Bab 7. Kepergian Alice

Satu minggu waktu berlalu. Selama itu pula Alice sudah berusaha menata hatinya kembali. Wajah itu masih mendung, namun binar matanya tidak seputus asa seperti kemarin.

Taman kecil di samping rumah menjadi tempat untuk wanita itu bersantai di pagi hari yang cerah ini. Matanya memandang hamparan bunga mawar merah yang sedang merekah. Gemericik air yang jatuh dari pancuran berupa patung putri duyung membawa guci berdiri di tengah kolam. Memanjakan telinganya. Hatinya terasa sedikit tentram.

"Kenapa tidak sarapan lagi pagi ini?" Sebuah suara mengagetkan Alice, ia pun menoleh pada lelaki yang sedang melangkah mendekatinya.

Pagi ini pria itu pergi entah ke mana, sedangkan Alice seperti biasa; duduk sarapan bersama kedua mertuanya di meja makan. Namun hanya segelas teh tanpa gula yang wanita itu sentuh. Tidak ada yang lain. Bukan karena diet, tapi memang ia sedang tidak berselera saja.

"Aku sarapan," jawabnya singkat. Kembali mengalihkan pandangan matanya pada hamparan mawar merah itu. Bunga yang paling ia sukai, ia yang menanamnya dan menyiraminya setiap hari.

Mawar merah melambangkan cinta, kesetiaan dan keindahan abadi. Semakin pekat warna merah pada kelopak bunga. Semakin dalam pula perasaan cinta dan kesetiaan itu. Begitulah mitos yang wanita itu percaya di dalam hatinya. Entah dari mana ia mendapatkan filosofi seperti itu.

"Alice! Apa kau tak mendengar ucapanku?" Bara menepuk pelan bahu Alice membuyarkan lamunannya. Ia pun tersentak, menoleh pada lelaki yang kini sudah duduk tepat di sampingnya.

Wajah Bara tampak marah karena Alice yang begitu larut dalam lamunannya, tidak menjawab pertanyaannya sedikit pun.

"Aku tidak tahu jika kita pernah sedekat ini, Kak. Tumben kamu bertanya aku sudah sarapan atau belum?" Bukannya menjawab pertanyaan pria itu. Alice justru memancing api di tengah bara.

"Apa susahnya menjawab. Jika dengan Gavin kamu bisa bersikap manis, ckkk."

Bara beranjak dari duduknya dengan raut wajah tidak sedap dipandang. Alice tidak peduli, ia hanya memandangi punggung Bara yang pergi menjauh. Saat ini yang wanita itu butuhkan hanyalah ketenangan. Alice masih belum tahu harus bagaimana saat ini. Haruskan ia tetap berada di rumah itu? Untuk apa, jika saat ini ia bukan lagi menantu di rumah tersebut.

Pagi berganti siang, siang berganti malam dan seperti itulah seterusnya. Hingga tidak terasa sudah tiga hari waktu berlalu. Bara pun tampak tidak lagi mendekati Alice, pria itu tampak dingin seperti biasanya. Ya ... memang seperti itulah seharusnya.

Alice sedang berkutat di dapur membantu para pelayan untuk menyiapkan makan malam. Hal yang biasa Alice lakukan di rumah ini. Ia tampak begitu lincah bergerak kesana kemari untuk menyiapkan makanan tersebut.

Makan malam pun terhidang di atas meja, semua menu masakan itu tampak menggoda mata. Semuanya adalah hasil masakan Alice, wanita itu memang piawai mengolah bahan makanan menjadi makanan yang enak. Rasa masakannya tidak perlu diragukan lagi.

Terdengar suara ketukan-ketukan sepatu yang mendekat. Kedua mertuanya datang untuk menikmati makan malam bersama setelah Alice meminta salah seorang pelayan untuk memanggil keduanya untuk datang. Sedangkan Bara? Pria itu tampak sibuk dengan kasus yang sedang ia hadapi.

