bab 13

Hans, kini sudah tiba di depan bangunan Mansion megah, bak istana kerjaan. Tampak jelas, terlihat keramaian di dalam sana. Para tamu undangan, berdatangan dengan tampilan mewah juga berkelas.

Namun tidak dengan Hans, ia tetap mengenakan pakaian sederhananya sambil membawa tas, berisi uang.

Pria itu bebas memasuki bangunan megah tersebut, itu karma para penjaga lebih sibuk melayani para tamu terhormat.

Hans hanya bisa tersenyum sinis dan terus berjalan. Ramai orang berlalu lalang, di dalam Mansion itu yang sudah dihias begitu mewah dan penuh kemeriahan. Ruangan yang didominasi bunga mawar berwarna putih, dengan hiasan emas juga perak.

Mata Hans kesana-kemari dengan liar, mencari keberadaan mantan kekasihnya juga keluarganya itu.

Para tamu hanya bisa memandang penampilan Hans dengan cuek, namun ada hanya seseorang yang menatapnya aneh juga cibiran.

Pria itu tetap melangkah sambil membawa tas miliknya, tanpa mempedulikan lirikan juga suara bisikan yang ditujukan untuk dirinya.

Semakin Hans berjalan kedepan, ia bisa melihat wanita yang begitu dicintainya kini sedang bersanding dengan pria lain dan begitu bahagia.

Hans membeku di posisinya yang berjarak, 6 meter dari mantan kekasihnya itu. Dadanya terasa sesak dan sakit , melihat wanita yang begitu ia cintai kini telah berbahagia dengan sosok pria pilihan kedua orang tuanya yang begitu membanggakan kedudukan mereka.

Wajah Hans kini berubah penuh dendam, berjalan mendekati, Rosella bersama kedua orang tua arogannya.

Hans begitu percaya diri mendekati dengan kepala terangkat ke atas.

Mulai sekarang ia tidak akan merendahkan harga dirinya lagi, ia akan memperlihatkan kedudukan barunya kepada keluarga sombong itu.

Hans sengaja tidak mengenakan setelan jas yang ia beli, ia hanya ingin membuat kejutan besar kepada, mantan kekasihnya juga kepada kedua orang tua sombong itu.

Kedua pengantin baru itu terlihat saling berciuman dan tertawa bahagia, begitu juga keluarga besar Meta yang kini saling bersulang.

Hans semakin mendekat dengan wajah menantang dan melempar senyuman mencibirnya ke arah keluarga besar di hadapannya.

"Selamat, selamat, selamat." Hans berseru sambil bertepuk tangan.

Membuat pembelai pengantin terkejut, begitu juga dengan keluarga besar Meta.

Stella tampak kaget, hingga tanpa sadar gelas yang ada di tangannya terjatuh, hingga melukai sedikit jari jempolnya.

Tuan Meta pun begitu terkejut, begitu juga istrinya. Kedua manusia arogan juga sombong itu begitu tercengang dengan kedatangan — Hans.

"Kenapa, pria sampah ini ada di sini?" Tuan Meta berbisik kepada istrinya. Ia memandangi Hans dengan wajah tidak suka akan kehadiran pria itu.

Stella masih tercengang, wajahnya bahkan begitu pucat dengan bibir bergetar, ingin mengatakan sesuatu namun terasa tercekat, di tenggorokannya. Kedua tangannya gemetar ingin menghampiri, pria yang masih menempati hatinya itu.

Sementara Hans, hanya bisa menampilkan ekspresi wajah datar juga tatapan penuh kebencian juga kekecewaan, akan pengkhianatan yang dilakukan Rosella kepadanya, setelah Hans, berjuang untuk mendapat restu. Ia bahkan mengorbankan harga dirinya dan di injak-injak oleh keluarga — Meta.

"Selamat, atas kebahagiaan kalian." Hans sengaja lebih dekat, mengulurkan sebelah tangannya untuk bisa bersalaman juga mengucapkan kata selamat kepada mantan kekasihnya itu.

Tuan Meta begitu geram, sekarang ini. Ia harus menjaga wibawanya, agar tidak melakukan perilaku kasar kepada Hans.

"Terimakasih," sahut suami Rosella. Sedangkan wanita itu hanya bisa diam dan tidak berani menatap — Hans.

Hans hanya bisa menyorot tajam pasangan di depannya, saat dengan sengaja suami Rosella memeluk dirinya tepat, di depan mata —- Hans.

"Siapa yang mengundang manusia hina sepertimu?" Tiba-tiba nyonya Soraya datang dan langsung berkata kasar.

Mendengar itu, Hans hanya menampilkan senyum kecil. Ia juga tidak terpengaruh dengan ucapan ibu sambung dari — Rosella.

"Aku tidak mungkin mengundangnya, karena pesta ini khusus untuk kalangan atas," timpal Rosella dengan suara begitu berat untuk mengucapkan kata yang ia kutuk itu.

Hans beralih, melihat ke arah Rosella. Bukannya tersinggung atau marah, Hans bahkan menanggapinya dengan sikap santai.

"Aku kesini hanya ingin memperlihatkan kepada kalian, sesuatu." Hans mengucapkan niatnya datang dengan raut biasa saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!