bab 6

"Hans!" Sosok pria itu berusaha untuk menyadarkan sahabatnya yang ingin melakukan hal menantang. Hans sudah bersiap untuk melakukan aksi. Ia kini akan melakukan aksi perampokan di lokasi yang jauh dari keramaian. Di sebuah bangunan Mansion super mewah.

"Coba kamu pikirkan sekali lagi," Ujar Robben. Pria itu berusaha menyadarkan sahabatnya.

"Aku tidak punya pilihan lain, selain melakukan hal ini agar aku cepat menyaingi mereka." Dengan wajah datar, Hans membalas ucapan sahabatnya.

"Tapi ini terlalu berbahaya, Hans." Ujar Robben. Pria itu terus mengikuti sahabatnya.

Hans berjalan menuju mobilnya dengan membawa peralatan yang akan membantu melakukan aksi kriminalnya malam ini. Berharap akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan impiannya.

"Aku ikut!" Sela Robben saat Hans ingin menutup pintu mobil.

"Tidak perlu," Sahut Hans dan menjauhkan tangan Robben dari pintu mobil.

"Aku tetap ikut." Robben menerobos masuk ke dalam mobil.

Hans hanya menanggapi sahabatnya dengan sikap dingin dan berwajah datar.

Hans pun menjalankan mobil tersebut, menyusuri jalanan yang terlihat begitu ramai di kota metropolitan itu.

Mereka membawa mobil tua itu ke salah satu kawasan super mewah. Dalam kawasan tersebut, hanya ada satu bangunan Mansion megah.

Mansion yang pemiliknya adalah sosok pria berpengaruh di dunia bisnis dan menjadi keluarga paling kaya menurut salah satu majalah.

Hans sudah mempelajari semua keadaan kediaman sang target malam ini. Yang diketahuinya, hanya dihuni oleh satu tuan muda saja.

Keamanan di Mansion itu juga sudah ia kacaukan dengan meretas beberapa keamanan canggih juga cctv milik sang Milioner.

Dua jam sudah mereka berkendara, akhirnya tiba di depan sebuah kawasan luas. Hans dan Robben. Menatap kagum kawasan indah di depan sana. Kawasan yang hanya terdapat beberapa bangun megah.

Hans memindai keadaan sekitar kawasan mewah itu dengan teropong yang ja bawa. Ia melihat dari kejauhan, bangunan yang berlapis emas berkilau di pilar-pilar tinggi.

"Tidak salah lagi. Disini lah, targetku," Gumam Hans tersenyum licik.

Robben hanya terlihat Was-was. Ia juga begitu ketakutan hanya melihat kawasan mewah itu.

"Hans, pikirkan sekali lagi, " Robben masih mencoba untuk menghalangi Hans untuk melakukan tindakan kriminal.

"Seharusnya kau kembali saja. Kau hanya menjadi masalah." Hans menjawab dengan wajah datar.

"Aku hanya peduli denganmu," Sahut Robben.

"Seharusnya kamu mendukungku agar impianku tercapai." Hans menanggapi ucapan sahabatnya.

"Ini sangat berbahaya, dude," Jawab Robben.

"Aku tidak peduli," Balas Hans yang bersiap untuk melakukan aksinya.

Ia melihat sebuah mobil pengantar bahan makanan, mendekat ke arah kawasan tersebut. Hans turun dari mobil dan bersembunyi di antara pepohonan di dekat pagar tinggi Mansion tersebut.

Robben hanya bisa mengikuti Hans di belakang dan terus memohon agar Hans mengurung niatnya.

Bagaimanapun mereka menginginkan keselamatan dan ketenangan. Namun entah, apa yang terjadi dengan sahabatnya ini. Sehingga ia lebih nekat melakukan hal ekstrim.

"Tetaplah di sini!" Pinta Hans kepada Robben.

"Tidak, aku tetap ingin ikut denganmu. " Robben bersikeras ingin ikut ke dalam Mansion.

"Robben!" Geram Hans. Pria itu tidak mungkin membahayakan sahabatnya sendiri.

"Aku tidak peduli," Sela Robben.

Pria berwajah sangar itu kini, bersiap untuk mengikuti Hans memasuki pintu di belakang mobil box yang berhenti sejenak. Beruntung, Hans memiliki kecepatan dalam bergerak. Hingga dengan mudah, mereka ikut dengan mobil box untuk menuju Mansion mewah itu.

Terpopuler

Comments

Syifanya

Syifanya

robben memang sahabat sejati hans..

2022-12-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!