Bab 16

...🍂🍂🍂Happy reading🍂🍂🍂...

Niken pulang kerumah,dia tidak diperbolehkan untuk melakukan apapun oleh Baskoro sebelum sembuh dari menstruasi.Bahkan saat ingin makan dan minum saja,Baskoro meminta Julian untuk menyiapkan dan menyuapinya.

Kesempatan itu benar benar dipergunakan oleh Baskoro dengan baik,agar hubungan suami istri itu semakin dekat dan mesra.Tak mau terkena omel Ayahnya,Julian terpaksa menuruti segala hal yang diperintahkan Niken padanya.

Untuk beberapa hari kedepan,Niken akan dilayani oleh Julian.Pria sombong dan keras kepala itu menjadi pesuruhnya dibawah pengawasan Ayah mertuanya sendiri.Niken merasa senang,jarang jarang dia memiliki kesempatan untuk mempermainkan perasaan pria menyebalkan itu.

"Julian,tolong ambilkan aku camilan di kulkas,"

"Kamu baru makan nasi beberapa menit yang lalu,masa sudah mau makan yang lain lagi?"

"Ayolah,tolong ambilkan camilan untukku,"

"Tidak mau,aku lelah naik turun tangga.Kamu saja yang mengambilnya sendiri,"

"Oke,aku akan turun untuk mengambilnya sendiri,"

Niken memijakkan kakinya ke lantai secara perlahan,lalu berjalan pelan seperti balita yang baru belajar berjalan.

"Aduh...Aduh...Duh..."Niken memegangi perutnya.

"Ada apa?"Julian khawatir.

"Perutku sakit sekali dibawa jalan,"Niken berbohong.

"Naik keatas kasur,biar aku saja yang mengambil camilan untukmu,"Julian memapah istrinya naik keatas ranjang.

"Jangan lupa secangkir teh manis hangat juga ya,"tambah Niken.

"Iya,"sahut Julian malas.

Julian keluar dari kamar,Niken melompat lompat kegirangan.Akhirnya dia memiliki kesempatan untuk mengerjai suaminya,dia harus menggunakan dan memanfaatkannya dengan baik.

Tak lama,Julian kembali.Dia datang membawa nampan berisi satu gelas teh manis hangat dan satu piring buah potong.Niken tersenyum manis,dia menyambut nampan itu dan mengucapkan terimakasih.

"Cepatlah sembuh,kalau begini terus aku tidak bisa datang ke pabrik,"ucap Julian.

"Kan ada Burhan,"sahut Niken.

"Tetap saja kasihan kalau dia harus melakukan segalanya sendiri,"kilah Julian.

"Kamu bisa kasihan padanya,tapi kenapa tidak pernah kasihan padaku?"Protes Niken.

"Kata siapa?Aku..."Julian menahan kalimatnya diujung bibir.

"Aku apa?"Desak niken.

"Sudah jangan dibahas lagi,makan makananmu setelah itu pergi tidur!"Julian mencoba mengalihkan pembicaraan.

Julian terdiam,dia memandangi istrinya yang sedang menyantap makanan dengan lahap.Entah mulai kapan perasaanya pada gadis bau kencur itu berubah dan menjadi sedikit aneh.Bisa bisanya dia khawatir sampai menangis untuk Niken,padahal dulu saat masih bersama dengan Rachel dia tidak pernah melakukannya.

Apa mungkin karena mereka berdua sering bertengkar dan membuat hubungan keduanya semakin dekat satu sama lain?Atau mungkin karena jiwa Julian sudah mulai bosan bermain dengan banyak wanita diluar sana dan menginginkan hal yang berbeda?Misalnya dengan setia pada satu pasangan saja.

"Hey,kenapa kamu menatapku dengan tatapan seperti itu?"Celetuk Niken keras.Suara wanita itu telah berhasil membuyarkan lamunan Julian.

"Aku...Aku sedang merasa heran,kenapa wanita bertubuh kerempeng seperti kamu makanya banyak sekali seperti kudanil,"ucap Julian asal.Dia merasa salah tingkah saat ketahuan sedang memperhatikan Niken secara diam diam.

"Kamu bilang aku seperti apa?Kudanil?Kamu berani mengatai aku seperti kudanil?"Niken melotot.Dia marah karena disamakan dengan binatang rakus yang hobi berendam didalam lumpur itu.

"Aku hanya bercanda,begitu saja marah."Julian tertawa kecil.Dia berlalu pergi menuju ruang pribadinya untuk menghindari omelan Niken.

Selepas Julian pergi,Niken turun dari tempat tidur dan berjalan menuju sebuah cermin berukuran besar.Pantas saja Julian tak tertarik padanya,meski berwajah cantik tubuh Niken kurang montok dan semok.Tidak seperti pacar pacar Julian diluar sana.

Tiba tiba muncul Niat dihati Niken untuk menaikan sedikit berat badannya.Dan Sepertinya dia juga perlu melakukan olahraga rutin agar bagian depan dan bagian belakang miliknya menjadi lebih menantang.

"Eh,kenapa aku jadi ingin merubah penampilan untuk menarik perhatian buaya rawa itu?Sepertinya ada yang tidak beres didalam sini,"ucap Niken sambil menepuk nepuk dadanya pelan.

...***...

Niken menuruni anak tangga,kakinya sedikit bergetar dia melangkah dengan penuh kehati hatian.Melihat Nona mudanya kesulitan,Bruno langsung menghampiri Niken dan mengawalnya hingga sampai kelantai bawah.

"Kamu baik sekali,terimakasih ya.Padahal,aku bisa melakukanya sendiri,"Niken menaruh tanganya dipundak Bruno.

"Sama sama Nona,sudah menjadi tugas saya untuk membantu seluruh anggota keluarga ini jika ada yang mengalami kesulitan,"Bruno menyunggingkan senyum manis.

Julian tidak sengaja melihat pemandangan menyebalkan itu,hatinya langsung terbakar oleh api cemburu.Julian menghampiri istri dan asisten pribadinya,wajahnya cemberut,kedua matanya membulat dengan sempurna.

"Jangan genit genit jadi perempuan!"Ceplos Julian tanpa basa basi.

"Genit?"Niken menaikan alisnya sebelah.

"Iya,kamu sedang mencoba untuk merayu asisten pribadiku bukan?"Tuduh julian.

"Iya,aku memang sedang merayunya.Kenapa memangnya?Kamu cemburu?"

"Cemburu?Kenapa aku harus cemburu?Jelas jelas aku jauh lebih baik dari asistenku itu!"

"Tidak juga,Bruno jauh lebih tampan darimu.Tubuhnya lebih kekar,lebih gagah dan terlihat lebih menggoda darimu,"ucap Niken ketus.

Julian mengepalkan tanganya,amarahnya sudah naik ke ubun ubun.Bisa bisanya Niken merendahkan suaminya sendiri didepan pria lain,dan pria itu adalah asisten pribadi Julian.Apa Niken benar benar menyukai Bruno?

"Maaf Tuan,Anda salah paham.Saya hanya..."

"Diam kamu!"Bentak Julian pada Bruno.

Bruno terdiam,Julian menarik tangan Niken dengan paksa dan menyeretnya untuk kembali naik dan masuk kedalam kamarnya.

Bersambung...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***