bab 5

Hans masih terdiam di tempatnya dengan tatapan nanar penuh kesedihan. Tatapannya masih setia, kepada kekasihnya yang sekarang tega melukai perasaannya.

"Ambillah dan segera bawa dia pergi dari sini!" Sentak pria yang bersama kekasihnya dan melakukan adegan kemesraan di hadapannya.

Hans menatap lembaran dollar di tangannya sambil menitikkan air mata, sekali lagi ia menoleh kepada — Rosella yang masih dengan mimik wajah datar. Seakan-akan tidak mengenalnya.

"Bawa dia!" Pria berpenampilan rapi, memerintahkan kepada anak buahnya.

Hans pun segera ditarik paksa keluar dengan tatapan masih tertuju kepada Rosella yang kini dalam rangkulan pria lain.

"Lepaskan!" Pinta Hans. Ia berusaha melepaskan diri.

"Lepaskan, aku ingin bicara dengannya sebentar," lanjutnya dengan tatapan memohon.

"Lepaskan dia!" Seru Rosella. Membuat pria di sampingnya menautkan alisnya.

"Tunggu aku di mobil," bisik Rosella sambil meninggalkan kecupan di bibir pria itu.

Hans hanya bisa menundukkan kepala melihat, sikap hangat kekasihnya kepada pria tersebut.

Rosella memberikan kode kepada anak buah pria kaya untuk membawa Hans ke sebuah ruangan tertutup.

Dan kini Hans dan Rosella berada di sebuah ruangan kosong yang tidak terpakai. Para anak buah pria itu masih setia berada di luar pintu.

"Sayang!" Hans memanggil kekasihnya dengan nada bergetar. Wanita itu kini dalam posisi memunggunginya.

"Pergilah. Lupakan aku. Kita tidak seharusnya bersama." Rosella mengatakan sesuatu yang lagi-lagi membuat perasaan Hans terluka.

"Tidak!" Tolak Hans sambil menggelengkan kepalanya dan berjalan mendekati Rosella.

Hans ingin memeluk kekasihnya itu, namun dengan sengaja Rosella menghindar.

"Bagaimanapun kita tidak akan bisa bersama. Ada banyak perbedaan di antara kita," ungkap Rosella. Wajah wanita itu terlihat menahan sebuah gejolak emosi.

Hans hanya bisa menatap punggung Rosella dengan tatapan kekecewaan.

"Apa ini karena derajat dan status?" Tanya Hans lirih.

"Kau juga hanya akan menjadi benalu di keluarga kami," potong Rosella. Yang begitu mudahnya perkataan itu keluar dari mulutnya. Namun raut wajah begitu berbanding terbalik dengan apa yang ia utarakan.

"Apa kamu menyesal?" Tanya Hans dengan tersenyum getir.

"Sangat!" Sahut Rosella.

Hans tiba-tiba tertawa getir dengan air mata terus menetes, pria itu begitu terluka dan kecewa. Ternyata semua orang sama saja. Melihat seseorang dari harta dan kedudukan.

"Jangan temui aku lagi. Hubungan kita sudah cukup sampai disini. Seminggu lagi aku akan menikahi pria dari keluarga terkaya." Rosella menyampaikan kata-kata yang membuat perasaan Hans begitu terluka.

Hans bahkan menekan, dadanya yang terasa sesak dan perih. Apakah dirinya tidak berhak merasakan kebahagiaan? Hanya karena status yang dari kalangan rendah.

"Bisakah kau menungguku, aku bisa mengubah nasibku," pinta Hans dengan kata-kata tercekat.

"Aku mohon. Apa kamu lupa? Kalau aku begitu mencintaimu?" Lanjut Hans.

"Aku mohon!" Sekali lagi Hans memohon dan menjatuhkan tubuhnya di lantai dan berlutut.

Rosella menggenggam kedua telapak tangannya dan mencoba menahan segala gejolak emosinya. Sebisa mungkin, Rosella ingin Hans meninggalkan dirinya. Agar tidak terlalu terluka atas hinaan dan perlakuan kedua orang tuanya.

"Aku mohon, berikan aku kesempatan, sayang," Hans terus berlutut dan memohon.

"Aku mohon," Hans terus memohon cinta kepada wanita yang begitu amat dicintainya dengan nada getir tercekat.

"Maaf!" Hanya satu kata yang Rosella ucapkan dan segera berjalan keluar, meninggalkan Hans sendiri di sana. Tubuh pria itu bahkan berguncang hebat dan terisak pilu.

Hans tidak memperdulikan tanggapan seseorang terhadap dirinya yang mengatakan lemah dan pengecut.

Pria itu terus terisak, menangis pilu dengan begitu hebatnya. Cinta yang begitu ia jaga dan pertahankan, dipatahkan oleh berubah sikap sang kekasih.

Apa karena status rendah hingga ia tidak berhak mempertahankan kekasihnya. Kalau begitu, Hans akan meneruskan niatnya untuk menjadi seorang penjahat.

Pria itu menatap lantai dengan tajam. Wajahnya mengeras penuh dendam. Air mata juga keringat dingin kini menetes, membasahi lantai keramik mewah itu.

"Aku bersumpah, akan membuat kalian semua menyesal. Sudah membuatku terhina. Aku berjanji kepadamu, aku bisa membuat seluruh keluargamu hancur." Hans bersumpah dengan kesungguhan hati. Tatapan kesedihan kini berganti dendam.

Sudah cukup dirinya bersikap naif, hanya karena cinta. Hingga membuat harga dirinya terhina. Sudah cukup ia merendahkan harga diri kepada orang-orang yang berlaku semena-mena kepadanya, hanya karena status.

Hans bersumpah, akan membuat mereka yang sudah menghinanya bersujud di kedua kakinya.

Hans bangkit dengan wajah penuh dendam. Ia berjalan keluar dari ruangan itu dengan raut wajah datar.

Tanpa ia sadari, Rosella masih berada di sana. Tepatnya di luar ruangan dengan menangisi semua perkataan dan juga perilakunya terhadap Hans.

Rosella tidak bisa menyembunyikan perasaan sedih dan terluka. Setiap ia melontarkan kata-kata hinaan kepada Hans. Maka Rosella pun akan merasakannya juga.

"Maaf." Rosella berkata dengan lirih.

Terpopuler

Comments

Syifanya

Syifanya

sepertinya rosela melakukan itu agar hans bisa benci dan mlupakannya..

2022-12-24

1

Bilbina Shofie

Bilbina Shofie

terlalu lebay ..thoor zaman skrg cinta tpi bodoh

2022-12-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!