Bab 3

...🍂🍂🍂Happy reading🍂🍂🍂...

Julian terbangun dari tidurnya,dia merasa telah mendapat mimpi yang aneh.Dia bertemu bidadari yang jatuh dari langit,dia jatuh cinta pada pandangan pertama dan menciumnya.Tapi kenapa kedua pipinya terasa sakit seperti baru ditampar oleh seseorang?

Julian bergegas pergi untuk mandi dan membersihkan diri.Usai berganti pakaian,Julian pergi kerumah makan untuk menunaikan sarapan.

Hari ini,Bu Yaya yang memasak semua makanan yang tersaji diatas meja.Niken sedang pergi ke pasar membeli bahan makanan untuk beberapa hari kedepan.

"Kenapa rasa masakannya berbeda?"Keluh Julian.

"Anu Den,Ibu yang memasak makanan itu,"ucap Bu Yaya.

"Pantas saja rasanya beda,kemana Niken?"

"Dia sedang pergi ke pasar,membeli sayur,lauk dan buah buahan,"

"Ya...Sudah kalau begitu,aku mau langsung pergi ke kantor saja!"Julian bangkit dari kursinya.

"Bekalnya Den,"Bu Yaya menyodorkan kotak bekal milik Julian.

"Aku tidak mau membawa bekal kalau bukan gadis bodoh itu yang memasaknya!"Julian berlalu pergi dengan perutnya yang keroncongan karena melewatkan sarapan.

Baskoro masuk keruang makan,dia melihat piring Julian yang masih penuh dengan makanan.Anak itu berani menyianyiakan makanan,padahal diluar sana banyak orang yang mati karena kelaparan.

"Kenapa Julian tidak jadi makan?"Tanya Baskoro pada Yaya.

"Dia tidak suka pada masakan saya Pak,"sahut Yaya.

"Biasanya juga kamu yang masak bukan?"

"Bukan Pak,biasanya yang masak Niken,"

"Oh...Begitu."

Baskoro tersenyum kecil.Putranya telah kecanduan masakan dan pelayanan dari Niken,mungkin lama lama dia tidak akan bisa hidup tanpa gadis kecil itu.

Baskoro harus berusaha lebih keras lagi untuk mendekatkan dua orang itu.Meskipun Niken menolak untuk dijodohkan dengan Julian,tapi siapa yang tau apa yang akan terjadi dimasa depan?Bisa jadi mereka berdua adalah jodoh.

***

Malam hari,Julian pulang dengan keadaan setengah mabuk lagi.Pipinya penuh dengan noda merah bekas lipstik perempuan,begitu juga dengan leher dan kemeja putih yang dia kenakan.

Baskoro menatap putranya dengan tatapan benci,dia saja merasa jijik melihat kelakuan bejad Julian,apa lagi orang lain?

"Julian,berhentilah mabuk mabukan.Jaga kesehatanmu dengan baik,kamu masih muda,jangan sampai kamu menyesal dikemudian hari,"ucap Baskoro.

"Ayah ini,makin tua bukannya tambah bijak malah tambah cerewet! Urusi saja urusan Ayah,jangan ikut campur dengan urusan saya!"Bentak Julian.

Mendengar ada suara orang bertengkar,Niken keluar dari dalam kamarnya dan mengintip dari balik tembok.

"Dasar anak tidak tau di untung! Aku membesarkan kamu untuk menjadi manusia yang berguna,hormat pada orang tua.Tapi kamu malah memilih menjadi anak durhaka!"

"Durhaka itu makanan apa?"Julian tertawa.Omongannya mulai ngelantur seperti orang kehilangan akal.

"Julian,sudah dua tahun berlalu.Apa kamu masih belum juga move on dari Rachel?"

"Jangan sebut nama perempuan itu lagi,aku tidak mau mendengarnya!"

"Jika kamu membencinya,bukalah hatimu untuk perempuan lain.Mungkin dengan cara seperti itu luka di hatimu bisa segera sembuh,"Baskoro mencoba menasehati Julian.

"Semua perempuan itu sama saja Ayah,penghianat,jahat.Aku tidak akan pernah membuka hati ini untuk perempuan lain apa lagi sampai menikah,"

Niken memberanikan diri untuk melerai pertengkaran Ayah dan anak itu.Dia memberi kode pada Baskoro agar berhenti berbicara,dan pria tua itu menurutinya.Tidak ada gunanya menasihati orang mabuk,mereka bahkan tidak bisa membedakan mana coklat mana kotoran ayam.Jadi,mana mungkin mereka bisa menerima masukan baik.

