bab 16

"Kamu mau ke mana?" Wanita yang kini menjalankan kursi rodanya ke arah Hans.

Pria itu bersiap untuk membaringkan tubuh tingginya diatas ranjang mewah, setelah membersihkan tubuhnya.

Hans yang kini mengganti pakaiannya dengan piyama lembut, membalik badannya dan menatap wanita yang kini sudah menjadi istrinya.

"Tidur!" Sahut Hans dengan wajah tidak acuh.

Ia begitu malas melihat wajah datar istrinya itu, wajah yang tidak sama sekali begitu menarik. Wajah yang hanya menampilkan satu ekspresi, yaitu datar tanpa senyum sedikitpun, selama seharian bersama wanita tersebut.

Miranda, menautkan alisnya tajam. Melihat wajah suaminya yang begitu tidak acuh kepadanya.

Namun wanita itu menampilkan senyum sinis sekilas dan memberikan wejangan kepada suaminya itu.

"Ingat, kau hanya berstatus suami di sini. Kau juga hanya seorang pria asing yang menjadi predikat suami, seharusnya kau tahu diri berada di kamar siapa." Wanita itu berkata dengan nada mengintimidasi suaminya sendiri.

Membuat Hans begitu tercengang dengan ucapan wanita berwajah datar itu.

Apa maksud wanita di depannya ini, apa istrinya itu menolak dirinya berada di kamar mewah itu?

"Apa ada yang salah? Aku suami kamu?" Hans menjawab dengan wajah kebingungan.

Miranda terdengar berdecak lidah dengan kasar, juga menatap suaminya itu sinis.

"Suami yang hanya sekedar menginginkan harta," seloroh Miranda, sambil menjalankan kursi rodanya mendekati ranjang.

Hans terkejut, ia tidak menyangka kalau istrinya ini memiliki penilaian yang sangat akurat dan kepekaan dirinya kepada sosok orang yang baru ia temui.

"Jaga ucapanmu!" Sentak Hans dengan mata membola sempurna, raut wajahnya yang kini merah karena menahan emosi.

Miranda yang sedang berusaha naik ke atas ranjang, menghentikan gerakannya, lantas melihat wajah suaminya itu dengan tatapan tajam.

Miranda, meraih senjata api di dalam laci dan mengarahkan kepada Hans.

Hans begitu terkejut, saat menolehkan kepala, ke arah istrinya. Wanita itu sudah menodongkan senjata api kecil ke arahnya.

Seketika wajah Hans menjadi pusat dan matanya melihat sang istri dengan tidak percaya.

"Apa yang kau lakukan? Turunkan!" Pekik Hans yang begitu ketakutan.

"Tidak ada yang berani mengencangkan suaranya kepadaku, dan kau, dengan beraninya melakukan hal itu?" Sahut Miranda, sambil tersenyum tipis.

"Hal wajar bukan? Seorang suami meninggikan suaranya," tukas Hans yang masih cuek.

"Namun itu tidak berlaku kepadaku," Miranda kini bersiap dengan senjata apinya, ia begitu membunuh suaminya sendiri.

"Turunkan!" Teriak Hans begitu ketakutan. Tubuhnya mulai gemetaran. Ia begitu syok dan terkejut dengan pribadi isterinya itu yang di luar infektasinya.

Ternyata istrinya ini begitu mengerikan, membuat Hans harus terus waspada.

Miranda menolak menurunkan senjatanya, ia bahkan memanggil suaminya itu untuk lebih mendekat.

"Cepat, kemari!" Bentak Miranda, yang kini menatap suaminya begitu lekat.

Dengan wajah ketakutan, Hans pun berjalan perlahan, bagaimanapun ia begitu ketakutan dengan senjata api."

"Bantu aku mengganti pakaian ku!" Titah Miranda, perintahnya yang tidak pernah di abaikan.

"Apa?! Seru Hans begitu terkejut, dengan wajah tercengang.

Miranda hanya bisa terdiam, sambil terus memerintahkan suaminya itu

"Ganti pakaian ku!" Perintah wanita berwajah datar itu.

"Apa kamu yakin? Kita tidak saling mengenal," celetuk Hans yang tidak mengerti dengan ucapan istrinya.

"Aku tidak akan memberikan perintah, seandainya aku tidak yakin?" Sahut Miranda yang kini memperbaikinya posisi tubuhnya.

"Cepat lakukan!" Sentak Miranda kasar. Menatap wajah suaminya yang terlihat begitu menahan sesuatu.

Terpopuler

Comments

Mami Mia

Mami Mia

wah kasian Hans tunggu kebucinan Miranda

2023-01-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!