Bab 17

...🍂🍂🍂Happy Reading🍂🍂🍂...

"Lepaskan tanganku!"ucap Niken kasar.Julian menghempaskan tangan Niken.

"Beraninya kamu merendahkan aku dan memuji pria lain!"Julian melebarkan kedua matanya dan menunjukan kekesalannya.

Wajah Julian memerah,menandakan amarahnya sudah naik ke ubun ubun.Ada rasa sakit didalam hati Julian saat Niken melakukan tindakan tidak terpuji itu.Sakit yang terasa menusuk dan menghasilkan rasa panas yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Kenapa memangnya?Kamu cemburu?"Desak Niken.Wanita cantik itu menatap suaminya penuh selidik.

Niken sangat berharap julian cemburu padanya,karena cemburunya itu menandakan Julian memiliki setitik rasa padanya.Dan artinya cinta Niken pada Julian tidak bertepuk sebelah tangan.

"Iya,aku cemburu."Julian keceplosan.

Niken terdiam membisu mendengar pengakuan jujur seorang Julian.Sementara Julian langsung membekap mulutnya dengan kedua telapak tanganya itu.

"Astaga,betapa bodohnya diriku ini.Niken pasti akan mentertawakan aku!"Keluh Julian didalam hati.

Merasa malu,Julian keluar dari kamar dan pergi melarikan diri.Sementara Niken masih berdiri mematung dan tak bisa mengucapkan kata kata lagi.

Niken tersenyum,ada bunga bunga bermekaran didalam hatinya.Pria itu akhirnya mau berkata jujur dan mengungkapkan isi hatinya yang sebenarnya.Kini tinggal Niken saja yang memikirkan cara untuk mengatakan cinta secara tidak langsung kepada Julian.

Didalam ruang kerjanya,Julian memukul dan menjambak rambutnya sendiri.Dia mondar mandir ke kanan dan ke kiri seperti orang gila,rasanya dia sudah tidak memiliki nyali lagi untuk bertemu dengan istrinya apalagi mengajaknya berbicara.

Julian tidak habis pikir,bagaimana bisa dia mengutarakan cintanya secara tidak langsung pada Niken.Bocah itu bahkan bukan tipe wanita idamannya,dan luka yang pernah ada dihatinya itu kemana perginya?Kenapa bisa sembuh begitu saja?Apa luka itu bisa sembuh karena kehadiran Niken?

Julian akui,Niken sangat berbeda dengan mantan kekasihnya.Dia gadis penurut,selalu bisa melayaninya dengan baik bahkan dalam keadaan marah sekalipun.Niken sangat menjaga jarak dengan lawan jenis,terutama dirinya.Secara tidak sadar otak Julian terus memuji kelebihan istrinya.

Hampir setiap hari julian dan Niken bertengkar bahkan hanya karena hal sepele.Tapi pria itu tetap tidak bisa menemukan kekurangan Niken,meski sudah mencoba mencari dari segala sisi.Yang Julian temukan hanya kelebihannya saja,kekurangannya tidak.Sebuta itu kah cinta Julian kepada Niken?

...***...

Bruno tidak bisa tidur,dia takut dipecat oleh Julian karena ulah nakal Nona mudanya.Bisa bisanya wanita muda itu memuji dirinya dan merendahkan suaminya sendiri dihadapan bawahannya,apa dia memiliki gangguan penglihatan?Jelas jelas Julian jauh lebih seksi dan lebih menawan darinya.Atau dia hanya dijadikan umpan saja untuk membuat Julian cemburu?Beberapa tanda tanya muncul dibenak Bruno.

Baskoro pergi kedapur untuk mengambil air minum,dia melihat Bruno sedang duduk termenung di kursi meja makan.

"Apa yang sedang kamu pikirkan Bruno?"Tanya Baskoro.Dia menatap dengan tatapan curiga.

"Saya sedang memikirkan ulah Nona muda,saya takut dipecat oleh Tuan Julian,"sahut Bruno.Wajahnya terlihat begitu stres dan tertekan.

"Memangnya apa yang sudah Niken lakukan sampai Julian harus memecat kamu?"Baskoro penasaran.

"Nona memuji tubuh saya,Bos Julian marah dan menyeretnya masuk kedalam kamar.Sepertinya Bos cemburu pada saya,"tutur Bruno jujur.

