Bab 2

...🍂🍂🍂Happy reading🍂🍂🍂...

"Niken,tolong rapihkan dasi ku!"Perintah Julian.

"Bisa tidak,kalau minta tolong pakai nada yang lembut?Gendang telingaku hampir pecah mendengar teriakanmu!"Gerutu Niken kesal.

"Aku tidak bisa bicara lembut,kamu tau itu!"

"Kalau tidak bisa ya belajar supaya bisa!"Niken sewot.

"Siapa kamu?Hanya seorang pembantu saja berani menasehati aku!"Sikap arogan Julian Kumat.

"Hah,terserah kamu saja lah!"Niken mengalah karena tidak mau terlalu lama berdebat.

Niken naik keatas sebuah kursi kecil,lalu merapihkan dasi warna merah yang menempel dileher majikannya.Pria itu memang memiliki tubuh yang tinggi,tidak seperti Niken yang bahkan tingginya tidak sampai 150 cm.

Niken bisa melihat ketampanan pria itu dari dekat.Hidung mancung,bibir tipis,mata bulat berlensa coklat.Sungguh indah ciptaan Tuhan yang Maha Esa.Sayang,ketampanan itu tidak diiringi dengan kelakuan yang baik.

"Apa kamu sudah menyiapkan bekal makan siang untukku?"

"Sudah,aku sudah siapkan diatas meja,kamu tinggal mengambilnya saja,"

Julian bergegas keluar dari kamarnya,sementara Niken tetap berada disana untuk bersih bersih.Kamar pria lajang itu sangat berantakan seperti kapal pecah,setiap hari Niken harus selalu membersihkan dan merapihkan barang barang yang ada didalam kamar itu.

Masih teringat jelas dalam benak Niken saat pertama kali dia menginjakan kaki dirumah itu,Tuan Baskoro tidak mewawancarainya.Pria tua berusia sekitar 60 tahunan itu langsung menerimanya bekerja tanpa syarat apapun.

Tuan Baskoro langsung memintanya untuk membersihkan dan merapihkan kamar Julian.Karena hal itu juga Niken harus telat tidur dan menahan kantuk hingga tengah malam.

Dua bulan telah berlalu,hampir setiap hari Niken selalu menasehati Julian untuk menjaga kebersihan dan kerapihan kamarnya.Tapi pria itu marah marah dan mengatakan"Kamu siapa?Berani sekali menasehati saya.Kamu hanya pembantu dirumah ini!".

Dan ajaibnya,kata kata itu masih sering keluar hingga saat ini.Bahkan,sehari bisa dua puluh kali.Membuat Niken tidak betah bekerja dan ingin mengundurkan diri saja.Tapi,Niken selalu mengurungkan niatnya karena dia sedang membutuhkan uang.

Andai saja kedua orangtuanya masih hidup,Niken pasti tidak akan pernah bekerja sebagai ART dirumah itu.Dia akan duduk di bangku kuliah sambil membantu kedua orangtuanya berjualan gorengan dan pecel disana.

Move on dari kesedihan ditinggal wafat orangtua ternyata sulit.Tanpa adanya orangtua,Niken seperti mayat hidup.Dia bernafas,tapi tidak tau arah dan tujuan.Dia bergerak,tapi hati dan pikirannya kosong tidak ada yang mengisi.

Niken sangat geram kalau mendengar Julian sedang memarahi Tuan Baskoro.Pria tidak tahu di untung! Harusnya dia bersyukur karena masih memliki seorang Ayah,bukannya menzaliminya.

Selesai merapihkan dan membereskan kamar Tuan Muda,Niken pergi kedapur untuk membantu Bu Peni.Dia asisten senior yang telah bekerja dirumah itu sejak Julian masih bayi.

Dia adalah ART kesayangan Tuan Baskoro,pekerjaannya selalu rapih,bersih dan cepat.Niken juga menjadikan Bu Peni sebagai panutan dirumah itu.

Tanpa diminta,Niken membantu membilas piring piring kotor yang sudah digosok dengan air sabun oleh Bu Yaya.

"Biar Ibu saja yang mengerjakannya,kamu bisa mengerjakan pekerjaan yang lainya,"ucap Bu Yaya.

"Pekerjaan apa?Semuanya sudah selesai,"

"Apa kamu sudah menyirami tanaman bunga dan memberi makan ikan dihalaman belakang?"

"Ah,iya.Aku lupa!"Niken memukul keningnya pelan.

