Aku yang sudah selesai menggambar segera menyimpan buku itu, untuk kali ini aku akan mencatat setiap apa yang aku lakukan dan menggambarnya. Itu hanya untuk koleksiku saja untuk mengingatkanku kalau aku pernah membunuh dia.
Aku bergegas keluar dari ruanganku, karena aku harus mengantar Katherine pulang. Dia tidak boleh pulang sendirian lagi harus aku yang mengantar. Dia selalu saja tidak mau diantar olehku. Apakah dia tahu kalau aku ini pembunuh, tapi tidak mungkin waktu dirumah kosong pun dia tak tahu siapa yang membunuh.
Aku melihat Katherine yang berlari kenapa dia berlari seperti itu. Dengan cepat aku pun mengejarnya dan memegang tangannya. Dia begitu kaget saat melihat aku.
"Mau kemana kau "
"Aku mau pulang " ucap Katherine dengan lantang.
"Sudah ku bilang kan, aku akan mengantarmu pulang. Kenapa kau tiba-tiba gegabah pulang sendirian. Apakah kau tidak takut nanti ada pembunuh berantai itu, seperti yang di berita-berita itu. Apakah kau mau dihabisi oleh dia "aku coba menakut-nakutinya padahal pembunuh itu ada di hadapannya.
"Tidak, makanya aku buru-buru pulang"
"Yasudah biar aku saja yang mengantarmu pulang. Jangan keras kepala. Sudah aku bilang kan aku tidak akan pernah melukaimu atau menyakitimu. Hanya kau perlu percaya padaku apa susahnya percaya pada diriku Katherine"
"Aku hanya takut"
"Takut apa, takut oleh teman-temanmu, takut dibully. Aku yang akan menghadapinya"
Aku segera menarik tangan Katherine. Aku tidak memperdulikan semua siswa-siswi menatapku dan juga Kat yang masuk ke dalam mobil. Ini urusanku dengan Katherine mereka tidak ada urusannya. Mereka tidak usah ikut campur mereka hanya perlu menjadi penonton saja.
Setelah masuk ke dalam mobil, aku yang bingung ingin membuka pembicaraan apa akhirnya membahas tentang coklat yang aku berikan tadi "Bagaimana apakah coklatnya enak. Apakah kau sudah memakannya atau kau memberikannya pada Dian"
"Aku hanya memberikannya setengah karena itu terlalu banyak untukku. Aku tidak terlalu suka yang manis"
"Aku lupa kau saja sudah manis untuk apa aku memberikan coklat, " aku mencoba untuk menggombalinya meskipun itu sangat tak cocok aku lakukan. Baru kali ini aku menggombali seorang perempuan. Aneh sih tapi demi mendapatkan hati Kat akan aku lakukan.
Katherine dia hanya diam saja tidak menanggapinya, apakah gombalan ku itu tidak bagus. Apalagi yang harus aku katakan padanya pembicaraan apalagi yang harus aku buka.
"Emm, kau mau makan lagi "
"Tidak Abang, aku ingin pulang saja aku ingin istirahat"
"Baiklah kalau kau tidak mau makan dulu tidak masalah, tapi hari ini apakah ada yang mengganggumu"
"Tidak ada Abang semuanya baik-baik saja"
"Apakah ada laki-laki yang mendekatimu"
Kat langsung menatapku. Tak lama kemudian dia langsung menggelengkan kepalanya. Padahal itu aku hanya asal bicara saja apa ada laki-laki yang mendekati Katherine?
"Kalau sampai ada bilang padaku"
Katherine lagi-lagi hanya menganggukkan kepalanya saja. Dia jadi sedikit pendiam ada apa, apa dia mencoba untuk menjauhiku tapi itu tidak akan pernah bisa.
Kemanapun dia pergi mau sampai kapanpun dia menjauhiku, aku akan terus mendekat. Jika dia tidak bisa aku dapatkan dengan lembut maka cara kasar akan aku lakukan.
"Tadi Ayah mu datang ke sekolah"
"Hah, apakah Ayahku jadi memindahkan aku sekolah"
"Tidak akan bisa, karena sekolah itu punya Papiku maka aku bisa melakukan apapun yang aku mau"
Katherine menatapku dengan kaget. Jadi selama ini dia tidak tahu kalau sekolah itu milik papiku.
"Kau tidak tahu itu sekolah milik Papi ku ?"
'Tidak aku tidak tahu"
"Maka sekarang aku beri tahu kalau itu punya Papiku jadi aku bisa melakukan apapun di sana, termasuk menikahimu sekarang juga"
"Hah apa, aku tidak mau menikah"
"Kenapa tidak mau menikah, kau sudah berjanji padaku. Ingat janji itu coba kau ingat-ingat lagi janjimu itu padaku"
"Aku tidak mau menikah, aku tidak mau disakiti seperti Mamaku yang disakiti oleh Ayah, ditinggalkan karena hanya seorang perempuan lain "
"Jangan samakan aku dengan laki-laki lain "tiba-tiba saja aku naik pitam saat dia mengatakan itu. Memangnya aku terlihat seperti Ayahnya yang akan berselingkuh nanti saat sudah menikah.
Aku lihat Katherine kaget dengan teriakanku, aku segera memegang tangannya. Sungguh aku tidak sengaja tapi Kat dengan cepat melepaskan genggaman tangan ku.
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk membentak mu" untuk pertama kalinya aku meminta maaf pada seorang perempuan , maksudku aku tidak pernah meminta maaf pada siapapun selain Mamiku tentunya.
"Tak apa sudah biasa" jawabnya dengan jutek.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 287 Episodes
Comments