bab 11

Robben melemparkan sebuah kartu undangan kepada sahabatnya, yang sedang menikmati sore hari di balkon apartemen baru yang dimiliki sahabatnya itu dari, tutup mulut atas pergantian status hamba.

Hans menangkap kartu undangan itu dengan segera, ia menatap lama tulisan emas yang tertera di kartu berwarna silver itu.

Setelah itu, Hans melemparkan ke sembarang arah kartu mewah itu. Wajahnya begitu terlihat kesedihan juga kekecewaan.

Bagaimanapun, Hans begitu amat mencintai wanita itu dan hari ini adalah pesta pernikahan mantan kekasihnya.

"Kau akan datang?" Robben mengambil kembali undangan pernikahan mewah itu dan meletakkannya di atas meja.

Hans masih terdiam, namun mimik wajahnya terlukis jelas luka dan perasaan patah hati.

Pria yang kini berubah menjadi sosok gagah dan penuh wibawa dengan barang-barang merk dengan kualitas terbaik melekat di tubuhnya.

Hans menerawang jauh ke depan, apakah ia harus menghadiri pernikahan mantan kekasihnya itu atau ia harus menangisi kisah percintaannya yang kelam.

"Kalau kau ingin menghadirinya, sebaiknya bersiap lah!" Ujar Robben.

Pria itu juga kini berubah lebih rapi dan berbeda. Robben juga mendapatkan pekerjaan, sebagai asisten pribadi Hans, selama menjadi tuan muda pengganti.

"Aku harus menunjukkan kepada mereka sekarang, kalau aku bisa lebih tinggi dari status mereka."tatapan Hans begitu nyalang dengan bola mata yang kini berubah merah mengerikan.

"Kita lihat, bagaimana reaksi mereka saat aku menghujami mereka dengan uang," lanjut Hans sambil menampilkan senyum licik.

"Ck, lebih baik kau memberikan uang itu untuk keluargamu," sahut Robben, menyayangkan rencana Hans.

Hans menulikan ucapan sahabatnya dan lebih memilih meninggalkan apartemen Robben dan mendatangi suatu tempat.

Hans hanya, menggunakan bus kota untuk mendatangi sebuah bank negara. Ia akan mencairkan cek senilai fantastis yang diberikan oleh, pelayan setia pria koma tersebut.

Hans ikut menyebrangi jalanan bersama para pejalan kaki untuk mendatangi bank negara di depannya.

Pria itu hanya berpenampilan sederhana, dengan kaos polos dan jeans hitam yang warnanya sudah memudar, juga memakai alas kaki berupa sandal rumahan.

Semua orang tercengang melihat sosok pria yang menyerupai penampilan gelandangan, mendatangi bank sentral negara. Hanya orang-orang yang memiliki kekayaan mendunia bisa mendatangi kantor bertingkat itu.

"Anda mau kemana tuan?" Seorang penjaga keamanan di depan pintu gerbang, kantor bank tersebut, menahan langkah Hana.

"Aku ingin ke dalam, apa ada masalah?" Jawab Hans dengan alis menukik heran.

"Jelas saja salah!" Seru seorang pria dengan penampilan berkelasnya.

Hans memalingkan kepala ke asal suara dan ia bisa melihat saudara tiri kekasihnya juga bersama kekasihnya.

Hans hanya diam dengan tatapan tajam kepada pria di hadapannya itu. Pria yang selama ini selalu menghinanya.

"Wah, wah, wah. Apa gerangan yang membawa pria pecundang ini kesini?" Ujar pria itu dengan wajah mengecek.

"Mungkin, dia akan mengemis," sela kekasih pria itu yang penampilannya begitu seksi.

"Atau dia akan merampok, Bank ini!" Timpal pria sombong itu dengan ekspresi wajah di buat-buat terkejut.

Hans masih diam, wajahnya masih terlihat tidak terpengaruh dengan sikap diskriminasi pria di hadapannya ini.

"Hati-hati pak, dia bisa merampok bank ini," bisik pria yang bernama Ronald Frank. Pria yang merupakan putra ibu sambung — Rosella, mantan kekasih Hans.

Sang penjaga mulai menatap Hans dengan tatapan selidiki tajam, ia juga mulai berjalan mendekati, Hans.

"Saya hanya menyelesaikan keperluan, penting," sela Hans, ketika penjaga itu mulai memeriksa seluruh tubuh Hans.