"Waw ... semuanya tampak enak seperti biasa. Kamu memang yang terbaik, Sayang. Menantu kesayangan Mama yang paling pintar masak. Masakan Mama saja kalah sama kamu," puji Jelita dengan wajah yang berbinar ceria.

"Mama terlalu berlebihan memujiku," balas Alice. Mereka bertiga menikmati makan malam bersama sambil bertukar cerita dan bersenda gurau bersama.

Ia dan Alice memang hobi makan, jadi mereka berdua satu frekuensi. Hanya saja bedanya, Jelita tak terlalu pandai masak dan tubuhnya tidak gemuk walau banyak makanan yang ia makan.

"Selamat malam, ma-pa!" sapa Gavin yang baru saja tiba.

Semua mata menoleh. Alice menahan nafas untuk sesaat melihat wanita yang bersembunyi takut-takut di belakang punggung Gavin. Wanita yang ia lihat beberapa minggu yang lalu melemparkan senyum bangga penuh kemenangan padanya.

"Selamat malam Pak, Bu."

"Sudah beberapa hari tidak pulang, sekali pulang kamu membawa wanita ini?" cibir Jelita mengabaikan sapaan Gisella.

"Ma, aku dan Gisella sudah menikah. Jangan seperti itu pada menantu Mama," balas Gavin. Ia menarik sebuah kursi, menyuruh Gisella duduk tepat di sebelah Alice. Lalu ia pun duduk di sebelah Gisella.

Jelita menatap Gisella dan Alice secara bergantian. Dalam hati wanita itu menyadari perbedaan jauh antara dua wanita itu. Secara mata memandang, penampilan Gisella memang jauh lebih menggoda dari pada Alice. Membuat hatinya bimbang untuk seratus persen menyalahkan putranya.

Sialan! Alice mengutuk di dalam hati terhadap wanita yang ada di sampingnya ini. Bukan karena iri, tapi ia merasa jijik kala mengingat wanita di sampingnya ini mendesah dan menjerit penuh kenikmatan tanpa malu, bahwa pria yang ditungganginya ini sudah memiliki pasangan.

Lalu kini, wanita itu bersikap malu-malu seakan masih polos saja untuk menarik perhatian Jelita. Terlihat dari wajah Jelita yang mulai tampak santai tidak sekeras tadi.

"Kenapa kamu tidak pulang dan mengabari kami selama beberapa hari ini?" tanya Imanuel. Lelaki ini berusaha bersikap netral. Sebagai lelaki ia cukup paham hal yang melatar belakangi putranya melakukan perselingkuhan itu. Walau pada awalnya ia tidak setuju.

"Maaf, tapi aku sedang repot mengurus pernikahanku dengan Gisel," jawab Gavin. Ia menggenggam tangan Gisel di bawah meja, menyalurkan rasa tenang untuk wanita itu. Tangan Gavin pun sesekali mengusap perut wanita itu yang tertangkap oleh mata Alice.

"Kalian menikah tapi tidak memberi tahu kami?!" sentak Jelita mulai marah. Sebagai orang tua ia seakan tak dihargai oleh putranya sendiri.

"Jika aku beri tahu, apa Papa dan Mama mau datang? Sedangkan kalian sangat membela Alice dari pada aku; putra kalian sendiri."

"Gavin!" sentak Imanuel yang tak suka dengan sikap putranya itu.

Mata Alice kian memanas dengan air mata yang mulai menggenang. Ia mengacuhkan pembicaraan di antara mereka. Sudut matanya tidak berpindah dari tangan Gavin yang terus mengusap perut Gisella.

"Aku tahu Papa dan Mama tidak suka dengan keputusan yang aku ambil tiba-tiba ini. Tapi saat ini aku hanya ingin memberikan kabar bahagia untuk kalian."

Jelita dan Imanuel saling bertukar pandang lalu menatap putranya dengan tanda tanya besar.

"Gisella hamil, kalian berdua akan menjadi Kakek dan Nenek," ujar Gavin dengan binar bahagia.

