Bab 10

...🍂🍂🍂Happy reading🍂🍂🍂...

Baskoro benar benar menepati janjinya,dia datang kerumah dengan Citra.Mereka membawa banyak makanan seperti buah dan aneka kue.Niken merasa tersanjung diperhatikan oleh Ayah mertuanya,selama ini belum ada orang yang begitu perhatian kepadanya.

Seperti biasa bila ada Ayahnya,Julian begitu bersikap manis pada sang istri.Kata katanya lembut,sikap dan pembawaannya begitu baik.Seolah dia ingin Ayahnya mengira kalau rumah tangganya yang baru dibina beberapa minggu itu harmonis dan adem ayem.

Niken merasa muak pada Julian.Rasanya dia ingin meninju wajah tampan pria itu hingga babak belur tak berupa.Niken tak menyangka kalau Julian pandai berakting,bahkan lebih jago dari artis papan atas sekalipun.

Mau tidak mau,Niken harus mengimbangi akting Julian.Semua dia lakukan agar Baskoro tidak curiga pada mereka berdua.

"Julian,Ayah lihat kamu jadi lebih gemuk dari sebelumnya,"ucap Baskoro.Dia menepuk pundak putranya pelan.

"Iya,betul.Timbangan berat badanku selalu naik tiap minggu,semua karena Niken pandai mengurusku dengan baik.Terlebih masakannya membuat aku tidak bisa berhenti makan"sahut Julian.

"Aha...Ha...Ha...Betul kata Ayah kan?Niken adalah calon istri terbaik buat kamu,"Baskoro merasa senang melihat putra semata wayangnya terlihat bahagia.

"Pilihan orang tua memang tidak pernah salah,selalu membawa berkah,"celetuk Julian sambil mengalungkan tangannya ke leher Niken.Meski kesal,Niken mencoba untuk tetap tersenyum manis didepan Ayah mertuanya.

Niken merasa ada yang aneh dengan tubuhnya,seluruh bulu yang tumbuh di tubuhnya berdiri tegak.Ini pertama kalinya Niken disentuh oleh seorang pria,wajar saja kalau tubuhnya mengeluarkan reaksi sedikit aneh.

Niken memberi kode pada Julian untuk melepaskan dekapannya,bukanya dilepaskan pria itu malah semakin nakal dan berani.Dia mengelus elus leher Niken dan mencubitnya pelan.Kesal,akhirnya Niken menginjak jempol kaki suaminya kuat kuat.

"Awh..."Julian menjerit kesakitan.

"Lepaskan tanganmu sekarang juga!"Bisik Niken.Kali ini Julian menurut,dia langsung melepaskan tangganya dari leher bahu Niken.

"Galak sekali perempuan ini!"Batin Julian.

Waktu terus bergulir,waktunya untuk beristirahat dan tidur.Suami istri itu mengantar Baskoro dan Citra ke kamar masing masing.Setelah itu giliran Niken dan Julian masuk kedalam kamar pribadi mereka.

"Kamu tidur di sofa,aku yang tidur diatas kasur,"ucap Julian.Dia berniat untuk mengerjai dan menindas istrinya itu.

"Tidak mau,aku kan perempuan.Anda yang tidur di sofa,aku yang tidur di atas kasur!"

"Kalau begitu kita tidur diatas kasur bersama saja,bagaimana?"Julian mengedipkan matanya.

"Aku tidak mau!"Tolak Niken.

Niken naik keatas ranjang,dia berguling guling seperti anak kecil.Tak terima tempat tidurnya dikuasai begitu saja,Julian mulai melakukan trik kotor untuk mengusir Niken secara halus.

Julian melepas kancing kemejanya satu persatu,kemudian melempar kemeja itu ke sembarang arah.Dia juga melepas celana panjangnya hingga hanya tersisa celana pendek saja yang melekat ditubuhnya.

Julian melompat keatas kasur dan berbaring disisi istrinya.Mata Niken melotot melihat Julian bertel@njang dada,dia bisa melihat dengan jelas roti sobek dan perut datar itu.

"Aaaaaa....Apa yang sedang kamu lakukan?"Niken turun dari atas kasur.