"Cih, pria miskin sepertimu tidak akan berguna di sini. Apa kamu buta? Tidak bisa melihat, orang-orang yang lalu lalang mengenakan pakaian elite, sedang kau!" Ronald menatap Hans sinis dan terkekeh.

"Pria sampah!" Seloroh kekasih Ronald. Keduanya pun lalu tertawa puas. Bisa mengejek Hans.

Sementara Hans masih terdiam, biarlah kenyataan yang membungkam mulut mereka, Hans akan membuat kedua orang ini malu.

"Sebaiknya, anda tinggalkan tempat ini," pinta penjaga kantor bank tersebut, penjaga itu juga mendorong pundak Hans kasar, hingga tubuh pria yang dihina itu terdorong.

Ronald juga tidak ingin tinggal diam, ia menendang punggung Hans saat pria itu ingin membalikkan badannya.

Hans pun terjungkal ke depan dan wajahnya hampir saja mencium aspal.

Hans menajamkan tatapan matanya dengan wajah mulai mengeras, ia baru sadar, kini sebagai orang sedang menyaksikan dirinya diperlakukan hina.

"Pergi dari sini! Tempatmu bukan di sini, tapi di tempat sampah!" Teriak Ronald dan kembali tertawa. Sementara kekasihnya kini sibuk merekam perundungan yang dilakukan kekasihnya.

Hans bangkit dan melangkah begitu saja untuk mendekati pintu Bank, namun segera penjaga itu menahan tubuhnya.

"Hey, apa yang anda lakukan!" Pekik Hans kepada sang penjaga.

"Aku punya hak dan keperluan disini," sambung Hans dengan wajah sengit.

"Mereka benar, anda hanya pria gelandangan yang akan berbuat masalah disini," ujar sang penjaga dan menyeret tubuh Hans untuk keluar dari area bank.

"Anda akan menyesal," sentak Hans yang melawan dan melepaskan diri.

"Cih, kenapa dia harus menyesal? Dia bahkan berhak mendapatkan hadiah, karena mengusir pengemis sepertimu," ujar Ronald dengan wajah mencemooh.

"Aku ingin bertemu manajer kalian, aku sudah membuat janji dengannya," sela Hans. Meminta untuk bertemu dengan manajer bank.

"Sungguh, pria tidak tahu malu," ucap kekasih Ronald sinis.

"Dia orang penting dan sibuk, tidak akan bertemu pengemis sepertimu." Kembali Ronald mengucapkan kata-kata sarkas.

"TUTUP MULUTMU!" sentak Hans yang mulai jengah dengan kelakuan, saudara tiri mantan kekasihnya ini.

Ronald dan kekasihnya begitu terkejut, dengan perlawanan Hans. Pria itu pun merubah raut wajahnya menjadi marah dan bergegas mendekati Hans untuk memberikan pelajaran kepada pria itu.

"Kau sudah berani rupanya," ujar Ronald dan mulai melayangkan pukulannya di perut Hans.

Namun Hans bisa mengelak dan balik menyerang Ronald dengan memukul punggung Ronald saat pria itu sedang membungkukkan badannya.

Ronald tersungkur di atas aspal dengan wajah mencium jalanan di sana.

"Hey!" Kekasih Ronald tidak terima dengan perlakuan Hans, wanita itu pun ingin menampar wajah Hans, namun segera Hans menangkap tangan wanita itu dan kembali menampar, wajah cantik sang wanita di hadapannya.

Wanita itu ikut tersungkur di atas tubuh kekasihnya, merasakan tamparan kuat Hans yang membuat pipinya mendadak ngilu dan panas.

Hans kembali ingin melangkah masuk ke dalam Bank, namun lagi-lagi langkahnya terhenti.

"Aku ingin bertemu denganmu manajer kalian," ucap Hans dingin juga tatapan mencekam, ia menggunakan pribadi Rolex Dark Jill saat ini, hingga penjaga itu terlihat tercengang.

Tiba-tiba sebuah mobil sedan mewah memasuki halaman kantor tersebut, ia melewati Hans dan penjaga. Namun seketika mobil mewah itu berhenti dan seorang pria berpenampilan rapi keluar dari mobil, mendekati Hans.

"Tuan muda Jill!"

Sapaan pria itu, membuat sang penjaga, Ronald juga kekasihnya terkejut.

"Tuan muda?! Ujar Ronald dan wanitanya tidak percaya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!