"Ha...Ha...Ha...Akhirnya,anak itu menunjukan isi hatinya juga.Kamu tenang saja,aku akan memastikan kamu tidak dipecat olehnya.Aku sangat berterimakasih padamu,"Baskoro meyakinkan segalanya akan berjalan baik baik saja tidak seperti pikiran buruknya itu.

"Berterimakasih?"Bruno kebingungan.

"Ya,secara tidak langsung kamu telah membuat Julian mau mengungkapkan isi hatinya yang sebenarnya pada Niken,"jelas Baskoro.

"Mereka berdua sudah lama menikah,kenapa baru sekarang Tuan muda mengungkapkan perasaanya pada Nona?"Bruno merasa heran.

"Ah,jangan dipikirkan lagi.Nanti kepalamu pusing,"Baskoro tertawa terbahak bahak.

Mendengar suara ribut,Citra pergi kedapur.Dia melihat Ayahnya sedang tertawa senang,sementara Bruno diam kebingungan.

"Apa yang sedang mereka bicarakan?Mencurigakan sekali,"gerutu Citra.

Citra menghampiri Baskoro dan Bruno,dia menarik kursi dan duduk disisi Bruno.Citra melempar pandangan secara bergantian pada Baskoro dan Bruno,dua pria itu bersikap cuek padanya.

"Kalian sedang membicarakan apa?"Citra tidak bisa menahan rasa ingin tahunya.

"Kamu tanya pada Bruno saja,"sahut Baskoro.Pria tua itu berlalu pergi meninggalkan Bruno dan Citra berdua.

Bruno melirik citra,begitu juga sebaliknya.Keduanya hanya saling diam dan enggan untuk berbicara satu sama lain.

Bertanya pada pria itu setelah bertengkar kemarin?Aku tidak mau dia mengira aku genit dan so akrab padanya.

Citra memutuskan untuk pergi meninggalkan Bruno,dia membuang jauh jauh rasa penasaran dan ingin tahunya.Hal itu terasa lebih baik daripada harus bertanya kepada Bruno.

...***...

Niken kembali bertemu dengan Julian dimeja makan.Seperti biasa,wanita itu melayani suaminya dengan baik.Niken mengambilkan nasi,sayur dan lauk,lalu menyiapkan satu gelas air putih dan memberikannya pada Julian.

Jika sedang kalem seperti sekarang ini Julian terlihat manis,aura ketampanannya terpancar keluar hingga menyilaukan kedua mata Niken.Andai saja dia bukan seorang playboy,mungkin Niken tidak akan menolak jika diajak menjalin hubungan serius.

"Besok malam aku ingin mengajakmu pergi keluar,"ucap Julian kepada Niken.

"Keluar kemana?"Tanya Niken.

"Salah satu rekan bisnisku ada yang berulangtahun.Dia mengadakan pesta dan memintaku untuk hadir membawa pasangan,"tutur Julian.

"Kamu punya banyak pacar,kenapa harus mengajakku?"Celetuk Niken asal.

"Jadi kamu ingin aku pergi ke pesta itu bersama wanita lain?"

"Ah,tidak! Ajak aku saja,aku akan dandan yang cantik agar tidak membuatmu malu disana,"tiba tiba Niken terlihat sangat bersemangat.

"Bagus,itu baru wanitaku,"Julian melempar senyum kecil.

"Wanitaku?Lebay sekali!"Sindir Citra sinis.

Pasangan suami istri itu terlihat aneh dimata Citra.Terkadang mereka terlihat akur,terkadang bertengkar hebat hingga saling membenci dan sekarang mereka terlihat so sweat.

Baskoro mencubit bahu Citra,dia menyuruh wanita itu untuk diam dan mengamati tanpa banyak berbicara.Citra kesal,dia merasa Ayahnya hanya peduli pada Niken dan Julian saja,sementara padanya tidak.

Bruno tiba tiba menaruh sepotong paha ayam goreng di piring Citra,dia tau kalau adik sambung dari Tuan Mudanya itu sangat menyukai paha ayam.

"Makanlah,hanya ada satu paha ayam saja.Yang lainya sayap dan dada,"Bruno sedikit canggung.

"Terimakasih,kamu baik sekali,"

Dalam diam,Bruno berharap sedikit perhatiannya itu bisa memberi kesan pada Citra kalau dia ingin berbaikan.Bruno terlalu malu untuk meminta maaf duluan dan Citra bukan tipe orang yang mudah memaafkan kesalahan orang lain.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!