Kembali pada Lucas
Aku yang baru selesai mengantar Katherine, langsung mencari siapa yang cocok akan aku jadikan mangsaku hari ini. Mungkin aku akan mencari perempuan muda. Perempuan yang pasti akan sangat cocok dijadikan patung. Aku ingin mencari perempuan berambut panjang.
Aku melihat seorang perempuan sedang berjalan sendirian. Pakaiannya cukup terbuka aku segera memarkirkan mobilku agak jauh darinya. Dengan cepat aku berlari ke arahnya dan mencoba untuk mengobrol sebentar dengannya. Apalagi rambutnya sesuai yang aku inginkan panjang dan hitam.
"Hai kau masih mengenalku "
Perempuan itu mengernyitkan keningnya, "Kau siapa memangnya kita saling mengenal "
"Tentu saja kita saling mengenal, kita sama-sama ciptaan Tuhan dan kita makan nasi juga kan "
Buk. Aku memukul kepalanya memakai palu yang tadi aku bawa. Dengan cepat aku segera membopong perempuan itu mumpung di sini sepi tidak ada orang.
Aku memasukkannya ke jok belakang dengan cepat. Aku melajukan mobilku ke arah rumah khusus yang sudah aku beli hanya untuk menghabisi para korbanku. Rumahnya cukup terpencil dan hanya rumah itu saja yang ada di situ.
Setelah sampai di rumah itu, aku segera membopong perempuan itu lagi dan membawa ke dalam ruangan rahasiaku. Ruangan yang penuh darah dan ruangan yang menjadi saksi bisu bagaimana aku menghabisi mereka.
Aku mendudukkan perempuan itu sebelum dia sadar. Aku mengambil pisau kecil dan menguliti nya dari wajah sampai ke bawah kakinya. Aku ingin membuat seni yang menurutku pasti akan sangat cantik.
Baru saja aku mengulitinya sampai dadanya dia terbangun dan"Aakhh perih sekali, apa yang kau lakukan. Ini sakit apa yang kau lakukan padaku " ucapnya dengan lemah.
"Shut diam jangan berisik. Aku sedang membuat patung kau diam jangan mengganggu konsentrasi ku sayang"
Tapi dia bukannya diam malah berteriak dan memberontak. Bahkan dia memukul pipiku. Sialan aku menampar pipinya yang sudah aku kuliti itu. Dengan langkah lebar ku, aku mengambil sebuah suntikan untuk membuat dia diam.
Aku membuat dia sadar hanya tubuhnya saja yang membeku dan tidak bisa bergerak. Tepat sekali aku sudah menyuntiknya pada bagian lengan yang belum aku sempat kuliti. Dalam beberapa detik dia sudah diam membeku tak bisa melakukan apa-apa.
Aku menyalakan radio kesayanganku dan menyetel musik untuk membuatku sedikit rileks. Aku terus saja menguliti tubuh perempuan ini dengan sangat perlahan. Aku tidak mau merusaknya. Aku ingin kejutan nanti pagi akan membuat semua orang gempar dengan apa yang aku lakukan.
Perempuan itu hanya bisa menangis tapi percuma dia tidak mempunyai kulit pipi lagi. Air matanya langsung menetes ke daging yang merah yang sudah bercampur dengan darah.
"Kau ini kalau seperti ini lebih cantik. Tadi saat aku pertama bertemu denganmu menurutku jelek, tapi setelah aku kuliti kau cantik sekali. Aku hebat kan bisa mengubah sesuatu menjadi lebih cantik dan lebih mencolok. Kita teruskan ya kau diam seperti ini kau sangat baik dan sangat menurut sekali ya "
Akhirnya aku selesai mengulitinya sampai ke kaki-kakinya. Aku sudah mencairkan lilin aku mengambil lilin cair itu dan menyiramkannya langsung ke arah tubuh perempuan itu. Dia masih hidup dia masih sekarat tapi aku tidak peduli. Dia telanjang bulat dan kulitnya sudah aku simpan untuk aku awetkan.
Setelah lilin itu sedikit mengering aku mencoba untuk menata rambutnya agar lebih cantik lagi. Sekarang aku tinggal bersih-bersih saja. Menunggu dia sampai kering dan membawanya ke taman kota dan memamerkan pada semua orang. Hasil karya pertamaku yang begitu cantik dan begitu sempurna.
Sebelum pergi aku menatap perempuan itu ternyata dia masih hidup juga. Apakah dia tidak merasa panas saat aku menyiramkan lilin itu, tapi ini sebanding dengan apa yang sudah aku korbankan. Waktuku sudah aku korbankan untuk membuat patung lilin ini.
Patung dari manusia tepatnya. Patung lilin manusia sangat cantik akan aku coba lagi nanti. Pasti akan lebih cantik lagi. Saat awal aku membuatnya saja sudah sangat cantik. Apalagi untuk yang kedua kalinya. Kita tunggu tanggal ganjil lagi dan kita akan buat lagi yang seperti ini.
"Kau cantik sekali, pasti keluargamu akan bangga besok pagi aku akan memamerkan mu pada semua orang, termasuk keluargamu juga akan melihatnya. Tunggu-tunggu aku harus memberikan inisial dulu agar mereka tahu bahwa ini ada yang membuatnya"
Aku segera mengukir huruf L dan K di perut perempuan itu. Cukup kecil dan tak akan ada yang bisa melihatnya kalau dia tidak teliti sama sekali.
"Sudah selesai, selamat tinggal sayang. Aku suka dengan karya seniku yang baru. Sepertinya aku akan lebih mendalami karya seni ini, mungkin aku akan membuat galeri seni patung lilin itu pasti akan sangat menyenangkan dan membuatku terkenal "
Aku pergi dari ruangan itu. Sekarang waktunya membersihkan diri, sebelum membersihkan diri aku menelpon dulu Kat. Hanya untuk sekedar menanyakan kabarnya apakah dia baik-baik saja atau tidak, tapi dia tidak mengangkat teleponku ke mana Kat.
Aku segera melihat jam tanganku ternyata sekarang sudah jam 09.00 malam. Lama juga aku membuat patung manusia itu. Sudahlah mungkin Kat sudah tertidur dengan pulas biarkan dia tertidur dengan nyenyak.
Aku masuk ke dalam kamar mandi dan mengguyur tubuhku yang sudah bau amis. Darah perempuan itu sudah mengotori baju-bajuku dan tanganku juga, tapi aku puas dengan semua hasilnya. Aku mengganti pakaianku ini dengan kaos oblong dan juga celana pendek ya celana santai.
Aku akan menunggu sampai tengah malam dan nanti aku akan memajang karya seni ku ini. Bahkan Papi pun tidak akan pernah mengenali karya seni ku ini, karena untuk pertama kalinya aku membuatnya. Papi tidak akan mengenali kalau aku yang membuatnya aku yakin itu.
Aku dan cara Papiku membunuh itu sangat berbeda. Aku lebih suka jika dibuat menjadi seni yang cantik, tapi Papih akan langsung menghancurkan bukti jika sudah membunuh korbannya.
Tapi, aku tidak aku akan mengawetkannya seperti mata dari seorang perempuan yang sudah berani memelototi dan memarahi Mamiku. Aku memajang mata itu dan sekarang mata itu masih ada di dalam kamarku tersimpan dengan rapi.
Hanya aku yang tahu di mana mata itu aku simpan. Sebuah kenang-kenangan yang begitu membuatku selalu mengingat pada perempuan itu yang sudah berani-beraninya memarahi Mamiku dengan mata yang melotot padanya. Tidak boleh ada yang melukai hati Mamihku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 287 Episodes
Comments