Psychopath 2
"Katherine wajah mu kenapa ? " tanya temanku saat aku baru saja sampai dikelas.
"Emm aku baik baik saja, aku tidak apa apa " aku mencoba berbohong pada teman ku ini, karena aku juga tidak mau dia terus menghawatirkan ku.
"Mana mungkin kau baik baik saja. Tapi wajahmu banyak lebam lalu ini jidatmu ada goresan, apa yang dilakukan ibu tirimu itu ? ayo bicara padaku " kembali dia bertanya dengan wajah yang sangat begitu khawatir
"Hanya karena aku tak patuh saja "
"Selalu saja jawaban mu itu, kenapa sih ayahmu tak pernah bertindak apa dia tidak menyayangimu ? sampai sampai kau diperlakukan tidak baik seperti ini dia diam, sudah kau dirumah ku saja ya, aku khawatir dengan keadaan mu Katherine"
Aku mengusap tangan temanku itu, memang dia begitu baik dan perhatian pada diriku ini, aku sangat bahagia memiliki teman sepetinya.
"Bukannya ayahku tak membelaku, tapi situasinya begitu rumit, ayahku jarang ada dirumah dia selalu dinas keluar kota apalagi mengurus kakakku Chelsea yang sekolah di Amerika "
"Seharusnya kau memberitahu pada ayahmu kalau ibu tirimu jahat " ucap temanku dengan wajah yang kesal dan tangan yang mengepal .
"Aku tak ingin mereka bertengkar sudah ayo duduk, sebentar lagi guru akan datang kan "
"Hemm kau hebat sekali kalau mengalihkan pembicaraan. Padahal aku sedang menanyakan keadaan mu, kau malah berbicara seperti itu " temanku langsung cemberut dan duduk dengan kesal disampingku.
Bukannya aku tak mau menceritakan semua apa yang dilakukan oleh ibu tiriku, tapi aku tak mau dia khawatir saja, dia yang selalu khawatir padaku, dia selalu perhatian padaku.
Bahkan adik tiriku saja Dimas sangat membenciku kami seumuran dan kami juga satu sekolah. Aku yang sedang melamun dikagetkan dengan suara guru yang datang, tapi dia tak datang sendirian, dia datang berdua dengan seorang laki laki tinggi dengan wajah dingin, matanya menatap seluruh murid tapi saat mata itu menyisir kearah jajaran bangku ku, langsung berhenti pandanganya.
Dia menatapku dengan aneh. Ada apa dengan dia, kenapa dia menatapku apa aku mengenalnya ? Tentu saja tidak. Aku sama sekali tak mengenalnya lalu kenapa dia menatapku seperti itu.
"Kat sepertinya dia suka padamu, lihatlah tatapannya padamu seperti itu " aku melihat kearah Dian lalu berbisik padanya.
"Mana mungkin dia suka padaku, aku saja tak cantik dan tak menarik lalu dengan dasar apa dia suka padaku, lihat dia tampan dan sangat tinggi mana mungkin aku seleranya " bantahku, karena memang siapa juga yang suka padaku, perempuan kurus dan pucat.
"Kau jangan merendah kau itu cantik Kat, coba kau mengaca kau itu cantik " bisik temanku sambil menepuk bahuku. Aku tak menjawab temanku Dian, tatapanku fokus kedepan melihat orang itu dan juga guruku.
"Perkenalkan anak anak ini Guru baru sejarah kita, dia bernama Pak Lucas Alexander dan mulai hari ini di akan mengajar dikelas kalian mengantikan Bu Tina yang baru saja pensiun "
Teman-temanku langsung berbisik-bisik membicarakan guru ini, bahkan Dian juga malah ikutin bergosip sedangkan aku hanya diam saja, aku menundukan kepala karena Pak Lucas itu terus saja menatap ku dengan tatapannya yang menakutkan menurutku itu pun.