Imanuel tersenyum senang, begitupun dengan Jelita. Walau ia tak seantusias suaminya yang menyambut kabar itu dengan senyum dan tawa. Akan tetapi binar bahagia itu tampak jelas di raut wajahnya.

Alice beranjak dari duduknya, ia pergi meninggalkan tempat itu begitu saja tanpa suara.

"Alice?" teriakan Jelita memanggil namanya ia biarkan begitu saja. Hatinya terlalu sakit untuk tetap berada di tempat itu.

Dunianya telah runtuh, ia bagai mahluk asing yang terjebak di ruangan ini. Dengan seketika kabar kehadiran seorang bayi yang ada di dalam perut Gisel membuat sikap Jelita dan Imanuel sedikit berubah begitu dahsyatnya. Alice tersadar dari pemikiran naifnya. Apalagi yang membuatnya tetap bertahan di tempat itu?

Terpopuler

Comments

Intan IbunyaAzam

Intan IbunyaAzam

mkanya Alice nikah aj ma bara,psti NNT Gavin nyesel

2023-10-23

1

Nurhasanah

Nurhasanah

knp alice gk klr dr rmh itu..hrs y klr dong ksn dah d talak..walapun meetia y gk izinin klr..tp hrs ttp klr lah..bt apa lg...kan gtu