Seperti biasa,Niken memapah Julian dan mengantarnya masuk kedalam kamarnya.Julian terus menyerukan umpatan umpatan kecil untuk sang Ayah,Niken hanya diam dan mengabaikannya.

Tiba tiba,Julian menatap wajah cantik Niken lekat lekat.Dia penasaran,kenapa perempuan muda itu masih mau bersikap baik padanya.Padahal,selama ini dia sering memarahi,merendahkan dan memakinya.

"Hey,gadis lemot! Kenapa kamu masih mau bersikap baik padaku?"Cicit Julian.

"Karena kamu adalah majikanku,aku hanya berusaha profesional dalam bekerja,"sahut Niken santai.

"Bagus,jarang sekali ada perempuan yang tahan banting dan penuh percaya diri seperti kamu,"puji Julian.Pujian itu terdengar seperti suara radio rusak ditelinga Niken,sangat tidak enak untuk di dengar apa lagi dimasukan kedalam hati.

Julian menjatuhkan diri diatas kasur,dia menutup kedua matanya dan langsung mendengkur.Tidak mau mengganggu tidur nyenyak sang majikan,Niken langsung pergi dari kamar itu setelah melepas sepatu Julian dan menyelimutinya.

Baskoro telah menunggu Niken diujung tangga,dia ingin mengajak Niken berbicara dan bertukar pikiran sebentar.

"Niken,kenapa tadi kamu memintaku untuk berhenti mengomel padanya?"Tanya Baskoro.

"Bos Julian sedang mabuk,akalnya sedang hilang.Apapun yang Bapak katakan padanya tidak akan mendengarkan olehnya,"

"Aku lelah menghadapi anak itu,aku bingung harus bagaimana,"keluh Baskoro.Wajahnya terlihat sedih dan putus asa.

"Untuk saat ini,kita hanya bisa bersabar dan berdoa.Semoga Tuan Julian bisa segera sadar dan mengakhiri kenakalannya itu."Ucap Niken.

***

Waktu menunjukan pukul 10.00 pagi.Semua pekerjaan Bu Yaya dan Niken telah selesai.Mereka kembali ke kamarnya untuk beristirahat sejenak,sekedar berbincang ringan dan minum teh sambil menunggu waktunya menyiapkan makan siang.

Yaya menatap kagum gadis muda yang sedang duduk dihadapannya.Segala pekerjaan rumah tangga bisa dikuasai olehnya,bahkan memasak sekalipun.Andai saja putrinya di kampung bisa mandiri dan serba bisa seperti Niken,dia pasti akan sangat senang.

"Semalam,Tuan Baskoro bertengkar lagi dengan anaknya ya?"Yaya membuka pembicaraan.

"Iya,biasa lah.Masalah perempuan dan alkohol.Aku rasa Tuan Julian tidak akan bisa berhenti dari dua hal itu sebelum nyawanya sampai di tenggorokan,"celoteh Niken kesal.

"Sebenarnya,Tuan Julian orang baik.Dia seperti itu karena sedang patah hati saja,"bela Bu Yaya.Dia sudah lama kerja dirumah itu,jadi dia tau sifat asli Julian bagaimana.

"Lebay,hanya karena patah hati saja dia langsung melampiaskannya pada perempuan lain dan minuman keras,"gerutu Niken.

"Kamu belum pernah merasakan patah hati ya?"Tebak Yaya.

"Belum,"Niken meringis.

Jangankan patah hati,pacaran saja dia belum pernah.Dizaman seperti sekarang ini,mana ada pria yang mau berpasangan dengan gadis sederhana dari keluarga miskin seperti dirinya?Separuh dari mereka pasti mencari yang good looking dan good rekening.

"Patah hati itu sakit sekali Ken,hanya orang bermental kuat saja yang bisa menyembuhkan diri dengan waktu cepat,"jelas Yaya.

"Apa benar begitu?"Niken sedikit ragu.

"Iya,betul.Ibu tidak bohong padamu.Kamu belum tau karena kamu belum pernah berpacaran."Sindir Yaya halus.

Sebenarnya,Niken juga ingin merasakan indahnya merajut kasih dengan lawan jenis.Tapi,dia tidak memiliki banyak waktu luang untuk melakukannya.99,99% waktunya dihabiskan hanya untuk bekerja,makan,tidur dan nonton drakor.Dia terlalu sibuk untuk mencari pacar apa lagi berpacaran.

Meskipun begitu,Niken rajin memanjatkan doa.Semoga,kelak dia bisa menemukan pria baik yang akan menjadi pasangan seumur hidupnya.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!