"Baiklah Bapak tinggal kalian silahkan belajar dengan Pak Lucas "
"Baik Pak " ucap teman temanku serentak mereka begitu bersemangat kecuali yang laki-laki mereka menjawab seadanya saja.
"Baiklah kalian sudah mengenal namaku, aku mau dikelas ku tak ada yang mengobrol, tak ad ayang mengantuk,melamun atau pun tak fokus. Aku ingin mata kalian fokus pada pelajaran dan saat aku bertanya kalian harus bisa menjawab. Kalau kalian tak bisa menjawab berarti kalian tidak memperhatikan ku, apakah kalian mengerti "
"Mengerti Pak "
Pelajaran pun dimulai dengan begitu tegang, aku juga ikut tegang karena dari tadi dia terus saja bertanya padaku, tapi syukurlah aku bisa menjawabnya dengan benar dan aku mendapatkan sebuah bintang darinya.
Katanya kalau bisa menjawab akan mendapatkan bintang dan itu akan membantu nilai di rapot katanya itu pun. Bell berdering dengan nyaring semua murid segera keluar tapi guru itu masih saja diam, diamnya itu cukup aneh, karena matanya itu tak pernah lepas memandangku, lebih baik aku keluar saja aku takut.
"Kat mau kemana ?"
Aku tak menjawab teriakan dari Dian, sekarang yang aku mau hanya pergi ke perpustakaan dan menghindar dari tatapan guru itu.
"Katherine " aku melihat Dimas yang memanggilku, dengan langkah yang lemas aku mendekatinya
"Ada apa Dimas ? "
"Mana uang lo, pasti ayah kasih lebih kan " aku menggelengkan kepala bekal kami semua sama, tapi Dimas selalu saja meminta bekalku, padahal kadang-kadang bekalku suka dikurangi oleh Ibu tiriku entah apa alasannya.
"Bekal kita sama tak ada bedanya "
"Bohong sini " Dimas mencari uang jajanku bahkan dengan tidak sopan dia mengeledah saku saku rok ku dan juga seragamku, dia mengambil uangku yang tinggal sedikit lagi.
"Kemari kan Dimas aku tak punya lagi "
"Ahh tinggal minta lagi sama ayah, lo kan anak kesayangan minta aja lagi "
"Jangan gitu dong, aku tak mungkin minta lagi disaat belum waktunya dikasih "aku mencoba menggapai uang itu yang diangkat keatas oleh Dimas, lalu dengan kasar Dimas mendorong bahuku sampai sampai aku mundur kebelakang.
Ku kira aku akan jatuh, tapi ada yang menahan badanku. Aku langsung berdiri dengan tegak lagi dan menatap orang itu, ternyata guru baru itu. Dia mengambil uang yang diangkat tinggi oleh Dimas dan memberikannya padaku.
"Aku tidak suka ada pembullyan disekolah, kau ikut ke ruangan ku " Pak Lucas menunjuk Dimas dengan tatapannya yang tajam.
"Kau ini siapa ? memangnya salah aku meminta uang pada kakakku sendiri ? kami ini bersaudara, jadi tidak masalah kalau berbagi uang jajan sudah sering aku melakukan ini pada Katherine tapi dia baik-baik saja ini bukan pembullyan ya "
"Mau kalian saudara atau bukan tindakanmu itu tidak mencerminkan seorang pelajar, masuk ke ruanganku sekarang dan panggil orang tuamu aku ingin bicara dengan orang tuamu sekarang juga" Aku melihat wajah Dimas yang kaget tapi tetep saja wajah songgongnya itu tak hilang, memang ya Dimas ini.