2023-10-15

1

Aniek Syifa

Aniek Syifa

lgian knp msh 5ggal dstu alice.. ayo lepaskannnn. tk bantu doa online 🤣🤣

2023-09-20

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Sakit hati
2 Bab 2. Noda di malam itu
3 Bab 3. Acara makan keluarga
4 Bab 4. Ceraikan aku!
5 Bab 5. Pertemuan yang kembali membawa luka.
6 Bab 6. Bentuk tanggung jawab
7 Bab 7. Kepergian Alice
8 Bab8. Sidang perceraian
9 Bab 9. Kehadiran yang disembunyikan
10 Bab 10. Pergi membawa luka.
11 Bab 11. Morning sicnes
12 Bab 12. Di mana kamu?
13 Bab 13. Suasana baru dan kehidupan baru.
14 Bab 14. Ancaman Jelita.
15 Bab 15. Wanita penggoda
16 Bab 16. Hadirnya cahaya hati
17 Bab 17. Bertemu masa lalu
18 Bab 18. Pertemuan keluarga.
19 Bab 19. Rahasia hati
20 Bab 20. Hari yang melelahkan
21 Bab 21. Kesedihan hati Noah
22 Bab 22. Rasa yang masih tersimpan.
23 Bab 23. Pekerjaan baru
24 Bab 24. Sang pemikat.
25 Bab 25. Jodoh pilihan
26 Bab 26. Buaya masuk perangkap
27 Bab 27. Hati yang mudah berpaling.
28 Bab 28. Apa salahku?
29 Bab 29. Pura-pura tidak kenal.
30 Bab 30. Fakta yang terungkap.
31 Bab 31. Ada apa dengannya?
32 Bab 32. Hati yang panas.
33 Bab 33. Mengejar cinta
34 Bab 34. Terungkap Sebuah Fakta.
35 Bab 35. Menuntut penjelasan.
36 Bab 36. Lelaki nekat
37 Bab 37. Pemaksaan Tuan Bara.
38 Bab 38. Semakin agresif.
39 Bab 39. Beri aku kesempatan!
40 Bab 40. Bocah pintar.
41 Bab 41. Menuntut penjelasan.
42 Bab 42. Keputusan akhir.
43 Bab 43. Mendadak nikah.
44 Bab 44. Wanita penggoda
45 Bab 45. Gunung gagal meletus.
46 Bab 46. Hay, pelakor!
47 Bab 47. Permata Aquamarine
48 Bab 48. Pertengakaran suami-istri
49 Bab 49. Kedatangan anggota baru.
50 Bab 50. Ada yang panas tapi bukan api.
51 Bab 51. Baru permulaan.
52 Bab 52. Meledaknya amarah Bara.
53 Bab 53. Selimut cinta
54 Bab 54. Peringatan tegas dari Bara
55 Bab 55. Bara menancapkan cakarnya.
56 Bab 56. Ulat bulu yang berubah menjadi kupu-kupu.
57 Bab 57. Sarapan yang menegangkan.
58 Bab 58. Prahara rumah tangga
59 Bab 59. Cinta = fisik sempurna
60 Bab 60. Dua cinta satu hati.
61 Bab 61. Rayuan suami.
62 Bab 62. Perang dua wanita.
63 Bab 63. Kabar duka
64 Bab 64. Ada apa denganmu?
65 Bab 65. Memulai semua dari awal.
66 Bab 66. Cinta tak harus sempurna.
67 Bab 67. Di balik cerita dua keluarga.
68 Bab 68. Cie ... ada yang panas!
69 Bab 69. Suami posesif.
70 Bab 70. Hati yang tak pernah puas.
71 Bab 71. Garis dua
72 Bab 72. Rahasia hati.
73 Bab 73. Makan malam keluarga.
74 Bab 74. Siapa dia?
75 Bab 75. Ular di samping badan.
76 Bab 76. Lelaki baji-ngan!
77 Bab 77. Amarah singa jantan.
78 Bab 78. Hati yang rapuh
79 Bab 79. Kau tak akan bisa lari dariku!
80 Bab 80. Perburuan Gavin.
81 Bab 81. Musibah atau karma?
82 Bab 82. Langit mendung
83 Bab 83. Kandang merpati atau serigala
84 Bab 84. Kasih sayang bersyarat
85 Bab 85. Penyesalan atas keegoisan.
86 Bab 86. Tak ada lagi yang tersisa.
87 Bab 87. Hidup yang jungkir balik.
88 Turun ranjang.
89 Bab 88. Buaya dicuri kadal.
90 Bab 89. Program tambah momongan.
91 Bab 91. Satu langit dua kisah.
92 Bab 92. Penyesalan dan keinginan.
93 Bab 93. Permasalahan baru.
94 Bab 94. Siapa wanita itu?
95 Bab 95. Tutup usia.
96 Bab 96. Semua tak mudah
97 Bab 97. Kebimbangan hati.
98 Bab 98. Keras kepala.
99 Bab 99. Keputusan akhir.
100 Bab 100. Orang tua baru.
101 Bab 101. Hancurnya hati Yonna.
102 102. Kamu di mana, Nak?
103 Bab 103. Kabar bahagia.
104 Bab 104. Dua karakter yang berbeda.
105 Bab 105. Mencoba berdamai dengan keadaan.
106 Bab 106. Apa itu cinta!
107 Bab 107. Extra part.