"Ini kasurku,tentu saja aku akan tidur disini.Kalau kamu mau mau ikut tidur disini juga,aku tidak keberatan untuk berbagi,"

"Cih! Aku tidak sudi tidur satu ranjang dengan mu,lebih baik aku tidur diatas sofa."

Niken berbaring diatas sofa,dia memejamkan kedua matanya dan mencoba untuk tidur.Julian tersenyum pahit,baru kali ini ada perempuan yang menolak diajak tidur bersamanya.

Tengah malam,Julian terbangun.Dia melihat Niken gelisah dalam tidurnya.Meskipun empuk,tidur diatas sofa tidaklah nyaman.Merasa kasihan,Julian membopong tubuh Niken dan membawanya naik keatas kasur.Julian juga menyelimuti tubuh istrinya itu dengan selimut tebal.

Cup,,,,

Sebuah ciuman mendarat di kening Niken.Untung saja tidur Niken cukup pulas,jadi Julian tidak mendapat bogem mentah dari perempuan yang selalu menolak untuk dia sentuh itu.

Mentari mulai meninggi,Niken membuka kedua matanya dan tersadar dia sedang berbaring diatas dada bidang seseorang.

"Astaga,"Niken terduduk.Dia syok karena tiba tiba bisa tidur diatas kasur sambil memeluk Julian pula.

"Apa aku berjalan sambil tidur?"Niken bertanya pada dirinya sendiri.

Julian menggeliat,dia mulai membuka kedua matanya.Merasa malu,Niken langsung berlari dan mengurung diri didalam kamar mandi.

"Dia pasti malu,"Julian tersenyum kecil.

Hari ini,keluarga itu telat sarapan pagi.Semua gara gara Niken bangun kesiangan.Dia tidak mengelak jika pelukan Julian telah menambah nyenyak tidurnya semalam.

Julian masuk keruang makan,menyusul Ayah,adik dan asisten pribadinya.Niken langsung membuang muka,dia tidak berani menatap mata pria menyebalkan itu.

"Niken,kamu kenapa terlihat canggung seperti itu?"Tanya Citra.

"Ah,aku...Aku tidak kenapa napa kok,"sahut Niken terbata bata.

"Ngomong ngomong,kenapa lehermu jadi merah merah seperti itu?Apa dikamar kalian banyak nyamuk?"Tanya citra lagi.

"Merah merah?"Niken melirik kearah Julian.Pria itu sedang tertawa cekikikan.

Rupanya semalam saat Niken tertidur lelap,pria itu telah mengambil kesempatan dalam kesempitan.Menc!um leher Niken dan membuat banyak tanda kepemilikan disana.

Baskoro berdehem,sementara Bruno sangat berusaha keras untuk tidak tertawa.Citra memang kelewat polos,sampai bekas c!uman saja dia tidak tau bentuknya.

"Sudah,jangan mengobrol.Mari kita lanjutkan sarapannya,"ucap Baskoro.

Selesai sarapan,Niken pergi kedalam kamar.Dia langsung memeriksa leher jenjangnya dan ternyata yang dikatakan Citra benar,ada banyak tanda merah disana.

"Julian,dasar pria br*ngsek!"Maki Niken keras.

Sepanjang perjalanan menuju pabrik,Julian tak henti hentinya tertawa.Dia merasa puas karena telah berhasil mengerjai istrinya.Dia yakin,saat ini Niken pasti sedang ngomel ngomel tidak jelas.

Tapi Julian juga harus memikirkan cara agar terhindar dari bogem mentah istrinya itu nanti malam.Dia pasti tidak terima karena Julian telah menyentuhnya tanpa izin terlebih dahulu.

"Tuan,ands kenapa?Sepertinya anda terlihat senang hari ini,"Bruno berpura pura tidak tau.

"Kamu lihat tidak ekspresi wajah Niken tadi?Menggemaskan sekali ya?"

"Oh,jadi anda tertawa karena teringat pada wajah Nona?Jangan jangan anda sudah jatuh cinta pada istri kecil anda itu,"goda Bruno.

"Aku jatuh cinta padanya?Sepertinya tidak mungkin.Dia bukan tipe perempuan idealku,"sanggah Julian.

Bruno tersenyum,rupanya Bosnya itu belum sadar kalau dirinya telah jatuh hati pada Niken.Karena hanya cinta saja yang bisa membuat seseorang tertawa dan bertingkah seperti orang gila.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!