"Kau tak berhak menyuruhku seperti itu"
"Aku berhak karena aku gurumu panggil orang tuamu dan pergi ke ruanganku. Aku tunggu sampai jam 01.00 siang, jika tidak ada kau akan aku DO, kelakuanmu itu sungguh membuat teman-temanmu akan melakukan hal itu aku tidak pernah suka ada murid yang mengambil uang temannya dengan paksa tanpa dia memberikannya, jika dia bilang tidak ada kau tidak berhak untuk mencari uang itu di saku anak itu, itu sangat tidak sopan. Memangnya guru di sini mengajarkan hal itu tidak kan maka aku ingin tahu orang tua macam apa yang telah mendidik mu itu"
Aku melongo mendengar Pak Lucas berkata seperti itu, lalu matanya menatapku, aku yang takut menundukkan kepalaku lagi "dan kau Kat namamu hampir seperti kucing, jangan pernah memberikan uang pada siapapun meskipun itu saudaramu kalau dia memaksa, pergilah makan atau bergabung dengan temanmu. Jangan sendiri seperti ini"
Dia langsung melangkah pergi meninggalkan aku dan Dimas, dia mengatakan namaku seperti kucing, kurang ajar padahal ini pemberian mamahku tersayang tapi tak apa kucing kan lucu"Awas kau Kat, kau akan habis dirumah oleh Ibu lihat saja " Dimas mengancamku bahkan dia mendorong bahuku lagi dengan kencang dan pergi begitu saja.
Entahlah hukuman apalagi yang akan aku terima nanti di rumah. Rasanya aku sudah lelah selalu saja diperlakukan tidak baik oleh ibu tiriku ingin berbicara pada ayah tapi aku tidak bisa.
Pernah suatu hari aku berbicara pada ayah dan mengadukan semua apa yang telah ibu tiriku lakukan, tapi apa nyatanya aku malah disiksa habis-habisan setelah itu oleh ibu tiriku dan mengancam akan membunuhku jika sekali lagi aku memberitahu ayahku kalau dia sudah menyiksaku dan kasar padaku.
Memang aku ini serba salah kalau saja mamaku masih ada mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi. Mama ku meninggal karena kecelakaan dan aku mau tidak mau harus ikut dengan ayahku yang memang baru pertama kali aku lihat.
Aku dulu sekolah dengan temanku dan hak asuhku diperebutkan oleh sahabat mamaku tapi dia tidak dapat, hak asuhku tetap jatuh pada ayahku untuk kakek dan nenekku mereka juga meninggal dalam kecelakaan itu.
Aku juga tidak tahu kenapa aku harus ditinggalkan oleh orang-orang tersayang ku dengan cepat, bahkan saat aku ingin bertemu dengan sahabat mamaku yaitu mamih Zeline ayahku tidak pernah membolehkan aku bertemu.
Bahkan kami sekeluarga sampai pindah kota untuk menghindari kejaran mamih Zeline yang terus menemuiku. Memang aku memanggilnya mami karena pertemuan pertama kali kita juga dia berkata kalau aku boleh memanggilnya mami.
Dia baik dan suaminya juga baik aku masih ingat dengan Daisy anak bungsunya serta kakaknya yang sudah aku lupakan namanya, dia perhatian padaku tapi setelah perihal penculikan itu kakak Daisy dikirim ke luar negeri dan tidak pulang entah apa yang terjadi.
Aku segera berjalan ke arah kantin benar kata Pak Lucas lebih baik aku makan saja. Sudahlah aku tak usah memikirkan nasibku akan seperti apa nanti yang terpenting sekarang adalah perutku dulu terisi oleh makanan.
Untuk masalah ibu kita hadapi nanti saja, mungkin luka di wajahku juga belum sembuh lebam-lebam akibat pukulan dari ibuku belum sembuh tapi aku harus menerima lagi setelah Dimas dipanggil oleh Pak Lucas.
Dia akan berbicara ngawur kemana-mana dan mengatakan kalau aku yang salah sampai-sampai Ibu harus dipanggil ke sekolah.
Hallo semuanya aku kembali lagi buat terusin novel psikopat Tampan dosenku, ini yang keduanya cerita tentang anak anaknya mereka, semoga kalian semua suka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 287 Episodes
Comments
Putri Minwa
awal cerita yang menarik thor
2023-03-05
1
Titin Hendryati
mampir..😁
2023-02-24
0
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu
2023-02-19
0