108 Senja dibatas Kota
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1. Sakit hati
2
Bab 2. Noda di malam itu
3
Bab 3. Acara makan keluarga
4
Bab 4. Ceraikan aku!
5
Bab 5. Pertemuan yang kembali membawa luka.
6
Bab 6. Bentuk tanggung jawab
7
Bab 7. Kepergian Alice
8
Bab8. Sidang perceraian
9
Bab 9. Kehadiran yang disembunyikan
10
Bab 10. Pergi membawa luka.
11
Bab 11. Morning sicnes
12
Bab 12. Di mana kamu?
13
Bab 13. Suasana baru dan kehidupan baru.
14
Bab 14. Ancaman Jelita.
15
Bab 15. Wanita penggoda
16
Bab 16. Hadirnya cahaya hati
17
Bab 17. Bertemu masa lalu
18
Bab 18. Pertemuan keluarga.
19
Bab 19. Rahasia hati
20
Bab 20. Hari yang melelahkan
21
Bab 21. Kesedihan hati Noah
22
Bab 22. Rasa yang masih tersimpan.
23
Bab 23. Pekerjaan baru
24
Bab 24. Sang pemikat.
25
Bab 25. Jodoh pilihan
26
Bab 26. Buaya masuk perangkap
27
Bab 27. Hati yang mudah berpaling.
28
Bab 28. Apa salahku?
29
Bab 29. Pura-pura tidak kenal.
30
Bab 30. Fakta yang terungkap.
31
Bab 31. Ada apa dengannya?
32
Bab 32. Hati yang panas.
33
Bab 33. Mengejar cinta
34
Bab 34. Terungkap Sebuah Fakta.
35
Bab 35. Menuntut penjelasan.
36
Bab 36. Lelaki nekat
37
Bab 37. Pemaksaan Tuan Bara.
38
Bab 38. Semakin agresif.
39
Bab 39. Beri aku kesempatan!
40
Bab 40. Bocah pintar.
41
Bab 41. Menuntut penjelasan.
42
Bab 42. Keputusan akhir.
43
Bab 43. Mendadak nikah.
44
Bab 44. Wanita penggoda
45
Bab 45. Gunung gagal meletus.
46
Bab 46. Hay, pelakor!
47
Bab 47. Permata Aquamarine
48
Bab 48. Pertengakaran suami-istri
49
Bab 49. Kedatangan anggota baru.
50
Bab 50. Ada yang panas tapi bukan api.
51
Bab 51. Baru permulaan.
52
Bab 52. Meledaknya amarah Bara.
53
Bab 53. Selimut cinta
54
Bab 54. Peringatan tegas dari Bara
55
Bab 55. Bara menancapkan cakarnya.
56
Bab 56. Ulat bulu yang berubah menjadi kupu-kupu.
57
Bab 57. Sarapan yang menegangkan.
58
Bab 58. Prahara rumah tangga
59
Bab 59. Cinta = fisik sempurna
60
Bab 60. Dua cinta satu hati.
61
Bab 61. Rayuan suami.
62
Bab 62. Perang dua wanita.
63
Bab 63. Kabar duka
64
Bab 64. Ada apa denganmu?
65
Bab 65. Memulai semua dari awal.
66
Bab 66. Cinta tak harus sempurna.
67
Bab 67. Di balik cerita dua keluarga.
68
Bab 68. Cie ... ada yang panas!
69
Bab 69. Suami posesif.
70
Bab 70. Hati yang tak pernah puas.
71
Bab 71. Garis dua
72
Bab 72. Rahasia hati.
73
Bab 73. Makan malam keluarga.
74
Bab 74. Siapa dia?
75
Bab 75. Ular di samping badan.
76
Bab 76. Lelaki baji-ngan!
77
Bab 77. Amarah singa jantan.
78
Bab 78. Hati yang rapuh
79
Bab 79. Kau tak akan bisa lari dariku!
80
Bab 80. Perburuan Gavin.
81
Bab 81. Musibah atau karma?
82
Bab 82. Langit mendung
83
Bab 83. Kandang merpati atau serigala
84
Bab 84. Kasih sayang bersyarat
85
Bab 85. Penyesalan atas keegoisan.
86
Bab 86. Tak ada lagi yang tersisa.
87
Bab 87. Hidup yang jungkir balik.
88
Turun ranjang.
89
Bab 88. Buaya dicuri kadal.
90
Bab 89. Program tambah momongan.
91
Bab 91. Satu langit dua kisah.
92
Bab 92. Penyesalan dan keinginan.
93
Bab 93. Permasalahan baru.
94
Bab 94. Siapa wanita itu?
95
Bab 95. Tutup usia.
96
Bab 96. Semua tak mudah
97
Bab 97. Kebimbangan hati.
98
Bab 98. Keras kepala.
99
Bab 99. Keputusan akhir.
100
Bab 100. Orang tua baru.
101
Bab 101. Hancurnya hati Yonna.
102
102. Kamu di mana, Nak?
103
Bab 103. Kabar bahagia.
104
Bab 104. Dua karakter yang berbeda.
105
Bab 105. Mencoba berdamai dengan keadaan.
106
Bab 106. Apa itu cinta!
107
Bab 107. Extra part.
108
Senja dibatas Kota

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!