan bisa lari dariku!
80
Bab 80. Perburuan Gavin.
81
Bab 81. Musibah atau karma?
82
Bab 82. Langit mendung
83
Bab 83. Kandang merpati atau serigala
84
Bab 84. Kasih sayang bersyarat
85
Bab 85. Penyesalan atas keegoisan.
86
Bab 86. Tak ada lagi yang tersisa.
87
Bab 87. Hidup yang jungkir balik.
88
Turun ranjang.
89
Bab 88. Buaya dicuri kadal.
90
Bab 89. Program tambah momongan.
91
Bab 91. Satu langit dua kisah.
92
Bab 92. Penyesalan dan keinginan.
93
Bab 93. Permasalahan baru.
94
Bab 94. Siapa wanita itu?
95
Bab 95. Tutup usia.
96
Bab 96. Semua tak mudah
97
Bab 97. Kebimbangan hati.
98
Bab 98. Keras kepala.
99
Bab 99. Keputusan akhir.
100
Bab 100. Orang tua baru.
101
Bab 101. Hancurnya hati Yonna.
102
102. Kamu di mana, Nak?
103
Bab 103. Kabar bahagia.
104
Bab 104. Dua karakter yang berbeda.
105
Bab 105. Mencoba berdamai dengan keadaan.
106
Bab 106. Apa itu cinta!
107
Bab 107. Extra part.
108
Senja dibatas Kota

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!