"Jangan sampai lupa,Tuan Julian akan marah jika bunga favoritnya dan ikan ikan kesayangannya mati,"

"Dia memang gemar memarahi aku,tidak melakukan apapun juga aku akan tetap dimarahi,"batin Niken.

Niken pergi ke halaman belakang,dia mulai menyirami tanaman bunga yang tumbuh subur di sana.Ada bunga mawar,bunga melati,bunga matahari,bunga lili dan lain sebagainya.

Setelah itu,Niken menaburkan pakan ikan diatas kolam ikan.

"Pria yang suka pada bunga dan ikan harusnya memiliki sikap yang hangat seperti sinar mentari,dia malah sikapnya panas seperti api neraka,"batin Niken.

Bekerja dikediaman Baskoro sangatlah menyenangkan.Pekerjaanya tidak terlalu sulit,tidak terlalu banyak dan tidak terlalu lelah.Tapi dia diberi gaji UMK,bonus akhir bulan dan lain lain.Jika di sakit,dia juga diberi uang untuk pergi berobat ke Dokter.

Andai saja,semua orang kaya didunia ini seperti Tuan Baskoro.Tapi,orang baik seperti dia kenapa bisa memiliki anak begundal seperti Julian?Jangan jangan dia anak pungut?

"Ih...Kenapa aku jadi memikirkan Bos Julian?"Niken langsung mencoba menepis bayang bayang Julian dari pikirannya.

***

Malam harinya...

Julian pulang dalam keadaan sedikit mabuk.Jalannya sempoyongan dan tubuhnya bau parfum perempuan.Pulang kantor,Julian memang sering mampir ke club' malam untuk mencari hiburan.Dan saat pulang kerumah,dia membuat Niken kesusahan.

Niken harus memapah pria bertubuh besar itu sampai ke kamarnya,mengganti pakaian bagian atas dan mencopot sepatunya.Dia juga harus mengelap keringat yang menempel di bagian wajah dan leher Julian dengan handuk dan air hangat.

Saat itu,tiba tiba saja Julian meraih tangan Niken.Dia menarik Niken untuk mendekat dan...

Cup,,,

Sebuah ciuman mendarat dibibir Niken dengan sempurna.

"Rachel,kenapa kamu tega meninggalkan aku hanya untuk pria asing itu?Jelas jelas,aku lebih baik darinya!"Julian menangis.Terlihat dengan jelas kalau dia sedang kecewa.

Niken membeku,dia tidak bisa bergerak karena Julian telah sembarangan merampas ciuman pertamanya.

Meski syok dengan apa yang dilakukan Julian,Niken bisa merasakan jantungnya berdegup kencang dan darahnya mengalir begitu deras.Niken mengerjap-ngerjapkan matanya,mencoba membangunkan dirinya sendiri dari dunia khayalan.

"Aku harus memberimu pelajaran,"ucap Niken kesal.

Plakkkkk,,,Plaaakkkk,,,

Niken menampar pipi kanan dan kiri Julian dengan keras.Pria itu tak bergeming.Mungkin dia teler karena pengaruh minuman beralkohol yang dikonsumsinya.

"Rasakan Itu! Jika kamu berani melakukannya lagi dilain waktu,aku akan meninju perut datar mu itu sampai penyok!",

Tanpa diketahui oleh Niken,Tuan Baskoro melihat kelakuannya dan mendengar semua umpatannya untuk Julian.Tapi Tuan Baskoro tidak marah,dia malah tertawa cekikikan.

Bagaimana bisa selesai menampar dan memaki seseorang,Niken masih mau mengurus orang itu dengan baik?Dia itu terlalu polos atau terlalu bodoh?Jika Tuan Baskoro menjadi Niken,dia pasti sudah pergi meninggalkan Julian begitu saja.Kalau perlu,menyeretnya kedalam kamar mandi dan menguncinya dari luar.

"Ciuman pertamaku diambil oleh pria br*ngsek itu! Argh....."Niken terus menggerutu sambil mengacak acak rambutnya.Dia keluar dari kamar Tuan Julian dengan hati dongkol dan kesal.

Dikamarnya,Niken terus menggerutu.Pada Niken saja Julian bisa berani melakukan hal itu,apa lagi pada wanita lain diluar sana?Membayangkannya saja sudah membuat Niken bergidik ngeri.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Evy

Evy

tak sopan banget panggil majikan dengan kamu...

2024-08-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!